Share

Bab 11

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-11 18:47:20

Perkataan Angelina membuat wanita yang berada di meja resepsionis itu kewalahan, belum sempat dia menjelaskan identitas Tasya pada Angelina, Tasya justru tertawa.

Sebuah tawa yang membuat orang bergidik.

"Dan siapa kamu? Kamu bagian apa dari Wijaya Company? Kamu yakin ingin mengusirku?" Tak ada kegentaran dalam kata-kata Tasya, bahkan sorot matanya seperti merendahkan dan mengejeknya.

Sebuah ekspresi yang menusuk Angelina secara langsung, membuatnya tiba-tiba merasa Tasya sedang mengejeknya!

"Apakah aku salah mendengar?" Angel menatap Tasya dengan heran. "Aku adalah calon istri dari CEO Wijaya Company! Kuperingatkan kamu, jauhi Angkasa. Nona resepsionis, segera panggil satpam, bawa wanita jalang ini pergi dari hadapanku!" ucap Angel dengan nada yang tinggi.

"Calon istri? Berarti sekarang masih belum? Aku harus memberitahumu, bagi Angkasa, aku adalah orang yang sangat penting. Kalau kamu sekarang mengusirku pergi, takutnya aku akan kembali diundang ke sini," Tasya masih tetap berkata dengan tegar, namun sorot matanya tetap terpaku pada Angel.

Kapan Angel pernah diperlakukan seperti ini?! Seketika ia meraung. "Mengundangmu kembali? Bermimpilah, cepat pergi dari hadapanku!"

Melihat resepsionis tidak bergerak, ia sendiri berencana mendorong Tasya, tapi ia tak menyangka Tasya segera menghindarinya. Tanpa bisa dicegah, Angel menjadi sempoyongan dan terjatuh ke depan.

"Calon istri CEO, hati-hati." Tanpa sadar Tasya mengulurkan tangan hendak membantunya berdiri, namun Angel justru melihatnya sebagai ejekan.

"Pergi!" Ia menampiknya dengan keras.

PLAK!

Segera saja sebuah suara tamparan bergema di lobi itu. Wajah Tasya memerah dan membengkak, sementara itu Angel tidak menarik tangannya, ia justru menjambak rambut Tasya dan berkata padanya dengan kejam. "Wanita jalang sepertimu ini berani datang ke Wijaya Company untuk mengikat Angkasa?! Ini peringatan untukmu! Lain kali akan langsung kuhancurkan mukamu itu!" teriaknya sambil menyipitkan mata melihat Tasya.

Awalnya Tasya ingin melawannya, namun matanya justru menangkap bayangan seseorang keluar dari lift. Entah apakah Angkasa sudah pernah melihat sikapnya yang bar-bar seperti ini.

Melihat Angkasa yang baru keluar dari lift, Tasya semakin merelakan rambutnya dijambak oleh Angel, lalu berkata dengan marah. "Kalian orang Wijaya Company benar-benar menyiksa! Aku akan melaporkan kalian!"

"Menyiksa? Aku tidak tidak menguliti rubah licik sepertimu saja sudah cukup bertoleransi. Sekarang cepat pergi dari Wijaya Company! Kalau tidak—"

"Tuan Angkasa, inikah sikap dan cara kerja desainer Wijaya Company yang kalian utus untuk bekerjasama dengan Star Company? Kalau Tuan Angkasa tidak menginginkan kerjasama ini, bisa katakan langsung pada CEO kami, tidak perlu menggunakan cara seperti ini untuk menghina Star Company!" Tiba-tiba Tasya memotong perkataan Angel, matanya tertuju lurus pada Angkasa.

Angkasa juga tidak menyangka akan melihat adegan Angel yang begitu buruk. "Angel, lepaskan!" Suara Angkasa begitu dingin seperti es.

Angel sama sekali tak menyangka Angkasa tiba-tiba turun ke bawah, seluruh tubuhnya kaku, Tasya memanfaatkan kesempatan ini. "Bagaimana ini? Calon istri CEO bahkan ingin bermain tangan denganku?"

"Angel!" Suara Angkasa penuh amarah.

Angel yang seperti baru tersadar dari mimpi buru-buru melepaskan Tasya, ketika ia berbalik menghadap Angkasa, ekspresinya sedikit dibuat-buat. "Angkasa ….. B-bukan begitu …. wanita ini yang memulainya, dia—"

"Diam! Pergi dari sini!" Angkasa benar-benar tidak percaya wanita yang membuatnya kesal itu justru adalah Angel.

"Nona Tasya, mohon maaf." Angkasa mengulurkan tangannya pada Tasya, Tasya yang rambutnya dijambak oleh Angel itu masih terus menunduk, sampai ketika dilihatnya jemari Angkasa yang panjang itu terulur, matanya sedikit bergetar.

"Tuan Angkasa, kurasa kerjasama kita ada masalah, aku harus melaporkannya dulu kepada CEO kami mengenai sambutan yang kami dapatkan dari perusahaan kalian, setelah itu baru kita bicarakan kelanjutannya," Tasya akhirnya mengangkat kepala, kedua matanya yang bersorot tajam itu menatap lurus pada Angkasa.

Angkasa seketika terdiam. 'Apakah itu dia?'

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Imgnmln
halo, Kak, kakak bisa selesain misi buat dpt koin yaa
goodnovel comment avatar
zamarmini mahmood
bagaimana cara buka bab seterusnya tanpa membeli koin?
goodnovel comment avatar
Deisi Sinedu
bagaimana cara membuka bab berikut?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 188

    "Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 187

    Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 186

    Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 185

    Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 184

    Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 183

    Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status