Share

Kontrak Perjanjian

Author: Ms. Bloomwood
last update Last Updated: 2022-08-05 00:28:53

"Ikut aku," kata Nicholas dingin.

"Aku tidak datang ke sini untukmu," kata Rachel singkat, ia berjalan menjauh dari Nicholas sambil mengepalkan tangannya erat-erat, sebaiknya ia membatalkan niatnya.

"Kau yakin akan terus bertingkah seperti itu? Aku tahu kau membutuhkan uang cepat, ayolah, jangan terus bersikap kekanak-kanakan, itu tidak akan menyelesaikan masalahmu," gumam Nicholas santai, tangannya terulur untuk menarik tangan Rachel dan membawanya masuk ke dalam gedung apartemen.

Rachel menggigit bibirnya, berpikir dengan keras tentang solusi yang mungkin bisa menyelesaikan masalahnya. 'Astaga! Aku benar-benar tidak punya pilihan!' ocehnya dalam tanpa suara.

"Lepaskan tanganku! Aku lapar, beri aku makanan!" seru Rachel akhirnya. Ia berbalik badan dan berjalan ke lobi apartemen dengan Nicholas berjalan di belakangnya menahan tawanya.

Semua orang mengangguk dan tersenyum sopan saat mereka berjalan melintasi lobi. Yah, tentu saja, bagaimana tidak, ia sedang berjalan dengan pemilik gedung! Lalu tiba-tiba ia berhenti di tengah jalan, mengejutkan Nicholas yang juga berhenti di belakangnya. "Ada apa?" tanyanya dengan satu alis terangkat.

"Aku ingin makan di restoran itu, kudengar mereka punya steak yang enak, kau akan mentraktirku kan?" katanya dengan wajah kesal karena teringat tagihan rumah sakit yang harus ia bayar sebelumnya.

"Tergantung!" Nicholas mengangkat bahu.

"Tergantung apanya?" Rachel mulai marah.

"Tergantung jawabanmu, kalau kau masih menolak tentu kau harus membayar semuanya sendiri, ah aku butuh smoothie!" Nicholas meregangkan tangannya sambil berjalan di depan Rachel menuju Restoran Italia yang terletak di lantai pertama gedung itu.

Rachel mendengus kesal, ia menghentakkan kakinya sekali sambil mengepalkan tinjunya. Jika bukan karena sertifikat rumah sialan itu, ia akan memilih untuk pergi daripada bersama dengan miliarder gila itu. Dari kejauhan, ia melihat Nicholas yang sedang duduk santai sambil menyantap croissant hangat. Rachel tersenyum licik lalu berjalan ke arahnya dengan wajah masam.

"Permisi!" ia melambaikan tangannya pada pelayan dan duduk di kursi di sebelah Nicholas yang tidak terganggu dan terus mengunyah rotinya dengan penuh kenikmatan. Ia melirik menu dan memesan makanan yang paling mahal. Kemudian ia mengambil keranjang Croissant dari Nicholas dan memakannya dalam satu kali suap.

"Jika kau sudah menjadi istriku, kau tidak boleh senorak ini," gumam Nicholas, tangannya sibuk menuangkan San Pellegrino ke dalam gelas.

"Oh, terserahlah! Pertama, kau harus menjelaskan kepadaku mengapa kau memilihku untuk menjadi istri sementaramu?" Rachel bertanya, mengambil croissant lagi dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Aku tidak harus menjawabnya dan itu ada dalam kontrak," kata Nicholas acuh tak acuh.

"Apa?!" Rachel berusaha menahan diri untuk tidak mengutuk. Ia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.

"Oke terserah kamu, kalau begitu kenapa aku?" ia bertanya, menghindari tatapan Nicholas karena setiap kali ia menatap matanya ia akan teringat apa yang mereka lakukan tadi malam, ciuman, sentuhan...

"Kenapa kau? Well, kau sangat membutuhkan uang dan aku pikir kau bukan tipe orang yang bisa jatuh cinta dengan mudah, karena itu adalah hal yang sangar aku hindari, aku tidak ingin istri kontrak-ku untuk jatuh cinta padaku dan aku juga tidak ingin jatuh cinta kepadanya," jawab Nicholas santai.

