Share

Bab 10

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-08 11:33:33

Keesokan harinya ….

Ketika Tasya bangun di pagi hari, dia melihat Zayn baru dari luar membelikannya sarapan, dan meletakkannya di atas meja.

"Morning, Mom," Zayn tersenyum lebar pada Tasya.

Meskipun raut wajahnya mirip dengan Angkasa, tapi Angkasa tidak pernah tersenyum seperti itu padanya. Sementara itu Zayn adalah malaikat baginya, malaikatnya seorang.

"Morning too, baby …." Tasya mengusap kepalanya dengan senang.

Adelia yang mendengar suara itu segera keluar dari kamar, ketika dilihatnya sarapan yang tertata di atas meja, dia segera berkata dengan gembira, "Tasya, kamu benar-benar pengertian!" Ucapnya dengan wajah penuh kegembiraan. "Kamu bahkan telah membelikan sarapan! Hebat sekali, akhirnya hari ini aku kembali sarapan sebelum ke sekolah."

"Zayn yang membelinya, aku juga baru bangun," Tasya merasa sikap Adelia telah kembali seperti biasa, tapi Zayn justru membuatnya pusing.

"Mama, apa aku benar-benar harus ikut Tante Adelia pergi ke sekolah?" suaranya terdengar malas.

Seketika Adelia menyendengkan telinganya. "Bocah, apa-apaan nada bicaramu itu? Kuberitahu kamu, aku ini adalah kepala sekolah di TK Semesta!"

"Bukan urusanku!" Zayn segera duduk, mengambil mangkuk dan sumpit.

Adelia hanya bisa terdiam mendengar jawaban bocah lima tahun itu. Tasya yang melihat percekcokan mereka kembali menghela nafas.

"Hari ini aku akan pergi ke Wijaya Company untuk melapor, aku akan bersiap-siap."

"Tasya, kamu!" Adelia menghentakkan kakinya, tapi Tasya sudah berlalu pergi ke toilet.

Setelah keributan di pagi hari itu, Zayn tetap ikut Adelia ke sekolah, sementara Tasya menuju ke Wijaya Company.

Delapan tahun lalu Tasya menikah dan tinggal di kediaman Wijaya, Lima tahun lalu dia dipaksa meninggalkan kediaman Wijaya. Sebagai menantu di keluarga Angkasa, istri dari Angkasa, belum pernah sekalipun dia masuk ke kantor Wijaya Company.

Sampai saat ini, dia kembali dengan wajah dan identitas yang baru, entah apakah Angkasa bisa tidur nyenyak ketika melihat nama Tasya itu?

Senyum Tasya mengembang, matanya menyiratkan secercah kebencian karena tersakiti.

Setelah sampai di depan Wijaya Company. Tasya mencoba mengontrol emosinya, lalu berjalan masuk Wijaya Company.

"Maaf, Nona, Anda mencari siapa?" Nona resepsionis itu segera menyadari kehadiran Tasya dan menghadangnya.

Tasya melihat-lihat lobi Wijaya Company, benar-benar elegan, tatapan matanya terlihat sangat kagum. 'Pantas saja mereka menjadi perusahaan bisnis kelas atas di Bandung,' gumamnya seraya memandangi keadaan sekitar. 'Tapi, aku telah kembali, kita lihat saja apakah keluarga Angkasa masih bisa terus berdiri di posisi pertama di Bandung ini!'

"Aku mencari Angkasa, aku Helen, desainer yang diutus oleh Star Company dari Prancis, hari ini aku datang melaporkan kehadiranku," jawab Tasya sambil tersenyum datar.

Nona resepsionis tidak berani lagi berkutik setelah mendengar hal itu, buru-buru dia tersenyum dan menyahut. "Nona Helen, mohon tunggu sebentar, saya akan memberitahu Tuan Angkasa."

"Baik," Tasya juga tidak mempersulitnya, dia hanya menunggu di depan meja.

Di saat itulah sebuah suara yang tidak asing terdengar dari belakangnya.

"Angkasa sudah datang, kan? Pagi ini dia terburu-buru pergi, tidak sempat sarapan. Aku datang membawakannya makanan, tidak perlu memberitahunya, biar aku langsung ke atas saja," Angelina yang membawa tempat makan itu melangkah cepat menghentikan resepsionis.

Setelah Enam tahun tidak bertemu, wanita itu masih tetap sama menariknya, bahkan bentuk tubuhnya semakin indah.

Tasya melihatnya sekilas, sorot matanya memancarkan kemarahan tanpa bisa ditutupi lagi. Tapi Angelina yang peka itu menoleh dan segera melihat sorot mata Tasya. Meskipun Tasya seketika itu juga melenyapkan sorot mata penuh amarah itu, Angelina tetap bingung.

"Siapa kamu? Untuk apa ke sini? Melihat wajah licikmu yang hendak menjerat orang, kamu tidak datang untuk mencari Angkasak, kan?" Perkataan Angelina yang menyakitkan itu terdengar.

Dia sedikit iri dengan kecantikan paras Tasya. Wanita ini memberikannya rasa bahaya, dan lagi, dia terlalu cantik bukan? Bahkan, terlihat lebih cantik darinya!

Bentuk tubuhnya, parasnya, bahkan baginya yang seorang wanita saja hampir terhanyut oleh kecantikannya, apalagi laki-laki.

Memikirkan hal ini, Angelina segera ingin menyingkirkannya. "Panggil Satpam! Suruh mereka untuk mengantar wanita ini keluar dari Wijaya Company!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 188

    "Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 187

    Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 186

    Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 185

    Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 184

    Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 183

    Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status