Compartir

Bab 497

Autor: kamiya san
last update Última actualización: 2025-09-17 21:09:55

Menu di meja makan keluarga sebetulnya sedarhana. Tetapi setelah diletak piring dan dimakan, rasanya enak-enak semua. Bahkan tanpa ragu, Intana menambahkan isi hingga tiga kali ke dalam piringnya. Lagipula tidak ada siapa-siapa di sana. Bapak mertua yang tadi sempat menemani, akhirnya pergi juga entah ke mana. Mungkin menyusul ibu mertua yang pergi ke kebun kopinya.

Intana sudah paham jika kebun kopi yang dimiliki Pak Agus cukup luas. Hampir satu hektar. Tetapi belakangan sering tidak panen sebab kurang perawatan dan perhatian. Istilahnya sedang merugi. Sebatas itulah yang Intana tahu. Tidak lagi bertanya-tanya sebab memang kurang ingin tahu. Hal-hal seperti ini, Intana juga mana mau tahu!

Pembantu jaga rumah datang gesit saat Intana meletak gelas kosongnya kembali di meja.

“Biar saya yang merapikan, Mbak.” Dia berbicara saat Intana terlihat rempong untuk merapikan lagi isi meja.

“Eh, ya ya, silahkan!” Intana buru-buru mundur dan meninggalkan kursinya untuk pergi. Tetapi s
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado
Comentarios (2)
goodnovel comment avatar
kamiya san
Cik, awak terus baca hingga dimari? Tak kusangkaa. Terima kasih!
goodnovel comment avatar
Suria
trus masuk sj. biar Juan & Santi yg bermesraan terkejut. amukkan pd juan.
VER TODOS LOS COMENTARIOS

Último capítulo

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 517

    Talita sangat cantik dan menggemaskan. Serasi digandeng mamanya. Sepanjang acara, tidak ada polah berarti yang membuat Intana merasa pusing. Putrinya sangat beradab yang jauh dari sikap barbar dan tidak membuat spaneng dirinya. Seorang wanita cantik, berkulit cerah, dan memakai gamis modis, menghampiri Intana di mejanya. Keduanya saling sapa dengan saling melempar Senyuman. “Gadismu lucu banget, Intana. Tidak lasak dan tidak rewel, lainlah dengan anak-anak ku. Hemmm…,” ucap lembut dari istrinya Daehan, Shanumi yang anggun dan cantik. Tubuh yang kala gadis sangat langsing, kini jadi berisi dan sintal … imbang dengan tubuh Daehan yang juga jadi jumbo. “Ah, Shanumi, terus terang saja jika ingin bilang bahwa anakku jauh beda denganku. Ayo bilang, gak masalah kok!” respon Intana tetapi juga tertawa. Alhasil Shanumi juga tertawa. “Bagus, meski sudah berubah, tidak lupa asal muasal kan, Intana?” Shanumi terus menggoda. “Kamu menyuruhku untuk sadar diri kah?” timpal Intana. Mer

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 516

    Blak! Sang sopir telah menutup rapat semua pintu kendaraan. Mereka meluncur meninggalkan rumah sakit. Nanang membawa tiga orang sekeluarga untuk kembali dari Kota Wlingi ke daerah atas di perkebunan. Juan dan keluarga baru saja membesuk Santi di rumah sakit. Gadis itu baru saja melewati masa kritis. Beberapa luka, di antaranya di perut, lengan bahu, paha, dan kaki, sudah mendapat jahitan dengan dibungkus perban tipis. Kondisinya membaik berkat Ardana yang rela mendonorkan darah O nya meski lelaki muda itu sempat pingsan. Alhasil, hingga lewat dari tiga hari pun, asisten Juan yang masih muda itu ponteng kerja. “Kamu jadi pergi ke Surabaya apa tidak, Ju?” tanya Pak Agus. Paham dengan kerunsingan hati sang putra. “Jadi, Pa. Tetapi agak telat. Itu juga hanya sebentar dan tidak akan menginap.” Juan menjawab setelah lama terdiam. Sepertinya sedang simalakama. Andai tidak ingin bertemu Intana, lebih baik tidak perlu datang. “Kalo urusanmu dengan Intana belum selesai, ya jan

