Bab 24 Belum Siap Melayani Suami"Mas Dewa, Paklik Man besok Sabtu katanya mau main ke Jakarta," ucap Gemi mengabarkan saat menemani Sadewa sarapan. Kali ini Gemi hanya menghidangkan roti bakar keju dan segelas kopi mochacino sasetan.Uhuk!Sadewa tersedak roti yang tengah dikunyahnya. Gemi buru-buru memberikan segelas air putih."Maaf, aku mengagetkan Mas Dewa." Gemi merasa bersalah ucapannya membuat Sadewa terkejut hingga tersedak makanan. Seharusnya ia membahas masalah Paklik Man nanti setelah Sadewa menyelesaikan sarapannya."Biar nanti kuajak Devita untuk menyingkir keluar rumah dulu. Mungkin aku akan mengajak Devita nginep di hotel saja," usul Sadewa."Terserah Mas Dewa aja." Gemi pasrah dengan apa pun rencana Sadewa. ***Malam ini Gemi hanya makan berdua dengan Sadewa karena Devita belum pulang. Setelah selesai makan, Gemi membereskan meja makan dan lanjut mencuci piring.Setelah itu Gemi masuk ke kamarnya. Gadis desa itu jarang menonton televisi. Hanya berduaan saja dengan S
ISTRI PILIHAN IBUBab 25 Haris Geram Seorang pria muda berbadan tinggi, tegap, berkulit agak gelap dan berambut ikal cenderung keriting beberapa kali melewati depan rumah Sadewa dengan mengendarai sepeda motor, seperti tengah memantau dan mengawasi rumah bercat biru langit, tempat tinggal Gemi.Pria itu adalah Haris. Ia merasa Gemi seperti menyembunyikan sesuatu darinya. Firasatnya mengatakan ada yang tidak beres dengan pernikahan sahabatnya itu. Pernikahan dadakan karena perjodohan. Haris tidak melihat aura bahagia yang biasanya terpancar dari sepasang suami istri yang baru menikah. Tatapan Gemi selalu terlihat sendu. Haris yang baru beberapa hari pindah indekos di Jakarta, seminggu ini mendapatkan giliran masuk kerja shift dua. Di mana waktu kerjanya mulai pukul tiga sore hingga pukul sebelas malam. Dari pagi sampai siang, lelaki berwajah manis itu mempunyai waktu untuk memantau keadaan rumah Sadewa secara diam-diam tanpa sepengetahuan Gemi tentunya.Ketika melihat seorang gadis
Bab 26 Tamu dari DesaGemi menutupi semua penderitaan darinya. Enggan bercerita. Ternyata hidup Gemi justru lebih menderita dan menyedihkan setelah tinggal di ibu kota. Haris akan memaksa Sadewa untuk melepaskan Gemi bila memang tak menginginkan gadis itu.Haris mencoba menenangkan diri. Waktu di ponselnya sudah menunjukkan pukul 14.05. Ia harus pergi dan bersiap berangkat kerja. Haris akan membuat perhitungan dengan Sadewa nanti. Hatinya sakit membayangkan penderitaan Gemi di rumah suaminya sendiri.Keesokan paginya, Haris kembali mengintai rumah Sadewa. Ia ingin berbicara empat mata dengan suami dari sahabatnya itu. Haris melihat Sadewa masuk ke dalam mobil diikuti seorang wanita cantik berpenampilan seksi. Emosinya langsung tersulut melihat kemesraan yang ditampilkan kedua orang itu.Pemuda berambut ikal itu bisa membayangkan sakitnya hati Gemi saat melihat suami yang dicintainya bermesraan dengan wanita lain di depan matanya. Pastilah api cemburu akan berkobar di dadanya.Haris
ISTRI PILIHAN IBUBab 27 Menjaga Rahasia Keesokan harinya di saat Gemi sedang membersihkan diri di kamar mandi, bel rumahnya berbunyi. Paklik Man yang tengah berada di ruang keluarga menonton televisi berinisiatif untuk membukakan pintu. Kasihan tamunya bila harus menunggu terlalu lama. Pikirnya tamunya nanti bisa menunggu di dalam saja.Saat pintu terbuka, baik Paklik Man dan tamu yang datang berkunjung--seorang lelaki paruh baya--sama-sama terkejut. Pertemuan yang tidak terduga. Ternyata keduanya saling mengenal. Paklik Man menatap lelaki yang berusia sekitar lima puluh tahun itu dengan sorot mata penuh kebencian dan dendam. Baginya, lelaki setengah baya yang saat ini berdiri dihadapannya adalah seorang pengecut yang melarikan diri dari tanggung jawab.Kejadian kelam puluhan tahun silam seperti kaleidoskop yang diputar ulang dalam memori otaknya. Dada Paklik Man sesak mengingat penderitaan kakak perempuannya, Sumirah karena kebiadaban lelaki yang ada dihadapannya saat ini.Lelaki
