แชร์

Kedatangan Rachel

ผู้เขียน: Aldra_12
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-01 11:06:20

Di rumah sakit. Kedua orang tua Kai sedang mengobrol bersama.

“Menurutmu, bagaimana kalau kita jodohkan Kai saja?” tanya Eve seraya menatap pada suaminya yang sedang mengupas jeruk.

Kaivan menatap pada Eve yang begitu antusias menunggu jawaban darinya. Dia memberikan jeruk yang baru saja dikupas pada Eve, baru kemudian membalas pertanyaan istrinya itu.

“Untuk apa?”

“Kok untuk apa, ya biar Kai segera nikah. Kai sudah dewasa, sudah tiga puluh tahun, masa belum nikah. Bahkan punya pacar saja tidak,” balas Eve menjelaskan.

“Sama sepertiku,” ucap Kaivan dengan tenang.

“Ya, beda,” elak Eve, “sekarang aku merasakan apa yang dulu Ibu rasakan saat kamu belum-belum menikah,” ucap Eve lagi.

“Tapi akhirnya menikah juga,” balas Kaivan lagi.

Eve menghela napas kasar.

“Kamu jangan terlalu memikirkan soal jodoh Kai, kalau Kai sudah bertemu wanita yang disukai, dia pasti akan menikah,” ujar Kaivan menjelaskan.

“Tapi tetap saja, kapan? Jangan sampai Kai dibilang punya kelainan karena selama ini juga ti
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
jangan sampai Eve menjodohkan Kai sama Rachel ini...
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Menemui Anser

    Anna makan siang bersama Tian karena Kai pergi. Mereka sudah duduk di kantin bersama.“Apa kamu benar–benar menolak untuk mempublikasikan pernikahan kalian?” tanya Tian penasaran karena sampai saat ini hanya dirinya yang tahu kalau Kai sudah menikah.Anna tersenyum masam. “Itu tidak penting.”Tian melihat Anna yang terlihat seperti kecewa. Tidak tahu bagaimana hubungan Kai dan Anna jika di rumah, karena di kantor pun keduanya seperti mengenal sebagai atasan dan bawahan saja.“Apa kamu tidak ada rasa pada Pak Kai?” tanya Tian hati-hati.Anna terkesiap. Dia menatap pada Tian tanpa bisa menjawab pertanyaan pria itu.Saat kecanggungan melanda. Ponsel Anna berdering hingga mengalihkan fokus Anna ke benda pipih itu.[Apa kamu di perusahaan? Aku ada di lobi kantormu. Anser.]Anna terkejut. Kenapa pria itu tiba-tiba menghubungi dan mencarinya?“Ada apa?” tanya Tian saat melihat Anna terkejut.“Ah … itu. Aku mau menemui temanku di lobi sebentar, boleh ‘kan?” tanya Anna karena Tian yang bertang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-01
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Kenapa Bukan Anna?

    Kai dan Rachel sudah berada di kamar inap Eve. “Bagaimana kondisi Mami hari ini?” tanya Kai saat menemui Eve.“Sudah lebih baik. Kalau tidak ada masalah, besok sudah boleh pulang,” jawab Eve.Kai bernapas lega mendengar kabar itu. Eve melirik ke belakang punggung Kai. Dia kemudian menatap pada putranya dengan tatapan seolah melontarkan pertanyaan siapa wanita yang datang bersama Kai.“Oh, ini Rachel. Mami pernah bertemu dengannya beberapa kali saat ikut pesta,” ujar Kai memperkenalkan Rachel.“Begitu, pantas tidak asing,” balas Eve.Rachel mendekat, lalu menyapa wanita itu.“Bagaimana kondisi Bibi?” tanya Rachel dengan sopan.“Sudah lebih baik, terima kasih sudah datang,” balas Eve lalu melirik pada Kai yang berdiri di samping Queen.Rachel bersikap manis di hadapan Eve, bahkan menunjukkan kalau dia sangat perhatian pada wanita itu.“Bibi mau makan buah? Biar aku kupaskan,” kata Rachel seraya mengambil jeruk yang ada di meja.“Terima kasih,” balas Eve.Queen juga datang menjenguk sa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-02
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Ternyata Menggemaskan

