Share

Bab 6 Rencana Jahat

Author: NACL
last update Last Updated: 2023-08-04 16:05:25

Claudya segera membungkuk merapikan semua barang-barang berjatuhan, dirinya seolah bersembunyi di balik tubuh tinggi menjulang seorang Arjuna Caldwell. Mendongak sedikit ke atas, Clau menelan air liur karena kedua tangan Bosnya terkepal kuat, guratan urat pada pergelangan tercetak jelas. Dalam hatinya berharap semua akan baik-baik saja, sebab Clau tidak ingin terjadi konflik apapun.

“Kau bantu dia membereskan semua!”

Perintah Arjuna kepada seorang petugas keamanan, membuyarkan lamunan Claudya. Ekor matanya tetap tak bisa lepas dari sepasang kaki bercelana panjang dan pantofel hitam itu. Bahkan Clau memasang telinga sebaik mungkin, demi mencuri dengar semua percakapan Arjuna.

“Cepat juga. Aku rasa pembahasan kita sudah selesai!” Arjuna naik pitam, pasalnya Andreas lebih dulu tiba di gedung Cwell Group tanpa membuat janji temu.

“Tentu saja aku harus cepat. Calon istriku menunggu.” Andreas memasukan satu tangan pada saku celana, lalu merapikan dasi dan rambut.

“Ck, ini kantor bukan biro jodoh.” Sindir Arjuna tersenyum miring, menyadari atensi Andreas tertuju pada wanita cantik di tengah lobi.

Alih-alih menanggapi pernyataan rival sekaligus rekan bisnis, Andreas memilih mengabaikan dan melangkah mantap menghampiri Claudya. Memerhatikan bagaimana pergerakan tangan itu meraih semua benda.

Pria itu nekat mencengkeram lengan dan menarik pinggul Clau hingga merapat padu tidak berjarak. Andreas menyeringai tepat di depan wajah manis Clau, lantas memiringkan kepala dan bergerak sedikit. Mengembuskan napas hangat pada daun telinga, berhasil membisikan sesuatu membuat Claudya melebarkan mata serta menggeleng pelan.

Selepas kegaduhan kecil, Andreas melenggang pergi tidak memedulikan suasana mencekam lobi Cwell Group. Terlebih antara Arjuna dan Claudya, keduanya bertatap selama beberapa detik. Dapat Clau lihat dari sorot manik abu-abu, bahwa masalah besar segera menimpa dirinya.

“Givano, cepat temui aku di ruangan!” Arjuna memutus kontak mata, memutar tubuh dan berjalan ke arah lift. Yakin bahwa Andreas telah membuat perangkap untuk Claudya.

“Tuan tunggu … Tuan! Tuan Caldwell!” Teriak Clau merasa perlu menjelaskan semua.

Sayangnya Arjuna enggan memberi kesempatan walau hanya setitik, segera menghilang di balik pintu besi. Meninggalkan Claudya sendirian di tengah prahara yang mengelilingi.

Selesai dengan segala pekerjaan di kantor, Clau bergegas kembali ke penthouse. Menyibukan diri dengan menghitung semua tabungan dan benda berharga milik laras. Ia menghela napas berat dan memijat pelipis lalu menyandarkan punggung pada ranjang.

“Gemana caranya terkumpul 150 Ribu Fs dalam waktu 2 kali 24 jam? Apa Tuan Lehman gila? Dia sendiri yang tiba-tiba maju dan memasang cincin, seharusnya bukan salahku karena benda itu hilang. Hah semakin rumit.”

Pandangan Claudya tertuju pada brankas kecil dalam lemari, seketika ia menggeleng cepat. Otaknya memaksa tetapi hatinya jelas-jelas menolak.

“Tidak mungkin menjual rumah peninggalan Ayah. Baru 1 minggu yang lalu aku tebus dari Bank.” Monolog Claudya mencoba berpikir menemukan solusi.

