Share

Bab 7

Author: Kennie Re
last update Last Updated: 2025-07-29 11:00:38

“Kau berguna untuk menjaga harga diriku. Lakukan tugasmu dengan baik, maka apa pun pemintaanmu, akan kupenuhi. Kecuali satu hal: sebuah kebebasan.” –Mike–

***

Tak hanya Angie yang cukup tertekan setelah kejadian di hotel yang menyebabkan sang ayah mertua harus menjalani perawatan intensif. Ibu mertuanya dan Mike pun merasakan hal sama.

Uniknya, sekeras apa pun sifat Mike terhadap Angie, lelaki itu tetap menunjukkan kepedulian terhadap keluarga dan hal itu cukup mengagumkan.

Sayangnya, hanya Angie dan Mike yang tahu tentang tujuan pernikahan itu, sehingga ketika hal yang paling mereka takutkan terjadi, tak ada satu pun yang bisa menghindar.

“Sebaiknya kau mengajak istrimu masuk ke kamar dan beristirahat. Aku akan menemani papamu,” ujar sang ibu pada Mike yang sedang membantu membawa barang-barang mereka.

Mike memandangi sang ibu. Dia tahu, wanita itu memaksakan senyum, padahal di kepalanya kini tengah berkecamuk berbagai kegundahan mengenai kondisi sang suami.

Bukan kali pertama ayah Mike mengalami hal semacam ini. Pria itu bahkan pernah menerima puluhan peluru. Seperti seekor kucing yang memiliki sembilan nyawa, dia masih hidup hingga sekarang dan bisa mengintervensi Mike sebelum yakin menyerahkan kepemimpinan organisasi padanya, nanti. Namun, tak berarti kali ini akan berlaku hal yang sama—nyawa sang ayah bisa saja berada dalam bahaya. Itulah yang membuatnya cemas.

Mike menarik lengan Angie menuju ke kamar, untuk mengantisipasi gadis itu kelepasan bicara.

Tiba di kamar, dia mengunci pintu dan menatap Angie dengan alis menjengit.

“Apa pun yang ingin kau tanyakan pada Mama, sebaiknya jangan. Kau boleh tanyakan padaku, terlebih jika itu mengenai pernikahan ini. Belajarlah untuk berpura-pura.”

“Apakah harus kulakukan di depan kedua orang tuamu juga? Mereka sepertinya tahu kalau putra mereka tak jauh berbeda dengan iblis, sehingga menantunya ini enggan untuk terlalu dekat dengannya. Mengapa aku harus berpura-pura?”

Mike mengepalkan tangan dan mengetatkan rahang, berniat menjawab pernyataan sang istri yang terdengar begitu menyebalkan. Namun, dia urungkan niat dan memilih untuk bergegas menuju ke ranjang, lalu mengempaskan tubuh di sana.

Tanpa mengganti pakaian dan membersihkan diri, Angie turut serta menyusul Mike naik ke atas ranjang dan menggeser lelaki itu hingga hanya mendapat sedikit tempat.

“Ini ranjangku. Kau tidur di sofa!” titah Mike, menggeser tubuh hingga Angie terjatuh ke lantai.

Angie bangkit, sembari meringis, mengusap bokong yang terasa nyeri. “Tidak. Aku akan tidur di sini, kau yang di sofa. Kau lelaki, kan? Mengalahlah. Lagi pula, aku istrimu sekarang, Sayang. Bersikap manislah,” jawab Angie, mengangkat tangan di mana cincin melingkar di jari manisnya, melakukan seperti yang pernah Mike lakukan.

“Kau tidak punya hak mengaturku, atau–”

“Wait!” Angie mengangkat tangan, tahu gelagat dan kebiasaan Mike jika mereka sudah berdebat. “Kau tidak boleh mengeluarkan senjata, atau aku akan berteriak dan kau tahu apa yang akan terjadi jika aku melakukannya.”

Mike semula hendak menarik pistol dari balik punggung, tetapi mengurungkan niat, lalu menyunggingkan senyum miring ketika mendapat sebuah ide yang dia yakin pasti akan berhasil membuat Angie menyerah dan setuju tidur di sofa.

Dia bangkit, menarik dan mengimpit Angie dengan mengunci kedua tangan, menatap intens ke dalam matanya, serta menyunggingkan seringai nakal sembari melirik ke bagian bawah tubuh gadis itu.

