แชร์

Rasa yang Meresahkan

ผู้เขียน: Nathalie
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-08-18 17:09:09

Pak Broto mengkhawatirkan kondisi majikannya itu, sesekali matanya melirik ke arah Wisnu yang terpejam melalui kaca spion. Tampak jelas bahwa bosnya itu kurang tidur semalaman. Kantung mata, wajah lusuh dan emosi yang berlebihan terbaca oleh pak Broto. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya pada majikannya itu.

"Ehm, tuan apa mbak Lydia udah dikasih tahu kita mau datang? Ini kan masih pagi banget tuan, jangan-jangan mbak Lydia masih tidur," tanya pak Broto mengingatkan.

"Hmm, sudah pak! Jalan aja jangan banyak tanya kepalaku pusing!" perintah Wisnu tanpa membuka mata.

Sekali lagi pak Broto melihat Wisnu dalam kondisi yang tak biasa. Bertahun-tahun mengikuti Wisnu baru kali ini ia melihat tuannya begitu tertekan seperti ada beban berat yang menghimpit. 

Seberat-beratnya beban pekerjaan Wisnu tidak pernah sampai begitu tertekan seperti saat ini. Pak Broto paham betul dengan sikap majikannya itu. Lebih baik diam daripada gajinya disunat.

Mobil mewah Wisnu tiba di halaman rumah Lydia. Pak Broto belum sempat membukakan pintu untuk Wisnu, ketika tuannya itu sudah keluar dan mengetuk pintu rumah Lydia.

"Lyd, Lydia …," panggilnya dengan mengetuk pintu sedikit keras.

Tanpa menunggu lama, Lydia sudah membukakan pintu bagi bos besarnya itu. Aroma wangi lembut dari sabun yang dipakai Lydia seketika membius Wisnu. Ia sedikit tercengang melihat Lydia dengan rambut basah dan bathrobe menyambutnya. Senyum yang dipaksakan tampak jelas di bibir Lydia.

Damn, dia cantik sekali!

"Pagi pak Wisnu, mari masuk!"

 Senyum masam tampak menghiasi bibir pink milik Lydia. Wisnu menelan ludah kasar, dimatanya Lydia tampak dua kali jauh lebih cantik dari biasanya. Tetesan air dari rambut yang masih basah seperti memporak porandakan detak jantung Wisnu.

Sial, berbahaya buat jantung! Bisa-bisa aku khilaf juga nih! 

Wisnu menggerutu dalam hati, ia menyamarkannya dengan bersikap cuek dan arogan seperti biasanya. Memalingkan wajahnya dari Lydia, menormalkan detak jantungnya yang berubah nge-beat layaknya musik disco.

Wisnu melenggang melewati Lydia dengan sedikit gemetar, jika saja tidak ada pak Broto bisa dipastikan dirinya langsung memeluk Lydia. Hormon feromon yang dilepaskan Lydia, benar-benar membuat otaknya berfantasi.

"Pak Broto, pasti repot ya nganterin si bapak kesini … sepagi ini!" suara Lydia menekankan kata-kata akhirnya untuk menyindir Wisnu.

Pak Broto hanya tersenyum masam, bingung menjawab apa dan hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. 

"Kopi?" Lydia menawarkan pada keduanya.

"Nggih mbak, kalo nggak merepotkan saya minta kopi hitam aja tadi nggak sempat minum," jawab pak Broto cengengesan.

"Pahit?" Lydia bertanya kembali.

"Manis dong mba, kayak dukun aja kopi pahit!" Pak Broto kembali tersenyum kecut.

"Oh kirain, pak Wisnu saya nggak punya latte jadi mau dibuatin apa nih?"

"Terserah deh, saya pusing mau tidur!" jawab Wisnu asal, otaknya yang masih liar butuh sedikit disegarkan dengan minuman hangat.

Dengan tanpa permisi ia langsung merebahkan tubuhnya di sofa tamu, mengatur bantal dan kemudian memejamkan mata.

"Eh, kok tidur disini? Emang pak Wisnu kesini cuma mau numpang tidur doang?" tanya Lydia kesal.

"Nggak numpang sarapan juga! Sekalian nanti kita jalan!" sahutnya cuek dan menutup mata.

Lydia hanya mendengus kesal mendengar jawaban Wisnu, sebagai bawahan tidak tega rasanya membiarkan bosnya tidur di ruang tamu. 

"Pindah di dalam aja pak, nggak enak dilihat orang nanti!"

"Ya jangan dilihat kalo nggak enak!" sahut Wisnu masih memejamkan mata.

Lydia mengepalkan tangannya, sedikit kesal dengan jawaban Wisnu.

Sabar Lydia … sabar …,

"Ya udah terserah bapak kalo nggak mau tidur di kamar,"

Pak Broto bingung melihat interaksi kedua orang dewasa di depannya itu. Ada rasa penasaran di hatinya karena mereka tampak seperti pasangan kekasih yang sedang bertengkar.

Cuma perasaan aku aja apa emang mereka ada rasa ya?!