Rachel ternganga, lalu dia tertawa terbahak-bahak, "Apakah menurutmu seseorang akan jatuh cinta dengan orang menyebalkan sepertimu? Percayalah, tapi tidak ada yang akan jatuh cinta kepadamu! Kalaupun ada wanita yang ingin bersamamu, itu pasti hanya karena kau punya banyak uang!" oceh Rachel, entah kenapa ia merasa sangat kesal karena secara tidak langsung Nicholas mengatakan bahwa ia memilihnya karena ia tidak pantas untuk dicintai.

"Mengapa kau begitu marah? Apakah kau mengharapkan aku untuk menjawab bahwa aku memilihmu karena aku menyukaimu?" goda Nicholas, setengah tersenyum. Wajah Rachel memerah karena apa yang dikatakan Nicholas sangat benar, ia memang mengharapkan jawaban itu. "Oh kau terlalu banyak berkhayal, dengar baik-baik! Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu! Tidak akan pernah! Bahkan jika hanya ada kau dan aku di dunia ini! Ingat itu baik-baik!" katanya sambil mengarahkan jari telunjuknya ke wajah Nicholas.

Nicholas mendengus tertawa, ia mengangkat bahu, "Itu keren! Aku merasa aman sekarang! Terima kasih! Sungguh melegakan..." katanya dengan menyebalkan. Rachel mengepalkan tinjunya, ia tidak percaya bahwa ia kehilangan keperawanannya karena sosiopat itu. Tak lama makanannya tiba, sepiring Ribeye Steak dengan truffle Potato Gratin.

Ia memotong steaknya, lalu dalam satu kali suapan, suasana hatinya berubah seketika. Semuanya menjadi lebih baik ketika lidahnya dimanjakan oleh makanan lezat. Ia menutup matanya, "Ya Tuhan! Ini sangat enak..." gumamnya seolah-olah tidak ada yang terjadi antara ia dan Nicholas sebelumnya.

"Kau benar-benar aneh, jadi bagaimana menurutmu? Apakah kau setuju dengan tawaranku?" Nicholas bertanya sambil menyingkirkan gelas smoothie pisangnya yang kosong. Rachel menghentikan tangannya yang sedang memotong steak, kembali ke dunia nyata. Ia menatap Nicholas dengan wajah berpikir.

"Pada dasarnya aku setuju tapi aku ingin membaca ulang semua isi kontrak, aku tidak akan tahu jika kau memasukkan hal-hal aneh di sana seperti aku harus bercinta denganmu atau apa," gumamnya serius.

Nicholas mendengus, "Kau pikir aku gila atau apa!" katanya sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya, tidak dapat memahami apa yang sedang dipikirkan oleh wanita unik di depannya itu. Lalu matanya tertuju pada dahi Rachel yang memar dan terluka, "Bagaimana keningmu? Tidak ada yang serius kan?" ia bertanya dengan acuh tak acuh.

"Kenapa kau peduli? Kau bahkan tidak membayar biaya rumah sakitku!" jawab Rachel dengan kesal. Nicholas mengangkat bahu, "Kau orang asing bagiku, mengapa aku harus menghabiskan uang untuk kesalahanmu sendiri? Tidak ada yang menyuruhmu membenturkan kepalamu ke gelas keramik bodoh itu," katanya, melambaikan tangannya ke pelayan, meminta bill.

"Yang benar saja!" Rachel memutar bola matanya, ia tidak percaya ia bertemu dengan makhluk paling menjijikkan abad ini.

"Kau mau kemana?! Aku belum selesai dengan steakku!" Rachel berteriak kesal saat melihat Nicholas bangkit dan berjalan pergi.

"Kau tidak akan memakan piringnya kan?" Nicholas berkata, matanya tertuju pada piring Rachel yang benar-benar kosong.

Rachel, yang sedang mengeruk saus jamur truffle dengan garpunya, segera berhenti, wajahnya merah karena malu. "Bajingan tengik!" ia mendesis dengan kesal. Saat ia sedang mengambil tasnya dan hendak mengikuti Nicholas ke dalam lift, seseorang menghentikannya.