    Kai langsung pergi ke ruang kerja setelah sampai di perusahaan. Saat masuk ruang kerja. Kai melihat Anna yang sedang merapikan meja. Kai berjalan menuju mejanya, saat itu tatapan matanya malah tertuju pada kotak makanan yang ada di meja tamu. Dia langsung menatap pada Anna.“Anda sudah datang,” ucap Anna bersikap seperti biasanya. “Apa Anda sudah makan?” tanya Anna berbasa-basi meski dia menebak kalau Kai pasti sudah makan bersama wanita tadi.Bukannya menjawab pertanyaan Anna. Kai malah bertanya, “Kamu belum makan?”Anna terkesiap.“Kenapa makanannya masih utuh? Apa yang kamu lakukan sejak tadi sampai belum makan?” tanya Kai menyelidik.Anna langsung mengalihkan pandangan pada makanan yang ada di meja. Dia langsung paham dengan maksud ucapan Kai.“Aku sudah makan, sedangkan makanan itu tadi dibawakan temanku. Aku belum memakannya lagi karena masih kenyang,” jawab Anna menjelaskan.Dahi Kai berkerut. Dia memandang makanan itu lagi, lalu bertanya, “Teman mana?”“Anser,” jawab Anna pol

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-02
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Sedikit Menjelaskan

    Anna melihat ekspresi wajah Kai yang terlihat tidak senang. Jika dia salah bicara, bisa-bisa jadi masalah lagi.“Aku mau bertemu Bella. Temanku yang waktu itu, kami hanya mau jalan-jalan,” ujar Anna menjelaskan.Lagi pula dia tidak sepenuhnya bohong, kan? Dia memang akan pergi dengan Bella juga. Hanya saja Anna tidak menyebutkan Anser, takut jika Kai tidak senang.Kai diam sesaat seraya menatap pada Anna, lalu membalas, “Pergilah.”Anna langsung melebarkan senyum. “Terima kasih.”Meski ekspresi wajahnya datar, tapi dalam hati Kai senang melihat Anna begitu bahagia.“Lain kali, jangan menerima makanan dari orang lain.” Anna terkesiap.“Iya, tadi aku sudah bilang tidak akan menerima makanan dari orang lain kalau kamu tidak mengizinkan,” balas Anna.Kai melirik pada Anna, lalu kembali melanjutkan makan.**Saat sore hari. Anna sudah merapikan meja Kai dan siap untuk pulang.“Kamu pulang bersama sopir,” kata Kai.Anna langsung menatap pada Kai.“Anda tidak pulang bersama kami?” tanya Ann

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-03
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Pisang Suka Pisang?

    Di rumah sakit. Queen sudah ada di sana setelah pulang dari perusahaan, sedangkan ayahnya sedang keluar karena ada keperluan.“Kamu dari perusahaan langsung ke sini?” tanya Eve.“Iyalah, Mami. Lihat, aku masih pakai baju kerja,” jawab Queen seraya menunjukkan pakaian yang dipakainya.Eve tersenyum kecil.“Padahal kamu bisa pulang dulu, mandi, ganti baju. Malah langsung ke sini,” ujar Eve.Queen melebarkan senyum, lalu berkata, “Ini tandanya aku sangat sayang Mami. Jadi aku ingin segera di sini biar bisa menjaga Mami.”“Sekarang kamu pandai menggombal,” balas Eve seraya menatap lucu pada putrinya itu.Queen hanya tertawa kecil.“Oh ya, mami mau tanya,” ucap Eve.“Tanya saja, yang penting tidak tanya kapan aku nikah,” seloroh Queen.Eve menggeleng pelan, lalu berkata, “Mami mau tanya soal kakakmu.”Queen langsung menatap pada sang mami. Dia menarik kursi, lalu duduk di samping ranjang seraya menatap antusias.“Mami mau tanya soal apa?” tanya Queen.“Apa kakakmu sedang menjalin hubungan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-03
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bukan Gay