"Pak Broto, ke dapur aja deh bikin kopi sendiri! Saya mau buatin sarapan buat bos besar kita!" ujar Lydia kembali menekankan kalimat terakhirnya.

"Eeh, iya mbak boleh deh. Saya juga takut kalo mbak yang buatin nanti kemanisan, bisa tambah manis saya nanti mbak!" Pak Broto cengengesan dan langsung menuju dapur.

Wisnu tak bergeming, ia pura-pura tidak mendengar. Dirinya sibuk menetralkan rasa agar tidak terbawa hasrat nya yang terpendam. Bayangan Lydia dengan bathrobe sungguh meracuni otaknya.

Wisnu belum pernah merasakan hal aneh seperti ini pada Shella. Detak jantungnya terasa tidak normal, nafasnya memburu seolah merasakan hasrat yang berlebih. 

Otaknya berjalan tak sesuai harapan, semakin ia berusaha tidak mengingatnya semakin dia tersiksa dengan wajah Lydia.

"Aaargh, ini gila!"

Wisnu membuka mata dan mengacak rambutnya kasar. Akhirnya ia memilih untuk mengikuti Lydia dan pak Broto ke dapur. Duduk manis di meja makan sambil memperhatikan Lydia yang tengah asik memainkan alat dapur.

Lydia berpura-pura tidak melihat Wisnu, meski ia selalu menggerutu semenjak kedatangan Wisnu tapi hatinya tidak menolak pesona bos setampan Wisnu Dhanuaji.

Kenapa pake acara ikutan ke dapur sih, aku kan jadi …, aaah gila! Dia sudah beristri Lydia, sadarlah!

Lydia mengumpat dalam hati, karena pikirannya mulai nakal melihat wajah bantal Wisnu. Meski kurang tidur tapi ketampanan yang diwariskan dari ayahnya itu tidak luntur bahkan semakin menggoda.

Tiba-tiba saja Lydia membayangkan jika dia menjadi istri Wisnu dan sedang membuatkan sarapan untuknya. Bayangan dipeluk dari belakang oleh tangan kekar Wisnu dan kecupan basah di leher nya membuat wajah Lydia memanas.

Morning kiss yang dilanjutkan dengan kegiatan olahraga pagi yang meresahkan membuat jantung Lydia seperti roller coaster. Lydia berfantasi dirinya dan Wisnu yang bercinta di atas kitchen set keluaran terbaru miliknya.

Tanpa disadarinya Lydia menggigit bibirnya sendiri, merasakan hormon seksualnya meningkat tajam yang menyesakkan dada.

Oh tidak, apa yang aku pikirkan!

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Kenyataan Pahit

    Frans mengambil kamera kecil tersembunyi lalu mengarahkan pada meja Shella.Mila datang dengan secangkir kopi dan cemilan kesukaan Frans, Apple strudel."Thanks sayang," Mata Mila menangkap kamera kecil milik Frans, "Frans?" Ia meminta dari penjelasan Frans."Sorry, didepan sana ada target penyelidikan. Kau lihat pasangan di dekat jendela sana? Itu Shella menantu tuan besar Dhanuaji." "No, kau bercanda kan? Mana mungkin, bukankah Shella itu sudah bersuami? Wisnu kan, terus siapa laki-laki bule disana?" Mila menajamkan mata untuk melihat dengan jelas pria di samping Shella."Eehm, tunggu! Aku kayaknya kenal deh sama dia?" Mila mengubah posisi duduknya."Ohya, dimana?"Mila berusaha mengingat, "Kalo nggak salah dia itu …," Mila tercekat matanya membulat sempurna tak percaya membuat Frans gemas. "Apa? Siapa dia?"Mila hanya terkekeh, ia merasa geli sendiri. "Kau tidak akan percaya kalau aku bilang siapa dia,"Frans bingung, "Coba aja, siap

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Kasus yang Penuh Kejutan

    Tidak ada kasus yang tidak bisa dipecahkan Frans. Tingkat ketelitian tinggi dan totalitas tanpa batas dalam setiap pengerjaan kasus membuat Frans berada di jajaran penyelidik swasta level atas. Frans selalu menjaga privasi para kliennya dan ia belum pernah gagal dalam menjalankan misinya. Tapi kali ini memang sedikit berbeda, kasus yang diberikan tuan besar Dhanuaji menyangkut dunia ghaib. Dunia yang tidak dia paham. Frans merasa perlu bantuan dari penyelidik lain, Adi. Tak lama menunggu, seorang lelaki muda dengan dandanan metropolis menyapa Frans. Senyum manisnya terkembang dari wajah tampan hasil blasteran Inggris Indonesia."Hhhm, ini sedikit aneh!" Kening Adi berkerut saat selesai membaca informasi dalam map coklat."Kau tahu sesuatu?" Frans bertanya, ia penasaran dengan tanggapan Adi.Adi menatap Frans sejenak, secangkir coffe latte disajikan pelayan Mila dengan sepiring crouffle keju yang menggoda selera. "Silakan mas," ujar pelayan itu dengan senyu

