Share

8.Rejeki Tak Terduga

Author: Amelia
last update Huling Na-update: 2023-07-04 09:00:02

Dua hari Amel mencoba membuat sample martabak mini sebelum ia memasarkannya. Anggota keluarga cukup puas dengan rasa martabak hasil olahan tangan Amel. Amel membuat beberapa varian rasa, yang banyak di gemari anak-anak.

Setelah merasa yakin dengan rasa martabak mini buatannya sendiri, Amel pun mulai membuat beberapa toples untuk di titipkan di beberapa tempat yang sebelumnya sudah Amel mintai ijin.

"Bismillahirahmanirahim...." lafadz Amel sebelum berangkat menuju tempat ia akan menitipkan dagangannya.

Kedua tangan Amel sudah menenteng 3 kantong plastik berukuran besar, yang berisi toples untuk wadah martabak-martabak mini buatannya.

Mengingat wajah kedua buah hatinya, semangat Amel semakin terpacu meski waktu masih menunjuk pukul 05.30 pagi. Dimana awan biru masih terselimuti awan gelap, ia memantapkan langkahnya menyusuri jalanan yang belum terlalu di padati kendaraan.

Pukul 6 tepat, ia sudah berada di rumah. Dengan langkah cepat ia berjalan menuju kamarnya, untuk membangunkan Galang.

"Bang, bangun nak...." tukas Amel menggoncang-goncang bahu Galang yang masih terlelap.

"Iya bunda," sahut Galang seraya menatap Amel.

"Bunda darimana pagi-pagi gini?" tanya Galang yang belum mengetahui jika Amel sudah mulai menitipkan dagangannya.

"Bunda baru pulang nak, tadi nganterin dagangan," jawab Amel sumringah.

"Bunda udah mulai berjualan ya?" tanya Galang antusias.

Amel mengangguk cepat dengan lengkungan senyum di sudut bibirnya.

"Moga aja banyak yang terjual ya bunda!" Galang memanjatkan doa dan harapannya.

"Aamiin...." jawab Amel.

"Sekarang kamu siap-siap ya bang, ntar telat ke sekolahnya," titah Amel.

Galang pun berlari kecil menuruni anak tangga menuju kamar mandi.

****

Sore harinya, suami Lastry bernama Handy meminta istrinya untuk memanggil Amel.

Jantung Amel bekerja lebih cepat, ia sangat panik kala harus bertemu dengan iparnya tersebut. Handy yang suaranya jarang terdengar, tentu membuat Amel merasa sangat sungkan. Meski sebenarnya, Handy tidak pernah mempermasalahkan Amel dan kedua anaknya menumpang di rumahnya.

"Ada apa bang?" tanya Amel pada Handy.

Handy yang usianya terpaut jauh di atas Lastry, membuat Amel segan untuk menyebut nama saja.

"Abang ada proyek buat kamu Mel, mudah-mudahan bisa menambah pemasukan kamu," ucap Handy seraya membuka laci meja kerjanya.

"Proyek apa bang?" tanya Amel antusias.

"Proyek dari developer yang sekarang sedang abang kerjakan," balas Handy lalu menyodorkan beberapa lembar berkas proyek yang sedang ia bicarakan.

"Coba kamu baca dan pelajari dulu," imbuh Handy yang memang tidak terlalu suka basa-basi.

Sesaat Amel membaca berkas itu, yang ternyata adalah berkas untuk penjualan kavling dan unit perumahan.

"Kalau kamu bisa memasarkan kavling dan perumahan itu, kamu akan mendapat bonus sebanyak 3 persen dari penjualan," ucap Handy.

"Abang yakin, dengan kemampuan marketingmu, kamu bisa mendapat hasil yang cukup besar," Handy memberi support pada Amel.

"Iya benar tuh, selama ini kan kamu yang menghandle untuk memasarkan usaha service kalian di Medan dan Kediri. Buktinya, bengkel service elektronik kalian berkembang pesat," timpal Lastry memberi dukungan penuh.

Berkat dukungan dari keluarganya, Amel kembali bergelut dengan kemampuannya tanpa meninggalkan usaha yang baru saja ia rintis.

Sejak ia mendapat jalan untuk menambah rejeki, Amel tidak mengenal kata lelah untuk mendapatkan hasil dari kerja kerasnya.

Di minggu kedua ia memasarkan kavling dan perumahan itu, salah satu dari kavling pun terjual. Betapa bahagianya Amel dan kedua anaknya, ketika Handy memberitahukan bahwa bonus 3 persen bagian Amel akan di berikan dalam waktu dua hari ke depan.

Air mata bahagia terjatuh dari kedua netra Amel, ia benar-benar tidak menduga kalau ia masih berguna untuk kedua anaknya.

Mental Amel yang beberapa tahun terakhir ini sempat down akibat segala hinaan dari Candra, pada hari ini kembali terpacu.