"Rachel Clarke!"

Ia berbalik badan dan menemukan Trey Cole, berdiri dan tersenyum padanya. Trey adalah satu-satunya pria yang pernah pernah membuatnya jatuh cinta sejak ia duduk di bangku kuliah. Tubuh Rachel membeku karena terlalu gugup. Namun tiba-tiba seseorang meraih pergelangan tangannya, "Sayang, kenapa kau lama sekali, ayo kita pergi!"

"Apa kau bilang? Sayang?!" bisik Rachel sambil mendelik menatap Nicholas yang berdiri di sebelahnya, menyeringai dengan tatapannya yang menyebalkan. 

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Ending

    Beberapa minggu kemudian,"Aku tidak percaya diri dengan tubuhku..." bisik Rachel ketika Nicholas mencoba membuka resleting gaunnya. "Jangan merasa seperti itu, kau wanita paling seksi yang pernah kukenal dalam hidupku..." kata Nicholas, mencium bagian belakang lehernya. Gaun Rachel jatuh ke lantai, hanya menyisakan bra dan celana dalam. Dia memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan bibir Nicholas di kulitnya.Dia mengangkatnya dan membaringkannya di tempat tidur dengan lembut. "Kau hanya perlu berbaring dengan santai, aku akan melakukan segalanya..." gumam Nicholas dan mulai menurunkan celana dalam Rachel. "Jangan masuk ke sana, aku tidak ingin kita menyakiti bayi itu," kata Rachel saat Nicholas mulai membenamkan wajahnya di antara pahanya. Nicholas mendongak, dia tersenyum, "Apakah kau merasa tidak nyaman? Maksudku tidak apa-apa, kita bisa melakukannya lain kali?" katanya Nicholas dengan ringan.Rachel berdeham, pipinya memerah, "Entahlah, aku hanya, kau tahu kehamilan ini adalah s

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   The Real Wedding

    "Rach, haruskah kau membeli sebanyak itu?" kata Nicholas, menatap tumpukan makanan yang dijejalkan Rachel ke dalam bagasi mobil."Julia pasti punya banyak teman di sel nya, bagaimana kita bisa membawanya hanya sedikit makanan? Kau benar-benar pelit!" celoteh Rachel setengah bercanda."Jadi sekarang kau teman dekat Julia atau apa? Kenapa kau begitu peduli padanya padahal dia pernah membahayakan nyawamu," gertak Nicholas saat mengemudikan mobilnya ke Pulau Rikers."Dia sudah bilang maaf, setiap orang selalu punya kesempatan kedua," kata Rachel acuh tak acuh. Dia membuka keripik kentang dan sibuk memasukkannya ke dalam mulutnya.Nicholas tersenyum bangga pada wanita yang duduk di sebelahnya, "Kau selalu mengejutkanku sepanjang waktu, aku tidak menyangka kau bisa bertindak begitu dewasa seperti ini, jangan salahkan aku jika aku akan terus memujimu setiap hari, " ucapnya tulus."Ya Tuhan Nic, kau harus berhenti memujiku! Aku bisa terbang ke langit dan merusak atap mobilmu!" Rachel bercanda

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Rahasia Lucy

    "Apakah itu Lucy? Lucy temanku?" Rachel bertanya ketika dia melihat Nicholas menutup telepon. Nicholas menggaruk kepalanya, "Ya...""Mengapa kamu mematikan panggilan?" Rachel semakin curiga."Um, aku hanya sedang tidak ingin bicara," kata Nicholas gugup yang hanya membuat Rachel menyipitkan mata ingin tahu.Telepon Nicholas berdering lagi, Lucy.“Kau masih tidak mau menerimanya juga? Jika kamu tidak memiliki rahasia yang kau simpan, terima telepon dan pasang di pengeras suara agar aku bisa mendengar apa yang kalian bicarakan,” kata Rachel dengan tangan terlipat di dada.Dengan ragu Nicholas menekan tombol hijau,"Nic! Kau gila ya! Kenapa kamu menolak panggilanku? Jadi kau sudah bicara dengan Nenek?! Beritahu Nenek ibuku akan datang malam ini! Okay? Halo? Nico kau di sana kan?"Rachel terperangah, dia menatap Nicholas dengan mata terbelalak."Lucy, apa yang kau bicarakan?""Astaga! Rachel? Apakah itu kau?""Ya, ini aku! Jadi apa yang kalian sembunyikan dariku!” katanya kesal."Lucy, ku

