Share

Bab 3. Terpaksa Menikah

last update Huling Na-update: 2025-02-12 13:35:06

Airy duduk termenung di depan meja rias dengan gelisah. Ia meremas-remas jarinya untuk meredakan kecemasan. Setelah dua hari dilakukannya operasi transplantasi, ini adalah hari dimana ia akan melepas masa lajangnya. 

"Sudah dua jam lebih. Apa dia sungguh-sungguh tidak datang?" gumam Airy ketika melihat jam yang tergantung di dinding.

Mendesah pelan, Airy beringsut dari duduknya, dan keluar dari kamar tempat ia dirias oleh MUA. Setelah berjalan melewati tangga, Airy menyibak tirai jendela, dan mengintip ke luar. Di sana para tamu undangan menunggu digelarnya acara. 

"Aku menduga pernikahan tidak akan terjadi," gumam Airy. 

Jika seandainya benar pernikahan batal, Airy tidak menanggung malu karena tidak ada satupun yang tahu bahwa Airy menikah hari ini. Bahkan, ibu dan kakaknya juga tidak tahu. Jika ada yang harus menanggung malu, Gunawan yang merasakan itu. Sebab pria itulah yang mengadakan pesta pernikahan ini. 

Airy tak sengaja menatap keberadaan Gunawan. Pria paruh baya berkacamata itu, yang sedang bersandar di dinding, dengan kaki menyilang sambil memainkan ponsel. Airy heran dengan Gunawan yang terlihat santai tanpa ada kecemasan sedikitpun di wajah yang telah keriput karena usia itu. Gunawan sedikitpun tak khawatir dengan acara yang tak tahu pasti akan dimulai. 

"Pak Gunawan!" panggil Airy.

Gunawan yang masih tetap sibuk dengan ponselnya menjawab, "ada apa?"

"Apakah pernikahan ini, akan dibatalkan?" tanya Airy.

Gunawan mengerutkan kening. "Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"Mohon maaf." Airy menangkup kan kedua telapak tangannya. "bukannya apa-apa. Tapi ini sudah lebih dari 2 jam, penghulu, dan tamu undangan menunggu. Tapi calon suami saya tidak kunjung datang."

"Pernikahan akan tetap terlaksana meskipun terlambat. Bahkan jika itu harus terjadi sampai nanti malam, cucu saya akan datang," jawab Gunawan dengan tegas.

Airy menghela napas dan memejamkan mata. "Apa yang terjadi? Pasti dia tidak menyetujui dengan pernikahan ini, maka dia kabur 'kan?"

"Kamu tenang saja, Airy. Jangan khawatir. Saya sudah mengatur semuanya. Bagaimana pun keadaannya, pernikahanmu pasti terlaksana," ujar Gunawan mencoba menenangkan.

"Tapi ..." Airy menggantung ucapannya.

"Percayalah kepada saya. Calon suami kamu, sebentar lagi akan sampai."

Setelah beberapa lama menunggu, Gunawan menampilkan senyuman sumringah. Airy yang menatapnya menjadi heran dengan sikap pria paruh baya itu. Gunawan mendekati Airy yang tengah duduk di samping jendela kaca.

"Calon suamimu sudah datang," beritahu Gunawan.

Airy menghembuskan napas lega. Setelah sekian lama menunggu ketidakpastian yang membuat hati cemas, akhirnya Airy tak jadi mengkhawatirkan kemungkinan terburuk. Calon suami Airy telah datang. Itu artinya, mereka siap untuk melakukan pernikahan.

"Kamu boleh melihat calon suami. Dia ada di kamar sebelah," kata Gunawan.

Airy bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar yang ditempati oleh calon suaminya. Ia berjalan mengekor dibelakang Gunawan. Ketika hampir sampai, Airy mendengar suara seorang pria sedang mengamuk.

"Kenapa kamu membawa saya ke tempat ini?" teriaknya.

"Apa itu dia?" gumam Airy.

"Sudah bangun kamu, Ferdinand?" tegur Gunawan yang masuk dan melihat cucu laki-lakinya.

"Kakek benar-benar sialan! Apakah kakek berniat untuk menghancurkan hidupku, menikah dengan gadis yang sama sekali tidak aku kenal?" amuk pria yang dipanggil Ferdinand itu.

