Share

Bagian 39

Nusri melangkah, melewati para pelayat yang masih melantunkan ayat suci Al-Qur’an—untuk mengajak Aira minggir. Beberapa pasang mata menatap pilu pada gadis kecil yang menangis sesenggukan di samping jenazah sang ibunda. Bahkan, orang-orang yang tadinya membenci Aira, untuk sejenak, rasa itu berubah menjadi iba dan belas kasihan.

“Ra, ayo, jangan di sini,” ajak Nusri lembut. Sedu sedan pun terdengar dari mulutnya.

Aira menggeleng lemah, dalam keadaan kepala masih menelungkup.

“Malu, dilihat banyak orang. Ibu juga mau dimandikan,” ucap Nusri lagi.

“A-aku ma-mau di si-si-ni,” jawab Aira terbata.

“Ibu mau dimandikan,” ucap Nusri lagi.

Aira tetap menggeleng.

“Yu Nusri, mau dimandikan,” ucap salah satu warga dari pintu tengah.

Bisik-bisik terdengar di ruang tengah yang mengatakan, Aira tidak mau beranjak dari jenazah Rani. Agam yang mendengarnya segera bangkit, meninggalkan Iyan yang masih tidak sadarkan diri.

“Ayo, kita biarkan Ibu mandi dulu,” ujar Agam pada Aira.

Anak Agam menoleh, menat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
ada hikmat dibalik semuanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status