Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris

Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris

Oleh:  Kafkaika  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
28 Peringkat
263Bab
15.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Setelah dijual oleh paman sendiri demi menebus utang, Ayesha berjuang menjaga harga dirinya, termasuk ketika Hilbram membelinya dari rumah pelacuran. Tekad Ayesha itu membuat sang pewaris menawarkan pernikahan dengan sebuah perjanjian. Lantas, bagaimana kisah keduanya? Apakah mereka akan saling jatuh cinta pada akhirnya dan melanjutkan pernikahan sebagaimana normalnya pernikahan?

Lihat lebih banyak
Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Azzurra
waaww... keren kak. wajib masukin rak buku ini.
2024-03-27 18:29:27
1
user avatar
Komalasari
𝙰𝚠𝚊𝚕 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚞𝚊𝚛 𝚋𝚒𝚊𝚜𝚊, 𝙺𝚊𝚔. 𝙾𝚝𝚎𝚠𝚎 𝚕𝚊𝚗𝚓𝚞𝚝
2024-03-27 18:19:43
1
user avatar
Secilia Abigail Hariono
crazy up dong kak, keren ih ceritanya
2024-03-22 03:30:55
1
user avatar
Khilyatul Aulia
Halo Kakak. Ceritanya keren ...
2024-03-20 23:12:27
1
user avatar
YOSSYTA S
weh ... keren dan seru bgt ceritanya thor. update yg byk ya, thor... Dan jgn lupa yuk mampir ke novelku jg dgn judul "TERPAKSA MENIKAHI ANAK MAJIKAN" ya...
2024-02-28 15:31:14
1
user avatar
Zaid Zaza
Kerreen Bangeett! Rugi kalau nggak baca! izin promo ya Thor! Mampir yok di novel, "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2024-02-07 15:40:52
1
user avatar
Allyaalmahira
suka sama alurnyaa.. semangat terus upnya thor. karya mu selalu ku tunggu
2024-02-02 20:39:58
1
user avatar
Azrina
tulisanmu baguuus kak, huhu ... Kenapa baru tahu ada cerita sebagus ini ......
2024-02-02 20:35:25
1
user avatar
Biru Gerimis
Semoga Ayesha dan Hilbram bisa menjalani pernikahan normal... Semangat, Kak Author...
2024-01-31 18:13:40
1
user avatar
AlfaMumtazah86
Salam kenal, Kak ...... semangat selalu nulisnya ...
2024-01-30 11:17:06
1
user avatar
@khanza
thor, aq termehek2 dengan ceritamu
2024-01-29 20:49:44
1
user avatar
Saraswati_5
ceritanya bagus dan buat penasaran, semangat terus up-nya
2024-01-27 11:47:41
2
user avatar
Lita Tri
semangat kak author.... selalu tak sabar menunggu update.... cerita nya selalu buat penasaran greget...
