Share

Bab 360

Author: kamiya san
last update Huling Na-update: 2025-07-13 17:13:24

Meski tidak terima dengan sikap dan keputusan Dimas, mau gimana lagi. Memang dunia kerja dirinya sama sekali tidak mengerti. Tapi jauh-jauh dari negaranya pergi ke negeri ini dengan niat memberi kejutan, sedikit pun tidak mendapat apresiasi. Kecewa juga rasanya. Lelaki tidak peka!

Meski tahu memang salah sendiri, tidak mampu bertahan lama untuk pura-pura abai pada orang yang disuka. Tidak munafik, Dimaslah lelaki yang membuat takjub dan selalu meraja di hatinya. Meski lelaki itu tidak memberikan harta yang bermakna. Apa dirinya menyukai secara buta?

“Baiklah aku permisi.” Amira berdiri tahu diri. Dimas yang sudah berdiri dan terus menatapnya lekat sedari tadi seperti mengusirnya pergi.

“Di mana kamu tinggal, Amira?” tanya Dimas sambil menyambar ponselnya di meja.

Amira hanya melirik. Mundur dan meninggalkan kursinya. “Permisi,” pamitnya tanpa ingin menjawab tanya Dimas. Merasa kesal mendapat penolakan kerja yang tak disangkanya. Lagipula sesi wawancara telah habis. Lebih baik
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 371

    Bapaknya Dimas, Pak Darma dengan siaga telah memasangkan kembali selang oksigen yang lembut itu ke hidung sang istri. Meski tidak menunjukkan gejala sesak akut, tetapi untuk berjaga-jaga sebab istrinya terlihat pucat. Khawatir andai kritis lagi. Dimas mengusap-usap kaki ibunya dengan perasan sangat khawatir. Tetapi juga simalakama memandang Amira. Merasa iba dengan gadis itu yang juga pucat dan kebingungan. “Sebentar, Amira, kurasa ibuku masih ingin berbicara.” Dimas tidak tahu lagi bagaimana menyikapi. Bapaknya pun sedang terlihat gelisah dan kini memijat lembut kepala ibunya. “Iya, Mas.” Amira sambil mengangguk. Juga bimbang harus bagaimana bersikap. “Amira … bagaimana jika menunggu di luar dulu? Sepertinya ibunya Dimas ingin berbicara hal lain. Maaf, Amira tidak masalah kan?” tanya Pak Darma tiba-tiba. Nadanya lembut tetapi tegas. Pandangannya hangat dan sedikit tersenyum, membuat Amira tidak mengapa dan merasa berlapang dada. “Baik, Pak. Saya tidak masalah. Mas Dimas, ak

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 370

    Dimas membuka pintu kamar rawat yang disewa pribadi oleh orang tua setelah mengucap salam dan mengetuk pintunya. Terdengar sahutan dari bapak yang memang selalu siaga di dalam. Ternyata sedang menyuapi si pasien agung dengan duduk di sebelah ranjang. Ibunya menyandar ranjang dengan diganjal bantal di punggungnya. “Eh, siapa ini?” sapa bapaknya menyambut. Menatap Osara tak berkedip. Segera meletak sendok saat Amira mengulur tangan untuk bersalaman. Senyum pria itu terus nengembang hingga calon istri putra tercinta menyungkem punggung tangannya. Merasa senang dengan gadis yang bersikap santun pada orang tua. Sama juga dengan wanita tengah baya yang duduk di ranjang pasien di sampingnya. Tersenyum lebar dengan wajah sumringah meski raganya sedng tidak baik-baik saja. “Nama saya Amira, Pak, Bu.” Amira menyahut lembut dengan senyum mengembang. Cantik yang khas dari gadis negeri seberang. Ayah dan ibunya Dimas mengira jika Amira adalah gadis Surabaya di generasi gen Z milenial yang mod

