Share

Mencintai Rayasa

Alister tiba di rumah sekitar pukul tujuh malam. Begitu derap langkahnya terdengar di ruang tengah, Mila buru-buru turun tangga dan menyambut suaminya itu. berniat mengambil peralatan kerja sang suami meski selama ini Alister tidak pernah menggubris kehadirannya di rumah itu.

“Tumben pulang telat Al, ada lembur ya di kantor?” tanya Mila ramah setelah berdiri di hadapan sang suami.

Alister mengembuskan napas kasar, ia membuang muka sesaat lalu menatap istrinya dengan malas.

“Enggak, tadi aku abis fitting baju sama Aya.”

Satu kalimat singkat yang terlisan sempurna dari suaminya bak peluru panas yang sukses menembus ulu hati Mila. Sakit sekali rasanya. Senyum getir wanita itu tunjukkan, dia berusaha tenang dan menampilkan ekspresi biasa.

“Kamu serius mau menikahi dia Al?” suara Mila mulai bergetar, berat rasanya mengajukan pertanyaan sederhana itu.

“Kamu pikir aku lagi bercanda?” balasan tegas dan sengit semakin menambah kadar pedih pada perasaan Mila. Setega ini Alister padanya.

“Aku hanya masih belum yakin saja dengan keputusan kamu yang tiba-tiba ini. Rasanya mustahil kamu bisa mencintai Rayasa dalam waktu sesingkat itu. Terlebih setelah apa yang terjadi di masa lalu kita. Aku tahu dengan pasti alasan kamu belum bisa menerimaku selama tiga tahun ini karena di hati kamu hanya Nindy. Kamu masih menyimpan kemarahan atas apa yang terjadi padanya di masa lalu. Aku juga tahu, sampai detik ini kamu masih menganggapku sebagai perusak kebahagiaanmu. Aku memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Itu kan yang selama ini kamu pikirkan?”

Alister tidak tahu apa alasan Mila begitu berani hari ini. Dia tampak lebih banyak bicara dari biasanya. Ini kesempatan bagus, Alister jadi lebih leluasa untuk menunjukkan sikap tegasnya.

“Jujur aku sudah malas membahas tentang masalah ini. Syukurlah jika kamu sudah sadar, aku tidak perlu repot-repot menjelaskannya lagi. Kalau kamu merasa sudah tidak sanggup untuk tinggal di rumah ini, silakan mundur. Aya siap menggantikan posisimu untuk menjadi istriku satu-satunya.”

Tes!

Air mata Mila terjatuh, mata Alister jelas menangkap bulir kesedihan itu merembes dari mata istrinya tapi tak ada sedikit pun iba di hati Alister. Entahlah mungkin perasaan pria itu sudah terkubur mati bersama jasad cinta pertamanya.

“Aku tahu siapa kamu Al, aku juga tahu bagaimana isi hati kamu yang sebenarnya. Tolong jangan lakukan hal konyol seperti ini untuk mengusirku dari hidupmu. Dengan kamu melibatkan orang ketiga seperti Aya, itu hanya akan memperumit masalah di antara kita. Aku tahu tujuanmu mendatangkan Aya pada kehidupan rumah tangga kita semata-mata untuk memukul mundur aku dari rumah ini, iya kan?”

Walau perasaannya sangat sakit, tapi Mila cukup tegar untuk mengungkapkan apa yang tersimpan di hati dan kepalanya. Dia ingin menyelamatkan rumah tangga sekaligus suaminya. Mila sakit mendapat kebencian tak berkesudahan dari Alister dan gadis itu akan lebih sakit jika melihat suaminya menderita lagi karena dirinya. Menurut Mila, keputusan menikahi Aya juga akan menjadi sumber kesengsaraan Alister pada akhirnya. Mila tidak ingin hal itu sampai terjadi.

“Wow, kupikir kamu tidak tahu aku sedalam itu Mila. Kita memang pernah berteman di masa lalu tapi tidak semua hal tentangku selalu kuceritakan padamu. Satu hal lagi yang perlu kamu tahu, tentang Nindy, sudah lama aku melupakannya. Lebih tepatnya aku berusaha mengikhlaskan dia dengan segenap perasaanku. Aku melakukan ini karena aku mencintainya dan karena aku mencintainya aku tidak ingin membuat dia bersedih dengan kehidupan percintaanku sekarang. Sebelum mengenal Aya, hatiku sudah mau mati rasanya. Tapi sejak dia datang aku kembali merasakan betapa indahnya mencintai dan dicintai. Aku tidak ingin kehilangan perasaan itu. Kuharap kamu mau mengerti, Mila.”

“Enggak Al, kamu enggak mungkin melupakan Nindy secepat itu. Aku tidak percaya kalau kamu mencintai Aya. Kamu pasti bohong, kamu melakukan ini hanya untuk membuatku sakit hati. Aku tidak akan tertipu seperti orang tuamu dan yang lainnya.”

Alister memasang senyum sinis, dia senang melihat reaksi Mila yang seperti ini. Walau tegas menentang namun dari sorot mata dan raut wajah gadis itu tampak jelas jika Mila mulai khawatir. Ada ketakutan yang terpeta jelas dari setiap semburat kecewa di wajahnya.

“Aku mencintai Rayasa, Mila. Dia perempuan spesial yang berhasil mencuri hatiku setelah Nindy. Pesonanya benar-benar membuatku gila, aku tidak bisa berpaling darinya.”

“Berhenti membohongiku seperti ini, Al!” sentak Mila dengan suara keras. Muak rasanya mendengar Alister yang terus menerus merangkai kebohongan.

“Aku tidak berbohong padamu, Mila. Bukankah kamu tahu persis bagaimana sikapku? Aku selalu mengatakan segala sesuatu dengan apa adanya. Jika aku mengatakan bahwa aku tidak bohong artinya aku tidak bohong. Jika aku bilang aku mencintai Rayasa, maka itulah kebenarannya.”

“Kamu terlihat sangat menyedihkan karena terlalu memaksakan diri untuk mengusirku pergi, Al. Aku harap kamu segera sadar bahwa apa yang kamu lakukan sekarang adalah kekeliruan besar.”

“Terserah, aku tidak peduli kamu mau percaya padaku atau tidak. Kamu mau memandangku menyedihkan atau apa pun itu, aku tidak mau tahu. Satu hal yang harus kamu terima adalah dengan atau tanpa persetujuanmu, aku akan tetap menikah dengan Aya sesuai rencanaku dan kamu tidak bisa menghentikanku untuk hidup bahagia bersama perempuan yang aku cinta!”

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fanny Kurnia
watalnya mila mulai keliatan
goodnovel comment avatar
Ariyatna Nur Cahya Ningsih
kan kan sisi Mila mulai keluar iya nggak salah sih wajar Mila melakukan hal tersebut tapi maaf aku bukan tim mu Mila wkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status