Keesokan harinya ….
Ketika Tasya bangun di pagi hari, dia melihat Zayn baru dari luar membelikannya sarapan, dan meletakkannya di atas meja."Morning, Mom," Zayn tersenyum lebar pada Tasya.Meskipun raut wajahnya mirip dengan Angkasa, tapi Angkasa tidak pernah tersenyum seperti itu padanya. Sementara itu Zayn adalah malaikat baginya, malaikatnya seorang."Morning too, baby …." Tasya mengusap kepalanya dengan senang.Adelia yang mendengar suara itu segera keluar dari kamar, ketika dilihatnya sarapan yang tertata di atas meja, dia segera berkata dengan gembira, "Tasya, kamu benar-benar pengertian!" Ucapnya dengan wajah penuh kegembiraan. "Kamu bahkan telah membelikan sarapan! Hebat sekali, akhirnya hari ini aku kembali sarapan sebelum ke sekolah.""Zayn yang membelinya, aku juga baru bangun," Tasya merasa sikap Adelia telah kembali seperti biasa, tapi Zayn justru membuatnya pusing."Mama, apa aku benar-benar harus ikut Tante Adelia pergi ke sekolah?" suaranya terdengar malas.Seketika Adelia menyendengkan telinganya. "Bocah, apa-apaan nada bicaramu itu? Kuberitahu kamu, aku ini adalah kepala sekolah di TK Semesta!""Bukan urusanku!" Zayn segera duduk, mengambil mangkuk dan sumpit.Adelia hanya bisa terdiam mendengar jawaban bocah lima tahun itu. Tasya yang melihat percekcokan mereka kembali menghela nafas."Hari ini aku akan pergi ke Wijaya Company untuk melapor, aku akan bersiap-siap.""Tasya, kamu!" Adelia menghentakkan kakinya, tapi Tasya sudah berlalu pergi ke toilet.Setelah keributan di pagi hari itu, Zayn tetap ikut Adelia ke sekolah, sementara Tasya menuju ke Wijaya Company.Delapan tahun lalu Tasya menikah dan tinggal di kediaman Wijaya, Lima tahun lalu dia dipaksa meninggalkan kediaman Wijaya. Sebagai menantu di keluarga Angkasa, istri dari Angkasa, belum pernah sekalipun dia masuk ke kantor Wijaya Company.Sampai saat ini, dia kembali dengan wajah dan identitas yang baru, entah apakah Angkasa bisa tidur nyenyak ketika melihat nama Tasya itu?Senyum Tasya mengembang, matanya menyiratkan secercah kebencian karena tersakiti.Setelah sampai di depan Wijaya Company. Tasya mencoba mengontrol emosinya, lalu berjalan masuk Wijaya Company."Maaf, Nona, Anda mencari siapa?" Nona resepsionis itu segera menyadari kehadiran Tasya dan menghadangnya.Tasya melihat-lihat lobi Wijaya Company, benar-benar elegan, tatapan matanya terlihat sangat kagum. 'Pantas saja mereka menjadi perusahaan bisnis kelas atas di Bandung,' gumamnya seraya memandangi keadaan sekitar. 'Tapi, aku telah kembali, kita lihat saja apakah keluarga Angkasa masih bisa terus berdiri di posisi pertama di Bandung ini!'"Aku mencari Angkasa, aku Helen, desainer yang diutus oleh Star Company dari Prancis, hari ini aku datang melaporkan kehadiranku," jawab Tasya sambil tersenyum datar.Nona resepsionis tidak berani lagi berkutik setelah mendengar hal itu, buru-buru dia tersenyum dan menyahut. "Nona Helen, mohon tunggu sebentar, saya akan memberitahu Tuan Angkasa.""Baik," Tasya juga tidak mempersulitnya, dia hanya menunggu di depan meja.Di saat itulah sebuah suara yang tidak asing terdengar dari belakangnya."Angkasa sudah datang, kan? Pagi ini dia terburu-buru pergi, tidak sempat sarapan. Aku datang membawakannya makanan, tidak perlu memberitahunya, biar aku langsung ke atas saja," Angelina yang membawa tempat makan itu melangkah cepat menghentikan resepsionis.Setelah Enam tahun tidak bertemu, wanita itu masih tetap sama menariknya, bahkan bentuk tubuhnya semakin indah.Tasya melihatnya sekilas, sorot matanya memancarkan kemarahan tanpa bisa ditutupi lagi. Tapi Angelina yang peka itu menoleh dan segera melihat sorot mata Tasya. Meskipun Tasya seketika itu juga melenyapkan sorot mata penuh amarah itu, Angelina tetap bingung."Siapa kamu? Untuk apa ke sini? Melihat wajah licikmu yang hendak menjerat orang, kamu tidak datang untuk mencari Angkasak, kan?" Perkataan Angelina yang menyakitkan itu terdengar.Dia sedikit iri dengan kecantikan paras Tasya. Wanita ini memberikannya rasa bahaya, dan lagi, dia terlalu cantik bukan? Bahkan, terlihat lebih cantik darinya!Bentuk tubuhnya, parasnya, bahkan