Airy mengintip dari luar untuk melihat wajah pria yang ia duga akan menjadi suaminya. Pria itu sedang duduk di kursi menggunakan pakaian kasual dan belum ada tanda-tanda akan segera melaksanakan pernikahan yang akan digelar hari ini. Airy dapat melihat wajah menggelap yang terpancar dari pria itu.

Gunawan tersenyum remeh. "Sudah Kakek katakan padamu, Ferdinand. Jangan coba-coba kabur."

"Jadi nama pria itu Ferdinand?" gumam Airy.

"Apa sebenarnya yang gadis itu berikan kepada kakek, hingga kakek ingin menikahkanku dengannya?" tanya Ferdinand dengan tajam.

"Tidak usah banyak bicara. Segeralah menikah!"

"Aku tidak mau," tolak Ferdinand.

Airy menghela napas berat. Ia sudah membayangkan jika calon suaminya tak bisa menerima dirinya sebagai calon pendamping yang telah dipilih oleh Gunawan untuk Ferdinand. Tak tahu bagaimana nanti jika Airy menjalani kehidupan rumah tangga bersama pria itu.

"Kenapa kakek selalu bersikap seenaknya sendiri mengatur kehidupanku?" murka Ferdinand dengan penuh amarah.

"Mungkin, saat ini kamu merasa bahagia karena hidup dengan dirimu sendiri. Dan mata hatimu, tertutup oleh trauma yang kamu miliki. Ketika nanti kamu menjalani pernikahanmu, kamu akan tahu apa itu artinya cinta dan ketulusan," jelas Gunawan.

"Aku tidak peduli dengan apa yang kakek katakan. Aku tidak akan menikah!" bentak Ferdinand 

Namun, Gunawan tetap tenang dan tersenyum, "Kamu mungkin tidak mengerti sekarang. Tetapi, cinta itu tidak selalu datang dengan cara yang kita inginkan, Ferdinand."

Ferdinand beranjak dari hadapan Gunawan, dan hampir saja menabrak tubuh Airy jika Airy tidak segera menghindar. Karena pintu belakang yang akan dilewati olehnya telah dihadang oleh anak buah Gunawan, Ferdinand memutuskan untuk keluar melewati pintu depan. Namun, Ferdinand terpaku ketika para tamu undangan menatap dirinya.

"Kamu lihat di luar itu," ucap Gunawan, "banyak tamu undangan yang datang, dan mereka semua menunggu. Karena kamu yang tidak kunjung datang dari dua jam yang lalu, semua orang sudah berbisik-bisik negatif tentang kamu."

Ferdinand membalikkan tubuh menatap Gunawan. "Ini semua bukan salahku. Kakek yang terlalu memaksa."

"Dan hasil paksaan Kakekmu ini semua, sudah terlanjur terjadi. Apakah kamu ingin membuat malu kakekmu ini? Kamu ingin melihat kakek cepat mati karena menahan malu akibat perbuatanmu," hardik Gunawan.

Ferdinand mengetatkan rahangnya dan memejamkan mata menahan kesal. Pria itu mengepalkan tangan di kedua sisi tubuhnya dengan erat. Niatnya untuk kabur bahkan sia-sia. Ferdinand putus asa, dan tidak punya pilihan lain sekarang.

"Baiklah. Aku akan menikah. Apakah Kakek puas?" geram Ferdinand.

Gunawan tersenyum penuh kemenangan. "Itu baru cucuku."

Setelah drama panjang yang cukup melelahkan, akhirnya pernikahan Ferdinand dan Airy resmi dilaksanakan. Setelah Ferdinand mengucapkan ijab qobul, pemasangan cincin kawin dilakukan. Tetapi Ferdinand enggan memakaikan cincin kepada wanita yang telah resmi menjadi istrinya. Sehingga Airy berinisiatif memasang cincin kawin di tangannya sendiri, dan tangan Ferdinand.

"Selamat atas pernikahan kalian. Semoga kalian bahagia," ucap Gunawan memberikan selamat.

"Terima kasih," ucap Airy tersenyum tipis. Sedangkan Ferdinand hanya mendengus menatap tajam Airy.

Ferdinand masih terlihat tegang menahan amarah, dan jauh dari ekspresi bahagia. Dalam pandangan Airy, Ferdinand sulit menerima kenyataan bahwa ia harus menikah dengan seseorang yang kemungkinan akan hidup bersama pria itu selamanya. 

