Sudah begitu lama Angkasa tidak semarah itu, bahkan sudah lama dia tidak turun tangan untuk membereskan masalah seperti ini. Mau tak mau dia mengakui, ahli IT di pihak sana sangat hebat, namun dia dapat melihatnya, pihak lawannya ini kurang berpengalaman.
Melihat dirinya tidak bisa bergerak lagi di layar, Zayn tahu dirinya sudah dikunci. "Kacau!" dengusnya sembari terus menerus mengetik di laptop yang dia gunakan.Zayn ingin keluar dari database milik Wijaya Company, saat ini layarnya tidak bisa dikontrol olehnya sendiri. 'Bagaimana ini?' kebingungan terpancar di wajah Zayn.'Ini berbahaya! Pria bajingan itu bisa mengetahui posisiku!' Zayn segera bergerak, secepat kilat menghubungkan alat lain ke komputer.Tiba-tiba laptop di hadapan Zayn berkedip tanpa henti, layar biru bergaris hitam memenuhi laptop itu. Virus itu telah didobrak semuanya, dan mereka telah berhasil mengunci alamat IP nya.Angkasa semakin bingung melihat alamat IP yang tertera di depan matanya. "Ethan!"Mendengar Angkasa memanggilnya, buru-buru Ethan berlari ke arahnya. "Tuan Angkasa.""Periksa di mana posisi alamat IP ini!?" Angkasa mengoper temuannya itu ke Ethan.Ethan yang melihatnya seketika terdiam."Ada apa?" tanya Angkasa melihat ekspresi Ethan yang terkejut."Tuan Angkasa, alamat IP ini adalah tempat tinggal keluarga Anda dulu," Ethan mengatakannya dengan terbata-bata."Apa katamu?" Wajah Angkasa seketika menegang, suasana yang menekan itu kembali membuat Ethan berkeringat dingin."Benar, Tuan Angkasa, ini adalah alamat tempat tinggal keluarga Anda dulu, akulah yang dulu memasangnya sendiri di sana," ujar Ethan dengan percaya diri.Mata Angkasa semakin menegang. Lawannya ini begitu licik. Sepertinya di akhir waktu fia telah menginstal hard device lain dan memindahkan alamat IP nya. Namun orang ini sangat mengenal dia dan keluarganya, siapa dia?Kalau itu musuhnya sendiri, maka terlalu menakutkan!"Periksa! Tidak peduli apa caramu, aku harus tahu sumber video itu, dan orang di baliknya!" Dengus Angkasa dengan kesal."Baik!" Ethan merasa beban di pundaknya sangat besar, dia pun segera berlari ke luar.***Zayn pun duduk dengan lega di kursinya. Sepertinya ayahnya bukan orang biasa. Tadi hampir saja dia membongkar identitasnya sendiri.'Berikutnya, aku harus lebih teliti lagi!' gumam Zayn sembari menarik nafas dalam-dalam."Zayn, ayo makan." Tasya mengetuk pintu kamar Zayn, hal itu mengagetkannya.Dengan cepat Zayn segera membuka sebuah permainan, dan berkata dengan malas, "Baik, aku segera ke sana."Saat dia membuka kamarnya, pandangan Tasya menyapu keadaan di dalam, dilihatnya permainan yang sedang ditampilkan oleh layar monitor, lalu menggeleng kecil. "Berapa kali kukatakan padamu, kurangi bermain, kamu tidak juga mendengarkannya. Dan lagi, kamu harus minta maaf pada tante Adelia, mengerti?"Sekali lagi alis Zayn mengernyit. 'Minta maaf pada wanita tua itu? Apa tidak salah!?'"Untuk apa aku meminta maaf? Dia duluan yang memulai," dengus Zayn sedikit tidak terima, kedua matanya yang memiliki lipatan itu menatap lurus pada Tasya, jangan bilang seberapa terlihat kasihannya dia.Meskipun Tasya tahu Zayn sedang berpura-pura, dia masih tetap tidak bisa menghadapi sikap anaknya yang seperti ini. Dia menggelengkan kepala dan berkata. "Tante Adelia menyukaimu, tapi caramu itu benar-benar bukan cara seorang pria, bukan begitu?""Baiklah, aku akan minta maaf padanya," Zayn menunjukkan wajah tidak senangnya, lalu menghela napas sambil berlalu.Adelia tetap menyukai Zayn, anak itu memang menyenangkan hati, orang tidak tahan marah padanya, tidak berapa lama kemudian dia tidak lagi bersikap dingin padanya. Zayn terlihat terus menahan diri di mata Tasya, sebisa mungkin bocah itu harus menjaga jarak dengan Adelia.Ketiga orang itu duduk melingkar dengan damai semalaman menyantap makan malam.Keesokan harinya ….Ketika Tasya bangun di pagi hari, dia melihat Zayn baru dari luar membelikannya sarapan, dan meletakkannya