Share

Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris
Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris
Penulis: Kafkaika

Dijual

Brak!

Ayesha yang sedari kemarin dikurung di ruangan gelap dan pengap itu membelalakan mata mendengar ucapan itu.

Jadi, apa dirinya juga akan…?

“Tante Mur, tolong. Aku tidak mau menjual diri,” mohonnya cepat. Ayesha bahkan berlutut di depan kaki wanita itu.

Hanya saja, Murni justru menyentakkan kakinya, hingga tubuh Ayesha terjerembab dan terantuk tembok.

Bugh!

Ayesha dapat merasakan darah mengalir dari hidungnya. Namun, diabaikannya itu semua dan menggelengkan kepala cepat–tak setuju.

“Tante, aku mohon. Aku akan bekerja keras mencari uang tapi tidak dengan cara ini. Aku janji akan melunasi hutang-hutang pamanku. Tolong beri aku kesempatan,” ucapnya kembali memohon pada Murni.

Hal ini membuat salah seorang bawahan yang mengikuti mucikari itu merasa iba.“Mami, dia mimisan. Lebih baik, kita rawat dulu. Lagipula kalau dia kenapa-kenapa kita juga yang rugi.”

Murni lantas memperhatikan kondisi Ayesha. Dengan tatapan dingin, dia pun berkata, “Hari ini, aku akan kasih kesempatan padamu untuk bobok cantik. Tapi, besok kau harus kerja dan menghasilkan uang!”

Tak lama, wanita angkuh itu pun berlalu menyisakan sang bawahan dan Ayesha di sana.

“Sini kubantu,” ucap wanita yang merupakan bawahan Murni itu.

Dipapahnya tubuh Ayesha  ke tempat tidur dan dibantunya perempuan itu mengusap darah mimisan yang masih saja terus keluar.

“Terima kasih,” lirih Ayesha menahan isak tangis.

“Kau istirahatlah. Jangan coba kabur lagi. Di tempat ini, banyak algojo Mami Murni. Lebih baik, kau berdoa saja. Gadis baik sepertimu pasti akan selalu dilindungi Tuhanmu.”

Ayesha hanya bisa mengangguk. Namun, hatinya sedikit menghangat karena mengetahui ternyata masih ada yang peduli dirinya. “Nama Kakak, siapa?” tanyanya pada akhirnya.

“Panggil saja aku Lily.” Wanita itu mengenalkan diri, lalu berkata, “aku dulu juga sama sepertimu yang terdesak keadaan. Tapi, aku tak punya nyali kabur sepertimu.”

Kini, Ayesha menatap iba wanita di sampingnya. Dia juga meratapi takdirnya. Apakah memang dia benar-benar harus berakhir di rumah pelacuran, tempat wanita menggadaikan harga dirinya demi uang?

Tanpa disadari, Lily memperhatikan Ayesha seksama.

Perempuan itu bahkan masih mengenakan hijabnya saat masuk tempat ini.

Hati wanita itu miris membayangkan gadis lugu dan suci ini harus juga ternoda oleh nafsu para lelaki hidung belang.

Lily seketika teringat adiknya di kampung halaman.

“Ayesha, aku harus kerja. Ada pelanggan yang menungguku,” tukas Lily dengan senyum getir.

Tak lama, ia pun bangkit meninggalkan Ayesha, hingga perempuan itu kembali sendiri lagi di ruangan yang gelap dan pengap itu.

***

“Kau hanya tinggal menemaninya, mendengarkannya mengobrol, dan jika dia ingin kau melakukan sesuatu, maka lakukanlah!” ujar Murni mengajari Ayesha apa yang harus dilakukannya.

Kebetulan, wanita itu sudah membuat janji dengan seorang pria kaya malam ini, dan Ayesha harus menemaninya.

Namun, Ayesha hanya terdiam karena menahan rasa lapar di perutnya. Memang, Ayesha enggan makan sesuatu yang sudah disuguhkan untuknya di meja. Dia takut ada sesuatu yang  dicampurkan di makanan dan minumannya. Obat perangsang, mungkin?

Hanya saja, hal itu dianggap Murni sebagai tindakan membakang.

Diperhatikannya Ayesha yang masih belum mengenakan dress ketat pilihannya.

Dengan sebal, dia menarik jilbab yang masih dikenakan Ayesha. “Sudah aku suruh kau mengganti baju secepatnya, malah bengong terus!” makinya.

“Maaf,” ucap Ayesha lalu mengambil kembali jilbabnya. Tampak sekali, dia sudah tak peduli jika Murni memukulinya atau bahkan membunuhnya sekalipun.

Murni semakin marah. Dia pun berteriak, “Dengar! Kalau kau tidak mau mengganti bajumu, aku akan meminta Bambang dan Rendi yang memaksamu dan menelanjangimu untuk berganti baju!”

Ancaman itu sontak membuat Ayesha menoleh ke arah dua pria tukang pukul yang berbadan besar. Keduanya kini memberi tatapan melecehkan.

“CUKUP!” teriak Ayesha dengan frustasi pada Murni. “Aku akan melakukan apa yang kau mau, tapi dengan pakaianku sendiri.”

“Kalau kau masih menolaknya, lebih baik aku melompat dari jendela ini!” ancamnya balik.

Ayesha segera bangkit dan berlari ke samping jendela, membuka jendela itu.

Murni sontak geleng-geleng kepala karena baru menemui seorang gadis yang  sangat keras kepala seperti Ayesha.

Dia menyesal mengapa menerima gadis ini sebagai penebus hutang pamannya.

Menyusahkan saja!

“Mami, biar aku yang membujuknya!”

Lily yang baru datang pun ikut mencoba menenangkan Ayesha.

Melihat itu, Murni pun mengangguk dan menyerahkannya pada Lily.

Bisa darah tinggi kalau dia terus berdebat dengan gadis pembangkang ini.

“Persiapkan dia dengan baik! Aku tidak mau rugi besar kalau sampai dia terus menolak!” ucap Murni, lalu berjalan keluar.

Hanya saja, dia tiba-tiba berhenti di depan dua pria sangar yang sedang berjaga.

“Ingat. Jaga Ayesha sampai ke apartemen tujuan karena dia harus dalam keadaan virgin! Klien kali ini, sangat penting,” ucapnya pada keduanya yang dibalas dengan anggukan patuh.

Murni tersenyum.

Lebih baik, dia membayangkan cuan yang akan diterimanya nanti.

Dari sekian banyak kliennya, baru pria ini yang dengan gila mau mengeluarkan ratusan juta untuk membayar wanita virgin dari tempatnya.

Meski bingung, tapi apa pedulinya, kan?

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Eka Anggelita
samgat2 seru
goodnovel comment avatar
Komalasari
𝙽𝚊𝚖𝚊𝚗𝚢𝚊 𝙼𝚞𝚛𝚗𝚒, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚛𝚊
goodnovel comment avatar
Mar Shahle
seru banget.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status