baginya yang seorang wanita saja hampir terhanyut oleh kecantikannya, apalagi laki-laki.Memikirkan hal ini, Angelina segera ingin menyingkirkannya. "Panggil Satpam! Suruh mereka untuk mengantar wanita ini keluar dari Wijaya Company!"Perkataan Angelina membuat wanita yang berada di meja resepsionis itu kewalahan, belum sempat dia menjelaskan identitas Tasya pada Angelina, Tasya justru tertawa.Sebuah tawa yang membuat orang bergidik."Dan siapa kamu? Kamu bagian apa dari Wijaya Company? Kamu yakin ingin mengusirku?" Tak ada kegentaran dalam kata-kata Tasya, bahkan sorot matanya seperti merendahkan dan mengejeknya.Sebuah ekspresi yang menusuk Angelina secara langsung, membuatnya tiba-tiba merasa Tasya sedang mengejeknya!"Apakah aku salah mendengar?" Angel menatap Tasya dengan heran. "Aku adalah calon istri dari CEO Wijaya Company! Kuperingatkan kamu, jauhi Angkasa. Nona resepsionis, segera panggil satpam, bawa wanita jalang ini pergi dari hadapanku!" ucap Angel dengan nada yang tinggi."Calon istri? Berarti sekarang masih belum? Aku harus memberitahumu, bagi Angkasa, aku adalah orang yang sangat penting. Kalau kamu sekarang mengusirku pergi, takutnya aku akan kembali diundang ke sini," Tasya masih tetap berkata d
'Bukan hanya namanya yang mirip, bahkan bentuk tubuh dan cara jalannya pun mirip, tapi wanita itu adalah Helen?'Tapi Angkasa hanya terhenyak sesaat, ia segera bereaksi. "Nona Tasya salah paham, Angel bukanlah orang perusahaan kami, dia hanyalah anggota keluarga saya, tindakannya yang tidak sopan tadi terhadapmu, aku mewakilinya untuk meminta maaf."Kalimat Angkasa itu membuatnya seperti ditusuk belati, membuka kembali luka lama yang telah dikubur oleh Tasya, sakit dan mengalirkan darah."Keluarga?" Tasya tertawa ringan, sorot matanya sangat dingin."Keluarga Tuan Angkasa saja tidak menerimaku, dan Tuan Angkasa masih memintaku percaya bahwa Wijaya Company akan bekerjasama dengan Star Company dengan tulus dan jujur?" Suaranya begitu datar dan mengintimidasi. "Rencana kerjasama kita tidak harus dilakukan bersama Wijaya Company, bukan? Tuan Angkasa, kurasa kami perlu mempertimbangkannya ulang."Selesai mengatakannya, Tasya berbalik pergi. Meskipun rambutnya berantakan, wajahnya merah ben
Sekujur tubuh Angel tiba-tiba menjwdi kaku, wajahnya pucat pasi. "Tidak! Angkasa, kamu tidak bisa berbuat seperti itu padaku! Aku adalah mama David, kalau kamu mengusirku, bagaimana dengan David?" ucapnya dengan wajah yang penuh penyesalan. "Angkasa, aku sudah salah, aku benar-benar tidak sengaja."Buru-buru dia memeluk lengan Angkasa dan memohon padanya. Sudah enam tahun, setelah dia melahirkan David, dia akhirnya berhasil masuk ke dalam keluarga Angkasa dengan mengatasnamakan David sebagai cucu sulung keluarga itu. Namun sikap Angkasa terhadapnya justru berubah seperti langit dan bumi.Dia bersikap sangat baik pada David, hampir semua hal yang baik diberikannya pada David. Namun, ketika bersikap padanya, Angkasa justru seakan-akan berhadapan dengan orang asing.Semua orang mengira Angkasa memperlakukannya dengan baik, dan memang dia memberikan apapun keuangannya. Namun, yang dia inginkan adalah menjadi istri Angkasa, bukannya tinggal di rumah keluarga Angkasa dengan identitas yang m
Tasya segera mencari apotek setelah meninggalkan Wijaya Company, dia membeli sedikit es batu dan obat memar, lalu pulang ke rumah.Untungnya Zayn sedang bersama Adelia di sekolah. Kalau tidak, dia tak tahu bagaimana menjelaskan kejadian yang menimpa dirinya barusan. Terkadang Tasya sungguh bersyukur pada Tuhan, di saat dia paling putus asa, dia diberikan Zayn yang seperti malaikat baginya. Meskipun masih kecil, bocah enam tahun itu sangat pengertian terhadap dirinya.Mengingat anaknya, wajah Tasya menghangat. Dia bergegas pulang ke rumah, lalu mengompres wajahnya dengan es batu, dingin es yang menusuk itu membuat matanya menyipit.'Angel sampai sekarang belum menjadi istri Angkasa, kenapa?'Kalau mengingat kejadian itu, dia telah melahirkan seorang anak laki-laki bagi Angkasa. Hal ini adalah sebuah keberhasilan, dan lagi Angkasa punya perasaan terhadap dirinya.Bahkan, sampai tega membunuh istrinya sendiri? Tapi mengapa dia tidak menikah dengannya?Tasya tidak mengerti bagian ini, di
