Share

Bab 221

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-06 18:32:32

Sudah lama, Dimas belum juga kembali bersama lembar penanggung jawab pasien. Osara resah dan menduga-duga. Coba bertenang yang dirinya tidak mengalami komplikasi apapun selama kehamilan. Semoga bisa melahirkan dengan cara normal dan selamat untuk bayi dan dirinya.

Jika sudah saatnya melahirkan, tidak mungkin juga ditahan meski tidak ada penanggung jawab. Toh, dirinya tidak kurang uang untuk biaya persalinan. Pihak galeri tidak pernah lupa memberinya uang bagi hasil tiap bulan. Jadi, apa yang kurang? Tidak ada, biarlah melahirkan sendiri asalkan tidak perlu tindakan operasi, semoga semua akan baik-baik saja.

Diraihnya tas dan diambilnya ponsel. Kembali menelepon Mama Azizah. Bukan hanya tidak diangkat. Tetapi sudah tidak bisa masuk panggilan. Kemungkinan handphone itu dalam keadaan mati. Tapi memang seperti itu modelan Mama Azizah, handphone mahalnya sering dibiarkan mati habis daya. Terlalu sibuk mengurusi dua anak kecil kesayangannya.

Sesaat coba ingin menghubungi Amira. Tapi...
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 222

    Begitu lama belum juga bisa dikeluarkan. Dokter telah pergi sebab frustasi. Perawat terpaksa terus menunggui pasien yang entah hingga kapan dengan tatapan kesal sekaligus bingung “Calon ibu tidak bersemangat. Tenaganya kurang. Jika sperti itu terus, dia bisa lemas sia-sia. Apa sebaiknya disarankan sesar saja?” ucap Perawat yang tampak senior di antara dua perawat yang lain. Dokter sudah bilang keluar sebentar untuk minum. Nasib baik jadwal pasien melahirkan untuk hari ini tidak ada. Hanya satu orang pasien hamil dan dadakan datang yakni Osara. “Jangan, kita cari lagi solusi. Kondisi kehamilannyanya semua bagus. Tulang panggul pun sempurna. Jangan gegabah.” Perawat lebih muda terdengar mengingatkan. Osara yang kesakitan sambil menangis bukan tidak mendengar. Dirinya sadar, mengakui ucapan perawat senior yang pertama tadi memang benar. Rasanya sungguh lemas, seperti tanpa daya untuk kembali mengejan. Namun, juga teramat ketakutan membayangkan perut dibelah di meja operasi. Ini sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 223

    Osara menangis saat menyusui pertama kali. Rasanya luar biasa dengan sejuta sensasi. Haru, takjub, sedih, puas, dan seperti mimpi berbaur menyatu di dadanya. Penuh syukur menatap bayi mungil di pangkuan yang tampak damai dan nyaman dalam balutan handuk lembut. Begitu mudah bayi itu dia susukan. Osara bersyukur, kedua payudara pun begitu mengerti kondisi diri dan langsung menyambut bibir mungil itu dengan aliran colostrumnya yang deras. Hanya si bayi yang sempat kebingungan saat pertama disodorokan putingg ibu. Namun, dia menyesap tepat dan fokus setelah penuh perjuangan dijejalkan. Mama Azizah datang tepat saat bayi itu sudah diletak di ranjang khusus bayi. Kondisi kesehatan bayi lelaki itu tidak memiliki masalah sama sekali dan bisa terus di samping ibu. Osara baru dibersihkan kembali oleh perawat dan kini sudah rapi. Memakai baju pasien rumah sakit dengan gelang warna pink sebagai simbol untuk ibu yang baru saja melahirkan. “Sekali lagi Mama Minta maaf, ya, Nak. Mama tidak si

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 224

    Osara merasa bingung dan serba salah. Erick dengan santai meminta Dimas agar memanjangkan kursi roda menjadi ranjang. Merapat di dinding dan jauh dari ranjang pasien yang ditempati nya. “Pak Erick, apa yang kamu lakukan?” tanya Osara merasa tidak terima. Dimas telah disuruh keluar sedng Erick merebah terlentang di atas kursi roda yang sudah jadi ranjang. “Sudah kubilang, Osa. Aku jagain kalian. Mamamu kan udah pulang.” Erick mendongak dan memandang Osara. Ranjang pasien jauh lebih tinggi daripada ranjang kursi rodanya “Tapi… tidak usah di dalam juga. Di luar kan bisa…,” ucap Osara kebingungan. “Angin malam tidak bagus. Aku juga masih berstatus pasien di sini, Osa. Karena namaku sebagai penanggungmu, mereka membolehkanku di sini.” Erick berkata tenang. "Iya itu, tetapi Pak Erick kan pasien. Kenapa boleh pasien jaga pasien?" Osara jadi heran. "Ya namanya juga pasien istimewa. Yang penting pasiennya waras saja. Jika tidak boleh, dari awal pun aku sudah tidak bisa bertan

