āļŦāđ‰āļ­āļ‡āļŠāļĄāļļāļ”
āļ„āđ‰āļ™āļŦāļē

āđāļŠāļĢāđŒ

Ancaman Mama

āļœāļđāđ‰āđ€āļ‚āļĩāļĒāļ™: Si Nicegirl
last update āļ›āļĢāļąāļšāļ›āļĢāļļāļ‡āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ”: 2025-06-17 01:08:31

"Kenapa atm dan credit card aku di block, Ma, Pa?" tanya Sasya keesokan paginya pada orangtuanya yang tengah menikmati sarapan pagi mereka.

"Kenapa? Seharusnya kamu tahu alasan Mama dan Papa melakukan itu," jawab mamanya sambil mengoles selai di atas rotinya dengan santai, tanpa sedikitpun melirik Sasya yang memberengut kesal itu.

Kening Sasya mengkerut dalam saat memutar otaknya memikirkan pemicu mama dan papanya melakukan itu. Hingga Sasya teringat pada kejadian semalam.

.Mungkinkah ada tetangga yang melihat Sasya bersama dengan Morgan?

Ya, pasti itu. Memangnya masalah besar apalagi selain itu?

"Desas-desus itu lagi?" keluh Sasya, ia menarik kursi di samping mamanya, sebelum duduk dan menatap lekat-lekat wajah mamanya,

"Ada yang ngadu ke mama lagi semalam aku diantar cowok?" tanyanya.

Bukannya Sasya tidak berani menatap atau bertanya pada papanya. Sasya tahu karena dalam rumah ini hanya suara mamanya sajalah yang papanya itu dengarkan. Jadi, lebih baik ia membujuk mamanya langsung saja.

"Kamu tuh selalu meremehkan ancaman Mama dan Papa, Cha. Kamu selalu menganggapnya angin lalu, jadi kamu masih saja berani bersama dengan pria yang berbeda setiap harinya!" keluh mama, nada suaranya sudah mulai terdengar dongkol.

"Gak setiap hari juga kali, Ma. Astaga ... " protes Sasya, ia melirik papanya untuk meminta bantuan, namun papanya itu lebih memilih kembali fokus pada makanannya, jelas sekali terlihat tidak mau membantah istrinya, atau ia akan kena amarahnya juga.

Ya, papanya pasti lebih memilih cari aman, daripada harus mendengar mamanya mengeluhkan sifat liar Sasya yang menurun dari papanya itu sebelum menikah dengan mamanya.

"Tetap saja omongan tetangga itu tidak enak didengar, Cha. Malu Mama, Cha. Kenapa kamu liar sekali sih? Kenapa kamu malah mengikuti sifat buruk papamu?" desisi mama sambil menatap tajam papanya.

"Ya Tuhan, Sayang ... Jangan pernah mengungkit masa lalu Papa dulu. Itu kan sebelum Papa bertemu dengan kamu, Sayang. Sekarang setelah Papa bertemu dengan pawangnya, Papa gak pernah ngaco-ngaco lagi 'kan?" erang papanya, kali ini papanya yang melirik Sasya untuk meminta bantuannya, dan Sasya mengabaikannya. Karena Sasya sendiri pun tidak mau membuat mamanya itu bertambah marah lagi padanya. Atau uang sakunya akan benar-benar hilang.

"Ma, yang semalam antar aku itu kak Morgan, kakaknya Monic. Aku sekarang gak punya pacar, Ma. Aku sekarang lagi jomblo."

"Mau Morgan atau siapapun itu tidak ada pengaruhnya sama sekali pada ghibahan tetangga kita, cha! Memangnya mereka kenal yang antar kamu semalam itu Morgan, kakak teman kamu? Yang mereka tahu itu kamu diantar oleh pria yang berbeda lagi. Malah yang semalam lebih parah lagi, karena pria itu terlihat jauh lebih tua dari kamu, Cha!" geram mamanya.

"Tapi, Ma .... "

"Sudah, tidak perlu beralibi lagi, Mama udah capek dengarnya! Mulai sekarang kamu pergi dan pulang kuliah diantar mang Ujang! Makan siang juga sudah Mama siapkan untuk kamu!" potong mamanya tajam.

"Jadi beneran ini aku gak dapat uang saku lagi? Aku kan juga punya kebutuhan pribadi, Ma. Masa untuk dana darurat juga aku gak pegang sih?" keluh Sasya.

