Share

Bab 10

Keesokan harinya ….

Ketika Tasya bangun di pagi hari, dia melihat Zayn baru dari luar membelikannya sarapan, dan meletakkannya di atas meja.

"Morning, Mom," Zayn tersenyum lebar pada Tasya.

Meskipun raut wajahnya mirip dengan Angkasa, tapi Angkasa tidak pernah tersenyum seperti itu padanya. Sementara itu Zayn adalah malaikat baginya, malaikatnya seorang.

"Morning too, baby …." Tasya mengusap kepalanya dengan senang.

Adelia yang mendengar suara itu segera keluar dari kamar, ketika dilihatnya sarapan yang tertata di atas meja, dia segera berkata dengan gembira, "Tasya, kamu benar-benar pengertian!" Ucapnya dengan wajah penuh kegembiraan. "Kamu bahkan telah membelikan sarapan! Hebat sekali, akhirnya hari ini aku kembali sarapan sebelum ke sekolah."

"Zayn yang membelinya, aku juga baru bangun," Tasya merasa sikap Adelia telah kembali seperti biasa, tapi Zayn justru membuatnya pusing.

"Mama, apa aku benar-benar harus ikut Tante Adelia pergi ke sekolah?" suaranya terdengar malas.

Seketika Adelia menyendengkan telinganya. "Bocah, apa-apaan nada bicaramu itu? Kuberitahu kamu, aku ini adalah kepala sekolah di TK Semesta!"

"Bukan urusanku!" Zayn segera duduk, mengambil mangkuk dan sumpit.

Adelia hanya bisa terdiam mendengar jawaban bocah lima tahun itu. Tasya yang melihat percekcokan mereka kembali menghela nafas.

"Hari ini aku akan pergi ke Wijaya Company untuk melapor, aku akan bersiap-siap."

"Tasya, kamu!" Adelia menghentakkan kakinya, tapi Tasya sudah berlalu pergi ke toilet.

Setelah keributan di pagi hari itu, Zayn tetap ikut Adelia ke sekolah, sementara Tasya menuju ke Wijaya Company.

Delapan tahun lalu Tasya menikah dan tinggal di kediaman Wijaya, Lima tahun lalu dia dipaksa meninggalkan kediaman Wijaya. Sebagai menantu di keluarga Angkasa, istri dari Angkasa, belum pernah sekalipun dia masuk ke kantor Wijaya Company.

Sampai saat ini, dia kembali dengan wajah dan identitas yang baru, entah apakah Angkasa bisa tidur nyenyak ketika melihat nama Tasya itu?

Senyum Tasya mengembang, matanya menyiratkan secercah kebencian karena tersakiti.

Setelah sampai di depan Wijaya Company. Tasya mencoba mengontrol emosinya, lalu berjalan masuk Wijaya Company.

"Maaf, Nona, Anda mencari siapa?" Nona resepsionis itu segera menyadari kehadiran Tasya dan menghadangnya.

Tasya melihat-lihat lobi Wijaya Company, benar-benar elegan, tatapan matanya terlihat sangat kagum. 'Pantas saja mereka menjadi perusahaan bisnis kelas atas di Bandung,' gumamnya seraya memandangi keadaan sekitar. 'Tapi, aku telah kembali, kita lihat saja apakah keluarga Angkasa masih bisa terus berdiri di posisi pertama di Bandung ini!'

"Aku mencari Angkasa, aku Helen, desainer yang diutus oleh Star Company dari Prancis, hari ini aku datang melaporkan kehadiranku," jawab Tasya sambil tersenyum datar.

Nona resepsionis tidak berani lagi berkutik setelah mendengar hal itu, buru-buru dia tersenyum dan menyahut. "Nona Helen, mohon tunggu sebentar, saya akan memberitahu Tuan Angkasa."

"Baik," Tasya juga tidak mempersulitnya, dia hanya menunggu di depan meja.

Di saat itulah sebuah suara yang tidak asing terdengar dari belakangnya.

"Angkasa sudah datang, kan? Pagi ini dia terburu-buru pergi, tidak sempat sarapan. Aku datang membawakannya makanan, tidak perlu memberitahunya, biar aku langsung ke atas saja," Angelina yang membawa tempat makan itu melangkah cepat menghentikan resepsionis.

Setelah Enam tahun tidak bertemu, wanita itu masih tetap sama menariknya, bahkan bentuk tubuhnya semakin indah.

Tasya melihatnya sekilas, sorot matanya memancarkan kemarahan tanpa bisa ditutupi lagi. Tapi Angelina yang peka itu menoleh dan segera melihat sorot mata Tasya. Meskipun Tasya seketika itu juga melenyapkan sorot mata penuh amarah itu, Angelina tetap bingung.

"Siapa kamu? Untuk apa ke sini? Melihat wajah licikmu yang hendak menjerat orang, kamu tidak datang untuk mencari Angkasak, kan?" Perkataan Angelina yang menyakitkan itu terdengar.

Dia sedikit iri dengan kecantikan paras Tasya. Wanita ini memberikannya rasa bahaya, dan lagi, dia terlalu cantik bukan? Bahkan, terlihat lebih cantik darinya!

Bentuk tubuhnya, parasnya, bahkan baginya yang seorang wanita saja hampir terhanyut oleh kecantikannya, apalagi laki-laki.

Memikirkan hal ini, Angelina segera ingin menyingkirkannya. "Panggil Satpam! Suruh mereka untuk mengantar wanita ini keluar dari Wijaya Company!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status