Share

Seorang Desainer

Author: Anna Sahara
last update Last Updated: 2023-05-07 11:19:01

Erlang terkesiap mendengar sikap berani Maya. Dia terkejut, karena tidak menyangka jika wanita yang tak memiliki rasa canggung itu ternyata berasal dari negara yang sama dengannya.

Namun, yang paling membuat Erlang kaget adalah sikap liar wanita itu dalam hal penampilan yang terlihat menantang dan mudah membaur seperti orang barat pada umumnya.

Pun dengan attitude sang wanita yang secara blak blakan menyatakan keinginannya.

Erlang tak pernah berharap bertemu dan menyukai jenis wanita yang mudah mengobral tubuh pada setiap laki-laki yang baru ditemui.

Dalam pertemuan pertama saja, wanita itu secara gamblang mengajak Erlang ke sebuah ruangan layaknya seorang wanita penghibur. Tentu Erlang merasa risih berkenalan dengan wanita seperti itu, hingga dia berniat mengakhiri tujuannya yang ingin mengenal dekat wanita pemilik tatto kupu kupu di bagian dada itu.

"Apa maksudnya ini?" Erlang mulai ilfeel, dan tanpa memperkenalkan diri dia hendak melepaskan tangan, seterusnya akan meninggalkan wanita itu.

Namun sudah terlambat. Maya telah menggenggam tangan Erlang dengan erat.

Sebuah senyum licik mengembang di bibir indah Maya. Dia tidak akan melewatkan kesempatan ini.

"Erlang Januar, seorang pengusaha muda yang memiliki banyak bisnis, dan usahanya bukan hanya dalam negeri saja, bahkan juga hingga mancanegara, salah satu crazy rich yang berasal dari Indonesia. Aku benar bukan?" Secara gamblang, Maya mengatakan apa yang diketahuinya tentang Erlang, dan dia juga mengetahui kedatangan Erlang ke Yunani untuk menghadiri sebuah acara bergengsi di negara tersebut.

"Dari mana kamu mengetahuinya?" Sebagai asisten, Hendra pasang badan dan lebih dulu bertanya. "Apa kamu sedang memata-matai kami dan ingin merencanakan sesuatu yang buruk?" tuduhnya.

Sebagai atasan yang berwibawa, Erlang menutup mulut dengan rapat dan membiarkan Hendra, sang asisten yang bertanya. Selain itu, dia juga masih menunggu sejauh mana Maya memahami kehidupannya.

"Sepertinya kalian melewatkan sesuatu." Maya menoleh pada Hendra. "Apa kamu tidak melihat daftar peserta yang akan mengikuti acara besok malam?" tanyanya dengan tegas, menyatakan jika dirinya adalah seorang desainer muda yang berhasil mengikuti event bergengsi di negara para dewa tersebut.

"Oh ya?" Erlang merasa tertohok dengan pengakuan Maya. Ada sedikit rasa malu, karena baru menyadari jika wanita itu adalah salah satu perancang busana yang berasal dari negaranya sendiri.

"Ya, namaku Maya Saputri, asal Jakarta," Maya kembali memperjelas. "Aku sudah susah payah agar bisa mengikuti acara bergengsi ini, tapi kalian yang berasal dari negara yang sama denganku ternyata mengabaikan keberadaanku. Aku sangat kecewa," ungkapnya.

"Tunggu sebentar." Erlang tak mudah terperdaya dan bersimpati pada wanita yang baru dikenalnya itu. "Jika benar kamu seorang desainer, lalu kenapa harus merayuku seperti sikap yang kamu tunjukkan tadi?"

"Sikap yang mana? Bukankah kita sedang berada di negara yang bebas, jadi aku rasa masih dalam batas kewajaran tanpa menyangkutpautkannya dengan adat ketimuran," Maya menerangkan sambil mengedarkan pandangan pada sekitarnya. "Lagi pula kita ini sedang berada di pantai, jadi penampilan seperti ini sudah menjadi hal yang lumrah," tambahnya lagi.

"Dengan tidak memiliki rasa malu mengajak seorang pria yang baru dikenal ke sebuah tempat pribadi, apa menurutmu itu masih termasuk hal yang wajar?" Erlang bertanya lagi.

Maya sontak tergelak mendengar pertanyaan Erlang. Tawanya semakin lebar, mengejek pria yang masih melotot dan mengharapkan penjelasan darinya.