Berhubung malam ini Arjuna tidak kunjung pulang ke penthouse, terpaksa Clau nekat menemui Andreas di kediaman Lehman. Ia juga menolak memohon bantuan kepada suaminnya, karena uang yang diberikan Arjuna terlampau banyak. Clau enggan memiliki hutang terlalu besar, khawatir kian menjerat dirinya ketergantungan terhadap pertolongan Arjuna.

Sebelum Clau membuka suara, Andreas lebih dulu mnyerahkan surat perjanjian. Memaksa Clau mengambil salah satu pilihan diantara 2. Pelan-pelan Clau membaca setiap point tertuang di atas kertas. Ia terkekeh pelan, karena Andreas bukan memberi solusi melainkan masalah baru.

“Kalau aku tidak mau mengikuti cara Anda, bagaimana? Tuan tenang saja aku akan mencicil cincin itu.” Tegas Claudya meletakkan selembar kertas.

“Sampai kapan kau akan melunasinya? Aku tidak menerima pembayaran receh.” Andreas tergelak lalu mendekati Claudya. “Dengar Nona Stewart, kau hanya perlu meninggalkan Cwell Group dan berkerja bersamaku, maka semua hutangmu lunas, mudah kan manis?”

“Saya tidak tertarik Tuan.”

Menurut Clau, baik Arjuna atau Andreas sama-sama licik dan penuh siasat. Cukup sekali dirinya berurusan dengan salah satu orang itu.

“Kau mau aku laporankan ke polisi? Bagamaina nasib ibumu mengetahui putrinya masuk penjara?” Andreas menarik tangan Claudya.

Sejenak Clau terdiam memikirkan nasib ibunya, tetapi ia tersenyum lalu berkata “Lepas Tuan! Laporkan saja, saya tidak takut, karena itu bukan kesalahan saya.” Tegasnya berusaha melepas cekalan pada tangan.

Andreas mengeluarkan lendir dari dalam mulut, menghempas raga Clau ke atas sofa hingga tulang punggung terasa remuk. Melepas kancing kemeja dan ikat pinggang, menyeringai penuh damba. Membayangkan betapa elok kulit mulus seputih susu yang tersembunyi di balik serat kain.

“Apa susahnya Claudya menjadi milikku, hah?”

Jujur Clau ketakutan, apalagi Andreas berhasil mengungkung dan mengunci tubuhnya. Tidak memberikan sedikitpun ruang gerak, semakin mengikis jarak yang ada. Mengoyak pakaian Clau, sehingga bagian atas tersingkap dan menyisakan satu penutup saja.

Bertepatan dengan itu, pintu ruang tamu berdentam kuat memekakkan telinga. Engselnya pun hampir terlepas karena dibuka paksa oleh sosok bertubuh tinggi dan kekar. Sontak Andreas melepaskan Claudya dan menoleh kepada seseorang itu.

Hentakkan sepatu boots kulit menggema dalam ruangan, Arjuna Cladwell melempar satu koper kecil ke atas lantai. Lantas menghampiri Claudya, melepas jaket kulit yang melekat agar menutupi bagian tubuh sang istri.

“Ini peringatan pertama sekaligus terakhir! Jangan pernah mengganggu semua pegawaiku! Di koper itu uang tunai 150 Ribu Fs untuk membayar cincin murahan milikmu!”

“Tuan?” cicit Claudya menatap tidak percaya bahwa suaminya hadir tepat waktu.

Tanpa basa basi Arjuna merengkuh tubuh Claudya, membawanya pulang ke griya tawang. Dadanya brgemuruh hebat sebab Clau bertindak gegabah tidak memikirkan resiko yang mengincar.

Sementara Andreas membanting koper berisi uang hingga isinya tercecer berantakan. Menumpahkan emosi karena gagal menangkap ikan buruan. Tak lama gelak tawa terdengar menggelegar dari ruang tamu, sebab Andreas memiliki rencana kedua.

“Kita lihat saja Arjuna Caldwell. Aku pastikan Claudya pergi dan perusahaanmu hancur di tanganku.”