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Hari Yang Melelahkan

    Dia mendengar suara siulan yang semakin dekat, Rachel mencengkeram benda di tangannya dengan erat, sebelum itu, dia berusaha sangat keras sehingga dia akhirnya berhasil melepaskan tangannya dari borgol, dia tidak yakin apakah ibu jarinya patah atau tidak tapi rasa sakit yang dia rasakan tak tertahankan.Pintu terbuka, Trey Cole muncul dengan wajah polosnya."Hanya seorang pengantar makanan, aku tahu kau lapar, aku membelikan pizza untukmu!" katanya riang. Rachel terdiam, dia yakin Trey Cole benar-benar kehilangan akal sehatnya."Buka mulutmu," katanya, mengangkat sepotong pizza tinggi-tinggi dan memasukkannya ke mulut Rachel, "Aku tidak bisa memakannya, mendekatlah sedikit," kata Rachel, sedikit gemetar. Dia tahu jika rencananya gagal, Trey mungkin akan marah dan dia mungkin akan melakukan sesuatu yang lebih gila lagi.Trey tersenyum, dia melangkah maju sambil menyodorkan pizza ke mulut Rachel, saat itulah Rachel bergerak cepat. dia menyetrum Trey dengan alat setrum portabel yang diti

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Penculikan

    Rachel menatap layar ponselnya, menunggu kabar dari Nicholas, tetapi sampai satu jam kemudian tidak ada panggilan sama sekali. Dia mendorong kursi rodanya ke sekeliling ruangan dengan gugup, apa yang harus dia lakukan? Ini semua salahnya, Trey Cole bertingkah gila karena kesalahannya. dia seharusnya sudah mengantisipasinya sejak awal, semuanya sudah terlambat.Saat dia menggigit kukunya dengan gugup, dering telepon mengagetkannya. Dari Lucy,"Ya! Kabar baik please!" katanya cemas."Aku berhasil menghubungi Michael Ford, ini benar-benar mengejutkan, dia masuk ke kantor Michael dan mengambil dokumen begitu saja, dia mematikan semua CCTV tetapi dia lupa CCTV yang terselip di tumpukan dokumen, Mike sedang melakukan sesuatu sekarang," kata Lucy cepat."Syukurlah Lucy, aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan tanpamu, terima kasih banyak! Aku selamanya berhutang budi padamu!""Omong kosong! Aku hanya melakukan hal-hal kecil! Jadi bagaimana Nenek?"Rachel menarik napas dalam-dalam,"Aku masih

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Serangan Jantung

    "Wow! Ada apa dengan semua makanan sehat ini? Apakah kau dirasuki oleh hantu yang sehat atau semacamnya?” celoteh Lucy saat melihat Rachel makan semangkuk besar sup sayuran dengan potongan ikan Dory di dalamnya. Rachel tersenyum kecil, tidak mengatakan apa-apa.Lucy menutup mulutnya,"Tidak mungkin! Kau tidak benar-benar hamil kan?!" katanya kaget.Rachel hanya mengangkat bahu sebentar membuat Lucy semakin penasaran."Rach! Katakan padaku!" tuntut Lucy, sambil memegang bahu Rachel."Kau akan menjadi bibi...""AAAAAAAH!" Lucy berteriak gembira, dia memeluk Rachel dengan hangat, tetapi beberapa detik kemudian dia melepaskannya perlahan, wajahnya berubah."Tapi bagaimana dengan hubunganmu? Maksudku, apakah Nicholas...""Dia bersedia mempertimbangkannya, aku yakin begitu dia memulai sesi terapinya, semuanya akan baik-baik saja," kata Rachel dengan keyakinan penuh.Lucy tersenyum lebar, "Aku senang melihatmu seperti ini, lihat senyum di wajahmu, itu sangat tulus dan murni..."Rachel melamb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status