Bab 28 Ketahuan Selingkuh Gemi minta izin kepada Sadewa untuk pulang kampung selama tiga hari, sekalian mengantarkan pulang Pakliknya. Paklik Man hanya menginap satu malam saja di rumah, tetapi tidak bertemu dengan Sadewa.Selama tiga bulan tinggal di ibu kota Jakarta, Gemi belum pernah sekalipun mudik. Gadis desa itu rindu akan kampung halamannya. Kangen suasana desa yang hening dan tenang. Juga sekalian ke makam nyekar ke makam ibunya, Mbah Tum, dan Bu Gayatri.Saat Gemi tengah pulang kampung, bersamaan dengan Sadewa ada tugas dinas ke luar kota yaitu ke kota Medan. Otomatis Devita sendirian di rumah.Merasa di rumahnya kosong tidak ada Gemi dan Sadewa, Devita merasa bebas. Malam itu istri siri Sadewa pulang diantarkan seorang lelaki berkumis tipis. Lelaki yang sama yang pernah dipergoki oleh Gemi saat mengantarkan Devita pulang pada dini hari. Lelaki yang sama yang dilihat Gemi di mal. Sayangnya waktu itu Gemi tidak berpikiran untuk memotret selingkuhan Devita sebagai bukti. Saa
ISTRI PILIHAN IBUBab 29 Penyesalan Setelah mengusir Devita dan selingkuhannya pergi dari rumah, Sadewa lalu masuk ke kamar tamu yang biasa ditempati oleh Gemi untuk menenangkan dirinya. Hatinya begitu hancur dikhianati perempuan yang begitu ia cintai dengan tulus. Sadewa baru menyadari ternyata firasat ibunya itu benar adanya. Devita seorang perempuan tidak baik. Pria tampan itu selama ini terlalu dibutakan oleh cinta hingga tidak bisa melihat cela dari istri sirinya itu.Selama ini Sadewa sering mengalah pada Devita. Meski istri sirinya itu sering melawan dan membangkang perintahnya, ia masih saja bertahan, berharap Devita akan berubah. Ia masih memberikan kesempatan.Sadewa duduk di tepian ranjang. Masih mengatur napasnya yang tersengal karena luapan amarah. Pandangannya tertuju pada sebuah buku diary yang tergeletak di atas nakas. Sepertinya Gemi lupa menyimpan buku catatan hariannya itu. Pria tampan itu penasaran dengan isi buku diary Gemi. Ia pun mulai membaca lembar demi lem
Bab 30 Fitnah Hanya dua malam saja Gemi menginap di rumah Paklik Man untuk mengobati kerinduannya akan kampung halamannya. Saat di kampung, Gemi menyempatkan diri untuk ziarah ke makam ibunya, Mbah Tum, dan Bu Gayatri. Tiga perempuan yang selalu berada di dalam hatinya dan ia sebutkan namanya dalam setiap doanya.Gemi terkejut saat tiba di rumah Sadewa dalam keadaan sepi. Pukul tujuh lewat tiga puluh menit, Sadewa pasti sudah berangkat kerja. Gemi tidak menemukan keberadaan Devita di kamarnya yang terbuka. Biasanya istri siri Sadewa masih tidur.Saat membereskan kamar, Gemi mendapati lemari pakaian Devita telah kosong. Tidak ada satu baju pun tertinggal di sana. Semua alat kosmetik dan skincare yang biasanya memenuhi meja rias juga bersih, tidak ada satu pun yang tertinggal."Ini aneh. Devita mungkin pergi dari rumah. Pasti terjadi sesuatu saat aku pulang kampung," gumam Gemi. Gemi tidak mengetahui bahwa Sadewa sudah menceraikan dan mengusir Devita. Pagi ini, saat Gemi sampai di rum
ISTRI PILIHAN IBUBab 31 Sebuah Harapan Membuatnya Bertahan"Mbak Gemi tenang saja, sekarang sudah bisa memiliki Pak Dewa seutuhnya." Siti memberikan dukungannya."Iya, meskipun sudah tidak ada lagi Devita, Mas Dewa belum tentu mau menganggapku sebagai istrinya. Mas Dewa mungkin malu memiliki istri yang penampilannya kampungan dan juga tidak menarik sepertiku, Sit. Aku memang tidak sepadan dan tak pantas jadi istrinya. Mas Dewa terlalu sempurna buatku." Gemi tetap insecure dan pesimis, tidak yakin Sadewa akan meliriknya."Mbak Gemi sebenarnya cantik kok, cuma ...." Siti sengaja menggantung ucapannya untuk menggoda."Cuma apa?" Gemi melotot."Sedikit gendut aja, hehehe ...." Siti orangnya terlalu polos dan jujur. Dibilang gendut membuat kepercayaan diri Gemi langsung nyungsep.Sulitnya menurunkan berat badan, hampir membuat Gemi menyerah. Sudah diet ketat tiap hari menahan lapar. Pas tiba giliran nimbang hanya berkurang tiga kilogram saja. Rasanya usahanya menurunkan berat badan terasa