Share

6. Adam Al Razi

Author: Aryan Lee
last update Last Updated: 2022-11-29 15:14:05

Adam Al Razi adalah seorang pengusaha berusia 28 tahun. Lelaki berdarah Turki-Indonesia itu merupakan seorang introvert. Selain itu dia sangat gila dalam bekerja, entah sudah berapa banyak kekayaan yang dimilikinya. Dalam usianya yang terbilang masih muda, sepak terjang Tuan Adam dalam dunia bisnis sudah tidak diragukan lagi.

Tuan Adam sangat menjaga privasinya, maka dari pada itu ia tidak punya banyak teman. Hanya beberapa relasi bisnisnya saja. Jadi tidak ada yang tahu secara dalam mengenai jati diri Tuan Adam sebenarnya. Lelaki itu bisa dibilang sangat misterius sekali.

Sebagia lelaki normal untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, Tuan Adam tidak mau melakukan sex bebas karena ia sangat berpegang teguh pada prinsip dan keyakinannya. Maka daripada itu, Tuan Adam menyuruh Damar untuk mencari wanita yang bisa dinikahinya sementara karena tidak mau terikat dalam pernikahan yang sah secara hukum.

“Tuan, mau saya carikan wanita yang seperti apa?” tanya Damar ketika baru bekerja untuk Tuan Adam.

“Tentu yang cantik, lugu dan masih gadis,” jawab Tuan Adam dengan singkat dan jelas.

Setelah berpikir sejenak Damar pun berkata, “Untuk wanita seperti itu butuh modal besar, Tuan.”

“Tidak masalah yang penting mereka tidak merepotkan aku,” sahut Tuan Adam sambil mengambil sebuah amplop coklat dari dalam laci. “Tugasmu adalah mencari wanita yang sesuai dengan keinginanku! Selebihnya biar aku yang urus,” ujarnya sambil melempar amplop itu yang ditangkap oleh Damar dengan sigap.

“Saya akan mencarikan yang terbaik buat Tuan, permisi,” janji Damar sambil undur diri.

Tuan Adam suka sekali tinggal di tempat yang sunyi dan sejuk seperti kawasan puncak. Maka ia kerap bolak-balik Jakarta–Bogor dengan menggunakan helikopter pribadinya agar tidak terkena macet. Di tempat itu pula Tuan Adam merasa aman untuk menjalani pernikahannya. Tentu dengan paraturan yang sudah dibuatnya terlebih dahulu secara sepihak.

Lalu bagaimana jika para istri Tuan Adam tiba-tiba hamil? Tentu itu tidak akan terjadi, meskipun dia tidak pernah mau memakai pengaman. Pria itu menyuruh Damar mencari seorang asisten yang mengerti akan dunia medis. Pilihan Damar pun jatuh kepada Bi Euis, wanita paruh baya mantan seorang perawat.

“Bi, layani wanita yang aku nikahi dengan baik dan penuhi semua kebutuhannya. Terutama buat mereka tidak akan pernah hamil!” seru Tuan Adam dengan serius.

“Baik Tuan,” jawab Bi Euis tanpa bertanya lebih lanjut.

Kini Tuan Adam sudah menikah yang ke empat kalinya, kenapa tidak satu wanita saja? Karena dia tipe cowok pembosan. Ketika sudah jenuh dengan satu orang perempuan maka dirinya tidak mau menyentuh wanita itu lagi. Pria itu memilih lebih baik keluar duit lebih banyak yang penting hatinya puas dan hasratnya terpenuhi.

“Kumohon Tuan, jangan ceraikan diriku! Aku sangat mencintaimu.” Seorang wanita tampak mengiba ketika Tuan Adam akan menjatuhkan talak.

“Maaf aku tidak bisa, ambilah ini untukmu!” jawab Tuan Adam sambil memberikan uang senilai lima puluh juta, “anggap saja itu hadiah karena kau sudah menjadi istriku,” jelas pria itu kemudian.

“Tapi Tuan—“

“Kau kutalak!” potong Adam dengan lantang, “Pergilah!” serunya kemudian.