di atas meja."Morning, Mom," Zayn tersenyum lebar pada Tasya.Meskipun raut wajahnya mirip dengan Angkasa, tapi Angkasa tidak pernah tersenyum seperti itu padanya. Sementara itu Zayn adalah malaikat baginya, malaikatnya seorang."Morning too, baby …." Tasya mengusap kepalanya dengan senang.Adelia yang mendengar suara itu segera keluar dari kamar, ketika dilihatnya sarapan yang tertata di atas meja, dia segera berkata dengan gembira, "Tasya, kamu benar-benar pengertian!" Ucapnya dengan wajah penuh kegembiraan. "Kamu bahkan telah membelikan sarapan! Hebat sekali, akhirnya hari ini aku kembali sarapan sebelum ke sekolah.""Zayn yang membelinya, aku juga baru bangun," Tasya merasa sikap Adelia telah kembali seperti biasa, tapi Zayn justru membuatnya pusing."Mama, apa aku benar-benar harus ikut Tante Adelia pergi ke sekolah?" suaranya terdengar malas.Seketika A
Perkataan Angelina membuat wanita yang berada di meja resepsionis itu kewalahan, belum sempat dia menjelaskan identitas Tasya pada Angelina, Tasya justru tertawa.Sebuah tawa yang membuat orang bergidik."Dan siapa kamu? Kamu bagian apa dari Wijaya Company? Kamu yakin ingin mengusirku?" Tak ada kegentaran dalam kata-kata Tasya, bahkan sorot matanya seperti merendahkan dan mengejeknya.Sebuah ekspresi yang menusuk Angelina secara langsung, membuatnya tiba-tiba merasa Tasya sedang mengejeknya!"Apakah aku salah mendengar?" Angel menatap Tasya dengan heran. "Aku adalah calon istri dari CEO Wijaya Company! Kuperingatkan kamu, jauhi Angkasa. Nona resepsionis, segera panggil satpam, bawa wanita jalang ini pergi dari hadapanku!" ucap Angel dengan nada yang tinggi."Calon istri? Berarti sekarang masih belum? Aku harus memberitahumu, bagi Angkasa, aku adalah orang yang sangat penting. Kalau kamu sekarang mengusirku pergi, takutnya aku akan kembali diundang ke sini," Tasya masih tetap berkata d
'Bukan hanya namanya yang mirip, bahkan bentuk tubuh dan cara jalannya pun mirip, tapi wanita itu adalah Helen?'Tapi Angkasa hanya terhenyak sesaat, ia segera bereaksi. "Nona Tasya salah paham, Angel bukanlah orang perusahaan kami, dia hanyalah anggota keluarga saya, tindakannya yang tidak sopan tadi terhadapmu, aku mewakilinya untuk meminta maaf."Kalimat Angkasa itu membuatnya seperti ditusuk belati, membuka kembali luka lama yang telah dikubur oleh Tasya, sakit dan mengalirkan darah."Keluarga?" Tasya tertawa ringan, sorot matanya sangat dingin."Keluarga Tuan Angkasa saja tidak menerimaku, dan Tuan Angkasa masih memintaku percaya bahwa Wijaya Company akan bekerjasama dengan Star Company dengan tulus dan jujur?" Suaranya begitu datar dan mengintimidasi. "Rencana kerjasama kita tidak harus dilakukan bersama Wijaya Company, bukan? Tuan Angkasa, kurasa kami perlu mempertimbangkannya ulang."Selesai mengatakannya, Tasya berbalik pergi. Meskipun rambutnya berantakan, wajahnya merah ben
Sekujur tubuh Angel tiba-tiba menjwdi kaku, wajahnya pucat pasi. "Tidak! Angkasa, kamu tidak bisa berbuat seperti itu padaku! Aku adalah mama David, kalau kamu mengusirku, bagaimana dengan David?" ucapnya dengan wajah yang penuh penyesalan. "Angkasa, aku sudah salah, aku benar-benar tidak sengaja."Buru-buru dia memeluk lengan Angkasa dan memohon padanya. Sudah enam tahun, setelah dia melahirkan David, dia akhirnya berhasil masuk ke dalam keluarga Angkasa dengan mengatasnamakan David sebagai cucu sulung keluarga itu. Namun sikap Angkasa terhadapnya justru berubah seperti langit dan bumi.Dia bersikap sangat baik pada David, hampir semua hal yang baik diberikannya pada David. Namun, ketika bersikap padanya, Angkasa justru seakan-akan berhadapan dengan orang asing.Semua orang mengira Angkasa memperlakukannya dengan baik, dan memang dia memberikan apapun keuangannya. Namun, yang dia inginkan adalah menjadi istri Angkasa, bukannya tinggal di rumah keluarga Angkasa dengan identitas yang m