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 225

    Erick berdiri diam ditempatnya. Niat menghampiri Osara yang sedang menangis meski tidak yakin apa yang akan dilakukan, dia urungkan. Perempuan kurus yang masih terlihat lemah sehabis lahiran itu juga sedang bangun dan turun ranjang perlahan. Melangkah pelan untuk menghampiri bayi yang kembali tampak gelisah. Melihat itu, Erick buru-buru kembali duduk di ranjang dan merebah sebelum Osara berbalik melihatnya. Paham jika bayi itu haus dan akan disusukan. Perempuan itu pasti akan enggan jika dirinya bangun dan melihat. Memilih lebih baik pura-pura tidur saja. Meski tidak nyaman, melihat Erick tidur nyenyak dengan memunggungi, Osara sedikit tenang untuk menyusui. Dari pengalaman singkat beberapa jam setelah persalinan, lebih baik cepat menyusukan sebelum ai bayi merasa kesal dan menangis sebab lapar. Bayi laki-laki dengan berat sedang, tiga setengah kilo itu sangat pintar yang kini sudah sangat mudah menyusu. Hanya didekatkan, bibir mungil itu sigap menangkap dan langsung menghisap put

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 1

    “Maaf, Pak. Bagaimana lagi… kamarnya tinggal satu. Kalo soal razia, tenang saja. Hotel kami hanya mendapat sidak di akhir bulan. Ini masih tanggal tiga, nih, Pak … tanggal muda….” Daehan, pria gagah yang dipanggil Pak oleh resepsionis manis dan genit itu kian mengatup bibir. Menatap gusar pada Umi (Sazleen Shanumi), asisten rumah baru yang dia bawa. Wajahnya menebal dengan bibir membiru. Jiwa sosial Daehan sebagai lelaki gagal membatu. “Kamu dengar sendiri apa katanya barusan. Terserah, jika keberatan, kamu duduk saja di lobi hingga orangku datang, Um,” ujar Daehan pada wanita berkerudung panjang dan berbaju tebal tetapi basah kuyup. “Enggak, Pak. Saya tak keberatan. Tidak sanggup lagi di luaran, bisa beku…,” sahut Umi cepat. Meski dengan melawan gemelutukan gigi di mulut yang serasa amat kaku. Sangat kedinginan. Daehan agak terkejut, meski juga merasa lega. Jika ada apa-apa dengan asisten rumah yang baru dia jemput itu, dirinya juga yang kena. Kesal sekali dengan sopir pribad

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 2

    Malang tak dapat ditolak, apalagi diprediksi. Seperti halnya kali ini. Petugas sidak kukuh memberi sanksi pada para penghuni kamar yang dilabel sedang mesum. Tidak kecuali dengan Daehan dan Umi. Wajah lelaki tampan itu memerah dan tegang. Tidak menyangka niatan berteduh jadi sesialan seperti ini. Umi menatap cemas pada petugas sidak yang barusan mendekati Daehan dan merraba tubuh besar itu tanpa segan. Meski pemilik badan mengibas kasar, para petugas abai dan semakin berwajah sinis setelahnya.“Alibi kalian sama sekali tidak masuk akal. Bisa jadi juga disertai ancaman dan kekerasan. Melihatmu yang tidak berpakaian dalam dan wajah wanita ini seperti habis dianiya, kalian masuk ke dalam daftar pasangan haram yang disanksi.” Petugas sidak berbicara tegas dan tajam.“Jangan menuduh. Sudah aku tegaskan, dia pekerjaku. Tidak ada kamar lagi. Aku kasihan sebab tadi kehujanan. Dia perempuan, tidak mungkin aku biarkan di luaran! Mukanya bengkak sebab suntik cantik, bukan tanganku yang bikin!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 3