Kedua tangan Amel bergetar di saat Handy menyerahkan sebuah amplop berwarna putih yang berisi uang. Berkali-kali Amel mengucapkan terimakasih pada Handy dan Lastry yang sudah banyak menolongnya.

Ia berlari kecil menuju kamarnya yang berada di lantai 2 untuk menemui kedua anaknya.

"Galang, Ruby...." sapa Amel lalu memeluk kedua anak kecil itu.

"Ada apa bunda?" tanya Galang bingung dengan ekspresi Amel.

"Ini buat kalian...." tukas Amel menyerahkan amplop putih yang di genggamannya. Dengan pipi yang masih basah oleh air mata, ia meminta Galang untuk membukanya.

"Kamu buka ya bang," pinta Amel.

"Kenapa Galang yang buka, bund?" tanya Galang masih belum mengerti.

"Karena ini hak kamu dan Ruby," jawab Amel.

Perlahan Galang membuka amplop yang masih tertutup rapat itu.

"Pelan-pelan bang, ntar uangnya sobek," ucap Amel tertawa kecil.

Betapa kagetnya mereka bertiga saat melihat lembaran uang berwarna merah di dalam amplop itu.

"Banyak banget bunda!" seru Galang dengan wajah berbinar.

"Galang hitung ya bunda?" ucap Galang antusias.

Dengan cepat Amel menganggukkan kepalanya.

Galang mulai menghitung satu demi satu lembaran uang kertas tersebut.

"Bunda! uangnya ada empat puluh lima lembar!" pekik Galang tersenyum lebar.

"Hore...." sorak Ruby seolah mengerti jumlah yang abangnya sebutkan.

Amel sujud syukur di lantai ubin, ia menangis terharu. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, ia akan mendapat hasil sebanyak itu dalam waktu yang singkat dan tanpa mengeluarkan seperser pun untuk modal.

"Abang, adek...." tukas Amel.

"Besok pagi kita bertiga nemuin seseorang dulu ya?" ucap Amel.

"Siapa bunda?" tanya Galang dan Ruby kompak.

"Besok kalian akan tau," jawab Amel lalu memeluk kedua anaknya tersebut.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   24. Kamu Bukan Wanita Baik-Baik!

    Candra menatap senyuman Amel yang terukir, ia sedang menunggu respon Amel setelah Pukki menyampaikan kata-katanya."Kamu sudah selesai bicara?" pertanyaan itu Amel ucapkan dengan datar.Tanpa menunggu jawaban dari Pukki, Amel menarik napas panjang lalu melepasnya perlahan."Kamu bilang, kamu wanita dan mengerti perasaanku, bukan?""Wanita baik-baik, tidak akan pernah mau merusak kebahagiaan wanita lainnya!""Wanita baik-baik, tidak akan pernah tergoda sekeras apa pun godaan dari pria yang sudah memiliki anak dan istri!""Kamu hanya pintar bicara! kamu hanya pintar bersandiwara!""Dari awal, kamu sudah tau kalau laki-laki yang mendekatimu itu bukan pria tanpa istri!""Dan dengan kejinya, di belakangku kamu justru mengatakan, kalau kamu tidak serius ingin berpisah dengan suamiku setelah kamu menyetujui permintaanku untuk meninggalkan laki-laki ini!" hati Amel mulai terbakar melontarkan kata-kata yang selama ini ingin ia sampaikan.Di seberang, Pukki bergeming tak mampu menjawab ucapan Am

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   23. Aku Juga Wanita, Mbak

    Galang dan Ruby tampak sangat bahagia, berlari kesana kemari mengitari taman bermain di sore ini. Sementara Candra dan Amel hanya menatap kedua anak mereka tanpa saling bicara."Aku sampai lupa, kapan terakhir kalinya melihat kedua anakku sebahagia ini," bisik dewi batin Amel."Bund," sapa Candra dengan lembut."Ehm," sahut Amel singkat tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya."Mau sampai kapan kamu bertahan seperti ini?""Kamu lihat kan, anak-anak sangat bahagia karena kedua orang tuanya mendampingi mereka?""Aku juga mau tanya, mau sampai kapan kamu memaksaku untuk menerima permintaanmu berpoligami?" jawab Amel membalas dengan pertanyaan."Apa aku salah, kalau aku berniat untuk membantu orang keluar dari kemaksiatan?" Candra menatap Amel meski Amel tidak menghiraukannya.Amel tertawa kecil, seraya menggelengkan kepalanya pelan."Mulia sekali niatmu?" "Tapi sayang, niatmu tidak sesuai dengan tindakanmu...." sarkas Amel ambigu."Maksudmu?" tanya Candra."Kamu mengatakan, kalau niatmu h

