Beranda / Rumah Tangga / Istri Pelampiasan CEO / Bab 7 : Bolehkah Punya Dua Papa?

Share

Bab 7 : Bolehkah Punya Dua Papa?

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-15 18:52:32

“Kamu!  Kenapa tidak memberitahu papa dan mama kalau Kala masuk rumah sakit?”

Paginya Bianca dan Skala datang menjenguk Kala. Meski tidak diberitahu kabar masuknya sang cucu ke rumah sakit, tapi banyak rekan dan saudara mereka yang bertanya tentang kabar itu, hingga akhirnya Bianca menghubungi Cloud untuk menanyakan.

“Dia sudah ba-"

Belum juga selesai menjawab, Bianca sudah memeluk Kala. Wanita itu sangat memanjakan satu-satunya cucu laki-laki di keluarga. Cloud memang memiliki seorang kakak laki-laki yang juga sudah menikah, tapi dari pernikahan itu Rain — kakaknya dikaruniai dua anak perempuan.

“Mabibi, lihat aku disuntik!” Kala langsung mengadu ke Bianca, dia memberi neneknya panggilan kesayangan, sedangkan untuk kakeknya Kala hanya menyebut opa.

“Aduh! Cucu kesayangan Mabibi sakit ya!” Bianca mengusap punggung Kala secara konstan, sampai sang cucu mengurai pelukan mendapati Skala mengeluarkan mainan.

Cloud hanya bisa menatap dengan senyuman yang tak pernah bisa lepas, ada beban yang mengganjal di hati, dia takut jika Nic benar-benar menjadikan Kala alat untuk menuntaskan balas dendamnya ke Skala. Sejauh ini Cloud belum bisa membaca hal buruk apa yang Nic rencanakan untuk menghancurkan papanya.

Cloud masih berdiri mematung melihat kehangatan yang terjalin di antara Kala dan orangtuanya, hingga pintu kamar itu diketuk, Cloud yang kaget pun menoleh, dia menebak mungkin saja itu Nina, karena Nic tidak mungkin secepat ini kembali dari kantor.

“Arkan!”

Bianca, Skala, dan Kala langsung menoleh saat Cloud menyapa pria yang merupakan sepupu Nic itu. Mata Kala bahkan seketika berbinar dan wajahnya terlihat senang.

“Om Arkan!” teriaknya.

Arkan melewati Cloud begitu saja, dia mendekat lalu menunjukkan telapak tangan kanannya ke Kala. Bocah itu menyambutnya bahkan sengaja membenturkan telapak tangan mungilnya dengan kencang.

“Aduh! Apa Kala benar-benar sakit? Kenapa keras sekali tosnya,” kelakar Arkan.

Berbeda dengan Nic yang dingin dan tak banyak senyum, Arkan lebih ramah dan murah senyum. Pria itu juga rekan kerja Cloud, dia seorang pengusaha yang memiliki hobi fotografi. Bahkan dari hasil jepretan kameranya lah Kala bisa menjadi seterkenal saat ini.

“Cloud, kamu sudah sarapan belum?” Tanya Bianca, dia baru sadar tak membawa apa-apa ke sana karena terlalu mencemaskan kondisi Kala. Sementara mainan yang diberikan ke Kala tadi sudah disiapkan jauh-jauh hari.

“Belum, Ma. Nanti saja.”

Mendengar jawaban Cloud, Arkan seketika menawarkan untuk pergi makan bersama. Ia berkata kebetulan juga belum memasukkan apa pun ke dalam perutnya sejak pagi.

“Ya sudah sana kalian makan, kami akan temani Kala di sini.”

Awalnya Cloud merasa sungkan dan enggan, tapi karena paksaan dari Bianca dan juga ajakan dari Arkan, dia pun akhirnya mau keluar dari kamar. Di depan rumah sakit itu ada sebuah warung makan kecil. Baik Cloud dan Arkan sama-sama memiliki sifat sederhana, keduanya tidak sungkan untuk makan di tempat semacam itu.