"Hei, wanita aneh, kenapa tertawa seperti orang kesurupan?" Hendra tidak terima sahabatnya diledek oleh wanita asing itu.

Maya segera menghentikan tawanya.

"Sebenarnya apa yang ada dalam pikiran kalian?" bukannya memberikan jawaban, Maya malah balik bertanya.

"Tentu saja kamu ingin menggoda pak Erlang, makanya kamu mengajaknya ke ruangan pribadimu, lalu akan menjebaknya seperti yang ada di drama ikan terbang. Itu yang kamu inginkan bukan?" tuduh Hendra lagi.

Maya tidak langsung menjawab. Dia lebih dulu menatap Erlang dengan ekspresi yang begitu menggoda. "Apa kamu berpikir hal yang sama dengannya?"

"Ya," jawab Erlang dengan singkat dan wajahnya juga masih terlihat datar.

"Sayangnya kalian salah," balas Maya dengan tenang. "Walau pun aku menyukaimu secara keseluruhan, tapi aku tidak pernah berniat demikian. Aku hanya ingin mengundang kalian berdua, karena kita berasal dari negara yang sama, hanya itu, tidak ada niat lain lagi," jelasnya.

***

Acara yang dinanti telah tiba. Sebuah ajang bergengsi yang diadakan tiga tahun sekali itu telah dimulai dengan khidmat.

Sebagai tamu undangan dan juga perusahaan yang ikut memberikan sponsor pada acara tersebut, Erlang duduk di bagian depan, dan di sebelahnya juga turut sang asisten yang selalu setia mendampingi.

"Kamu sudah mencari tahu tentang wanita itu?" Erlang bertanya pada Hendra tentang Maya.

Sungguh, Erlang masih penasaran dengan kemunculan wanita yang nyaris membuatnya kehilangan kendali. Bahkan sejak kejadian di pantai itu, pikiran Erlang sudah tidak karuan.

"Sudah, aku sudah menelusuri kehidupan Maya yang sebenarnya," jawab Hendra dengan santai.

"Bagaimana hasilnya?"

"Maya Saputri memang seorang desainer asal Indonesia, tapi dia belum memiliki nama yang cukup besar. Masih sangat pemula."

"Lalu bagaimana bisa dia lolos mengikuti ajang bergengsi ini?"

"Itu yang sedang aku usahakan untuk mencari tahunya, siapa orang yang berada di belakangnya dan membantunya untuk mengikuti acara ini?" Hendra menjeda ucapannya, karena seorang pria asing menghampiri mereka dan menyapa Erlang serta bertukar cerita untuk beberapa saat.

"Nice to meet you too," ucap Erlang ramah pada rekan sejawatnya setelah percakapan singkat itu berakhir, lantas bertanya kembali pada Hendra setelah kepergian pria bule itu.

"Ada yang lain?"

"Aku mendapatkan berita jika Maya sudah tidak memiliki sanak keluarga lagi. Dia adalah wanita pekerja keras dan sudah menjadi anak yatim piatu sejak usianya masih remaja. Dari kecil, dia juga hanya tinggal bersama dengan kakak laki-lakinya."

"Oh ya?" Muncul sedikit rasa simpati dalam diri Erlang. Ternyata Maya memiliki kehidupan yang sulit pada awalnya, sama seperti hidupnya yang berasal dari keluarga pas pasan.

"Dan yang parahnya lagi, sang kakak yang selalu bersamanya telah pergi meninggalkan Maya saat masih SMA. Bisa dipastikan jika dia tinggal sebatang kara selama ini," jelas Hendra lagi.

Seketika itu rasa kagum muncul dalam diri Erlang. Benci dah jijik yang sempat terlintas dalam pikirannya kini berubah menjadi takjub.

Ternyata perjuangan wanita itu tidaklah mulus. Hal itu pun mengingatkannya kembali pada Zoya, istri kedua dan merupakan wanita satu-satunya yang sangat dicintai Erlang.

Selama kurang lebih dua jam lamanya, acara berkelas yang dihadiri beberapa negara itu akhirnya berakhir juga.

Terlihat satu persatu para tamu undangan mulai meninggalkan tempat mewah tersebut. Namun, tidak berlaku untuk Erlang. Tampak pria itu masih menunggu munculnya Maya yang sudah dikirimi pesan singkat terlebih dulu.

