"Jadi, itu benar?" desak Adipati.Anna membuang pandangan ke arah lain. Adipati merasa lemas. "Ternyata benar, Alicia adalah anakku?"Tanpa mereka ketahui, pembicaraan mereka terdengar oleh Sarah. "Siapa? Anak siapa?"Anna dan Adipati sontak menatap ke arah belakang. Adipati langsung berdiri dari kursinya. Adipati melihat raut keterkejutan Sarah lebih dari pada dirinya. "Sarah?""Sarah?", panik Anna.Sarah semakin melebarkan dua matanya ketika melihat Anna dihadapannya. Dan faktanya dia sedang duduk berdua bersama suaminya. Dalam pikiran Sarah mulai berkecamuk. Untuk apa Anna duduk disini. Dan mendengar kata anakku dari mulut suaminya, seperti ada sesuatu yang penting sedang mereka bicarakanSarah langsung menatap suaminya tajam. "Apa yang kalian bicarakan sebenarnya? Alicia, siapa dia?"Anna mengeratkan kedua bibirnya. Dia tidak berani mengatakan apapun. Sementara Adipati langsung menghampiri Sarah untuk menenangkannya. Sarah menampik pelukan Adipati, "Jelaskan saja sekarang pada
"Ibu dan Ayah yang akan mengurusnya. Ibu rasa, ada sesuatu yang janggal yang sengaja Anna sembunyikan."Sarah mengangguk pelan. Dia tidak tahu lagi harus mengandalkan siapa jika bukan kedua mertuanya. Sarah percaya, apapun yang terjadi kedepannya adalah yanh terbaik bagi semuanya.Disisi lain, Adipati mendatangi kediaman kedua orang tua Anna. Mobil Adipati berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah milik Andre. Adipati menangkap keberadaan Romi yang juga sudah ada disekitar rumah Andre untuk menjalankan tugas darinya.Merasa sudah tidak perlu mencari kebenarannya lagi, Adipati menghubungi Romi, bermaksud meminta Romi menyelesaikan pekerjaannya. "Rom, pulanglah. Aku sudah tahu kenyatannya. Sisanya, biar aku yang tangani.""Tapi, Tuan.""Please.""Baik."Adipati menekan klakson mobilnya, tidak lama kemudia pintu gerbang sedikit terbuka. Muncul seorang petugas keamanan melongokkan separuh badannya, memeriksa siapa yang datang. Setelah mengetahui yang datang adalah Adipati, sontak me
Sontak keduanya pun terkejut dan mengikuti instruksi untuk mengangkat tangan.Terlihat Sarah dan kedua orang tua Adipati muncul dari belakang para anggota polisi. Romi pun menyusul diantara mereka."Sarah?" lirih Anna terkejut. Adipati berdiri, lantas berjalan ke arah mereka meninggalkan Anna. Anna baru sadar, bahwa dirinya telah dipermainkan oleh Adipati. "Adipati. Teganya kau melakukan ini padaku?"Seorang polisi menghampiri Anna dan memborgol kedua tangannya. Anna berusaha menghindar, namun sia-sia. Dia tidak akan bisa lari dari kepungan para petugas polisi."Anna, aku tahu anak itu bukanlah anakku. Dan aku tidak akan membiarkan rencana busukmu dengan pria brengsek itu berjalan dengan lancar."Anna terbelalak, dia mengingat kecerobohannya kala Adipati menunjukkan ponsel Anna, yang tadinya tergeletak di meja ruang tamu. Adipati menyerahkan barang bukti ponsel itu kepada seorang polisi. "Nyonya Anna, Anda resmi ditangkap karena tuduhan perencanaan pembunuhan pada Nyonya Sarah yang
"Li-lima ratus juta? Itu artinya … jika perempuan yang jadi istri ke-2 bosmu melahirkan seorang anak, maka dia akan mewarisi kekayaan keluarga Dharmawangsa?"Paman dari Sarah itu terkejut mendengar kabar yang disampaikan kerabat jauh mereka itu.Siapapun wanita yang mau menjadi Istri muda dari Tuan Adipati Dharmawangsa, jelas akan beruntung sekali.Meski sudah berusia 42 tahun, tetapi pria itu tak hanya kaya dan seorang pewaris tunggal. Seluruh orang di negara ini pun tahu bahwa kharisma dan ketampanan Adipati jelas mampu membuat para gadis muda berlomba naik ke ranjangnya. "Benar sekali," konfirmasi sang tamu, “tapi, ini informasi yang sangat rahasia, ya.”Mendengar itu, Ali semakin tertarik. Ia sadar bahwa keponakannya sudah besar dan memiliki wajah yang cantik. Bahkan, tidak kalah dari para gadis kota yang perawatan jutaan rupiah. Bukankah lebih baik bila Sarah saja yang menjadi calon istri Tuan Adipati?Hidup gadis itu akan terjamin dan juga … Ali bisa ikut mendapatkan kesempata