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jalmo Urip
bnuse ngapusi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 200 – S2: Bahagia - Tamat

    Setelah puas menikmati waktu berduaan di bibir pantai, Arjuna dan Clau bergegas kembali ke penginapan terapung. Hari semakin larut dan Arjuna teringat, istrinya belum menyantap makanan apapun. Penampilan Clau sangat berantakan, tidak mengenakan pakaian dalam, hanya kemeja biru kebesaran milik Arjuna. Berjalan tepat di balik punggung, melindungi dari tatapan pengunjung lain.Meskipun sepi Clau tetap tidak nyaman, berkeliaran hanya dengan sehelai pakaian saja. Alhasil tubuh Arjuna yang bertelanjang dada menjadi tameng.“Di sini sepi sayang, tidak ada siapapun. Mereka semua pasti sibuk dengan urusan masing-masing.” Arjuna terkekeh pelan.“Tapi … bagaimana kalau tiba-tiba ada yang keluar dari kamar? Aku malu Arjuna, kenapa melakukannya di luar?” Clau menunduk hingga menambrak punggung kekar sang suami.Ternyata Arjuna menghentikan langkah kaki. Mendengar penyesalan dari mulut Clau membuatnya tersenyum kecil, dan tidak tahan untuk melakukan kegiatan panas lagi. “Bukankah tadi kamu yang me

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 199 – S2: Jahil

    “Di mana Arjuna dan adik ipar? Kenapa dia lama sekali, jangan-jangan memilih menginap di villa? Ck dasar tidak kompak.” Geram Andreas.“Memangnya kenapa? Biarkan saja, mereka juga bisa datang ke sini sesuka hati, lokasi villanya tidak jauh.”“Tunggu! Dari mana kamu tahu kalau villa Arjuna jaraknya dekat? Apa kalian—“ pikiran Andreas melayang ke segala arah.Clara segera membungkam mulut suaminya, susah payah sebelah tangan bergerak. Ia tidak ingin membuka lembaran masa lalu, baginya sekarang hanya ada Andreas dalam hati bukan pria lain.Apalagi Clara dan Arjuna pernah menjalin kasih selama dua tahun. Dapat dipastikan jika keduanya bepergian berdua, begelung di atas ranjang dan saling menyebut mesra nama pasangan.Seketika wajah Andreas berubah merah padam. Dadanya bergemuruh, tangannya pun mengepal sempurna, isi kepalanya membayangkan hal itu.“Andreas sudahlah itu ‘kan masa lalu, aku juga tidak pernah mempermasalahkan kamu sering membayar wanita lain.” “Tapi Clara, itu beda! Aku mela

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 198 – S2: Sekarang Berbeda

    “Apa?” pekik Andreas dan Kevin.Keduanya langsung melirik ruang kamar yang cukup sempit. Benar yang dikatakan Arjuna, kamar asing milik Presdir Cwell. Akan tetapi Andreas menyadari sesuatu, mana mungkin Arjuna tidak menyewa presidential suite.“Ini bukan kamarmu!” Andreas melotot dan menunjuk ke segala arah.“Siapa yang melakukan ini?!” Arjuna geleng-geleng kepala membenarkan tanggapan sahabatnya.“Mungkin para istri yang membawa kita ke kamar karena mabuk.” Jawaban Kevin paling masuk akal.Segera Arjuna bangkit dari kasur, merapikan penampilan dan memandang jijik. Sungguh rasanya alergi satu ranjang bersama Andreas dan Kevin, ia melepas jas lalu membersihkan diri dari debu. “Hey, tidak perlu berlebihan!” Andreas berteriak di dalam kamar.“Aku tidak pernah satu ranjang dengan pria kecuali Daddy-ku. Kalian berani sekali! Jangan sampai kejadian ini terulang lagi. Mereka benar-benar meminta hukuman rupanya.” Arjuna mengepalkan tangan tidak sabar bertemu Clau.Arjuna melirik jam tangan, k

