Share

Bab 451

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-26 00:49:45

Juan menghampiri adiknya sekembali dari pengajuan kelas kamar inap di ruang administrasi. Dua orang perawat lelaki mendatangi ranjang mereka tidak lama kemudian. Salah seorang menjumpai Juan.

“Kita pindah ke kamar inap eksklusif sekarang ya, Mas. Mari kita bawa pasiennya.” Salah satu dari dua perawat laki-laki itu berkata sambil membuka kunci di roda ranjang. Kemudian menarik Yunita beserta ranjangnya untuk meninggalkan ruang UGD yang menyesakkan.

Adiknya telah diperiksa intensif lagi oleh dokter jaga yang berlainan dari dokter di UGD tadi. Semua menunjukkan hasil positif kecuali tekanan darahnya yang sedikit rendah. Bahkan hasil lab darah juga sudah keluar yang hasilnya pun positif dan sangat kondusif.

“Kau tungguin di sini bentar ya, Nang. Aku ingin istirahat lima belas menit saja,” ucap Juan pada Nanang. Sepertinya sangat sopir jug mengantuk sambil melihat televisi yang tidak jauh dari ranjang Yunita.

“Nggih, Mas…,” sahut Nanang yang ternyata masih siaga. Dia sambil men
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 451

    Juan menghampiri adiknya sekembali dari pengajuan kelas kamar inap di ruang administrasi. Dua orang perawat lelaki mendatangi ranjang mereka tidak lama kemudian. Salah seorang menjumpai Juan. “Kita pindah ke kamar inap eksklusif sekarang ya, Mas. Mari kita bawa pasiennya.” Salah satu dari dua perawat laki-laki itu berkata sambil membuka kunci di roda ranjang. Kemudian menarik Yunita beserta ranjangnya untuk meninggalkan ruang UGD yang menyesakkan. Adiknya telah diperiksa intensif lagi oleh dokter jaga yang berlainan dari dokter di UGD tadi. Semua menunjukkan hasil positif kecuali tekanan darahnya yang sedikit rendah. Bahkan hasil lab darah juga sudah keluar yang hasilnya pun positif dan sangat kondusif. “Kau tungguin di sini bentar ya, Nang. Aku ingin istirahat lima belas menit saja,” ucap Juan pada Nanang. Sepertinya sangat sopir jug mengantuk sambil melihat televisi yang tidak jauh dari ranjang Yunita. “Nggih, Mas…,” sahut Nanang yang ternyata masih siaga. Dia sambil men

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 450

    Pak Agus semakin gundah gulana. Hampir satu jam, Yunita tidak sadar. Bu Agus menangis terus dan tidak tahu harus bagaimana. Juan bahkan sudah menyiapkan mobil dan sopirnya sekali untuk bersiap pergi ke rumah sakit saja. “Baiklah, kita ke rumah sakit secepatnya saja,” ucap Pak Agus saat Juan kembali ke kamar dengan baju kerja yang sudah ditukarnya. Sempat mandi kilat sambil berharap adiknya siuman. Tetapi, hasilnya sama saja. Diam tak bergerak di atas pembaringan dengan posisi yang tidak berubah. “Tapi Papa dan Mama tidak perlu ikut. Biar aku dan Nanang saja yang pergi malam ini. Semoga ada kemajuan, jika tidak ada perubahan, kita rujuk lagi ke rumah sakit yang lebih besar di pusat kota atau sekalian di Kota Malang.” Juan berjalan menghampiri ranjang. “Iya, Juan. Apa kata Anthony?” tanya Pak Agus sebelum Juan mengangkat adiknya. “Dia pun masih dalam perjalanan ke Surabaya, Pa. Akan ada rapat penting dengan para petingginya. Setelah selesai, dia akan bertolak kembali ke sini