    Eve menatap curiga pada Kai. Kenapa putranya itu terus menghindari pertanyaan darinya, seolah Kai tidak pernah berminat sama sekali dengan hal-hal yang berbau pernikahan dan wanita.Ibu mana yang tidak cemas dengan hal ini.“Kai, jangan sampai kamu punya kelainan apalagi gay. Mami tidak rela, Kai.” Eve menatap nanar. Dia sedih kalau putranya mengalami hal itu.Eve tak pernah bisa membayangkan kalau Kai hidup di jalan yang salah. Dia pasti akan merasa menjadi ibu yang gagal.Kai sangat terkejut. Dia langsung menatap pada sang mami yang bola matanya sudah berkaca-kaca.“Astaga, Mami. Bagaimana bisa Mami berkata seperti itu?” Kai menanggapi kepanikan Eve dengan tenang.Melihat Kai yang bersikap tenang dan seperti tak merasa bersalah karena sudah membuat Eve cemas, malah membuat wanita itu kesal.“Ya, bagaimana mami tidak seperti itu? Kamu selalu menghindari pembahasan soal wanita. Kamu juga tidak pernah dekat dengan wanita mana pun. Bahkan pacaran saja tidak. Coba ingat, kapan kamu perna

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-04
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Mendadak Senang

    Anna baru saja keluar dari kamar mandi. Dia berjalan ke ranjang untuk beristirahat. Saat sudah menarik selimut, Anna melihat ponselnya berdering. “Pak Kai?” Anna segera menjawab panggilan itu karena takut jika Kai menghubunginya karena ada keperluan penting.“Halo.” Anna menyapa begitu ponsel menyentuh telinga. “Apa Anda membutuhkan sesuatu?” tanya Anna dengan sigap.Anna menunggu suara dari seberang panggilan, tapi kenapa sangat hening? Apa Kai salah menghubungi atau tak sengaja menghubungi? Dahi Anna berkerut samar.Di rumah sakit. Kai sangat panik mendengar suara Anna. Dia memandang ponselnya seraya melipat bibir.‘Bagaimana ini? Haruskah kujawab?’ batin Kai ragu.Namun, panggilan itu sudah terlanjur terhubung. Jika tiba-tiba saja Kai mengakhiri panggilan itu, dia yakin kalau Anna akan salah paham padanya.Kai menoleh ke ranjang. Dia melihat Eve yang masih tertidur pulas, hingga akhirnya Kai mulai bicara.“Tidak ada. Aku hanya mau memastikan apakah kamu sudah beristirahat.”Kai t

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-04
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Mulai Menghangat

    Keesokan harinya. Anna sudah bangun pagi dan sibuk di dapur. Semalaman dia tidak bisa tidur dengan tenang karena takut bangun kesiangan dan tidak bisa membuatkan sup iga yang Kai inginkan, sehingga pagi ini saat membuka mata, Anna langsung bangun meski hari masih agak gelap.Anna sudah meracik bahan dan sedang mengolahnya, berharap saat Kai datang, masakannya sudah siap.Namun, ternyata Kai pulang lebih awal. Saat masuk rumah, Kai mendengar suara aktivitas di dapur, membuatnya pergi ke sana dan mendapati Anna yang sedang sibuk memasak.Kai tersenyum kecil. Dia tidak menyangka Anna sangat antusias memasak makanan untuknya, padahal ini masih gelap.“Ini masih gelap dan kamu sudah sibuk di dapur.”Suara Kai mengejutkan Anna. Dia melihat istrinya itu sampai bergedik sebelum menoleh ke arahnya.“Anda sudah pulang.” Anna tersenyum meski sebelumnya benar-benar terkejut. “Aku pikir Anda masih pulang agak nanti, apalagi ini masih agak gelap,” ucap Anna untuk menutupi keterkejutannya.Kai tidak