“Aku baru ingat, kau sekarang adalah istriku. Bagaimana kalau kau berikan apa yang menjadi hakku malam ini?”

“A-apa maksudmu? Jangan main-main, Mike! Aku akan berteriak kalau kau berani menyentuhku sedikit saja.” Keringat dingin mulai terlihat menetes di kening Angie, dan Mike menikmati ekspresi yang baginya tampak begitu menggelikan sekaligus menggemaskan.

“Berteriaklah, Sayang. Aku yakin tak akan ada yang berani memasuki kamar ini, karena mereka pasti bisa mengira-ngira apa yang sedang kita lakukan.” Mike semakin mengompori Angie sehingga gadis itu mendorongnya dan menarik selimut untuk dia bawa pergi.

“Fine! Aku akan tidur di sofa. Puas?”

Mike terkekeh, menutup malam mereka dengan tawa keras sebelum akhirnya keduanya terlelap di tempat berbeda.

Malam ini, Mike-lah pemenangnya.

***

“Good morning, Ma,” sapa Angie memberikan senyum termanis, menyapa Vivian, sang ibu mertua yang tengah menikmati secangkir teh di meja makan. Dia masih enggan untuk memulai sarapan karena putra semata wayangnya belum juga turun.

“Morning, Sayang. Bagaimana tidurmu semalam?” Wanita itu menyunggingkan senyum penuh arti, melihat sang menantu yang tampak berseri pagi itu.

Angie memahami arti senyum Vivian, tetapi memilih berpura-pura tidak mengerti, karena yang terjadi semalam adalah hal paling menjengkelkan sepanjang hidup. Dia mungkin akan terus berebut ranjang dengan Mike dan tak ada yang tahu siapa yang akan menang nantinya.

Tubuhnya terasa sakit karena tidur di sofa sempit itu. Mike sepertinya lelaki yang terlalu simpel untuk masalah selera. Bahkan sofa pun begitu minimalis dan kuno, menurutnya.

“Mama, bolehkah aku mengganti sofa di kamar Mike?” tanya Angie yang membuat wanita paruh baya itu meletakkan majalah dari tangannya, memusatkan atensi pada gadis bermata coklat gelap itu dengan kening berkerut.

Makin dipandangi, Vivian makin menyukai gadis itu. Cantik, lucu, dan menggemaskan. Dia suka bagaimana Angie memanggilnya “mama”.

“Apa yang terjadi, Sayang? Apakah Mike menyuruhmu tidur di sofa? Keterlaluan sekali! Biar kuhukum anak bandel itu.”

“Ah, bukan begitu. Aku hanya tak terbiasa dengan sofa sekecil itu, Ma. Aku biasanya akan menghabiskan waktu luang dengan membaca novel di sofa yang cukup luas di rumah. Jadi, jika tertidur pun, punggungku tidak akan terasa sakit,” jawab Angie, berusaha menjaga ekspresi agar tetap tenang meski ingin sekali dia mengadu bahwa memang suaminya yang menyebalkan itu tidak mengizinkannya tidur di ranjang melainkan sofa sempit dan keras.

“Hmm, jadi begitu ... tak masalah. Kita beli sofa yang baru, oke? Kau juga boleh mendekor ulang kamar Mike, sesuai seleramu. Dia sangat malas melakukan perubahan, sehingga kamarnya tetap seperti itu sejak remaja.” Vivian menuturkan, kemudian tampak berpikir. “Entah sudah berapa tahun dia seperti itu dan aku pun baru sadar kalau putraku itu memang aneh.”

“Tidak perlu mendekorasi ulang kamarku,” timpal Mike yang sudah turun dengan penampilan rapi, meraih secangkir kopi di atas meja, dan menghirupnya sedikit. “Aku dan Angie segera akan tinggal di apartemen. Jadi kau tak perlu repot membelikan sofa atau apa pun yang dia mau. Biarkan kamarku tetap seperti apa adanya.”

Vivian mendelik mendengar pernyataan sang putra. Keluar dari rumah? Baru saja dia berniat menikmati girl-time berdua dengan sang menantu. Berbelanja, memasak makan malam, bahkan melakukan perawatan berdua di salon—hal yang biasa dilakukan mertua dan menantu perempuan pada umumnya, seperti yang dia lihat di acara reality show kesukaannya.