Tasya segera mencari apotek setelah meninggalkan Wijaya Company, dia membeli sedikit es batu dan obat memar, lalu pulang ke rumah.Untungnya Zayn sedang bersama Adelia di sekolah. Kalau tidak, dia tak tahu bagaimana menjelaskan kejadian yang menimpa dirinya barusan. Terkadang Tasya sungguh bersyukur pada Tuhan, di saat dia paling putus asa, dia diberikan Zayn yang seperti malaikat baginya. Meskipun masih kecil, bocah enam tahun itu sangat pengertian terhadap dirinya.Mengingat anaknya, wajah Tasya menghangat. Dia bergegas pulang ke rumah, lalu mengompres wajahnya dengan es batu, dingin es yang menusuk itu membuat matanya menyipit.'Angel sampai sekarang belum menjadi istri Angkasa, kenapa?'Kalau mengingat kejadian itu, dia telah melahirkan seorang anak laki-laki bagi Angkasa. Hal ini adalah sebuah keberhasilan, dan lagi Angkasa punya perasaan terhadap dirinya.Bahkan, sampai tega membunuh istrinya sendiri? Tapi mengapa dia tidak menikah dengannya?Tasya tidak mengerti bagian ini, di
'Tapi kalau dia benar-benar Tasya, kenapa dia terlihat sangat berbeda?' Angkasa masih ingat seberapa besar cinta Tasya padanya enam tahun lalu.'Sebenarnya apa yang terjadi enam tahun lalu?'Media memberitakan bahwa Tasya mati terbakar karena bertemu kekasih gelapnya secara diam-diam. Dan, ketika dilaporkan bahwa jasadnya tidak tersisa lagi, dia tidak percaya. Seorang wanita yang begitu mencintainya, bagaimana mungkin diam-diam memiliki kekasih gelap? Namun, dua penjaga itu juga menghilang tanpa jejak, jasad Tasya juga tidak pernah ditemukan, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi saat itu.Angkasa masih ingat enam tahun yang lalu Tasya sedang mengandung. Itu adalah anak mereka, harusnya dia juga turut mati karena api itu bukan?"Ah!"Saat Angkasa berpikir keras, rokoknya menyala redup, tak lama kemudian membakar jarinya. Pria dingin itu sedikit mengoceh, buru-buru mematikan rokoknya, tiba-tiba dia termenung melihat jarinya yang sedikit menghitam.Dia masih ingat Tasya adalah
Meskipun Tasya tahu, jika dia tinggal di rumah Adelia akan membuat Angkasa curiga, tapi dia tak menyangka akan ketahuan secepat ini.Matanya menyiratkan kekacauan hatinya walau hanya sebentar saja, dengan segera dia mengatur emosinya lalu membuka pintu.Tanpa sadar Tasya merapikan pakaiannya, lalu berdeham dan berkata. "Tuan Angkasa? Ada perlu apa ke sini?"Panggilan itu menyadarkan Angkasa dari kenangannya. Angkasa menyipitkan matanya melihat pakaian Tasya.Telapak tangan Tasya berkeringat, tapi dia memaksa dirinya tetap tenang, dan berkata sambil tersenyum. "Tuan Angkasa, sorot mata Anda dapat membuat orang salah paham. Kalau calon istrimu melihatnya, mungkin aku akan disiksa lagi.""Sebenarnya, siapa kamu?" Angkasa tidak ingin banyak berbicara dengan Tasya, dia langsung bertanya frontal, sorot matanya yang tajam itu langsung menembus mata Tasya.Dulu Tasya paling takut akan tatapan matanya yang seperti ini, yang seakan-akan dapat melihat ke dalam hati orang lain. Tapi sekarang, sete
Sambil mengatakannya, tangan Angkasa yang penuh tenaga menggila tanpa bisa dikendalikan lagi.Tasya benar-benar kaget kali ini.Angkasa adalah pria yang keras kepala, apa yang diinginkannya harus terjadi tanpa peduli pandangan orang lain. Dia sudah tahu itu sejak awal. Meskipun menarik perhatiannya memang ada dalam rencana awalnya, namun dia tak pernah menyangka akan secepat ini ketahuan.Kalau sampai tubuhnya yang masih ada luka bakar ini terlihat oleh Angkasa, rencananya ke depan akan sangat sulit dijalankan. Hatinya yang tersakiti selama enam tahun ini …. Dan rasa ingin membalas dendam. Begitu teringat hal ini, keberanian Tasya kembali lagi.DUGH!Suara dentuman terdengar sangat nyaring. Tasya segera mengangkat kepalanya, lalu menabrakkan kepalanya ke hidung Angkasa. Seketika perasaan nyeri menyerang Angkasa. Pria itu sedikit melepaskan Tasya, hidungnya mengalirkan darah segar. Kedua matanya melihat Tasya dengan kesal, menatap wanita yang berani itu. "Tarik ulur harus disambut buka