Share

39. Surat dari Hani

"MasyaAllah, b-bayi. Allahu Akbar, Abah, Ummi, Rukmini, ada bayi!" Teriak Laila membangunkan semua penghuni rumah. Didin menggendong bayi itu dengan tatapan sedih, sekaligus haru.

Bayi masih merah dan masih ada sisa darah kering di bagian wajah dan lehernya. Alis tebal, rambut hitam legam yang banyak, hidung tinggi, membuat Didin takjub dengan bayi yang ada di tangannya.

"Bawa masuk, La, saya mau kejar ibunya mungkin belum jauh." Didin memberikan bayi itu pada Laila, lalu ia berlari keluar lewat pintu samping yang ditumbuhi banyak ilalang. Namun, Didin tidak menemukan siapa-siapa di sana. Didin pun kembali ke dalam rumah. Ummi Haji tengah menggendong bayi itu dengan linangan airmata.

"Rukmini, pakai air panas dispenser saja, siapkan di baskom!" Seru Bu Ummi gugup. Semua mata memandang bayi tampan itu dengan tatapan iba.

"Ya Allah, Nak, ibumu tega sekali meninggalkanmu di sini." Nela ikut berkaca-kaca, teringat akan bayi kembarnya yang tidak bisa ia lahirkan dengan selamat.

"Bu, a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
kasian banget hani yang harus kena karma,,lanjut bunda.
goodnovel comment avatar
Ayun Retno
Hani nasibmu...nelangsa dech......... Syamil kalo kamu liat peralatan bayi yang dipakai Syam pasti hafal ya... seandainya Syamil pulang kerumah dulu ......
goodnovel comment avatar
Diganti Mawaddah
Hi hi hi akan ada pelangi setelah hujan, tapi kayaknya di bab seratusan ha ha ha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status