Share

Dipersiapkan Untuk Melayani

“Kak Lily, aku harus bagaimana?”

Begitu Murni pergi, Ayesha sontak bertanya pada Lily–berharap wanita itu dapat membantunya.

Ayesha benar-benar tidak bisa membiarkan kesuciannya terenggut di tempat menjijikan ini.

Lily tersenyum lembut. “Kau pakai baju ini dan ikut denganku, ya?”

Ia menyerahkan dress merah hati pada Ayesha.

“Tidak! Aku ini berhijab, mana bisa aku pakai baju terbuka ini. Aku tidak mau!”

“Ayesha, dengar aku. Ini kesempatanmu untuk keluar dari tempat ini.”

Lily menoleh ke arah pintu dan memelankan suaranya. Takut Murni atau dua  pengawalnya itu mendengar.

“Setelah ini, aku akan mengantarmu pergi ke alamat pria itu. Di perjalanan, jika ada yang lengah, kau harus lari secepat mungkin.” Lily berbisik pada Ayesha dan menyerahkan gaun itu.

Ayesha menatap Lily bimbang.

Apa dia harus menggunakan gaun itu dan berlari di tempat umum?

Ironis sekali, hijab inilah yang melindungi harga dirinya dan menjauhkannya dari pasang mata jahat agar tidak bisa melecehkannya. Namun, sekarang dia harus melepas hijab ini untuk bisa menghindari pelecehan pada dirinya pula.

“Kak? Bagaimana jika aku tidak berhasil?” tanya Ayesha kembali memikirkan seandainya rencananya gagal.

“Ayesha, kita usahakan yang terbaik. Tapi jika tidak berhasil–” Lily terdiam beberapa saat sebelum kembali berkata, “Maaf, Ayesa. Mungkin, kau harus mengikuti jalannya takdir.”

Mata Ayesha sontak berkaca-kaca. “Ya Allah, Kak!”

Ayesha menggelengkan kepalanya masih belum bisa terima dengan semua ini.

Dia besar dengan baik meskipun sejak remaja kehilangan orang tuanya. Bahkan, dia sudah memiliki pekerjaan tetap, sebagai guru.

Membayangkan pekerjaannya malam ini, dia merasa malu.

“Kalian sudah siap?!”

Teriakan Murni kembali terdengar–menyadarkan keduanya dari pikiran masing-masing.

“Ayesha, kita harus segera bersiap. Mami pasti akan menyiksamu lebih kejam jika kau menolaknya,” ucap Lily.

Ayesha terdiam sebelum mengambil gaun itu dan memakainya.

Dia yakin pasti ada jalan untuk melarikan diri. Atau kalau tidak, dia akan mencoba memberi tanda minta tolong saat di tempat umum pada orang-orang yang ditemuinya.

Tak lama, dia pun keluar kamar mandi setelah berganti.

“Maaf, Kak Lily! Tapi, apa boleh aku melapisi dress ini dengan bajuku sendiri? Nanti, aku akan melepaskan bajuku jika sudah sampai di tempat pria itu. Aku harap Kak Lily tidak keberatan dan bisa membantuku.” 

Dalam diam, Ayesha menyusun rencana.

Jika di perjalanan nanti, dia bisa melarikan diri, setidaknya tidak mempermalukan diri dengan pakaian yang terbuka itu.

Sementara itu, Lily pun mengangguk. “Baiklah! Sekarang biar aku bantu merias wajahmu, ya?”

Ayesha pun setuju.

Sembari merias tipis wajahnya, Lily bercakap-cakap dengan Ayesha.

“Aku berharap, pria yang akan kau temui adalah pria yang baik,” ujarnya.

“Mana ada pria baik yang membayar wanita di rumah pelacuran untuk menemaninya, Kak?” ucap Ayesha cepat.

Lily menggelengkan kepala. “Aku pernah menemani suami orang, ternyata dia tidak meniduriku. Tapi hanya butuh mengobrol dan bercanda sesaat. Dia bilang sedang stress karena istrinya terus menguji kesabarannya.”

Ayesha terdiam. Dia tidak tahu banyak tentang dunia kelam ini.

Seperti Lily yang sebenarnya terpaksa, pasti ada banyak alasan pula mengapa wanita-wanita penghibur itu rela menjajakan harga dirinya.

Ayesha sadar bahwa dia hanya manusia biasa dan tidak sepantasnya memandang rendah orang lain.

Hanya saja, selagi dia bisa menolak keadaan ini, Ayesha akan berusaha mempertahankan harga dirinya.

*****

“Apa-apaan ini?!” Murni yang baru datang begitu naik pitam kala melihat Ayesha mengenakan dress panjang lengkap dengan hijab.

“Kembali dan gunakan gaun yang aku suruh!” teriaknya lagi.

“Mam, Ayesha sudah memakainya. Namun, dia bilang akan  melepasnya setelah sampai ke tempat pria itu,” bela Lily. 

Murni lantas menaikkan alisnya.

Setelah memastikan ucapan Lily benar, Murni bernapas lega.  Dia tentu tidak bisa membiarkannya menggunakan pakaian seperti itu untuk melayani kliennya. Mana ada orang yang akan tertarik dengan wanita yang serba menutup diri?

“Ingat, Ayesha! Kalau kali ini kau berhasil menyenangkan pria itu, maka aku anggap hutang-hutang pamanmu lunas. Jadi kau bisa bebas. Tapi ingat! Jika aku mendapat komplain dan kau tidak melakukan tugasmu dengan baik, maka kupastikan seumur hidupmu akan membusuk menjadi wanita pelacur dan hina di sini!”

Ayesha berkaca-kaca.

Ucapan Murni sungguh membuatnya menciut.

Dia sudah berniat melarikan diri, tapi kalau wanita ini ternyata berhasil menemukannya lagi?

Maka hidupnya akan lebih sulit…

Akankah melayani pria itu malam ini adalah keputusan terbaik agar Murni melepaskannya dari tempat yang terkutuk ini?

“Ya Allah, berikan hamba-Mu ini petunjuk,” batinnya pedih.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status