Mereka tampak berdiri di pinggir jalan hendak menyebrang sambil berbincang, hingga tak sadar seorang pria sedang menatap tajam dari dalam sedan mewah yang sedang dikendarai. Nic terus mengawasi ke mana Arkan dan Cloud pergi, mukanya berubah kesal seperti pria yang tengah cemburu karena kekasihnya dekat dengan lelaki lain.

“Kenapa pesananmu sepertinya lebih enak?” Cloud baru saja menerima piringnya lalu protes. Ia diam memandang piring milik Arkan sampai pria itu mengambil dan menukar piring mereka.

“Soto memang enak, tapi nasi berkat seperti ini lebih enak,” ucap Arkan.

Cloud hanya tersenyum, bisa saja dia memesan satu porsi nasi lagi, tapi bingung siapa yang akan menghabiskannya nanti. Tak ada perbincangan yang mereka lakukan di sela makan, keduanya fokus sarapan lalu bergegas kembali ke rumah sakit. Meskipun Cloud tahu kalau sudah bersama nenek dan kakeknya Kala anteng, tapi tetap saja dia cemas.

“Kala, kami sudah selesai!”

Suara renyah Arkan membuat Kala menjulurkan kepala. Baik Arkan dan Cloud dibuat kaget karena Nic ternyata sudah berada di sana. Bianca dan Skala juga masih ada dan sedang duduk di sofa, mereka sibuk dengan ponsel masing-masing. 

“Om Arkan sudah kenyang?” Tanya Kala.

“Kamu datang?” Nic menyapa meski terdengar sedikit tidak ramah. Ia bersikap dingin, bahkan membuat Arkan merasa seolah kehadirannya tidak diinginkan di sana.

“Om mau main nggak?” Kala dengan polosnya bertanya, karena kursi yang ada di samping ranjangnya sudah dipakai oleh sang papa, Kala pun meminta Arkan untuk duduk di atas ranjang bersamanya.

“Eh … tidak boleh Kala, itu ‘kan ranjang pasien,” tolak Arkan dengan lembut.

“Tidak apa-apa, Om. Boleh ‘kan, Pa?” tanya Kala meminta persetujuan Nic.

Cloud sendiri hanya melirik sekilas mendengar pertanyaan Kala, dia sudah duduk di depan orangtuanya, lalu menyibukkan diri membuka bingkisan buah yang ada di atas meja, meski begitu Cloud tetap memasang telinga menunggu respon dari sang suami.

Namun, bukannya menjawab boleh atau tidak. Nic malah berdiri lalu duduk di atas ranjang, dia menatap Arkan lalu kursi, tanpa bicara mempersilakan sepupunya itu duduk di sana.

“Kala, katanya Kala mau main film, ya?”

Pertanyaan Arkan sebenarnya hanya basa-basi, dia tak sadar sudah membuat Nic kaget dan langsung menatap tajam ke arah Cloud. Nic sudah meminta semua urusan pekerjaan Kala harus dibicarakan lebih dulu dengannya, jadi jika apa yang dikatakan Arkan benar, jelas Cloud sengaja.

“Iya, tapi tidak tahu kapan,” jawab Kala dengan polos. Bocah itu kemudian memandang Nic dan Arkan bergantian. Keningnya berkerut-kerut seolah sedang memikirkan hal yang berat.

“Mama!” Panggilnya ke Cloud.

“Iya sayang,” jawab Cloud lantas menoleh.