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 369

    Untung saja ranjang itu sangat kuat dengan busanya yang tebal dan begitu empuk. Jika tidak, akan sesakit apa punggung atau perutnya saat Amira menimpa bulat-bulat di atas badannya. Bisa juga ranjang itu akan jepluk. Gemas sekali rasanya! “Amira, kamu ini laah. Masa kecil kurang bahagia kamu ya …,” celutuk Dimas bercanda. Tetapi wajah Amira seketika berubah suram. “Memang dari kecil aku tak bahagia. Aku ituuu, dah tumbuh tanpa orang tua.” Amira berkata dengan ekspresi yang sedih. Dimas jadi trenyuh. Dibiarkan saja Amira sejenak. Niat untuk menepikan dari atas tubuhnya pun urung. Sadar membawa dampak negatif yang membuat raganya panas dingin, dia biarkan Amira terus menumpuk di atas perut dan dadanya. Meski bayang dosa tidak putus merongrong, memilih diam saja dan kemungkinan pun tertarik pada bodi calon istri. Biarlah, mungkin ini yang disebut sistem nyicil dan sesat, toh sebatas begini dan tidak ingin melampaui batas lebih lagi. “Lalu, siapa jaga kamu? Ayah dan ibumu di

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 368

    Sayup adzan subuh terdengar bersahut-sahutan dari kejauhan. Bahkan suara adzan di Masjid Besar kota pun terdengar juga di perkebunan. Penduduk yang jarang dan tidak ada kebisingan kendaraan di sepanjang perkebunan, membuat udara jadi penghantar bunyi yang terbaik subuh itu. Amira terbangun oleh alarm yang hampir kadaluarsa dari masa aktifnya berdering. Tidak berbunyi bising sebab ditindih sendiri oleh tubuh yang berpindah posisi saat tidur. Ponsel yang semula aman diletak jauh pada tepi ranjang di dinding, telah bergeser ke tengah sebab polahnya yang ugal-ugalan saat tidur. Degh Amira sungguh terkejut, menyadari lampu telah Mati dengan suasana temaram. Membawa jantung yang sedang berdetak kencang, dia bangun dan meninggalkan ranjang untuk menekan tombol listrik di dekat pintu masuk kamar agar terang semula. "Bukankah semalam tidak aku matikan?" Amira bertanya-tanya sambil berjalan. Namun…. “Whaaaa!” Rasa jantung seperti sedang meledak sebab terkejut. Sosok hitam besar yang

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 367

    Mushola yang lengang tanpa satu pun orang di sana dan baru saja dia kunjungi sudah ditinggalnya. Setelah usaha menenangkan diri dengan munajat panjangnya, semakin yakin akan keputusan untuk memilih Amira saja sebagai perempuan yang akan dinikahi. Bukan Yunita yang diam-diam nasih memberi lampu hijau, bukan Mila yang seorang bidan desa, bukan juga Inara yang pegawai koperasi di desa, bukan pula Rina-guru Sekolah Dasar di desa-janda kembang ditinggal mati dan sedang mencari pendamping hidup baru, atau nama-nama lain yang direkomendasikan keluarga padanya. Tetapi yang terus berkelebat kuat di kepala hanya Amira dan tidak satu pun nama lain! Kini Dimas mantap melangkah menuju lift untuk kembali ke rooftop. Berbekal sebuah kunci lagi, yang diberikan resepsionis memang berjumlah dua biji, dia ingin berbicara dengan Amira. Dimas sudah berniat tidak mengetuk pintu sebab semakin banyak orang di rooftop menuju tengah malam. Tidak ingin menimbulkan spekulasi di kepala mereka yang meliha

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 366

    Dimas menahan napas setelah berbicara. Seperti jadi sesak melihat Amira yang terkejut. Matanya yang bulat kian lebar dan itu pasti lupa berkedip. Mulutnya perlahan membuka tetapi kembali menutup. Seperti ingin berbicara tetapi tidak bisa. “Bagaimana, kamu bersedia kan, Amira?” tanya Dinas setelah terlalu lama menunggu respon Amira. Sangat paham jika ini sangatlah mengejutkan. Jangankan Amira, dirinya saja seperti sedang bermimpi telah mengatakan juga akhirnya. Dari tadi ingin bilang tetapi maju mundur. Takut juga jika si gadis sampai kena serangan jantung. Bersyukur tidak membawa dampak buruk apa-apa pada Amira. “Kenapa, Amira? Apa kamu keberatan?” tanya Dimas mendesak. Merasa resah seketika. Gadis itu sedang menggelengkan kepalanya berulang kali. “Aku tidak mau!” sahut Amira tiba-tiba. Suara meningginya tak kalah mengejutkan bagi Dimas. Tidak menduga jawaban gadis itu adalah penolakan. Pasti sedang bercanda, kan? "Apa Amira? Coba ulangi." Dimas bicara tegas yang lembut serta me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status