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 515

    “Ada apa, Intana?” tanya Daehan heran dengan gelagatnya. Intana tidak langsung tanda tangan seperti biasa. Daehan langsung menyuruh tanda tangan saja sebab tidak sabar, tidak telaten, dan Intana sendiri tidak akan peduli meskipun dipaksanya membaca. Tidak ada respon apapun di kepalanya setelah membaca. Yang dia tahu hanya tanda tangan dan mendapatkan hak uang setelahnya. Selalu seperti itu. Namun, kali ini terlihat lain. Intana membaca tetapi tertegun kemudian. Bahkan kini sedang menatap tajam padanya. Tidak biasanya Intana timbul reaksi. “Kenapa, Intana?” tegur Daehan kembali. Intana masih menatapnya dengan bola mata makin melebar. “Ini… ini, tidak salah?” tanya Intana tersendat dengan jari telunjuk menuding nuding cepat pada berkas. “Memang kenapa, apanya yang salah di situ?” Daehan berkernyit dahi. Pasti memang ada hal yang sangat luar biasa di berkas itu hingga Intana tergerak meresponnya. “Lihat, di sini, ditulis jika Juanda Arga adalah Chief Executive Officer d

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 514

    Hawa Surabaya yang seharian menyengat, telah redup dan membawa angin semilir. Mentari yang bersinar terik, perlahan tenggelam di ufuk senja. Memberi rasa hangat dan bukan lagi rasa menyengat. Intana duduk di balkon apartemen mewahnya di lantai dua sambil menikmati secangkir teh susu yang hangat. Lima belas menit lalu baru bangun dari tidur siang yang lelap. Setelah perjalanan dari Blitar menuju Surabaya selama lima jama yang sangat melelahkan dan seorang diri. “Lebih baik aku mandi saja. Lagipula Talita masih tidur. Dia akan aku bangunkan setelah aku selesai mandi dengan tenang.” Intana menyambar cangkir teh untuk diteguk hingga habis, lalu berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Sekilas melihat gadis kecil yang tidur pulas di atas ranjang. Perasaannya berdesir, berbaur antara sedih dan iba. Putrinya akan dibawa orang tua ke Kanada ujung minggu ini. Intana terpaksa rela sebab ibunya memaksa. Sudah terlalu candu pada cucu hingga cintanya melebihi dari anak sendiri. Sedi

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 513

    Juan menyandar dengan pandangan ke langit-langit biru ruang kerja. Saat dilema dengan keadaan Santi, merasa ragu jika diri sendiri harus menjadi pendonor, sebuah prasangka berkelebat. “Dan, Ardana!” serunya pada asisten yang sudah kembali ke mejanya. Tidak ada sahutan, ke mana? Sedang pintu ruang kerjanya masih terbuka. Seharusnya Ardana mendengar. Dengan rasa tak sabaran Juan pun mendatangi. “Ke mana, dia?” gumam Juan. Tidak mendapati asistennya di meja depan pintu. Dengan cepat berjalan menuju lorong penghubung lobi. Langkahnya menuju ke meja resepsionis yang setiap hari hanya Santi seorang menguasainya. Ah, itu dia! “Sedang apa kamu, Dan?” tanya Juan tajam pada Ardana yang sekarang duduk di kursi resepsionis milik Santi sehari-hari. Lelaki itu terlihat salah tingkah kedapatan sang atasan sedang duduk di atasnya. “Coba nelponin keluarga Santi, Pak. Pada gak di rumah semua kata polisi. Saya telpon pun gak diangkat, Pak.” Kali ini ekspresi cemas di wajah Ardana tidak bisa

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 512

    Mobil bersama sopir yang datang menjemput lelakinya itu berlalu. Tangan yang baru melambai-lambai pun turun perlahan dengan pandangan yang kosong. Galau luar biasa dengan bimbang yang sedang dirasa di dadanya. Dua puluh menit lalu.... Saat Juan menunggu jemputan sopirnya. Mereka sempat duduk di teras dengan menikmati coklat hangat dipeluk hawa pagi pegunungan. Diiringi kicau burung bersahutan yang terbang rendah di sekitaran pagar villa. Burung yang cantik dan diambang kepunahan, burung kolibri penghisap sari bunga yang unik. “Pukul lima sore nantibaku akan datang ke sini, Intana. Kamu kubawa turun ke kampung dan tinggal denganku, Intana.” Juan berkata sambil merapikan kemejanya. Sama dengan yang dipakainya malam tadi, kusut. “Aku tidak janji, Mas Juan.” Intana berkata jujur. Sebab keinginan untuk pulang ke Surabaya sebentar sedang sangat menggoda di pelupuk mata. Rindu pada ibu dan putrinya. “Aku bukan tidak membolehkan kamu ke Surabaya. Tetapi alangkah tepat jika pergi

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status