"Kamu yakin dengan pilihanmu ini?" Hendra bertanya kembali. Sebagai seorang sahabat dan orang terdekat, dia selalu mendukung keputusan Erlang.

"Sangat yakin," jawab Erlang dengan pasti.

Tak berselang lama, wanita yang ditunggu akhirnya keluar juga. Erlang semakin terpesona melihat penampilan Maya yang kini jauh lebih tertutup dari pertemuan mereka yang pertama.

"Dia sudah datang, jadi sebaiknya aku pergi saja," ucap Hendra, lantas meninggalkan Erlang yang masih terpana pada pesona wanita bergaun hitam tanpa lengan itu.

Seketika Erlang meleleh melihat Maya yang sedang berjalan menghampirinya. Wajah dan senyum manis itu membangkitkan sesuatu yang telah lama mati dalam dirinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Muda Untuk Erlang   Ending

    Tanpa menghiraukan alasan dari Zoya, Erlang langsung menyambar istrinya yang kebetulan malam itu hanya menggunakan lingerie. Khawatir mendapat penolakan seperti hari-hari sebelumnya, dia pun menggiring sang istri menuju ranjang. "Jangan terburu-buru seperti ini, Lang!" Zoya mendesah tatkala mulut Erlang menyentuh dadanya. "Apa kamu tidak ingin mendengar sesuatu dariku?" Dia berharap Erlang menanyakan tentang penyakitnya.Namun, Erlang tidak mau tahu lagi tentang semua itu. Mulutnya lebih sibuk menghisap, memilin dan mengemut semua bagian tubuh Zoya.Ketika melihat Zoya masih ingin berbicara, Erlang segera menyambar mulut wanita itu. Dia tidak butuh alasan untuk percintaan malam itu, bahkan dia siap menerima resiko apapun, jika harus tertular penyakit Zoya.Setelah lebih dari tiga tahun berlalu, malam yang sangat panjang telah terulang kembali untuk sepasang suami istri itu. Erlang tidak puas dengan hanya satu ronde, dia melakukan penyatuan itu secara berulang-ulang hingga akhirnya te

  • Istri Muda Untuk Erlang   Bab 68.

    Dua hari berlalu dengan cepat.Erlang masih belum menyadari maksud tujuan Rasputin memanggilnya ke mansion Bagaskara. Terbiasa menghadapi sang ayah mertua karena rengekan Arsyila membuat Erlang merasa enteng dengan permintaan tersebut."Selamat malam, Dad!" Erlang menyapa ayah mertuanya yang sedang duduk santai di ruang keluarga."Selamat malam, Erlang," Rasputin menyambut dengan hangat. "Silakan duduk dulu, tidak usah langsung menemui Arsyila."Erlang duduk tanpa pikiran aneh apa pun.Di sebelah Rasputin, tampak Rafael yang juga sedang asyik bermain gadget. Anak kecil itu tidak terlalu fokus lagi akan kehadiran Erlang, karena di tangannya ada permainan yang lebih seru.Malam itu, Rasputin ingin membicarakan hal penting, jadi dia segera berbisik pada cucunya. "Kakek dan daddymu akan membicarakan hal penting, jadi pergilah bermain di kamarmu!" suruhnya.Masih sibuk dengan mainan barunya, Rafael menurut saja. Dia berjalan sambil bermain ponsel tanpa menghiraukan nasehat dari kakeknya.

  • Istri Muda Untuk Erlang   Bab 67.

    "Zoya mengakui sendiri, kalau dia masih mencintaimu seperti dulu, dan dia ingin kembali ke sisimu selamanya. Maka perjuangkan dia, jangan membuatnya kecewa lagi!" isi pesan yang baru saja dibaca oleh Erlang.Erlang bahkan tidak sabar untuk menemui Zoya kembali. Pesan yang dikirimkan oleh Hendra membuat semangat pria itu membara. Segera setelah itu, Erlang mengirimkan pesan balasan pada sang sahabat.[Tentu saja, Hend. Terima kasih banyak sudah memberitahuku. Terima kasih juga karena selama ini selalu bersama dengan Zoya dan selalu menjaganya dengan baik.] Erlang membalas dengan cepat dan senyum yang berseri seri."Cepatlah berputar waktu!" Erlang berharap seperti pemuda belasan tahun yang baru saja merasakan cinta pertama.Di lain tempat.Zoya baru saja tiba di salah satu kafe miliknya."Bu Zoya, ada wanita yang mengaku sebagai saudara Ibu dan saat ini sedang menunggu di ruang VIP," jelas seorang pelayan ketika Zoya baru saja masuk memasuki kafe."Siapa namanya?" Zoya mengerutkan dahi

  • Istri Muda Untuk Erlang   Bab 66.