Sementara itu, Gunawan duduk di kursi depan, menatap kedua cucunya dengan senyum puas. Baginya, pernikahan ini adalah bagian dari rencana besar yang telah ia susun dengan cermat. Meskipun Ferdinand masih merasa terpaksa, Gunawan yakin bahwa waktu akan memperbaiki segalanya.

Di sisi lain, Airy mencoba untuk menerima segala keadaan dengan lapang dada. Meskipun awalnya terjadi dengan drama yang rumit, ia berharap bahwa cinta dan pengertian akan tumbuh di antara mereka seiring berjalannya waktu.

Ferdinand melemparkan tatapan tajam kepada wanita yang kini telah resmi menjadi istrinya. Tubuh Airy sedikit kaku mendapat tatapan yang menghunus jantungnya.

"Apa yang sebenarnya yang kamu janjikan kepada kakekku, sehingga kakekku memaksaku untuk menikahi kamu?" 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Istri Penebus Hutang CEO Dingin    Bab 29. Pandangan Hina Ferdinand

    Airy dengan tangan yang bergetar hebat dan tatapan nanar ketika melihat layar ponsel milik Ferdinand. Di video itu, terekam ketika dirinya akan dinodai oleh para preman itu. Saat dirinya dalam posisi telentang di atas ranjang, pria berkepala plontos mendekatinya dan mengukung tubuhnya."A-apa?! Video dari mana ini?" tanya Airy menatap wajah suaminya dengan ekspresi menyedihkan.Airy menggelengkan kepala. Ia tak percaya bahwa video itu sampai ke tangan suaminya. Dan ini, membuat Ferdinand marah padanya."Ternyata seperti ini kelakuan istri yang dipilih oleh kakekku. Tidur bersama laki-laki lain yang bukan muhrimnya," cibir Ferdinand."Mas ...," Airy dengan cepat bangkit dari lantai dan mencoba menjelaskan pada Ferdinand."Percayalah padaku! Ini tidak seperti yang kamu pikirkan," ucap Airy hampir menangis.Airy mencoba memberikan penjelasan kepada suaminya. Bagaimana ia bisa dalam posisi seperti yang ada di video tersebut. Airy tak menyangkal karena itu memang dirinya. Dan ia menjelaska

  • Istri Penebus Hutang CEO Dingin    Bab 28. Tinggal Di Rumah Gunawan

    "Tinggallah di sini sampai suamimu pulang dari luar kota," kata Gunawan dengan tegas. Airy mengangguk. "Baik, Kakek."Airy saat ini tengah duduk di sofa ruang keluarga. Ia dibawa ke rumah Gunawan oleh Ramli setelah dibebaskan dari sekapan para penculik. Wanita muda itu begitu trauma dengan penculikan yang baru saja ia alami. Bayangan mengerikan ia rasakan semalam. Hampir saja Airy kehilangan kehormatan jika Ramli tidak segera datang menyelamatkan.Airy menatap Ramli yang sedang berkutat dengan laptop di tangannya. Sungguh ia ingin berterima kasih kepada pria yang seusia dengan ayahnya itu. Ia sangat bersyukur bahwa Ramli menolongnya."Orang yang menyuruh mereka menculik mu dan berencana menodai kamu, adalah salah satu wanita yang menaruh hati pada suami mu. Aku sudah menyelidikinya," beritahu Gunawan.Airy mengalihkan pandangannya terhadap Gunawan. Tanpa ia duga, kakek dari suaminya itu juga mengetahui hal tersebut. Pria itu cukup cepat mengetahui informasi yang bahkan belum tentu se

  • Istri Penebus Hutang CEO Dingin    Bab 27. Hampir Ternoda

    Airy terbangun dari tidurnya ketika merasakan air yang membasahi wajahnya. Ia membuka matanya dan merasakan pusing yang mendera. Ia mengamati sekeliling dan bingung saat melihat beberapa pria berdiri tepat di hadapannya."Siapa kalian?" tanya Airy dengan suara lemah.Airy mencoba bergerak. Tetapi ada sesuatu yang mengganggu pergerakannya. Ia melebarkan matanya ketika menyadari bahwa tubuhnya di ikat."Sudah bangun cantik?" tanya salah satu dari mereka."Dia bukan cuma cantik. Tapi jika kita mencicipi nya, pasti terasa sangat nikmat. Apalagi masih muda dan perawan." Mereka semua tertawa terbahak-bahak.Airy menegang ketika mendengar niat yang akan dilakukan oleh beberapa preman itu. Ia tak menyangka bahwa dirinya diculik dan akan dinodai.Pria berkepala plontos yang merupakan pimpinan komplotan tersebut, menyeringai tajam menatap Airy. Pria itu mengusap lembut bahu Airy dan bersiap-siap untuk melakukan perbuatan-perbuatan menjijikan. "Apa yang ingin kalian lakukan?" tanya Airy dengan