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-05

บทล่าสุด

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Tak Seperti Yang Dipikirkan

    Alex menipiskan senyum.“Apa kamu sedang besar kepala?”Rania mengerutkan alis. Dia melihat Alex mengulurkan tangan, Rania pikir Alex hendak menyentuhnya, tapi ternyata pria itu mencolek meja, lalu mengusap telunjuk dengan jempol.“Belum bersih,” kata Alex lalu melirik tajam pada Rania, “bersihkan ulang,” perintahnya kemudian.Setelahnya, Alex sedikit mundur dari Rania tapi tatapannya terus tertuju pada wanita itu. Dia lagi-lagi tersenyum miring, lalu pergi ke sofa.Rania menghela napas lega. Dia melirik pada Alex yang sekarang berjalan santai menuju sofa. Pria ini, benar-benar ingin mengerjainya setiap hari.**Saat jam istirahat, Rania pergi ke rooftop lagi untuk melepas beban yang dipikulnya. Dia menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan kasar berulang kali.“Kamu di sini lagi.”Rania terkejut. Dia menoleh dan melihat Arion datang menghampirinya.“Tidak makan siang lagi?” tanya Arion sambil menatap pada Rania.Rania tidak menjawab, lalu melihat Arion mengulurkan roti.“Makanlah,

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Mengerjai

    Setelah selesai memilah jagung dan memastikan tidak ada satu pun yang tertinggal. Rania mendorong tempat makan ke hadapan Alex lagi.“Itu sudah semua saya pisah, apa ada lagi yang Anda perlukan?” tanya Rania dengan nada malas.Rania melirik pada Alex, pria itu membuat gerakan mengusir menggunakan tangan. Ekspresi wajah Rania begitu masam, pria di depannya ini benar-benar sombong.Rania segera bangun, lalu dia pergi dari ruangan itu sebelum semakin kesal melihat sikap Alex.Alex tersenyum tipis melihat Rania kesal. Dia memandang salad yang ada di meja, lalu mengambil alat makan dan mulai menyantap salad miliknya.Dia juga mengambil jagung yang tadi dipisah oleh Rania. Bukannya Alex tak suka, dia hanya ingin mengerjai wanita itu.“Dasar terlalu lugu,” gumam Alex lalu kembali memasukkan suapan ke mulut.**Saat sore hari. Rania membuat patahan leher dan memijat pundaknya. Akhirnya sehari ini bisa dia lalui dengan baik meskipun harus ada drama mengurus atasannya yang memberi perintah tak

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Banyak Sabar

    Setelah jam istirahat usai. Rania kembali ke divisi untuk mulai bekerja lagi. Saat baru saja sampai di pantry, Rania terkejut melihat lampu merah menyala.“Sepertinya hari ini Pak Alex berulang kali memanggil,” gumam Herman.Rania menatap lampu itu terus berkedip. Mau tidak mau dia harus pergi ke ruangan Alex untuk melihat, apalagi yang pria itu inginkan.Rania mengetuk pintu ruangan Alex, lalu dia masuk dan melihat Alex duduk di sofa sambil menyapukan jari di atas tablet pintar.“Anda butuh sesuatu, Pak?” tanya Rania tetap sopan meski jiwanya ingin memberontak.“Bersihkan mejaku!” perintah Alex.Rania menoleh ke meja Alex, alangkah terkejutnya dia melihat meja Alex yang sangat berantakan.Berkas-berkas dibiarkan tergeletak begitu saja tak tertatap rapi, lalu ada tumpangan kopi yang dibiarkan sampai agak mengering.Rania benar-benar harus bersabar. Dia berjalan ke arah meja untuk mulai membersihkan, tetapi Alex kembali berkata.“Bersihkan sampai benar-benar bersih. Jika tidak, kamu ti