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Frans dan Tugas Baru

    "Frans sudah datang tuan!" Manda, sekretaris tuan besar Dhanuaji memberitahukan kedatangan lelaki tegap berjaket kulit hitam yang menunggu tenang di luar ruangan."Hhm, suruh dia masuk!" Tuan besar Dhanuaji menjawab dengan mata yang tak lepas dari map coklat diatas meja.Frans masuk keruangan dan memberi salam kepada tuan besar Dhanuaji. Ia duduk dan menyerahkan sebuah minidisc padanya."Apa ini?""Ini hasil pengintaian kami selama satu minggu terakhir tuan!"Tuan besar Dhanuaji mengetuk ngetuk jarinya ke meja ia gamang antara ingin melihat isinya atau tidak. "Apa sudah bisa dipastikan?"Frans menjawab dengan mantap, "Ya tuan! Kecurigaan tuan sudah bisa dipastikan kebenarannya!"Tuan besar Dhanuaji menghela nafas dengan berat. Kebimbangan di hatinya terasa semakin menekan dada. "Hmm, baiklah,"Tuan besar Dhanuaji memberikan kode pada Manda. Tak berapa lama sebuah video berdurasi satu jam lebih diputar. Tuan besar Dhanuaji menatap nanar setiap tay

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Ciuman Pertama

    Wisnu masih asik meneliti laporan yang diserahkan Lydia, tapi ia tidak tuli. Telinganya menangkap jelas suara laknat dari mulut Lydia. Wisnu semakin tidak bisa mengendalikan dirinya. Pikirannya kacau seketika. Ia merindukan sentuhan wanita untuk melepaskan ketegangan yang tanpa permisi datang saat bersentuhan dengan Lydia.Nyeri kepala melanda Wisnu, ia gamang antara ingin menuntaskan hasratnya atau menjaga image sebagai bos di depan Lydia. Pesona sang sekertaris yang kini duduk di sofa itu membiusnya. Wisnu melirik ke arah Lydia yang menggigit bibir bawahnya, terasa sensual di mata Wisnu.Ya Tuhan, kenapa kamu berpose begitu Lydia!Wisnu menahan debaran di dada yang semakin menyesakkan. Sulit baginya untuk berkonsentrasi memeriksa lembaran-lembaran kertas di depannya. Nafasnya terasa berburu dengan waktu, seperti pelari maraton yang hendak memasuki garis finish.Yah, menahan gejolak hasrat yang tanpa permisi datang memang sangat merepotkan. Membuat nyeri kepala

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Rasa yang Menggoda

    "Ada apa ini rame-rame? Pembagian sembako?" Suara Wisnu terdengar dengan nada sedikit tinggi membuat para staf tak terkecuali Lydia terkejut. "Eh, pak Wisnu! Ini tadi kak Lydia sedikit … ehm, masuk angin!" Budi yang panik mencolek Lusi untuk membantunya. Lusi dengan tergagap segera merespon."Ah, iya pak masuk angin! Kak Lydia agak nggak enak badan! Iya kan kak?" Lusi kembali mengerjapkan matanya memohon pada Lydia untuk membantu mereka.Wisnu selalu bisa tunduk pada kata-kata Lydia, jadi keduanya meminta Lydia ikut menjawab."Ehm, iya pak mereka mau nolongin saya tadi buat … ehm, ngecilin AC!" sambung Lydia sedikit ragu karena memberikan alasan yang agak tidak masuk akal.Wisnu mengernyit dan menatap stafnya bergantian, ia ingin mengeluarkan kalimat panjang dari mulutnya tapi kemudian matanya tertuju pada berkas yang masih berserakan di lantai. Ia berjongkok dan mengambil salah satu kertas terdekat, membacanya sejenak lalu,"Lh

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Lydia Resah

    Lutut Lydia lemas, pertanyaan tuan besar bak petir yang menyambarnya. Bayangan pemecatan dengan tidak hormat tiba-tiba saja terbayang di pelupuk mata. Dalam pikirannya pasti tuan besar Dhanuaji sudah berpikir macam-macam tentang dirinya dan Wisnu.Duh Gusti mimpi apa aku semalam!Lydia merutuki nasib sial yang menimpanya kini. Cincin itu benar-benar membawanya dalam situasi rumit yang tak berujung."Aku tidak mungkin salah mengenali cincin ini,""Tuan besar tahu tentang cincin ini?"Tuan besar Dhanuaji tersenyum getir dan menurunkan tangan Lydia. Ia tidak menjawab dan masuk ke dalam lift, meninggalkan Lydia yang bingung dan dipenuhi rasa penasaran. *********Tuan besar Dhanuaji duduk dengan gelisah di seat mobilnya, kelebatan bayangan masa lalu menghantuinya lagi. "Marisa, bukankah urusan kita sudah selesai?" Wajah tuanya nampak muram membayangkan Marisa wanita pemilik toko souvenir."Apa yang harus a

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status