Sarah mengernyitkan dahi–merasa bingung.Ditatapnya sang Ibu yang segera mengalihkan padangan.Hal ini membuat perempuan itu memegang kedua lengan Layla. "Ibu? Apa maksudnya?”“Ibu tahu jika aku hanya mencintai Arjuna, kan?” Suara perempuan itu bergetar. Ia berharap sang ibu menepis ucapan pamannya. Arjuna adalah kekasihnya sekaligus teman masa kecilnya. Mereka saling mencintai. Arjuna bahkan berjanji akan segera melamarnya setelah pulang dari rantau.Hanya saja, Layla tetap diam.Di sisi lain, Ali segera mendekati keponakannya itu. "Sarah. Kami tidak mungkin salah memilihkan suami untukmu. Kamu akan hidup berkecukupan dan bahagia. Kamu juga tidak perlu lagi bekerja nguli di pasar hanya demi sesuap nasi," bujuknya.Ia terus memberikan gambaran hidup bahagia setelah Sarah menikah nanti.Sarah sontak mengepalkan kedua tangannya. Dia tidak terima, mengapa mereka seenaknya memutuskan dengan siapa dirinya akan menikah tanpa persetujuan darinya? "Tapi—""Dengar, Sarah! Apakah kamu tidak
Cekrek!Sarah membuka jendela kamarnya perlahan. Namun, betapa terkejutnya dia saat melihat seseorang telah berdiri di balik jendela itu menatap Sarah."Mau ke mana kamu?""Se-sedang apa kau disini?" tanya Sarah kebingungan.Alih-alih menjawab, orang itu justru mendorong tubuh Sarah beberapa langkah ke belakang menjauhi jendela. "Kau tidak bisa melarikan diri. Masuklah!"“Apa maksudmu?” Sarah pun kembali mendekati jendela dan memaksa keluar dari kamarnya. Hanya saja, orang itu kembali menahan tubuh Sarah sekuat tenaga.Merasa keponakan Ali itu tak bisa dicegah, ia pun berteriak meminta bantuan yang lain.Hal ini jelas menimbulkan keributan.Layla dan Ali bahkan bergegas menuju sumber suara dan betapa terkejutnya mereka saat melihat Sarah tengah meronta berusaha melarikan diri."Lepaskan aku!" teriak Sarah lagi."Tidak bisa. Besok adalah hari pernikahanmu," sahut Ali tiba-tiba sembari berjalan ke arahnya."Apa?" Sarah menatap sang ibu yang mematung tidak jauh darinya. "Ibu, bagaimana
Layla hanya bisa mematung saat Ali melewatinya dan menarik tangan Sarah begitu saja. “Pengantin pria dan petugas pernikahan sudah siap dan menunggu,” tambahnya, “jangan buat malu.”Mendengar itu, dada Sarah terasa sesak. Pamannya benar-benar tidak peduli pada perasaannya, sedangkan ibunya tidak punya kekuatan dan keberanian untuk menyelamatkannya.Tidak ada sorot kebahagian sama sekali yang tampak pada wajahnya. Sarah memindai ruangan sekejap saat keluar dari kamarnya. Tampak beberapa tamu undangan yang merupakan tetangga terdekat rumahnya.Pandangan Sarah menetap pada sosok wanita seusia ibunya. Dia adalah ibunya Arjuna, kekasihnya. Rasanya, ia ingin berlari ke arah wanita itu dan menjelaskan kejadian sebenarnya.Sayang, Ali begitu kuat menahannya."Wah, cantik sekali pengantin wanitanya," celetuk pegawai kantor pernikahan untuk menghidupkan suasana bahagia."Benar, ternyata dia sangat cantik. Selama ini, kita tidak pernah melihat Sarah berdandan secantik ini," timpal salah satu
"Tu-tunggu! Jangan macam-macam denganku. Dengarkan aku, Paman. Aku tidak akan melakukan apapun denganmu,” ucap Sarah panik, “bahkan, Anda lebih pantas menjadi Ayah atau pamanku daripada suamiku."Adipati menatap tajam perempuan muda di hadapannya yang tampak sulit diatur.Hanya saja, ia tidak ingin berdebat dengan Sarah. Jadi, Adipati memilih tidak menjawab dan kembali fokus dengan pekerjaannya."Paman, kenapa Anda tidak menjawabku? Katakanlah sesuatu,” pinta Sarah, “Apakah kita bisa untuk tidak melakukannya?"Adipati melirik Sarah sekilas, lalu kembali mengabaikan pertanyaan tak masuk akal itu.Di sisi lain, Sarah merasa kesal karena tak mendapatkan jawaban sama sekali dari Adipati.Ia pun menyadari gaun yang ia pakai begitu tak nyaman. Oleh sebab itu, Sarah mengambil sebuah dress simpel berwarna hitam yang sudah disiapkan.Sarah segera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Di sana dia berpikir keras bagaimana cara agar bisa kabur dari pria itu. Tidak sia-sia dia berdiam d