“Mama, apa aku boleh punya dua papa?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (25)
goodnovel comment avatar
Nelly Sianipar
ceritanya seru
goodnovel comment avatar
Empana Baning
Baru kau tahu papa nic cemburu
goodnovel comment avatar
Empana Baning
Biar papa nic rasa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Pelampiasan CEO   SPECIAL Part 10 : Kita Bahagia - END

    Satu bulan kemudian Hari itu awan mendung menyelimuti hati Cloud. Sejak Nic berangkat kerja dan Kala sekolah, Cloud terus menangis karena merasa sangat bersalah ke baby Gaza juga Kala. Bukan tanpa alasan Cloud bersikap seperti ini. Beberapa hari ini dia sering merasa mual dan lemas. Bahkan setelah makan banyak dan mengonsumsi vitamin kondisinya juga masih sama. Hingga, Cloud yang memang sejak melahirkan baby Gaza belum mendapat tamu bulanan memilih untuk mencoba melakukan uji kehamilan. Cloud awalnya hanya iseng dan berpikir untuk tidak berpikir yang macam-macam, tapi dia berakhir lemas saat melihat dua garis merah tertera jelas pada alat uji kehamilan yang dia gunakan. Hati Cloud sedih, merasa sangat bersalah pada dua anaknya terutama ke baby Gaza yang baru saja berumur empat bulan. Karena hal itu, Cloud tidak bisa fokus bekerja dengan tenang meskipun masih bekerja dari rumah. Dia juga takut memberitahu Nic dan sekarang hanya Bianca yang menjadi tumpuannya. Setelah mengetahui diri

  • Istri Pelampiasan CEO   SPECIAL Part 9 : Masa Depan - Bercinta Denganmu Canduku

    Cloud meraba dada Nic, mengusap lembut sambil merapatkan tubuhnya dan menciumi punggung pria itu. Cloud tahu Nic mengizinkannya melakukan itu saat tak mendapatkan penolakan sama sekali, bahkan saat dia mulai menempelkan lalu menggesekkan dadanya yang memang lebih padat karena berisi ASI putra kedua mereka. Nic diam-diam tersenyum, menikmati sentuhan Cloud. Tak lama tanpa ragu Nic akhirnya meraih tangan Cloud yang sejak tadi mengusap dada untuk mulai mengusap miliknya yang berada di antara paha.Cloud tersenyum penuh arti, dia mengangkat kepala untuk menjangkau tengkuk Nic dan memberi kecupan di sana, tak puas Cloud menggigit kecil cuping telinga suaminya bahkan menggelitik beberapa detik menggunakan ujung lidah.Nic pun tak sanggup lagi, dia bergerak dan Cloud pun bergeser, secepat kilat Nic mengurung tubuh Cloud, mencekal ke dua tangan istrinya di sisi kepala."Apa kamu tahu hukuman apa yang pantas diberikan ke wanita yang membuat prianya cemburu?" Tanya Nic."Aku tidak tahu, tapi k

  • Istri Pelampiasan CEO   SPECIAL Part 8 : Masa Depan - Cemburuku Itu Cinta

    Tidak terasa tiga bulan pun berlalu. Siang itu Cloud menitipkan Gaza ke Bianca karena harus menghadiri pesta pernikahan Thea dan Aditya.“Misal nanti Gaza rewel atau kenapa-napa, Mama langsung kabari aku saja,” ucap Cloud saat menitipkan putra ke duanya.“Kamu itu kayak baru kali ini nitipin anakmu ke Mama,” ucap Bianca. “Kayak masih setengah ga percaya.”Cloud pun tersenyum lebar mendengar protes Bianca kemudian membalas, “Bukan begitu, Ma. Siapa tahu Mama tidak bisa mengatasi kalau Gaza sedang rewel.”“Sudah kamu tenang saja. Nikmati pesta Thea dan jangan mikir yang aneh-aneh. Mama akan menjaga Gaza dengan baik,” ujar Bianca.Cloud pun melebarkan senyum mendengar ucapan Bianca. Dia lantas berpamitan dan pergi bersama Nic juga Kala. Dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya itu terlihat mengenakan setelan jas yang sama, Kala bahkan memperlihatkan aura seperti anak bangsawan.“Ayo!” Nic mengulurkan tangan ke Cloud agar istrinya itu bisa menuruni anak tangga dengan nyaman. Mereka te