  • Istri Penebus Hutang CEO Dingin    Bab 26. Syarat Agar Tetap Menjadi Pewaris

    "Apa?!"Ferdinand terkejut dengan syarat yang diberikan oleh kakeknya. Ia mengeraskan rahang dan mengepalkan tangannya dengan kuat. Apakah mungkin ia akan melakukan itu?Gunawan tersenyum remeh. "Kenapa reaksimu begitu? Bukankah itu bagus? Tidak ada salahnya bukan, suami istri memiliki anak?"'Aku harus memiliki anak dengan Airy? yang benar saja,' batin Ferdinand.Ferdinand tak tahu harus melakukan apa. Menolak syarat yang diberikan Gunawan pun tidak mungkin. Ia pernah berniat untuk menyentuh Airy untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Namun, Airy menegaskan tidak mau melakukan hubungan bersama suaminya sebelum Ferdinand mencintainya.Ferdinand adalah pria yang tidak percaya dengan cinta. Dan mana mungkin, ia bisa mencintai wanita yang telah menjadi istrinya serta harus memberikannya seorang anak?"Apa kamu tidak setuju memiliki anak dengan Airy?" tanya Gunawan mencoba meraba.Ferdinand beralih menatap kakeknya. Ia melayangkan tatapan tak suka terhadap keputusan yang telah dibuat oleh

  • Istri Penebus Hutang CEO Dingin    Bab 25. Kepemilikan Saham

    "Apa yang telah kamu rundingkan kepada kakek sehingga kamu bisa menguasai 40% dari saham perusahaan?" tanya Ferdinand pada istrinya dengan tidak terima. Airy mengerutkan kening mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya. "Aku tidak pernah membicarakan apapun. Aku bahkan tidak mengerti apa yang terjadi." Ferdinand menggebrak meja dengan keras membuat Airy berjingkat kaget. Pria itu marah besar kepada istrinya semenjak ia mengetahui bahwa kakeknya menetapkan saham 40% kepemilikan kepada Airy. Pria itu menuduh bahwa Airy itulah mempengaruhi kakeknya agar memberikan saham.Airy mengusap dadanya efek dari terkejut. "Kamu tahu kalau aku jarang bertemu dengan kakek. Apalagi soal membahas mengenai perusahaan. Aku sama sekali tidak mengerti tentang perusahaan. Belajar bisnis pun aku belum sampai persentase 50% yang aku ketahui.""Ini benar-benar sebuah penghinaan untukku. Apa kakekku tidak lagi percaya kepadaku? Dan dia malah memberikan sebagian saham untukmu. Kenapa tidak sekalian kau kuasa

  • Istri Penebus Hutang CEO Dingin    Bab 24. "Kamu Masih Tidak Mengaku?"

    "Apa yang Kak Wina masukkan ke dalam minuman suamiku?" tanya Airy dengan tajam.Wina dengan cepat menampilkan ekspresi yang semula terkejut, menjadi datar. Ia bersikap seolah tidak melakukan apa-apa dan tanpa rasa bersalah sedikitpun."Tidak. Aku tidak memasukkan apa-apa," bantahnya dengan tenang.Airy melangkah perlahan mendekati kakaknya. Ia menatap tajam Kakak tirinya itu. Kemudian matanya beralih kepada secangkir kopi yang baru saja dibuat oleh Wina. Kopi itu masih mengepulkan asap karena Wina membuatnya menggunakan air panas mendidih."Yakin tidak memasukkan apa-apa?" tanya Airy menyeringai tajam.Wina tertawa kecil melihat tingkah Airy. "Kamu ini kenapa sih? Kok curiga begitu?" "Aku tanya, benar atau tidak Kak Wina tidak memasukkan apa-apa ke kopi itu?" Wina mengalihkan pandangan ke arah lain dan menghembuskan napas kasar. "Tentu saja tidak. Memangnya kamu pikir aku memasukkan apa? Racun?" Airy tertawa mendengar ucapan Wina. Jika ia tidak membuktikannya sendiri, Wina akan ter