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   22. Tiba-Tiba

    Di hadapan Amel saat ini, tampak Galang sedang duduk dengan seorang pria bertopi. Galang duduk di pangkuan pria yang tak lain adalah ayah kandungnya, yaitu Candra.Ingin rasanya Amel berlari ke arah mereka dan menarik Galang, namun pikiran waras Amel melarangnya. Sebab, ini bukan waktu dan tempat yang tepat untuk melakukan hal itu."Bagaimana laki-laki ini bisa sampai disini!""Pantas saja, sejak pagi tadi hatiku tidak enak!""Ternyata, aku harus melihat dia lagi setelah 6 bulan kami terpisah jarak dan waktu!" bisik batin Amel."Bu Amel?" sapa bu Widya kepala sekolah yang baru saja tiba."I-ya bu...." sahut Amel gelagapan."Apa benar, laki-laki yang bersama dengan Galang sekarang itu, ayahnya Galang?""Dari satu jam yang lalu, bu Eny sudah mencoba menghubungi ponsel ibu tapi tidak mendapat respon," tutur bu Widya sebelum Amel menjawab pertanyaan mengenai Candra."Tadi, beliau mengatakan kalau dirinya adalah bapak kandungnya Galang. Tapi, kami piha

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   21. Aku Akan Laporin Kamu, Amel!

    Akan apa?!" bentak Amel menahan geram."Aku akan menjemput paksa anak-anak dan melaporkan kamu atas tindak pelarian!" Candra mengancam Amel."Pelarian?!" Amel membolakan matanya."Sudah separah itukah ketidak warasanmu, Candra?!""Aku ini ibu mereka! aku yang mengandung dan melahirkan mereka dengan taruhan nyawa! bisa-bisanya kamu mengatakan hal sebodoh itu!" umpat Amel tak habis pikir dengan kekonyolan Candra."Memang kamu ibunya, tapi kamu membawa mereka tanpa seijinku!" kilah Candra."Sudahlah, lama-lama aku bisa tertular dengan kegilaanmu," potong Amel yang tidak merasa gentar dengan ancaman Candra.Tut-tut-tut sambungan di putus sepihak oleh Amel.Braak!!Candra membanting meja di depannya, emosinya kian memuncak karena sikap Amel yang datar dan tidak terpancing sedikit pun."Aku masih sayang sama kamu, Mel! aku tau tindakanku sudah melukaimu tapi aku bisa apa lagi! semua sudah terjadi. Aku tidak mungkin memperbaiki kesalahanku dengan membuat kesalahan lainnya. Aku hanya ingin kam

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   20. Kita Akhiri Saja

    "Kamu mau apalagi?!""Apa belum cukup semua caci maki yang keluar dari mulutmu?!" suara Amel mendominasi percakapannya dengan Candra, di siang ini."Bukannya selama ini, apa yang aku katakan itu benar?" kilah Candra, membenarkan dirinya sendiri."Stop berdebat denganku!""Sekarang katakan, apa maumu?" titah Amel menahan emosinya."Aku mau, kamu pulang dan bawa anak-anak kembali ke tempat dimana semestinya mereka hidup!" dengan tanpa beban, Candra mengutarakan keinginannya."Pulang??" "Apa kamu sudah tidak waras lagi, tuan Candra?" sarkas Amel."Tolong, mengertilah untuk kondisiku saat ini. Aku hanya minta kamu menerima keadaanku," ucap Candra menurunkan suaranya.Spontan Amel tertawa kecil."Keadaan kamu yang berselingkuh?""Hey, wake up!""Seandainya kamu yang ada di posisiku, bagaimana?""Apa kamu bisa terima dengan kalimat ''tolong mengerti keadaanku....""Gila!" pekik Amel tertawa garing."By the way, aku sudah sangat

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   19. Batam Island

    "Amel?" tukas Raka yang membuyarkan lamunan Amel."Eh maaf, tadi kamu ngomong apa?" tanya Amel yang setengah kaget."Aku minta nomor ponsel kamu, boleh?""Buat apa?" "Just a friend," sahut Raka.Awalnya Amel tampak ragu untuk memberikan nomor ponselnya, mengingat dirinya yang masih berstatus istri orang."Tenang aja Mel, aku nggak bermaksud apa-apa. Aku hanya prihatin dengan apa yang sudah kamu alami," tutur Raka tulus."Ya sudah, tapi aku nggak bisa janji untuk selalu membalas pesan dari kamu. Aku punya dua orang anak yang lebih membutuhkan perhatianku," jawab Amel.Raka mengangguk pelan, lalu menyodorkan ponsel miliknya ke tangan Amel. Amel pun mengetik nomor ponselnya sendiri di ponsel Raka."Makasih," ucap Raka.****Pada pukul 10 pagi di hari ketiga kapal berlayar dari Jakarta, suara pemberitahuan dari ruang informasi bahwa kapal akan bersandar beberapa saat lagi di pelabuhan Batu Ampar Batam."Hore...." pekik Galang dan Ruby saa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status