  • Istri Pelampiasan CEO   SPECIAL Part 7 : Kedatangan Dua Pasangan Baru

    “Hai.”Arkan masuk menyapa Cloud dan Nic yang ada di kamar. Nic yang awalnya tegang seketika rileks saat menyadari sepupunya datang mengajak Shafira dan memperkenalkan gadis itu sebagai calon istrinya dengan bangga.Nic pun bisa menerima kehadiran Arkan, bahkan bersikap ramah saat menyadari tatapan mata pria itu sudah sangat berbeda ke Cloud.“Bagaimana kondisimu dan juga bayimu?” Tanya Arkan. Dia berdiri di dekat ranjang Cloud bersisian dengan sang kekasih.Cloud sendiri tampak begitu kagum melihat bagaimana anggunnya Shafira. Sebagai seorang pengusaha yang bergerak di bidang fashion, Cloud mendapat inspirasi bagaimana kalau perusahaannya mulai mencoba merambah dunia busana yang bisa dikenakan juga oleh para wanita yang mengenakan hijab.“Kami sehat, bahkan besok aku sudah diperbolehkan pulang,” jawab Cloud lantas menoleh ke baby box di mana bayinya sedang tidur.Shafira langsung mengalihkan tatapan ke sana, senyum gadis itu merekah bahkan diam-diam menarik bagian kemeja Arkan yang a

  • Istri Pelampiasan CEO   SPECIAL Part 6 : Nama Adik Kala

    Kala masuk dan langsung menuju box bayi di mana sang adik tidur. Dia sangat bersemangat untuk melihat bagaimana wajah sang adik dari pada menyapa Cloud dan Nic lebih dulu. Berbeda dengan Bianca yang datang bersama rombongan putranya dan juga Skala. Wanita itu mendekati Cloud dan memeluk putrinya dengan tangis haru."Selamat ya! Kamu hebat, Cloud. Mama bangga," bisik Bianca. Perlahan dia mengurai pelukan sambil berkata membawakan makanan kesukaan Cloud. Bianca menjauh agar yang lainnya juga bisa mengucapkan selamat ke ibu dua anak itu.Seluruh anggota keluarga sudah melek akan informasi hingga berusaha agar Cloud tidak sampai mengalami Baby Blues Syndrome. Ya, terkadang seorang ibu yang baru saja melahirkan merasa tersisihkan, melihat bagaimana sikap orang sekitar yang lebih memperhatikan bayinya dari pada dia yang berjuang mempertaruhkan nyawa."Aku dan Embun sudah menyiapkan kado untukmu, coba lihat!" Pinta Rain sambil mengulurkan sebuah tas kertas kecil ke Cloud. Setelah sang adik

  • Istri Pelampiasan CEO   SPECIAL Part 5 : Perdebatan Soal Nama

    "Ners, tolong itu suami saya!"Cloud yang sudah ingin mengejan masih bisa memikirkan Nic yang baru saja terkena mental. Seorang perawat pun mencoba mendekat untuk memastikan keadaan Nic. Dia memegang lengan pria itu yang tatapannya terlihat kosong."Anda duduk saja di sini ya, Pak!" Ucap perawat itu sebelum kembali mendekat ke ranjang untuk mendengarkan keputusan dokter."Ibu tahan ya! Kita pindah ke ruang bersalin."Dokter pun memberi kode ke perawat yang berada di dekatnya dan Cloud pun segera dipindahkan. Nic sendiri seolah baru sadar saat ranjang sang istri dibawa keluar. Dia berdiri bergegas mengikuti ke mana Cloud pergi."Pak, Anda hanya boleh masuk kalau yakin kuat melihat apa yang terjadi di dalam, kalau tidak lebih baik Anda menunggu di luar." Dokter menahan Nic di depan pintu. Wajah pucat pria itu semakin membuat Dokter berpikir Nic sama sekali tidak siap menemani persalinan Cloud. Dokter pun hendak masuk tapi Nic menerobos sambil berkata dia kuat dan mampu.Meski wajahnya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status