  • Istri Penebus Hutang CEO Dingin    Bab 23. Rencana Licik Wina

    "Aku tahu kalau kamu kakaknya Airy ,kan?"Nadine mengajak Wina untuk menikmati teh hijau bersama-sama di kantin sebelah kantor. Ia sengaja melemparkan pertanyaan yang cukup mengejutkan Wina. Wina mendengus samar, mencoba menetralkan ekspresi terkejutnya."Benar. Lalu kenapa?" tanya Wina dengan cuek.Nadine menggelengkan kepala melihat ekspresi Wina. Ia menangkap bahwa Wina tak suka bila dirinya disebut sebagai kakak Airy. Dan bagi Nadine, Wina terlalu angkuh dalam pandangannya."Aku tahu maksud kamu bekerja dengan Ferdinand, karena ingin merebut suami adikmu." Nadine tersenyum miring."Jangan sok tahu!" desis Wina.Beberapa hari lalu, Nadine sengaja mencari tahu tentang sekretaris baru Ferdinand. Nadine merasa aneh dengan Wina yang mencoba untuk membela Airy. Wina mencoba untuk memihak Airy padahal dia tahu itu hanyalah pura-pura."Tidak apa-apa kalau tidak mengaku. Biasanya seorang wanita yang berpura-pura menjadi orang lugu, biasanya dia memiliki hati yang busuk," sindir Nadine."Ap

  • Istri Penebus Hutang CEO Dingin    Bab 22. Fakta Airy Dan Wina

    "Jadi ... maksudmu istriku selingkuh?" tanya Ferdinand dengan tatapan yang tajam."Benar. Kamu selidiki saja." Wina tersenyum miring.Kali ini Wina tidak memandang Ferdinand sebagai atasan. Ia berbicara secara bagaimana berhadapan antara kakak dan adik ipar. Wina berusaha untuk meracuni otak adik iparnya agar membenci adik tirinya. Sudah sedari lama Wina berniat untuk menghancurkan hidup Airy. Terutama rumah tangga adik tirinya itu.Tak peduli bagaimana mereka hidup dan tumbuh besar secara bersamaan. Bagi Wina, Airy memang tidak pantas untuk hidup bahagia.Pada dasarnya yang memang tak menyukai ketika ayahnya membawa seorang bayi yang bernama Airy. Rasa dendamnya semakin menguat setelah ia mengetahui ayahnya menikahi ibu kandung Airy. Wina merasa cemburu karena sang ayah begitu menyayangi Airy. Meskipun Ratih memperlakukan mereka berdua dengan berbeda dan Ratih lebih menyayangi Wina, ia tak bisa menerima kenyataan."Kamu tidak berusaha untuk menjatuhkan adikmu sendiri, bukan?" Ferdi

  • Istri Penebus Hutang CEO Dingin    Bab 21. Berita Beredar

    "Siapa yang membayar wartawan untuk mengunggah berita itu?" tanya Ferdinand pada Airy.Airy mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu tanya aku? Yang bertemu selalu bertemu dengan itu kan kamu. Aku tidak punya koneksi dengan jurnalis."Pagi ini, layar televisi dan media sosial dihebohkan dengan beredarnya berita tentang hubungan antara Ferdinand dan Nadine. Di artikel yang tertulis, tertera bahwa Ferdinand dan Nadine adalah sahabat yang saling mencintai. Namun di tentang oleh Gunawan karena pekerjaannya sebagai DJ."Kalau kamu tidak meminta wartawan untuk mengungkap berita itu, lalu ini apa?" Ferdinand menyodorkan ponsel miliknya.Airy mengerutkan kening melihat foto yang ditunjukkan oleh suaminya. Di dalam sana, terdapat foto yang menggambarkan ia dekat dengan seorang reporter di lobby hotel saat ia akan pulang diantar oleh Dicky. Airi ingat bahwa ia meminta tolong kepada Dicky untuk mengambilkan air minum. Dan kebetulan reporter wanita itu menanyakan kepadanya mencari keberadaan temannya

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status