    Tidak hanya setuju dengan pengakuan Zoya, Hendra justru terharu mendengar keinginan sahabatnya itu. Senyum ceria seketika terlukis di wajah pria itu. Dia mendukung seratus persen. "Tentu saja kamu tidak salah, Zoya, Erlang itu hanya milikmu seorang. Dulu Syila berusaha merebut Erlang darimu, dan sekarang Maya yang datang. Jika Syila saja bisa kamu taklukkan, kenapa tidak dengan si Maya ingusan itu." Hendra tidak akan pernah bosan mempengaruhi sahabatnya itu, karena menurutnya Zoya lah yang paling pantas menjadi pemenangnya."Kamu bicara apa sih?" Zoya segera berjalan menuju parkiran. Dia masih enggan untuk mengiyakan seluruh perkataan Hendra. Namun dalam hati, dia juga setuju dengan pendapat pria beranak satu itu."Itu kenyataan." Hendra berjalan beriringan dengan Zoya. "Kamu mencintai Erlang, begitu juga Erlang masih sangat mencintaimu. Kalian itu sudah ditakdirkan untuk bersama dan saling memiliki. Selamanya akan seperti itu.""Tapi dia masih suami sahnya Syila, dan sekarang juga

  • Istri Muda Untuk Erlang   Bab 65.

    Maya melotot tajam menyaksikan adegan di depan matanya. Kedua bola mata wanita itu nyaris keluar mengetahui Zoya berada di ruangan yang sama dengan Erlang dan dalam posisi yang sangat intim. Ini pertama kalinya Maya menyaksikan kemesraan sepasang suami istri itu, dan dia iri melihatnya. Tidak.Bukan hanya cemburu, tapi saat ini Maya juga marah besar hingga rasanya ingin melabrak wanita yang merupakan madunya itu."Tidak tahu malu kalian!" Maya memaki, tidak terima karena sebelumnya Erlang telah memintanya untuk segera datang ke hotel tersebut. Namun, apa yang dilihat di depan mata, Zoya yang muncul lebih dulu.Erlang segera meraih taplak meja dan buru buru menutupi menutupi bagian bawah tubuhnya. Meski kedua wanita yang bersama dengannya adalah para istrinya, namun tetap ada rasa malu ketika mereka bertiga berada dalam satu ruangan."Sorry, Sayang," Erlang justru minta maaf pada Zoya, karena membuat wanita itu merasa tidak nyaman. Dia lebih peduli pada istri keduanya itu daripada me

  • Istri Muda Untuk Erlang   Bab 64

    Terkejut dengan keberadaan Maya, sontak saja Erlang menekan tombol merah dalam ponselnya tatkala melihat istri mudanya itu tengah bersama dengan Rasputin."Apa yang dia lakukan di sini?" Erlang berpikir seraya mengamati istrinya yang sedang berbincang bincang asyik dengan sang ayah mertua. Sesekali Maya tampak tertawa ketika mendengar cerita dari Rasputin. Hal itu membuat Erlang penasaran dan memutuskan mendekati keduanya."Erlang ....!" Rasputin menyapa lebih dulu begitu melihat menantunya. "Apa yang kamu lakukan di sana? Kenapa berdiri saja? Apa Syila sudah tidur?" cecarnya."Ya, Syila sudah tidur, Dad, jadi aku berencana untuk keluar malam ini, karena masih banyak urusan yang harus kuselesaikan," Erlang menjawab dengan tenang. Rasputin paham jika Erlang tengah dilanda satu masalah saat ini. Jadi dia membiarkan Erlang pergi malam itu tanpa banyak protes. "Baiklah kalau kamu mau pergi, tapi jika bisa, sebaiknya bawa kembali Zoya dan Angkasa ke rumah ini. Dengan bersama mereka di rum

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status