Mau tidak mau wanita cantik itu pergi meninggalkan kediaman Tuan Adam, begitupun dengan istri-istri berikutnya. Bahkan ada yang sampai menangis dan bersimpuh di kaki pria itu agar tidak diceraikan.

“Aku rela melayanimu selamanya Tuan,” ucap wanita itu sambil terisak.

“Cukup satu tahun saja karena aku sudah bosan denganmu!” ujar Tuan Adam dengan angkuhnya.

Sama seperti yang terdahulu wanita itu pun harus pergi juga. Ada lagi istri Tuan Adam yang ke tiga. Wanita itu sampai nekat mengakhiri hidupnya agar tidak dicerai.

“Aku akan bunuh diri jika Tuan menceraikan aku,” ancam wanita itu tidak main-main.

“Itu tidak akan merubah keputusanku,” ucap Tuan Adam tampak acuh tak acuh.

Cress …!

Wanita itu pun nekat menyilet urat nadinya. Darah segar tampak mengalir di pergelangan tangan kemudian ambruk tidak sadarkan diri. Tuan Adam segera memanggil Bi Euis untuk memberikan pertolongan dan nyawa wanita itu pun dapat diselamatkan.

“Terima kasih, Tuan sudah menyelamatkan diriku,” ucap wanita itu ketika siuman.

Adam hanya tersenyum simpul dan berkata, “Kau kutalak.”

“Tidak …!” Tangis wanita itu pun pecah sambil memandangi Tuan Adam yang meninggalkannya.

Ada juga seorang relasi Tuan Adam, wanita karier, cantik pintar dan seksi yang tergila-gila kepada lelaki itu.

“Aku sangat mencintaimu, Dam,” ungkap wanita itu pada suatu hari.

“Lalu?” tanya Tuan Adam acuh tak acuh.

“Bisakah kita menjalin hubungan lebih serius?” tanya wanita itu penuh harap.

“To the poin saja!” seru Tuan Adam yang tidak suka basa basi.

“Aku ingin kita berpacaran, kau ingin apa pun akan aku berikan,” jawab wanita itu sambil mengimingi.

Tuan Adam tampak tersenyum simpul dan bertanya, “Termasuk tubuhmu?”

Wanita itu pun segera mengangguk tanpa ragu dan berkata, “Aku akan melayanimu atas dasar suka sama suka.”

“Maaf tapi aku tidak bisa,” sahut Tuan Adam tanpa expresi.

“Kenapa, apa yang kurang dariku?” tanya wanita cantik itu ingin tahu.

“Pastinya tubuhmu sudah pernah disentuh oleh lelaki bukan? Aku tidak suka pakai barang bekas,” cibir Tuan Adam sambil tersenyum jijik.

“Dasar sombong!” umpat wanita itu yang merasa ditolak mentah-mentah oleh Tuan Adam. Ia segera pergi dengan hati yang remuk.

Adam tidak pernah jatuh cinta kepada para istrinya atau wanita lain karena sampai saat ini belum ada satu pun perempuan yang dapat menaklukkan hatinya. Dia juga tidak takut jika hukum menjeratnya karena semua itu sudah dipikirkan dengan matang. Tidak ada status hukum dalam pernikahannya, jadi Tuan Adam tidak perlu mengkhawatirkan hal itu.

Lalu bagaimana dengan karma karena secara tidak langsung ia telah mempermainkan perkawinan. Tuan Adam merasa pernikahannya sah secara agama. Ia juga menafkahi lahir batin wanita itu selama menjadi istrinya.

Tidak heran kenapa wanita-wanita yang mengenal Tuan Adam langsung jatuh cinta kepadanya. Bagi mereka pria itu adalah kesempurnaan yang begitu mempesona. Bertubuh kekar, tampan dan kaya raya sehingga mampu menggetarkan setiap jiwa wanita mana pun yang melihatnya.