    Dalam penelurusan singkat melalui Kartu Tanda Penduduk yang terhubung pada Kartu Keluarga, Umi dan Daehan adalah lajang yang bukan saudara mara dan kerabat. Memiliki alamat serta tempat tinggal berjauhan. Itu adalah faktor utama mereka wajib disatukan. Tanda tangan di berkas sah nikah yang bukan buku nikah baru saja selesai oleh keduanya saat satu panggilan masuk untuk Daehan. Maka lelaki itu pergi meninggalkan ruangan dengan dalih bertelepon. Umi menyusul setelah meladeni beberapa pertanyaan petugas sendirian. Di sana Umi bicara jujur segalanya dan Daehan sama sekali tidak mengetahui. Juga masih ada dua pasang lagi yang bernasib sama untuk dinikahkan dengan mudah. Tentu saja sangat mudah, hanya bermodal KTP, janji mahar, ijab kabul dan dua mempelai itu sendiri. Tanpa bersusah payah dengan syarat ribet pernikahan biasanya pun mereka sudah sah. Bahkan beberapa kali, para petugas mengingatkan pada para pengantin hasil sidak untuk lebih baik bersyukur. Umi dan Daehan sendiri sangat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 4

    Tidak sia-sia Umi masak soto sedikit banyak yang tidak habis untuk satu orang. Sebab hujan masih turun deras, kuliner langganan Daehan sudah tutup lebih awal. Tunangan cantiknya kelaparan, masakan perdana Umi pun jadi. Tidak menyangka masakan janda burik itu enak sekali. Bahkan Intana sangat suka. Lupa dengan hinaan jorok yang tadi dilontarkan. Jika tidak ingat bahwa yang masak pun sedang lapar, mungkin Daehan sanggup menghabiskan. “Niat masak buat dinikmati sendiri, malah dapat sisanya doang, dikit lagi,” ucap Shanumi menggerutu sambil berjibaku dengan barang pecah belah di wastafel.“Nggak sopan banget, gini amat nasib istri sah.” Shanumi mengeluh kesal. Tetapi juga menyimpan tawa. Merasa konyol dengan ucapan sendiri yang menyebut diri istri sah.“Udah masak buat orang … eh, panci-pancinya pun kena nyuci sendiri. Sabar ya, Shan … Ini demi dapat uang tambahan lebih cepat!” ucap Shanumi yang kali ini agak keras. Bersaing dengan suara air kran dan panci yang beradu.“Um, kamu ini ngg

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 225

    Erick berdiri diam ditempatnya. Niat menghampiri Osara yang sedang menangis meski tidak yakin apa yang akan dilakukan, dia urungkan. Perempuan kurus yang masih terlihat lemah sehabis lahiran itu juga sedang bangun dan turun ranjang perlahan. Melangkah pelan untuk menghampiri bayi yang kembali tampak gelisah. Melihat itu, Erick buru-buru kembali duduk di ranjang dan merebah sebelum Osara berbalik melihatnya. Paham jika bayi itu haus dan akan disusukan. Perempuan itu pasti akan enggan jika dirinya bangun dan melihat. Memilih lebih baik pura-pura tidur saja. Meski tidak nyaman, melihat Erick tidur nyenyak dengan memunggungi, Osara sedikit tenang untuk menyusui. Dari pengalaman singkat beberapa jam setelah persalinan, lebih baik cepat menyusukan sebelum ai bayi merasa kesal dan menangis sebab lapar. Bayi laki-laki dengan berat sedang, tiga setengah kilo itu sangat pintar yang kini sudah sangat mudah menyusu. Hanya didekatkan, bibir mungil itu sigap menangkap dan langsung menghisap put

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 224

    Osara merasa bingung dan serba salah. Erick dengan santai meminta Dimas agar memanjangkan kursi roda menjadi ranjang. Merapat di dinding dan jauh dari ranjang pasien yang ditempati nya. “Pak Erick, apa yang kamu lakukan?” tanya Osara merasa tidak terima. Dimas telah disuruh keluar sedng Erick merebah terlentang di atas kursi roda yang sudah jadi ranjang. “Sudah kubilang, Osa. Aku jagain kalian. Mamamu kan udah pulang.” Erick mendongak dan memandang Osara. Ranjang pasien jauh lebih tinggi daripada ranjang kursi rodanya “Tapi… tidak usah di dalam juga. Di luar kan bisa…,” ucap Osara kebingungan. “Angin malam tidak bagus. Aku juga masih berstatus pasien di sini, Osa. Karena namaku sebagai penanggungmu, mereka membolehkanku di sini.” Erick berkata tenang. "Iya itu, tetapi Pak Erick kan pasien. Kenapa boleh pasien jaga pasien?" Osara jadi heran. "Ya namanya juga pasien istimewa. Yang penting pasiennya waras saja. Jika tidak boleh, dari awal pun aku sudah tidak bisa bertan