2024-01-27 00:22:01
1
user avatar
Rosa Rasyidin
semangat yaaa
2024-01-26 13:58:54
1
user avatar
My_ndrati
Ceritanya seru thor
2024-01-26 09:09:58
2
  • 1
  • 2
263 Bab
Dijual
Brak!Ayesha yang sedari kemarin dikurung di ruangan gelap dan pengap itu membelalakan mata mendengar ucapan itu.Jadi, apa dirinya juga akan…?“Tante Mur, tolong. Aku tidak mau menjual diri,” mohonnya cepat. Ayesha bahkan berlutut di depan kaki wanita itu.Hanya saja, Murni justru menyentakkan kakinya, hingga tubuh Ayesha terjerembab dan terantuk tembok.Bugh!Ayesha dapat merasakan darah mengalir dari hidungnya. Namun, diabaikannya itu semua dan menggelengkan kepala cepat–tak setuju.“Tante, aku mohon. Aku akan bekerja keras mencari uang tapi tidak dengan cara ini. Aku janji akan melunasi hutang-hutang pamanku. Tolong beri aku kesempatan,” ucapnya kembali memohon pada Murni.Hal ini membuat salah seorang bawahan yang mengikuti mucikari itu merasa iba.“Mami, dia mimisan. Lebih baik, kita rawat dulu. Lagipula kalau dia kenapa-kenapa kita juga yang rugi.”Murni lantas memperhatikan kondisi Ayesha. Dengan tatapan dingin, dia pun berkata, “Hari ini, aku akan kasih kesempatan padamu untuk
Baca selengkapnya
Dipersiapkan Untuk Melayani
“Kak Lily, aku harus bagaimana?”Begitu Murni pergi, Ayesha sontak bertanya pada Lily–berharap wanita itu dapat membantunya.Ayesha benar-benar tidak bisa membiarkan kesuciannya terenggut di tempat menjijikan ini.Lily tersenyum lembut. “Kau pakai baju ini dan ikut denganku, ya?”Ia menyerahkan dress merah hati pada Ayesha.“Tidak! Aku ini berhijab, mana bisa aku pakai baju terbuka ini. Aku tidak mau!”“Ayesha, dengar aku. Ini kesempatanmu untuk keluar dari tempat ini.”Lily menoleh ke arah pintu dan memelankan suaranya. Takut Murni atau dua pengawalnya itu mendengar.“Setelah ini, aku akan mengantarmu pergi ke alamat pria itu. Di perjalanan, jika ada yang lengah, kau harus lari secepat mungkin.” Lily berbisik pada Ayesha dan menyerahkan gaun itu.Ayesha menatap Lily bimbang.Apa dia harus menggunakan gaun itu dan berlari di tempat umum?Ironis sekali, hijab inilah yang melindungi harga dirinya dan menjauhkannya dari pasang mata jahat agar tidak bisa melecehkannya. Namun, sekarang di
Baca selengkapnya
Pelanggan yang Royal
Tanpa terasa, Ayesha sudah berjalan ke parkiran. Mobil pun sudah dipersiapkan. Bersama Lily dan dua pengawal Murni, mereka bersiap menuju apartemen tujuan. Namun, sebuah mobil mewah tiba-tiba datang. Dan, seorang berjas rapi dan berkaca mata hitam tampak turun dari mobil menghampiri Murni. Mucikari itu sontak menyuruh yang lain ke dalam terlebih dahulu. “Ada apa ya, Tuan?” tanyanya sopan. “Kami akan menjemput langsung nona yang dipesan bos kami,” ucapnya. “Kenapa begitu?” Murni tampak heran. Baru kali ini, ada pembeli seperti ini? Alih-alih menjawab, pria di depannya itu justru bertanya kembali, “Bukankah tuan kami sudah mentransfer uang yang banyak? Dia berjanji akan memberi bonus jika gadis itu bisa memuaskannya.” Kali ini, Murni terbelalak. Dia merasa beruntung mendapatkan pelanggan yang royal sepertinya. Dengan cepat, Murni tersenyum menghampiri pria itu dan mengelus pundaknya. “Baiklah, tuan. Tunggu sebentar. Aku akan briefing dulu anakku itu!” ***** “Kalian semua t
Baca selengkapnya
Permohonan
Ayesha tercengang. Tanpa sadar, dia pun mengangguk. Pria itu pun membenarkan posisi duduk keduanya. “Berapa usiamu?” tanya Hilbram menatap wanita itu lekat-lekat. “Dua puluh empat, Tuan!” lirih Ayesha menahan tangis. Hilbram tampak menghela napas. “Kenapa kau berharap aku melepaskanmu?” Ayesha mendongak pada pria itu. Entah mengapa, dia berharap ada rasa belas kasihan padanya. “Pamanku terlilit hutang dan menjadikanku tebusan. Aku ini bukan wanita pelacur. Anda bisa melihatnya bukan?” tukas Ayesha dan yakin pria ini tentu bisa melihat pakaiannya. “Kenapa dengan pakaianmu? Aku bisa membuatmu telanjang sekarang kalau aku mau!” tantang Hilbram balik. “Kalaupun, aku melepaskanmu. Bagaimana dengan uang yang sudah aku keluarkan?” “A-aku berjanji akan menggantinya, tapi tolong lepaskan aku!” balas Ayesha sembari berlutut. Meski dia tentu akan kesulitan untuk mengembalikan uang itu. Tapi demi harga dirinya, dia tidak mau menyerah begitu saja. Hilbram tersenyum miring mendengar pe
Baca selengkapnya
Menikah!