Namun, tidak bagi Tuan Adam. Ia hanya menganggap wanita hanya lah sebagai pemuas nafsu semata tidak lebih dari itu. Lelaki itu juga tidak percaya akan yang namanya cinta. Menurutnya rasa itu hanya bisa membuat lemah saja. Kita lihat saja jalan hidup Tuan Adam, apakah ia bisa menghindar dari takdir yang sudah menjadi Qadanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Sementara Tuan Adam   End 79. Kucintai Kamu Dalam Doaku

    "Memakai hijab itu adalah salah satu kewajiban muslimah demi menjaga auratnya. Tapi mengenakan kerudung itu harus berdasarkan keimanan bukan karena sesuatu hal. Misalnya untuk menarik perhatian orang agar terlihat lebih baik," ujar Azza menjelaskan setelah mendengar keinginan Jelita yang mau memakai hijab. Jelita kemudian menegaskan,"Oh seperti itu, jadi kalau hati kita belum mantap sebaiknya jangan berhijab dulu?" "Boleh-boleh saja untuk belajar. Tapi amat disayangkan, kalau kita sudah memakai hijab karena alasan tertentu lalu melepasnya kembali, miris melihatnya," ujar Azza yang juga memberitahu bagaimana sikap seorang muslimah terutama dalam menjaga aurat dan pandangannya. "Ya sudah kalau begitu aku mau belajar sekarang," ujar Jelita dengan antusiasnya. Mendengar itu Azza tampak senang sekali dan mengajak, "Boleh, ayo sini aku ajarkan memakai hijab!" Azza kemudian memilah koleksi hijabnya dan mulai mengajarkan Jelita cara memakainya. "Masya Allah, kamu cantik sekal

  • Istri Sementara Tuan Adam   78. Mencarimu

    "Jelita mana Tante?" tanya Fatih sambil mencari gadis itu dengan kedua mata elangnya. Dengan tetap tenang Tante Windi menjawab, "Ada di kamar sedang istirahat. Duduklah Fatih, sepertinya kita harus bicara!" Fatih segera duduk di sofa berhadapan dengan Tante Windi."Menurut Tante, kamu fokus saja urus perusahaan. Soal Jelita biar Tante yang tangani. Dia sudah dewasa Fatih, jadi sudah berani membangkang dan bisa melakukan perbuatan lebih nekat lagi, kalau terlalu dikekang!" ujar Tante Windi memberikan masukan ketika Fatih datang untuk menjemput Jelita.Fatih tampak berpikir sesaat dan menurut saran dari Tante Windi ada benarnya juga. Dengan tinggal di rumah ini, ia bisa bekerja dengan tenang dan tidak perlu khawatir lagi. "Baiklah, aku setuju Jelita tinggal bersama Tante. Tapi aku akan menambah beberapa orang keamanan lagi," ujar Fatih menyetujui."Oke, demi Jelita kamu boleh memperketat keamanan untuknya!" ujar Tante Windi sambil mengangguk kecil. "Sebelum pulang, aku mau bicara e

  • Istri Sementara Tuan Adam   77. Aku Tidak Mau Pulang

    "Kamu harus pulang Nak, agar keluarga Jelita tidak cemas!" saran Sari setelah mendengar cerita Jelita.Jelita langsung terlihat sedih dan memohon, "Tolong Bu, izinkan aku menginap beberapa hari lagi!"Sari segera membelai kepala Jelita seraya berkata, "Maaf Nak, ibu dan abi bukan tidak suka kamu menginap di rumah kami. Tapi tanpa izin dari orang tua, kamu akan dianggap hilang. Jadi sebelum mereka lapor polisi sebaiknya kamu pulang dulu. Nanti boleh menginap lagi di sini kapan pun."Jelita tampak menghela napas panjang. Ia mana mungkin diizinkan menginap di rumah orang lain. Keluar dari pintu gerbang rumah saja dilarang. Gadis itu terus berpikir agar bisa tinggal lebih lama lagi di rumah ini. "Ya sudah, boleh aku pinjam telepon, untuk menghubungi mami di rumah?" pinta Jelita yang dijawab anggukan oleh Sari. Setelah dipinjami telepon, Jelita segera menjauh untuk menghubungi keluarganya. Jelita tentu tidak mau merepotkan Yusuf dan keluarganya yang begitu baik. Ia akan pulang dan kemba

