Share

Larissa, Keponakan Kampret!

Pukul sembilan malam, Faezya baru sampai di rumah setelah seharian menghabiskan waktu bersama Juan. Di tangannya kini terdapat beberapa paperbag berisi baju, tas, sepatu, dan alat make up. Ketika tiba di ruang tamu.

“Bagus,” ucap Wirawan menghentikan langkah Faezya. Dia duduk di sofa ruang tamu sembari melipat tangan di dada.

Faezya menelan ludah. Karena terlalu asyik berbelanja membuatnya lupa jika kini dia sedang dalam masa hukuman. Harusnya tadi dia pulang lebih awal sebelum papanya pulang dari kantor.

“Bolos kuliah, kabur dari Pak Rudi, pulang malam sama cowok. Apalagi setelah ini, Faezya?”

Faezya diam. Membiarkan papanya mengoceh panjang lebar.

“Apa perlu Papa bekukan ATM kamu biar kamu bisa berubah?”

“Papah kenapa, sih? Fae cuma belanja, bukan dugem!” balas Faezya, kesal.

“Dengan cara bolos kuliah?”

Faezya tidak berkutik.

“Tidak bisa kamu patuh sama kata Papa? Kuliah yang benar, pulang temani Mama kamu di rumah, dan tinggalkan pergaulan buruk kamu itu. Papa rasa itu tidak sul
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status