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 197 – S2: Tidur Bersama

    Setelah pesta pernikahan yang digelar sederhana hanya mengundang kerabat dekat, Kevin dan Brigitta memisahkan diri. Pasangan baru itu layaknya anak muda yang menikah dadakan, baik pria atau wanita sama-sama canggung.Sejak tadi, Brigitta selalu meremas tangannya. Bahkan kedua kaki tak kuasa berdiri sebab gemetaran, khawatir terjatuh. Begitupun dengan Kevin, memilih mengguyur diri di bawah air dingin, sebagai seorang pria tidak dipungkiri mengharapkan sesuatu.Namun, saat ini jauh berbeda. Suasana tegang belum menghilang, antara takut dan terharu. Setengah jam menghabiskan waktu di kamar mandi, Kevin keluar hanya mengenakan handuk putih. “Umm … Brigitta?” panggil Kevin dengan pemandangan menambah beban kegugupan.Rambut basah Kevin menggoda Brigitta, sayangnya wanita ini tak kuasa untuk bertindak lebih dulu. Cenderung menunggu aksi dari Kevin, layaknya seorang gadis yang baru merasakan indahnya jatuh cinta.“Ya, K-Kevin a-da apa?”“Boleh minta tolong ambilkan bajuku di tas?”“Oh, ya …t

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 196 – S2: Pasangan Baru

    Dua minggu kemudian.Hamparan bunga beraneka warna menghiasi ballroom hotel, pengantin pria sedang menanti calon istrinya. Kevin berdiri tegak, kemeja putih tertutup tuksedo hitam melekat sempurna pada tubuh atletis. Didampingi oleh Arjuna dan Andreas, lelaki itu mengalami ketegangan luar biasa. Usianya hampir menginjak 40 tahun tetapi tidak membuat Kevin tetap tenang. Apalagi semalam menerima kabar dari calon mertua, bahwa Brigitta demam.Ingin rasanya Kevin terbang ke rumah calon istri. Tetapi apa daya, dua sahabatnya ini menahan, mereka melarang Kevin bepergian, demi menjaga keamanan.“Kau bisa diam tidak?” Andreas mendengus di telinga Kevin.“Kenapa Brigitta belum datang?” pandangan Kevin selalu tertuju ke pintu utama.“Tenanglah! Brigitta baik-baik saja. Clau bilang mereka sebentar lagi tiba. Sabar sedikit, kalian sudah memiliki anak remaja tetapi seperti baru pertama kali merayakan cinta.” Cibir Arjuna mengepalkan tinju pada lengan sahabatnya.Ketiga pria itu berada di altar per

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 195 – S2: Terkejut

    “Umm … terima kasih Mom. Aku pikir Mommy sibuk, soalnya Daddy bilang kalau hari ini ada rapat penting.”“Daddy bohong! Mom tidak sibuk. Apapun demi Karen, Mom bangga sayang, kamu benar-benar hebat. Selamat ya berhasil menjadi juara dua, ini hadiah untuk Karen.”“Aku sayang Mommy. Wah, baju berenangnya bagus.” Karen memeluk Brigitta dari belakang, melingkarkan lengan ke dada ibunya.Pemandangan mengharukan bagi Kevin. Sebentar lagi keinginan Karen terwujud, setiap hari bisa melihat Brigitta, bahkan bermain bersama. Baik Kevin atau Brigitta sama-sama berkomitmen memberikan yang terbaik, mereka menebus hilangnya waktu di masa lalu.“Sekarang kita mau ke mana Dad? Boleh makan malam di luar?”“Iya, tapi ke salon dulu. Kita makan malam bersama kakek dan nenek.” Kevin tampak santai dan tak acuh.Sedangkan Brigitta dan Karen menegang, tidak menyangka pertemuan kurang dari tiga jam lagi. Brigitta menelan saliva, mencoba mengutarakan isi hati. Takut ayahnya bertindak sewenang-wenang, apalagi Kar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status