'Tapi kalau dia benar-benar Tasya, kenapa dia terlihat sangat berbeda?' Angkasa masih ingat seberapa besar cinta Tasya padanya enam tahun lalu.'Sebenarnya apa yang terjadi enam tahun lalu?'Media memberitakan bahwa Tasya mati terbakar karena bertemu kekasih gelapnya secara diam-diam. Dan, ketika dilaporkan bahwa jasadnya tidak tersisa lagi, dia tidak percaya. Seorang wanita yang begitu mencintainya, bagaimana mungkin diam-diam memiliki kekasih gelap? Namun, dua penjaga itu juga menghilang tanpa jejak, jasad Tasya juga tidak pernah ditemukan, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi saat itu.Angkasa masih ingat enam tahun yang lalu Tasya sedang mengandung. Itu adalah anak mereka, harusnya dia juga turut mati karena api itu bukan?"Ah!"Saat Angkasa berpikir keras, rokoknya menyala redup, tak lama kemudian membakar jarinya. Pria dingin itu sedikit mengoceh, buru-buru mematikan rokoknya, tiba-tiba dia termenung melihat jarinya yang sedikit menghitam.Dia masih ingat Tasya adalah
Meskipun Tasya tahu, jika dia tinggal di rumah Adelia akan membuat Angkasa curiga, tapi dia tak menyangka akan ketahuan secepat ini.Matanya menyiratkan kekacauan hatinya walau hanya sebentar saja, dengan segera dia mengatur emosinya lalu membuka pintu.Tanpa sadar Tasya merapikan pakaiannya, lalu berdeham dan berkata. "Tuan Angkasa? Ada perlu apa ke sini?"Panggilan itu menyadarkan Angkasa dari kenangannya. Angkasa menyipitkan matanya melihat pakaian Tasya.Telapak tangan Tasya berkeringat, tapi dia memaksa dirinya tetap tenang, dan berkata sambil tersenyum. "Tuan Angkasa, sorot mata Anda dapat membuat orang salah paham. Kalau calon istrimu melihatnya, mungkin aku akan disiksa lagi.""Sebenarnya, siapa kamu?" Angkasa tidak ingin banyak berbicara dengan Tasya, dia langsung bertanya frontal, sorot matanya yang tajam itu langsung menembus mata Tasya.Dulu Tasya paling takut akan tatapan matanya yang seperti ini, yang seakan-akan dapat melihat ke dalam hati orang lain. Tapi sekarang, sete
Sambil mengatakannya, tangan Angkasa yang penuh tenaga menggila tanpa bisa dikendalikan lagi.Tasya benar-benar kaget kali ini.Angkasa adalah pria yang keras kepala, apa yang diinginkannya harus terjadi tanpa peduli pandangan orang lain. Dia sudah tahu itu sejak awal. Meskipun menarik perhatiannya memang ada dalam rencana awalnya, namun dia tak pernah menyangka akan secepat ini ketahuan.Kalau sampai tubuhnya yang masih ada luka bakar ini terlihat oleh Angkasa, rencananya ke depan akan sangat sulit dijalankan. Hatinya yang tersakiti selama enam tahun ini …. Dan rasa ingin membalas dendam. Begitu teringat hal ini, keberanian Tasya kembali lagi.DUGH!Suara dentuman terdengar sangat nyaring. Tasya segera mengangkat kepalanya, lalu menabrakkan kepalanya ke hidung Angkasa. Seketika perasaan nyeri menyerang Angkasa. Pria itu sedikit melepaskan Tasya, hidungnya mengalirkan darah segar. Kedua matanya melihat Tasya dengan kesal, menatap wanita yang berani itu. "Tarik ulur harus disambut buka
Angel sama sekali tak menyangka dirinya akan bertemu Angkasa di sini. Tasya juga tidak pernah begitu bersyukur atas kedatangan Angel.Tasya mengalihkan pandangannya, sorot matanya memandang Angel dengan dingin. "Nona Angel? Kamu pasti datang untuk menjemput Tuan Angkasa? Atau kalian berencana menghabisiku berdua dan langsung menganiayaku di sini hingga mati?" Dengus Angel dengan kesal. "Aku merasa serba salah, apa salahku pada kalian berdua? Membuat kalian satu persatu datang dan mencari masalah denganku?!" Suara Tasya begitu dingin.Angkasa yang mendengarnya bicara seperti itu kembali berpikir keras, dia pun segera mengelap hidungnya sendiri dan berdiri di samping Tasya. "Kenapa kamu datang ke sini?"Suara Angkasa terdengar lebih sejuk. Melihatnya berdiri di samping Tasya, Angel merasakan bahaya yang begitu besar, persis seperti enam tahun lalu ketika Tasya dan Angkasa bersanding.Hatinya penuh dengan cemburu, tapi melihat Angkasa yang dingin dan tidak sabaran, akhirnya dia hanya bis