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Bertahanlah

    Rania memandang pada Alex, lalu tatapannya tertuju pada kertas dan pulpen yang berserakan di lantai.“Pungut semua!” perintah Alex.Rania tidak bisa mengelak karena sekarang bekerja untuk Alex. Dia berjalan mendekat lalu berjongkok di sisi kertas-kertas berserakan dan meletakkan nampan di lantai, setelahnya dia memunguti satu persatu kertas itu.Tanpa diduga, Alex ikut berjongkok, tapi bukan untuk membantu Rania memunguti kertas itu, melainkan untuk memberikan senyum ejekan pada wanita yang sudah menolaknya.“Tidak disangka, kamu menolak kerja di rumahku tapi malah bekerja di perusahaanku,” cibir Alex.Rania terdiam sesaat. Dia tak membalas atau menatap pada Alex. Rania fokus memunguti kertas-kertas itu, setelah selesai dia segera berdiri lalu meletakkan semua kertas itu di meja.“Apa kamu pikir harimu akan tenang dengan bekerja di sini?” Alex sudah berdiri dan kini menatap tajam pada Rania.Rania masih menurunkan pandangan, lalu berkata, “Jika sudah tidak ada yang perlu saya lakukan,

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Akan Sulit

    Rania benar-benar panik luar biasa melihat pria yang kini menatapnya dengan ekspresi wajah dingin. Dia masih mematung di tempatnya, sampai salah satu teman OB-nya menarik lengan Rania agar menyingkir dari jalan.“Selamat pagi, Pak.” Dua OB lain langsung membungkuk pada Alex dan Arion yang baru saja keluar dari lift.Alex berjalan dengan ekspresi wajah dingin tanpa menoleh Rania sama sekali, sedangkan Arion melirik pada Rania. Jadi, ini OB baru yang kemarin dipermasalahkan oleh atasannya itu.Rania masih bergeming dengan perasaan campur aduk. Di hari pertamanya bekerja, kenapa dia bertemu dengan pria yang membuat hidupnya kacau.“Siapa dia?” tanya Rania menoleh pada teman kerjanya.“Itu tuh, Pak Alex. Dia cucu pemilik perusahaan ini dan direktur di sini. Ya, meski dia masih direktur, tapi katanya sebentar lagi akan diangkat jadi presdir karena kemampuannya memimpin perusahaan,” jawab Herman–OB teman Rania.Rania merasakan jantungnya berdegup sangat cepat. Jadi, dia bekerja untuk pria b

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Ternyata

    Rania pergi ke rumah sakit dengan perasaan lega. Dengan bekerja di perusahaan itu, Rania bisa mendapatkan uang lebih banyak di siang hari dan bisa menjaga Abi saat malam hari.Rania berjalan di koridor rumah sakit menuju ruang inap Abi. Saat hampir sampai di kamar sang putra, Rania melihat dokter dan perawat masuk ke ruangan sang putra dengan sangat terburu-buru.Tentu saja hal itu membuat Rania sangat panik. Dia segera berlari ke kamar Abi, saat masuk sudah melihat dokter sedang menangani putranya.“Apa yang terjadi pada anakku?” tanya Rania sangat panik.“Kondisi Abi baru saja drop, Bu. Dokter sedang mengecek dan memberikan penanganan yang tepat,” jawab perawat.Rania menutup mulut dengan kedua telapak tangan. Dia benar-benar ketakutan dan panik jika terjadi sesuatu dengan Abi.“Kumohon, Abi. Mama akan mengusahakan kesembuhanmu, tolong jangan terjadi apa-apa padamu, Sayang.”Rania terus memandang dokter yang sedang mengecek kondisi Abi. Bola matanya sudah berkaca-kaca, ketakutan memb