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 223

    Osara menangis saat menyusui pertama kali. Rasanya luar biasa dengan sejuta sensasi. Haru, takjub, sedih, puas, dan seperti mimpi berbaur menyatu di dadanya. Penuh syukur menatap bayi mungil di pangkuan yang tampak damai dan nyaman dalam balutan handuk lembut. Begitu mudah bayi itu dia susukan. Osara bersyukur, kedua payudara pun begitu mengerti kondisi diri dan langsung menyambut bibir mungil itu dengan aliran colostrumnya yang deras. Hanya si bayi yang sempat kebingungan saat pertama disodorokan putingg ibu. Namun, dia menyesap tepat dan fokus setelah penuh perjuangan dijejalkan. Mama Azizah datang tepat saat bayi itu sudah diletak di ranjang khusus bayi. Kondisi kesehatan bayi lelaki itu tidak memiliki masalah sama sekali dan bisa terus di samping ibu. Osara baru dibersihkan kembali oleh perawat dan kini sudah rapi. Memakai baju pasien rumah sakit dengan gelang warna pink sebagai simbol untuk ibu yang baru saja melahirkan. “Sekali lagi Mama Minta maaf, ya, Nak. Mama tidak si

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 222

    Begitu lama belum juga bisa dikeluarkan. Dokter telah pergi sebab frustasi. Perawat terpaksa terus menunggui pasien yang entah hingga kapan dengan tatapan kesal sekaligus bingung “Calon ibu tidak bersemangat. Tenaganya kurang. Jika sperti itu terus, dia bisa lemas sia-sia. Apa sebaiknya disarankan sesar saja?” ucap Perawat yang tampak senior di antara dua perawat yang lain. Dokter sudah bilang keluar sebentar untuk minum. Nasib baik jadwal pasien melahirkan untuk hari ini tidak ada. Hanya satu orang pasien hamil dan dadakan datang yakni Osara. “Jangan, kita cari lagi solusi. Kondisi kehamilannyanya semua bagus. Tulang panggul pun sempurna. Jangan gegabah.” Perawat lebih muda terdengar mengingatkan. Osara yang kesakitan sambil menangis bukan tidak mendengar. Dirinya sadar, mengakui ucapan perawat senior yang pertama tadi memang benar. Rasanya sungguh lemas, seperti tanpa daya untuk kembali mengejan. Namun, juga teramat ketakutan membayangkan perut dibelah di meja operasi. Ini sa

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 221

    Sudah lama, Dimas belum juga kembali bersama lembar penanggung jawab pasien. Osara resah dan menduga-duga. Coba bertenang yang dirinya tidak mengalami komplikasi apapun selama kehamilan. Semoga bisa melahirkan dengan cara normal dan selamat untuk bayi dan dirinya. Jika sudah saatnya melahirkan, tidak mungkin juga ditahan meski tidak ada penanggung jawab. Toh, dirinya tidak kurang uang untuk biaya persalinan. Pihak galeri tidak pernah lupa memberinya uang bagi hasil tiap bulan. Jadi, apa yang kurang? Tidak ada, biarlah melahirkan sendiri asalkan tidak perlu tindakan operasi, semoga semua akan baik-baik saja. Diraihnya tas dan diambilnya ponsel. Kembali menelepon Mama Azizah. Bukan hanya tidak diangkat. Tetapi sudah tidak bisa masuk panggilan. Kemungkinan handphone itu dalam keadaan mati. Tapi memang seperti itu modelan Mama Azizah, handphone mahalnya sering dibiarkan mati habis daya. Terlalu sibuk mengurusi dua anak kecil kesayangannya. Sesaat coba ingin menghubungi Amira. Tapi...