Mike memang selalu berhasil merusak kesenangannya. Namun, ada alasan lain yang membuat Vivian harus memaksa Mike dan Angie untuk menetap sementara dan tidak tergesa pergi.

Sesuatu yang sudah lama dia perhatikan sejak gadis itu pertama kali menginjakkan kaki di rumah mereka.

“Tidak bisa. Kalian tidak boleh pindah, setidaknya sampai kita yakin akan sesuatu,” ujar Vivian. “Kalian berdua sudah melakukannya sebelum pernikahan, bukan? Jadi, aku memutuskan akan membawa kalian ke dokter untuk memastikan apakah Angie mengandung atau tidak. Jika ternyata dia tidak mengandung, silakan pergi dari rumah ini dan tinggal di mana pun kalian mau. Namun, jika sebaliknya, kalian harus bersedia untuk menetap di sini sampai bayi itu lahir dengan selamat.”

Mike dan Angie saling berpandangan dengan sorot mata, yang hanya mereka berdua yang tahu, seolah tengah berkomunikasi meski tak ada sepatah kata pun terucap. Kali ini, mereka sama-sama berada dalam masalah besar.

Angie mencemaskan kecurigaan sang mertua, sementara Mike sibuk memikirkan kejantanan yang diragukan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 56

    “Mencintaimu adalah kesedihan. Aku tak inginkan kehadirannya, tetapi dia akan terus melekat pada diri, membelenggu hidup, bahkan hingga mati.” -Jiji-***Angie terbangun dengan tangan-kaki terikat dan tak bisa digerakkan. Kesadaran belum penuh mengisi rongga kepala. Namun, dia tahu apa yang terjadi saat suara denting tertangkap indra pendengarnya setiap kali dia bergerak.“Shit! Tidak, tidak, tidak.” Kedua tangan yang terborgol terus dia gerakkan, tetapi tentu saja mustahil melepaskan diri. Angie bukan super hero yang bisa mematahkan besi, melainkan hanya manusia biasa. Keahlian utamanya hanyalah berkamuflase, menjadi karakter berbeda di tiap misi. Untuk kali ini, sepertinya Jim jauh lebih pintar.“Jimmy! Lepaskan aku, bajingan!” Dia berteriak menggila setelah berusaha mengingat kejadian kali terakhir, tetapi nihil. Bisa dipastikan ada campur tangan pihak lain yang membuat Angie kesulitan mengumpulkan ingatan dan dia tahu siapa. “Sialan kau, Meredith!”“Apakah kau memanggilku?”

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 55

    “Jika nyawaku bisa meredakan amarah dan dendammu, ambillah sesuka hatimu. Namun, kembalilah kepadaku sebagai Jiji yang kukenal dan mencintaiku.” -Mike-***Seorang lelaki membuka mata perlahan. Seolah baru tersadar dari tidur panjang, dia terhenyak, terbatuk keras sebelum mengedar pandangan ke seluruh penjuru ruangan kosong dan berdebu.Perempuan dengan setelan serba hitam duduk di sudut ruangan dengan pistol di tangan, menatap ke arahnya yang memicingkan mata, memperjelas penglihatan yang sedikit kabur. Kepalanya pengar seperti baru saja dihantam dengan cukup keras.“Hello, Husband. Did you miss me?” sapa Angie sembari berjalan mendekat, membuat lelaki itu sadar siapa yang ada di depannya. Perempuan itu berjongkok, memandanginya dengan iris cokelat yang berhasil menawan hatinya selama ini. “Kau pasti terlalu lelah sampai tidur seperti bayi.”“Jiji, apa-apaan ini?” Mike berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kaki, tetapi percuma. Beruntung Angie tidak menyumpal mulutnya, sehing