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Diterima tapi Hampir Dipecat

    Hari berikutnya. Rania pergi ke perusahaan tempat Silvi bekerja. Dia datang lebih awal dan bertemu dengan Silvi yang ternyata menunggunya di depan perusahaan.“Syukurlah kamu datang awal,” ucap Silvi lalu menengok ke arloji yang melingkar di pergelangan tangan.“Aku tidak mungkin mengecewakanmu. Kamu sudah sejauh ini mau membantuku, jadi aku harus berjuang,” balas Rania.Silvi tersenyum lebar, lalu dia mengajak Anna segera masuk ke perusahaan karena kepala HRD ternyata sudah datang.Mereka masuk ke ruang HRD, lalu Silvi meninggalkan Rania bersama kepala HRD agar bisa diwawancarai.Rania memberikan surat lamarannya. Dia berdiri di depan meja kepala HRD sambil menunggu wanita itu membaca surat lamarannya.“Ternyata kamu sudah banyak pengalaman kerja di usiamu sekarang,” kata kepala HRD.Rania tersenyum dan mengangguk. “Iya, dan saya ahli menjadi cleaning service.”Kepala HRD tersenyum. “Terakhir kali kamu menjadi petugas kebersihan di klub malam, kenapa kamu keluar? Apa gajinya tidak mu

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Merasa Terhina

    Alex berada di ruangannya menandatangani berkas-berkas yang bertumpuk di meja. Dia tidak fokus dalam bekerja, sampai beberapa kali membaca ulang berkas yang diserahkan padanya.“Apa ada masalah, Pak?” tanya Arion–sekretaris Alex.Alex melirik pada Arion, tapi tidak menjawab pertanyaan sekretarisnya itu. Dia segera membubuhkan tanda tangan, lalu menyerahkan berkas yang ditunggu oleh sekretarisnya itu.“Mana lagi yang butuh diserahkan hari ini?” tanya Alex sambil menatap satu persatu berkas yang ada di meja.“Stopmap merah, Pak,” jawab Arion sambil menunjuk ke stopmap yang dimaksud.Alex segera mengambil lalu membuka stopmap itu dan menandatangani berkas di dalamnya.Arion mengamati atasannya itu, sikap Alex beberapa hari ini memang sangat aneh. Jika mudah emosi itu sudah biasa, yang tak biasa itu karena Alex sering sekali melamun bahkan tidak fokus saat menghadiri rapat.Setelah Arion pergi dari ruangan Alex. Alex meletakkan pulpen yang dipegang lalu sedikit melonggarkan dasi yang tera

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Mendapat Bantuan

    Saat sore hari. Anna duduk di teras sedang makan camilan bersama Stefanie. Dia terlihat sangat bahagia, di masa kehamilan bisa bersama orang-orang yang menyayangi dan memberinya banyak perhatian.“Suamimu pulang,” ucap Stefanie saat melihat mobil Kai memasuki halaman rumah.Anna tersenyum lebar, dia kembali memasukkan potongan semangka ke mulut lalu berdiri untuk menghampiri suaminya.Kai turun dari mobil yang baru saja terparkir sempurna di depan garasi mobil. Dia membuka bagasi mobil, lalu mengambil sesuatu dari dalam sana.Anna mengamati apa yang Kai bawa, suaminya membawa satu kantong plastik besar.“Itu apa?” tanya Anna penasaran.“Pesananmu,” jawab Kai lalu membuka plastik itu agar Anna melihat isinya.Mata Anna berbinar. Dia langsung mengambil kantong plastik berisi banyak mangga muda itu dari tangan Kai.“Terima kasih.” Anna mencium pipi Kai, lalu pergi meninggalkan suaminya tanpa mengajaknya masuk.Kai terkejut, bisa-bisanya dia diabaikan karena mangga muda.“Anna! Hati-hati

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status