  • Istri Sementara Tuan Adam   76. Mengenalmu

    Mentari tampak bersinar di ufuk timur. Bunga dan dedaunan terlihat segar dibalur sisa air hujan. Jelita sudah bangun dengan tubuh yang lebih bugar, meskipun kakinya masih terasa pegal akibat lari kemarin. Ia segera membasuh tubuhnya yang terasa lengket, meskipun air cukup dingin. Setelah itu segera memakai celana panjang dan sweater yang dibawakan Azza semalam. Setelah selesai, Azza datang lagi menemui Jelita. Tidak lama kemudian kedua gadis itu segera ke luar dari kamar dan menuju ke ruang makan. Di mana keluarga Tuan Adam terlihat sedang sarapan bersama. "Jelita kenalkan ini, Ibu, Abi dan Kang Yusuf," ujar Azza memperkenalkan keluarganya. Jelita segera menyalami Sari, sedangkan Tuan Adam dan Yusuf hanya mengatupkan tangan. "Nama yang cantik sesuai dengan orangnya. Bagaimana keadaan kamu Nak?" tanya Sari sambil tersenyum ramah. "Aku baik-baik saja Bu. Terima kasih, sudah memberikan izin untuk menginap di sini," ucap Jelita yang merasa disambut dengan hangat, padahal mereka baru

  • Istri Sementara Tuan Adam   75. Kabur (Season 2)

    Hujan masih mengguyur kawasan puncak. Ketika sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di jalan yang tampak macet. Seorang gadis cantik terlihat ke luar dari kendaraan itu dan berlari ke arah belakang. Tidak lama kemudian disusul oleh pria berbadan besar dan berpakaian rapi. "Tunggu, jangan pergi Non!" seru pria itu sambil mengejar.Gadis itu tampak ketakutan dan terus berlari sekencangnya. Sesekali ia berhenti di belakang kendaraan lain, sambil mengatur nafas dan berharap pria itu tidak mengejarnya lagi. Akan tetapi, doanya tidak terkabul. lelaki itu justru semakin dekat ke arahnya. Sehingga membuat gadis itu jadi kian panik."Pokoknya aku tidak mau kembali ke rumah," lirih gadis itu yang segera kembali berlari dengan nafas yang terengah. Namun, ketika di belakang mobil box Ia sudah tidak kuat lagi untuk melarikan diri. Kini dirinya hanya bisa pasrah akan apa yang terjadi. Alunan musik terdengar mengalun syahdu dari salah satu mobil sayur. Seorang pria bermata teduh tampak menikmati l

  • Istri Sementara Tuan Adam   74. POV Adam, Bu Nilam dan Sari.

    Lelaki sejati.Waktu terus bergulir, tidak terasa usiaku kian menua, raga ini juga mulai sakit-sakitan. Untung aku mempunyai seorang istri yang sangat perhatian sekali. Ia Seorang perempuan hebat yang Allah jodohkan dengan diriku ini yang jauh dari kata sempurna.Selama pernikahan kami tidak pernah sekalipun Sari mengeluh, ia selalu sabar dan ikhlas dalam mengurus dan merawatku anak-anak, dan ibuku. Sungguh aku sangat bersyukur karena semenjak kecelakaan 20 tahun yang lalu, seolah Allah memberikan aku kehidupan kedua untuk memperbaiki diri untuk menjadi lelaki sejati.Kini perkebunan sudah dipegang oleh Yusuf, sedangkan aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan hanya sesekali ke kebun jika Yusuf sedang keteter atau pergi. Aku menjalani sisa hidupku dengan banyak beribadah dan sering ke masjid.Alhamdulillah … aku di percaya menjadi salah satu pengurus. Rasanya begitu damai hati ini banyak melakukan kegiatan di rumah Allah. Sungguh aku tidak pernah merasa hati ini begitu bahagia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status