Share

Bagian 66

 “Waktu naik delman sama om itu, aku seneng banget, Mbah. Kita diajak muter-muter. Omnya juga baik banget sama aku, sama Kakak.” Danis tiba-tiba bersuara. “Kenapa adek sama Kakak gak punya ayah, sih? Ayah kami sudah diminta Aira.”

Hening, tidak ada yang menjawab. Bapak juga, dari bertemu Pak Irsya tadi, jadi pendiam.

“Kan, Danis sama Kakak punya banyak orang yang menyayangi. Ada Mbah Uti, Mbah Kakung, Ibu, juga Tante Fani. Jadi, gak ada ayah juga gak apa-apa.” Ibu berusaha menghibur.

Aku tahu, walaupun telah berkata demikian, pasti ada luka dalam hati wanita. Karena tidak bisa dipungkiri, perkataan Danis menyayangi hati semua orang terluka.

“Tapi pengin kayak teman-teman, Mbah .…” Dinta ikut menyahut.

Aku dan Fani kompak melihat ke arah Bapak. Beliau masih terdiam. Syukurnya, tak berapa lama, kedua anak itu tidur.

“Nia, kamu tadi janjian?” Akhirnya, setelah ribuan detik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Fenny Liandouw
apa Dinta, bisa kena penyakit turunan kayak Aira?
goodnovel comment avatar
Nicky
kasian bener ya,, ini mah salah author nih, ngedatengin orang2 aneh Mulu.. huhu
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Ya orang gila siumar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status