Share

BAB 4

Author: Senchaaa
last update Last Updated: 2021-08-03 02:23:34

Nayla melamun seorang diri di perpustakaan, sejak kuliah jam pertama dimulai gadis itu memang kehilangan sebagian konsentrasinya. Kepalanya dipenuhi berbagai hal tentang hutang keluarganya. Jika kemarin Nayla masih dibuat bertanya-tanya tentang nominal hutang yang tak kunjung dibeberkan Ratu, pagi ini akhirnya semua pertanyaan itu terjawab tuntas. Tiga milyar, selama ini Ratu menanggung beban hutang tiga milyar seorang diri. Mencicil sedikit demi sedikit namun hutang itu tak kunjung menipis karena setiap bulan bunganya juga bertambah.

Nayla terpaksa mencari tahu masalah ini karena ia benar-benar tidak tega melihat sang kakak banting tulang siang malam. Belum lagi kemarin, Ratu  pulang dalam keadaan terluka dan yang membuat hati Nayla semakin pilu adalah alasan dibalik hadirnya luka itu. Ratu nyaris dilecehkan pria yang tidak bertanggung jawab. Tidak bisa Nayla bayangkan apa jadinya sang kakak jika Ratu gagal melawan. Mungkin ... ah, Nayla tidak ingin membayangkannya.

"Nay, ke kantin kuy!" ajak Brenda, teman sekelas Nayla.

"Enggak dulu, Nda, aku lagi malas."

"Kenapa, ada masalah lagi di rumah?"

"Enggak kok, cuma lagi enggak mood ke mana-mana aja."

"Yahh, masa aku ke kantin sendiri, sih."

"Maaf ya, Nda."

"Hm, ya udah enggak apa-apa, tapi nanti malam pokoknya kamu wajib ikut ke pestanya Nicole. Sudah janji, loh."

"Iya, kalau nanti malam aku bakal ikut tapi sebentar aja ya, takut kakakku khawatir."

"Sip, jam sembilan udah pulang kok. Aku jemput nanti, dahhh."

Nayla melambai pada temannya itu. Setelah Brenda menghilang, gadis itu kembali termenung. Ia mengeluarkan dompetnya dan menatap miris pada isi di dompet itu yang tak seberapa. Selain kuliah, tiga bulan terakhir Nayla memang sudah memutuskan untuk kerja sampingan jadi pelayan di salah satu kafe. Tapi upahnya tidak seberapa untuk membantu bayar hutang keluarganya. Sekarang Nayla sedang memutar otak agar mendapat pekerjaan yang menghasilkan lebih banyak uang.

***

"Lo kayak habis perang sama kompeni, Tu," cibir Surya yang sengaja datang ke kontrakan Ratu untuk menjenguk gadis itu.

"Gue emang habis perang, kampret banget emang tuh si Bandot. Gue udah bilang bakal ngasih duitnya dua hari lagi tapi dia malah ngirim anak buahnya buat ngejar gue di rumah sakit. Malu-maluin!"

"Terus sekarang apa rencana lo?"

"Enggak tahu, pusing gue. Tas yang waktu itu gue beli udah dijual buat bayar tagihan kartu kredit. Itu pun baru sebagian, masih ada 50 juta lagi yang belum gue bayar. Uang dari Mami udah gue kasihin ke si Bandot. Setidaknya untuk bulan ini gue masih bisa napas walau masih bingung nih nyari buat bayar kontrakan."

"Berapa uang kontrakan lo?"

"Gue bayar pertahun, lima belas juta setahun. Dua hari lagi yang punya rumah pasti nagih dan gue belum pegang duit sepeser pun."

"Gue harus lebih rewel lagi sama lo ini, sih. Hutang lo di mana-mana tapi gaya hidup masih aja hedon. Contoh adek lo tuh, prihatin sama kondisi sekarang jadi dia bisa menyesuaikan diri. Emang lo yang enggak tahu diri."

"Lah, emang, bodo ah enggak usah mikirin itu. Mending sekarang lo cari proyekan biar gue dapat uang banyak. Udah ada belum?"

"Belum, Tu, belum ada yang booking lo buat nemenin mereka. Kemarin sempat ada yang nanya sih tapi ragu-ragu gitu, kata mereka lo matok harganya ketinggian. Masa cuma nemenin minum doang sampai 20 juta."

"Ya iyalah, gue itu cewek mahal cuy! Gue masih mau nemenin mereka juga untung. Malah gue ada target naikin harganya."