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 54

    “Nyawa dibalas nyawa, Mike. Andai ayahku membunuhmu, aku pun akan melenyapkannya.” -Jiji-***“Hari ini aku dan The Black Venom akan mengadakan pertemuan,” ujar Jordan sembari menilik tampilan rapinya di cermin di kamar Angie. Yang diajak bicara tak memberi respons.Angie baru bisa terlelap selama dua jam karena terus memikirkan pertemuan dengan Mike. Pagi hari buta suara berisik di luar kamar membangunkannya dan ternyata Jordan tengah menyibukkan diri dengan koleksi senapan. Sekarang, baru hendak memejamkan mata lagi, lelaki itu masuk tanpa mengetuk pintu dan memintanya ikut menghadiri rapat. Yang benar saja!“Bagaimanapun, kau adalah pasanganku sekarang.” Jordan beralasan.Andai Jordan tahu, Mike dan Angie sudah menandatangani akta pernikahan sah dan menghancurkan surat kontrak mereka. Jadi, Angie masih bagian keluarga Genosie. Ikut sebagai pasangan Jordan hanya akan menimbulkan masalah baru ditambah kesempatan bertemu Mike.Dia masih enggan melihat wajah lelaki itu.“Sayang

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 53

    "Tak bisakah kita kesampingkan masalah organisasi dan hanya pedulikan perasaan kita sekarang? Aku rindu, otu yang kuingin kau tahu. Namun, bagaimana denganmu? Tak inginkah kau berhenti sejenak dan habiskam malam panas seperti dulu?" -Mike-***Angie membuka jendela hati-hati, melangkah berjinjit tanpa menimbulkan suara. Seseorang masih terbaring di ranjang, lelap dan tampak tak terganggu dengan kehadirannya di sana.Dia tidak datang untuk misi, melainkan hanya hal remeh-temeh yang selama dua tahun ini seharusnya dia lakukan, tetapi terhalang oleh keadaan.Perlahan dia belai rahang lelaki di ranjang, lalu memandangi sebentar sebelum memutar tubuh untuk pergi. Beberapa menit saja seharusnya cukup. Sayang, saat dia hendak menjauhkan tangan, sebuah cengkeraman menghalangi niatnya.“Apa yang kaulakukan di sini?” sergah lelaki itu, membuka mata dan menatap wajah panik Angie yang terlihat jelas meski hanya diterangi cahaya rembulan dari luar jendela. “Kau mau kabur dan menghilang lagi? Sa

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 52

    Another winter day Has come and gone away In even Paris and Rome And I wanna go home [Home – Michael Buble] *** Mansion Jordan adalah tempat tinggal Angie sekarang. Dia setuju, tetapi meminta agar tetap memiliki kebebasan menjalankan tanggung jawab terhadap organisasi. Menyetujui perjanjian dengannya tak berarti Angie akan berhenti dari keterlibatan dengan The Black Shadow. Masih banyak tugas yang belum terselesaikan dan setelah mendengar penuturan Meredith, dia jadi tak sabar untuk segera melakukan investigasi sendiri. Gadis yang menyerupai Meredith pasti berkeliaran bebas. Siapa dan apa tujuannya, masih jadi tanda tanya besar di benak Angie. “Lantas, apa tujuanmu bergabung di dua organisasi? Bagaimana jika Mike sampai tahu? Dari ceritamu, dia sepertinya sangat menyayangimu. Jika tahu kau berkhianat, dia akan sangat terluka,” ujar Angie di markas The Black Shadow setelah mendengar penjelasan sang adik ipar. “Karena itu, tolong jangan sampai itu terjadi. Aku tak ing

  • Istri Kontrak Tuan Genosie (INDONESIA)   Bab 51

    When the rain is blowing in your faceAnd the whole world is on your caseI could offer you a warm embraceTo make you feel my love[Make You Feel My Love – Adele]***Semua berkumpul untuk menikmati makan malam pertama mereka dengan formasi lengkap—ibu, ayah, dan anak-anak. Sayangnya hal semacam itu hanya terjadi di depan kamera, tayangan favorit para remaja. Menmpilkan keseharian keluarga sempurna yang tak akan pernah terjadi dalam hidup Meredith.Zack, ayah mereka, tak pernah bersedia duduk satu meja dengannya. Tidak ada yang tahu alasan mengapa lelaki paruh baya itu begitu membenci gadis tak berdosa seperti Meredith. Dia selama ini harus menerima kenyataan menjadi anak buangan. Namun, sebelum akhirnya terlahir, tidak ingatkah mereka pada proses penuh cinta, suka sama suka?Jika tidak, mustahil semua itu terjadi. Tanpa rasa suka, tak mungkin dia terlahir meski akhirnya dibuang, sehingga Vivian menyelamatkannya dan menyembunyikan rahasia besar itu dari Mike sekian lama hany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status