Ayesha terdiam. Saat ini, dia tengah duduk di atas tempat tidur setelah dua orang pelayan masuk ke kamar dan meletakan beberapa perlengkapan wanita di sana. Mereka juga menyampaikan bahwa sarapan pagi sudah tersedia. Saat pintu tertutup, barulah Ayesha memeriksa perlengkapan yang dibawa tadi. Hanya saja, dia benar-benar terkejut karena baju ganti yang disediakan merupakan dress panjang berikut jilbabnya. “Baik juga dia memberikan baju ganti yang sopan,” gumamnya dalam hati. Tapi, pikiran Ayesha terusik karena sikap aneh pria itu. Dia sepertinya bukan pria jahat. Buktinya, pria itu membiarkan Ayesha beristirahat dengan baik tanpa menidurinya. Kruk! Perut Ayesha tiba-tiba berbunyi karena lapar. Dilihatnya sarapan yang sudah disediakan dan mulai memakannya. “Terima kasih, Allah.” Senyum manis terlukis di wajahanya. Ayesha tak tahu ada kejutan baru yang disiapkan Hilbram. *** “Duduklah!” Begitu Ayesha selesai sarapan, Hilbram tiba-tiba memanggilnya ke ruangan lain. Anehny
Baca selengkapnya
Perjanjian
Ayesha menerima surat perjanjian itu gemetar. Dibacanya berkas yang baru disodorkan. Tidak ada yang aneh di sana. Hanya saja, Ayesha tidak bisa menerima kenapa harus ada perjanjian pernikahan? “Saya hanya kurang paham tentang perjanjian ini,” ucap Ayesha, dari nada bicaranya sepertinya mulai memikirkan tawaran itu, “mengapa harus melakukan perjanjian pernikahan?” Hilbram menyender di kursinya. “Keluargaku mendesak agar aku menikah paling tidak tahun ini. Dan aku tidak punya waktu sekedar memikirkan wanita.” “Hidupku hanya tentang mengurus bisnis. Aku tahu kau wanita baik. Aku juga sudah memahami kesusahanmu karena hutang-utang pamanmu itu. Meskipun aku melepasmu, apakah kau yakin pamanmu itu tidak lagi menjualmu untuk hutang-hutang yang lainnya? Setidaknya kita saling menguntungkan dalam hal ini!” jujur Hilbram. Pria itu sadar tidak bisa memanipulasi gadis di hadapannya ini. Lagipula, dengan tahu alasannya, mungkin Ayesha akan mempertimbangkan dengan tenang. Dan benar saja, al
Baca selengkapnya
Sebenarnya....