"Aje gile, lo tahu, satu-satunya cewek di bisnis ini yang enggak nerima layanan plus-plus tuh cuma lo. Kalau yang lain nemenin minum lanjut ngamar, lah elu hhh."

"Ya kan lo tahu selera gue tinggi, Ya. Jangankan tidur, itu klien mau nyosor pipi aja langsung gue kasih tinju."

"Nah, iya, akhlak lo itu yang bikin gue kena omel klien terus. Nanti deh, gue coba cari yang lain, siapa tahu ada yang sesuai kualifikasi lo."

"Huum, makasih, Ya. Kalau enggak ada banget kayaknya gue terpaksa jual diri, deh."

Surya langsung menoyor kepala kawannya itu gemas.

"Jangan sembarangan kalau ngomong, lo bukan cewek kayak gitu."

"Astaga ... ada ya mucikari macem lo. Orang lain dibimbing buat jadi wanita malam, lah gue malah dilarang."

Selain berprofesi sebagai manajer di kelab malam, profesi sampingan Surya adalah mucikari alias gremo yang menyalurkan para wanita malam pada klien-klien. Sebenarnya, penghasilannya sebagai mucikari lebih besar dibanding gaji seorang manajer. Tapi Surya tetap melakoni keduanya sebagai kamuflase agar dia tidak terdeteksi melakoni bisnis prostitusi online.

"Pokoknya jangan macem-macem tanpa sepengetahuan gue. Nih!" kata Surya sambil memberikan amplop cokelat yang cukup tebal pada Ratu.

"Apa, nih?"

Ratu tahu amplop itu berisi uang, yang ia tanyakan adalah kenapa Surya memberinya uang sebanyak itu.

"Itu ada duit 20 juta, lo pakai aja dulu."

"Dih, enggak usah, duit lo kan ini?"

"Iya enggak apa-apa pake aja dulu buat bayar kontrakan. Lo bisa balikin kapan-kapan."

"Tapi Ya ...."

"Enggak usah sok nolak dan merasa enggak enak gitu. Nanti begitu kita dapat proyek lagi, gue potong persenan lo dua kali lipat."

Ratu tersenyum lebar kemudian memeluk Surya erat sampai laki-laki itu sesak napas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Manja Dokter Garang   S2| Istri Manja Dokter Garang (Tamat)

    "Ayo dong, mana suara tepuk tangannya? Kok sepi sekali, ini bukan pemakaman, kan?" ujar wanita itu lagi.Kali ini tepuk tangan menggema di setiap penjuru ruangan. Para wartawan bahkan sampai gagal fokus karena tindakansavageRatu barusan."Teman-teman wartawan, kalian jangan bingung, ya. Tadi itu kalian semua kena prank dari kakek Dermawan. Dia sengaja mengumumkan suamiku mau bertunangan dengan Caralyn untuk memberi kejutan pada kalian semua dan juga masyarakat di luar sana. Seperti yang sudah kalian lihat, Caralyn ini adalah gadis baik yang bisa menerima pasangan apa adanya. Usia tak menghalangi cinta mereka, Caralyn sudah mantap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius bersama kakek Dermawan. Mari kita doakan semoga cinta mereka abadi selamanya, amin.""Aminnn," koor seluruh tamu yang datang sembari bertepuk tangan meriah."Woahh ... RATU ANAYASA, LO YANG TERBAIK!" teriak Surya di tempatnya sambil tepuk tangan keras-keras.

  • Istri Manja Dokter Garang   S2| Mendadak Tunangan

    Seperti dugaan Rezan, kejanggalan sikap Dermawan pada akhirnya membawa prahara baru yang seharusnya tak pernah muncul dalam kehidupan rumah tangga pria itu. Caralyn, apa maksudnya semua ini? Kenapa pula tiba-tiba saja perempuan itu muncul di depannya. Lantas dikenalkan sebagai calon istri kedua Rezandra Mahadewa di depan seluruh tamu undangan yang hadir ke pesta ulang tahun Derma Group.Ratu bahkan sampai tak mengedip mendengar pengumuman itu. Rezan menatap nyalang kakeknya dengan rahang mengeras. Tidak pernah mereka duga, acara keluarga yang semula diprediksi akan berjalan dengan baik dan lancar justru berlangsung dengan penuh kejutan begini."Oh-My-God!Itu aki-aki t