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 449

    “Tidak mungkin! Putriku tidak akan berbuat semurah itu. Dia belum menikah dan tidak mungkin hamil. Anda pasti salah, Bu Dokter!” Pak Agus Histeris dengan wajah yang tegang. “Maaf, Pak. Saya hanya coba menyampaikan kebenaran kondisi putri Anda. Jika keberatan dan tidak percaya, silakan dibawa ke dokter spesialisnya saja ….” Dokter Lina menyahut tegas dan tenang. Memahami perasaan kedua orang tua Yunita yang hancur. Bahkan ada yang lebih bar-bar menanggapi pada kasus seperti ini. Menuding-nuding dan memaki misalnya. Sikap Pak Agus ini sudah termasuk respon jinak. “Baiklah, Dok. Akan kubawa putriku malam ini juga turun ke Wlingi. Akan aku periksakan ke dokter ahli kandungan. Juan kita harus bawa Yunita secepatnya.” Pak Agus terlihat semakin tidak sabar. Juan jadi merasa dilema sejenak. Berpikir jika ini sudah jelas kesalahan yang dibuat sendiri oleh adiknya. Segala kemungkinan dan resiko memang ada. Selain orang tua juga berhak untuk tahu segalanya. Tetapi sudah sepatutnya sebagai

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 448

    Juan merasa malas pulang dan ingin menginap di pabrik saja malam ini. Tetapi banyak panggilan yang dibuat pada nomor adiknya, tidak diangkat. Padahal belum juga pukul sepuluh. Meski sudah tidur, setidaknya suara dering nya didengar. Niat hati ingin berkabar pun dia urungkan. Sedang apa Yunita dengan perut buncitnya? Perasaan kuat yang tidak enak membuat Juan memilih bergegas pulang. Lagipula dirinya belum makan sejak siang tadi. Kedatangan para tuan tanah menemui ke pabrik membuatnya jadi kurang fokus. Hingga plan dan pekerjaan hari ini masih banyak terbengkalai. Rumah besar milik keluarga masih terang benderang dengan para pekerja pemilih kopi di halaman. Bapaknya tampak tertidur dengan menyandar di kursi bambu kecintaannya. Tertidur dengan posisi memandang para pekerja. Juan berjalan cepat melewati bapaknya. Tidak peduli dan enggan untuk menyapa atau sekadar memberi senyum. Langkahnya cepat dengan pandangan jatuh ke tanah dan ke lantai untuk segera memasuki rumahnya. Berniat

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 447

    Meski malam masih muda dan pukul sembilan saja belum, rasanya sungguh mengantuk. Setelah dipijat dengan lulur yang nyaman, timbul rasa lunglai yang perlu diistirahatkan. Kesegaran itu akan didapat setelah cukup tidur malam. “Yun, makan dulu, Mama sudah siapkan,” tegur ibunya saat Yunita melintas di ruang makan untuk mengambil botol minum. Dia baru mengambil charger dari ruang televisi. “Aku sudah kenyang, Ma. Tadi dapat makan dari ho …,” jawab Yunita yang di putusnya cepat. “Ngomong kok nggak dilanjut, dari ho… apa, Yun?” tanya ibunya sambil menarikkan satu kursi dan satu kursi lagi. Dia lalu duduk menunggu Yunita bersamanya. “Diajak makan Pak Azlan di hotel tempat mengukur baju pengantin maksudku, Ma.” Yunita dengan cepat bisa meralat nya. “Yah, Mama jadi sendiri makan ….” Bu Agus mengeluh. Lalu mengambil centong dan mengambil nasi untuk ditampung di piringnya. Melihat itu, Yunita jadi iba. Dia kesampingkan rasa mengantuk yang luar biasa untuk menemani ibunya makan mala

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 446

    Orang-orang di teras semua terlihat tegang. Memandang pada satu orang yang setakat ini masih bungkam. Meski Juan sudah melarang dan keberatan menjual, tetapi semua keputusan di tangan bapaknya. “Aku sudah tua, tidak produktif, dan kesehatan juga tidak bagus. Untuk merawat masa tuaku, butuh biaya besar. Bukan aku saja, tetapi istriku juga dengan keadaan tidak berbeda denganku. Aku sarankan buat kalian berdua, Juan dan Yunita, sebaiknya dijual saja tanah yang tidak terpakai itu. Bukankah terbengkalai? Anggap saja jikan papa sedang memerlukan dana besar. Kalian coba saja pikirlah.” Pak Agus bicara perlahan. Suaranya sudah jelas dan mudah dimengerti. Hanya kadang terengah dan seperti susah untuk bernapas lega. Bu Agus bahkan hanya bungkam, merasa sudah tidak berambisi untuk berbicara harta. Asal anak-anak bersikap baik dan semua kebutuhan tercukupi, dirinya akan berdoa serta terus bersyukur sepanjang hari. Pasrah, dijual silakan, dimiliki selamanya juga tidak melarang. “Aku masih s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status