Sebulan yang lalu, tepatnya setelah dari acara hari ulang tahun yayasan pendidikan yang dikelola keluarganya, Hilbram tampak resah dan gelisah. Dia merasa enggan untuk balik secepat ini. Bukan karena acaranya, tapi karena gadis yang tak sengaja dilihatnya di taman. Diusap layar ponselnya dan melihat lagi rekaman gadis yang diambilnya di taman tadi. Sepertinya gadis itu terlalu manis untuk tidak segera didapatkan. “Berhenti!” ujar Hilbram pada supirnya. Rahman yang duduk di samping supir pun terlihat menoleh dan bertanya-tanya. “Ada masalah, Tuan?” tanya Rahman. Hilbram tiba-tiba saja, berjingkat keluar yang membuat pengawal di mobil belakang pun keluar. Rahman juga melakukan hal yang sama. “Tuan Bram, apa yang Anda lakukan?” Rahman bertanya karena sang tuan melepas jasnya lalu melemparnya ke dalam mobil. “Jangan ikuti aku, kalian pulanglah dulu!” tukasnya berlalu. Ketika dua pengawal itu membuntutinya, Hilbram berhenti dan menatap mereka tajam. “Kau tidak dengar tadi?” Mere
Baca selengkapnya
Malam Pertama
“Nanti malam pernikahan akan segera dilaksanakan, saya harap anda mempersiapkan diri dengan baik,” ucap Rahman–menyadarkan Ayesha dari lamunan. Dia kemudian pamit undur menyisakan Ayesha terduduk dan termenung. Dia baru sadar bahwa dalam hitungan jam nanti dia akan segera menjadi istri pria itu. Hatinya menjadi resah dan gelisah. Mengapa tiba-tiba perasaannya menjadi kacau begini dan merasa tidak sanggup melakukan apa yang sudah mereka sepakati semalam? Apakah dia siap menanggung segala resikonya? ****Tanpa disadari, akad selesai dengan lancar tanpa ada pengulangan. Tiba-tiba saja, Hilbram meminta waktu sebentar untuk berbicara dengan pria yang sudah menjadi wali Ayesha. Dia harus memastikan bahwa pria yang tidak berperasaan ini tidak lagi memanfaatkan keadaan gadis yang kini sudah sah menjadi istrinya itu. “Kau sudah mendapatkan yang kau mau, jadi kalau sampai aku mengetahui kau masih mencoba menganggunya lagi, kupastikan hidupmu akan menderita!” ancam Hilbram pada paman A
Baca selengkapnya
Bisakah?
“Kau belum mengganti bajumu?” ucap pria itu dengan suara yang berat. Hilbram sebenarnya heran karena Ayesha masih dengan kebayanya. Ayesha tidak bergeming. Dia seolah masih belum bisa menerima status barunya saat ini. Mulutnya memang sudah menyepakati perjanjian itu, tapi siapa sangka bahwa hatinya sungguh masih tidak bisa menerima semua ini. “Apa kau mau aku panggilkan Rahman karena kau berubah pikiran?” Hilbram melepas jasnya dan tahu bahwa Ayesha sedih dengan kenyataan hidupnya. Astaga, pria ini! Tidak bisakah dia memberinya sedikit waktu untuk menyiapkan mentalnya? “Baik, Tuan!” ucap Ayesha sedikit bergetar di nada suaranya. Dia bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Hilbram hanya menatapnya dengan pandangan rumit. Saat di kamar mandi dan mencari baju ganti di walk in closet, dia hanya menemukan beberapa baju tidur. Momo tadi sudah bilang sementara baju-bajunya yang lain masih dalam pengerjaan dan besok pagi akan di antar dari butik langsung. Namun sepertinya, itu akal-akaln
Baca selengkapnya
Mencuri Pandang
Ayesha belum bisa berpikir jernih dan menentukan sikap dalam menjalani kehidupan barunya ini. Mungkin, dirinya masih sangat shock dengan pernikahan yang tiba-tiba ini hingga harus menolak pria yang sudah menikahinya itu. Beruntung sepertinya Hilbram bukan pria yang tidak punya belas kasihan. Sebagai pria yang punya hak penuh atas dirinya, Hilbram masih bisa membiarkannya malam ini meski dengan tatapan yang kecewa. * Pagi pun tiba, Ayesha memilih-milih gamis di lemari yang sudah tersedia untuknya. ‘Bagus-bagus sekali,’ batinya sambil mengambil satu yang segera dipakainya. Dia mengagumi model yang elegan yang tampak anggun saat dipakainya itu. Namun, ketika melihat merk baju itu dia melongo, dia sudah menabung untuk mambeli setidaknya satu dress dari merk tersebut. Sayangnya, tak pernah kesampean. Bagaimanapun dia seorang perempuan. Menyukai fashion dan barang-barang bagus adalah fitrahnya. Apalagi dia mengajar di sekolah ternama. Dimana penampilan juga menjadi salah satu yan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status