  • Istri Manja Dokter Garang   S2| Bukan Lawanku

    Masih di hari yang sama pasca Rezan dan Ratu sukses bermesraan di kamar tanpa gangguan Reyandra, siangnya kediaman keluarga Dermawan kedatangan tamu yang cukup mengejutkan seisi rumah. Terutama Rezan dan Ratu, mereka tidak pernah menyangka momen mencengangkan ini akan menimpa mereka. Tak sedikit pun terbersit di kepala keduanya bahwa Dermawan kenal baik dengan kakek Caralyn. Ya, dokter cantik yang mendambakan suami Ratu itu ternyata cucu dari kenalan Dermawan. Seorang pengusaha perusahaan minyak bumi yang cukup terkenal di Timur Tengah sana.Kakek Caralyn sedang melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia, dia mendapat kabar bahwa kawan lamanya sedang tidak sehat makanya dia datang untuk menjenguk. Rezan tidak tahu kalau kakeknya sudah mengatur janji dengan kakek Caralyn sejak pria tua itu masih di rumah sakit. Pikiran buruk Rezan terhadap sang kakek kembali menggeliat. Meskipun berdasarkan keterangan Caralyn dia datang ke sana tanpa disengaja namun tetap saja terasa janggal bag

  • Istri Manja Dokter Garang   S2| Kekhawatiran vs Kenakalan

    Ratu baru merasakan indahnya penerimaan setelah penolakan panjang yang Dermawan lakukan. Pasca hari itu, segala sesuatunya membaik tanpa ia sangka. Sikap Dermawan pada Ratu sangat baik, bahkan mereka sangat akrab belakangan ini. Ya, tidak terasa hampir satu bulan sudah Rezan dan keluarga kecilnya berada di Jakarta. Cuti yang semula dijadwalkan hanya dua pekan, terpaksa diperpanjang atas permintaan Ratu. Kebetulan Rezan belum pernah menggunakan jatah cutinya sama sekali sehingga ia bisa mengambil cuti panjang kali ini.Kondisi kakek Dermawan pun berangsur membaik, operasinya berjalan lancar dan dia sudah kembali ke rumah sejak pekan lalu setelah hampir sebulan penuh menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Selain menghabiskan waktu dengan keluarga suaminya, tak lupa Ratu pun meluangkan waktu untuk bertemu dengan Nayla, Geva, Genaya, dan Surya tentu saja. kurang lengkap rasanya kalau Ratu tidak bertemu dengan kawan gilanya, yang sekarang sudah agak sedikit waras. Masi

  • Istri Manja Dokter Garang   S2| Restu Dermawan

    Ratu keluar dari ruang perawatan Dermawan dengan mata mengerjap beberapa kali. Perempuan itu tampak seperti orang bingung, Rezan yang sejak tadi harap-harap cemas lantas menghampiri sang istri. Dia menduga kakeknya kembali bicara yang tidak-tidak hingga membuat Ratu seperti itu."Kamu tidak apa-apa?" tanya Rezan cemas, dia sudah bertekad untuk kembali memboyong keluarganya ke New York. Negara ini memang sudah tidak cocok untuk keluarganya."Mas, aku mimpi enggak, sih?" tanya Ratu masih setengah sadar.Sontak kebingungan berpindah pada Rezan."Kakek berbicara hal yang buruk lagi padamu?"Ratu menggeleng sambil berujar, "Dia menerimaku, Mas."Ratu masih tidak percaya pada ucapannya sendiri. Rezan terkejut namun masih ingin menunggu kelanjutan cerita sang istri.Beberapa waktu lalu ..."Permisi Kek, ini aku,"

  • Istri Manja Dokter Garang   S2| Ingin Bicara

    Rasanya seperti terkurung dalam ruangan yang menyatukan dua musuh bebuyutan. Keheningan yang tercipta terasa kian mencekam ketika hanya bunyi alat medis saja yang terdengar di sana. Sejak lima menit lalu Rezan diberi kesempatan untuk menghadap kakeknya lebih dulu. Tentu saja itu ide Sesilia, dalang di balik semua rencana konyol ini.Dermawan memperhatikan cucunya dari ranjang sambil berbaring. Rezan semakin tampan, tetap gagah dan berwibawa seperti biasanya. Tidak salah memang, darah Dermawan mengalir deras dalam diri Rezandra Mahadewa. Dia berhak menjadi pimpinan Derma Group, sayangnya pria itu tidak menyimpan ketertarikan pada dunia bisnis.Jauh di lubuk hati pria tua itu, dia sangat merindukan Rezan, ingin kembali akrab dan bercengkerama dengan hangat bersama sang cucu seperti dulu. Namun Rezan terlihat masih sangat marah padanya. Dia bahkan tak mengucapkan sepatah kata pun sejak memasuki ruang rawat kakeknya.“Sampai kapan kamu akan mendiamkan kakek se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status