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 220

    Pintu yang sudah dibuka lebar memberi pandangan jelas tanpa halangan. Lelaki pertama adalah security gagah dan tampan di rumah Amira yang Osara tidak terlalu mengenalnya. Satu lagi lelaki berkulit sawo matang dan berwajah manis yang lamat-lamat dia kenal tetapi tidak ingat siapa. Oh, mungkin ex boyfriend Amira! “Amirah … tidakk adah….” Osara dengan cepat berbicara sambil menahan sakit hebat di perut yang sedari tadi belum mereda. Tangannya memegang daun pintu sangat erat dan tampak gemetaran. “Mbak Osara…. Apa kabar? Lupa pada saya?” tanya lelaki di sebelah security tiba-tiba. Osara terkejut dan terlihat juga meringis. Menatap lekat wajah lelaki yang semakin tidak asing tetapi sungguh masih lupa. Coba diingat keras tetap saja tidak bisa. “Maaf, Anda … siappaah?” Osara menyahut sambil merasa sangat sakit. Berharap urusan dengan mereka berdua lekas selesai dan mereka pun cepat pergi. “Saya Dimas, Mbak. Mohon diingat, saat itu saya sebagai pembantu umum di Daosa Galeri…,” u

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 219

    Di sebuah kerajaan yang berseberangan dekat dengan negara Indonesia…. Perempuan hamil berbadan kurus dan hanya perutnya saja yang tebal, sedang memilah-milah banyak jenis coklat dengan kemasan warna-warni disampingvtempat tidur. Jika tiga bulan lalu masih menangis setiap melihat coklat dalam kotak ini, sekarang sudah tidak berguna lagi. Meski desir pedih terus menggores di sepanjang kenanangan yang berkelebat dalam benaknya. Ini adalah kehamilan Osara yang ke sembilan bulan dan diprediksi akan melahirkan dalam waktu dekat oleh dokter kandungan pilihannya. Dokter menyarankan untuk terus beraktivitas seperti biasa bahkan sedikit meningkatkan pergerakan guna kian melentutkan otot-otot. Tok Tok Tok “Ma….” Osara menyambut kedatangan Mama Azizah, selaku pengetuk daun pintu di kamarnya. “Jadi ke tempat Amira kah, Osa?” tanya wanita yang sudah berdandan cantik pagi ini. Ada acara undangan bagi salah satu wali murid untuk setiap anak di sekolah. Papa Handy sedang ada urusan kerja

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 218

    Clara tampak pucat pasi saat Erick menyebut dirinya sebagai pembunuh. Mata indahnya membelalak semakin lebar selapangan. Bukan hanya Clara, Mama Hana pun terperanjat. "Apa kamu bilang, Rick?" tanyanya lembut pada Erick yang sedang menuding Clara. “Jangan ingkar jika kaulah pemicu utama kematian Daishin, Clara! Fitnahmu membuatnya tidak tenang. Jangankan tidur denganmu, menyentuhmu saja dia tidak sekali pun. Dia bukan lelaki rakus yang memakan saudar sendiri. Buka lebarlah otak serta matamu itu! Tapi kau bilang dalam perutmu adalah anaknya. Bisa-bisanya kau!” Erick sambung bicara dengan cercaan tajam dan pandangan sinis. Apa yang dia bilang adalah benar dan bertujuan memberi tekanan pada Clara yang kabarnya sedang depresi. Erick ingin, wanita seperti itu jika ingin mati, matilah. Atau jika gila, langsung gila saja bukan sekedar depresi yang justru merepotkan Mama Hana. “Kau wanita yang lebih jahat dari ular. Fitnahmu tidak mempan, kau mengirim wanita hamil lain untuk mendatan

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 217

    Rumah besar milik orang tua Daehan yang pastinya kelak juga akan menjadi milik lelaki itu, terang benderang dengan lampu melimpah sebagai penerang malam hari. Di semua sudut dan sisi pagar membentang mengelilingi rumah, pasti terpasang lampu besar dan terang. Security tidak mempersulit keinginan Erick untuk menemui tuan rumah sebah sudah sering kali melihat datangnya. Meski biasanya berjalan tegap dan gagah melewati gerbang pagar, kini duduk tidak berdaya di atas kursi roda yang di dorong seorang asisten laki-laki. Meski sangat ingin tahu, tetapi tidak ada keberanian untuk bertanya kronologinya. Tok Tok Tok Ce Klerk Mama Hana terkejut bukan main saat membuka pintu rumah yang barusan diketuk dari luar. Erick telah di depan pintu dan menatapnya lelat-lekat. Menyertainya lelaki yang terus setia mengikuti ke mana-mana belakangan ini. “Erick sama Dimas… kalian datang?! Ah, tidak menyangka! Ayolah masuk!” Meski terkejut, sikap Mama Hana reflek sebagai ibu yang sedang kedatangan ana

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status