"Lagipula apa hubungannya uang saku dengan aku bergonta-ganti pacar? Aku gak pernah pakai uang itu buat traktir mereka, Ma," lanjutnya.

"Memang tidak ada hubungannya dengan mereka. Tapi tanpa uang saku, kamu tidak akan kelayapan setelah pulang kuliah."

"Siapa bilang? Loli, Monic, Ena pasti dengan senang hati menyisihkan uang saku mereka untuk aku. Apalagi Loli dan Monic, uang saku dari suami mereka bahkan lebih banyak dari tabungan kita sekarang, Ma."

Kali ini Sasya mendapatkan perhatian penuh dari mamanya, "Oh, jadi kamu mau meminta belas kasihan mereka, iya?"

Sasya menggeleng dengan cepat, "Bukan begitu maksud aku, Ma. Aku juga masih punya harga diri untuk tidak meminta belas kasih mereka. Aku tidak akan merendahkan diriku sendiri, Ma. Meskipun tidak banyak, aku lebih bangga menggunakan uang aku sendiri," sangkalnya.

"Kalau begitu buktikan kamu tidak akan melakukan itu!"

"Apa yang harus aku buktikan, Ma?"

"Ya kamu bisa bertahan tanpa uang saku dan tanpa meminta bantuan mereka. Kamu masih diterima hangat oleh mereka meski kamu tidak bisa menghabiskan uang dan waktu di kafe, atau belanja bersama dengan mereka lagi."

Sasya menyipitkan kedua matanya saat bertanya, "Mama menuduh mereka berteman hanya karena materi?"

Kedua bahu mamaknya terangkat saat menjawab, "Kita tidak tahu apa yang aka. terjadi kedepannya nanti."

"Oh, jelas aja kita gak tau, karena kita bukan Tuhan. Tapi Mama seolah bertindak mendahului Tuhan saat menuduh teman-temanku hanya menilai segala sesuatunya berdasarkan dengan materi!" sungut Sasya kesal.

"Mama tidak menuduh ... "

"Itu sudah termasuk tuduhan, Ma. Sekarang aku jadi bertanya-tanya, yang menjadi penyebab kemarahan .ama itu aku yang sering ganti pacar, atau aku yang sering kumpul sama teman-teman aku sih?"

"Keduanya! Kamu terlalu banyak menghabiskan. waktu dengan pacarmu, dengan teman-temanmu, alih-alih bersama dengan Mama dan Papa. Kamu anak kami satu-satunya, Cha. Tumpuan hidup kami. Tinggalkan apa pun yang bisa membuat fokus belajarmu teralihkan. Jangan terlalu banyak menguras emosi dengan bermacam pria."

"iya, Ma ... " lirih Sasya, ia sudah mencapai tahap pasrah saja. Karena saat berdebat dengan mamanya, baik Sasya maupun papanya tidak akan pernah menang.

Y, lebih baik mengalah sekarang. Mengalah untuk menang ...

"Pokoknya, kalau kamu pulang dengan pria yang berbeda lagi, Mama akan kirim kami ke tempat nenekmu!" ancam mama.

Tempat nenek Sasya berada di pelosok pedesaan. Jangankan Mall, kafe atau tempat hiburan. Untuk listrik saja baru bisa menyala terang besok paginya.

"Tolong, Ma Aku tidak mau ke sana!" tolak Sasya memelas.

"Liat saja selama dua bulan ini. Kalau kamu patuh, kamu akan mendapatkan fasilitas yang Mama dan Papa berikan lagi. Tapi kalau kamu mengulangi lagi kesalahan yang sama, mungkin Mama akan menikahkanmu dengan anak teman Mama!"

āļ­āđˆāļēāļ™āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āđ€āļĨāđˆāļĄāļ™āļĩāđ‰āļ•āđˆāļ­āđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩ
āļŠāđāļāļ™āļĢāļŦāļąāļŠāđ€āļžāļ·āđˆāļ­āļ”āļēāļ§āļ™āđŒāđ‚āļŦāļĨāļ”āđāļ­āļ›

āļšāļ—āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ”

  • Istri Sewaan Sang CEO Tampan   Ancaman Mama

    "Kenapa atm dan credit card aku di block, Ma, Pa?" tanya Sasya keesokan paginya pada orangtuanya yang tengah menikmati sarapan pagi mereka. "Kenapa? Seharusnya kamu tahu alasan Mama dan Papa melakukan itu," jawab mamanya sambil mengoles selai di atas rotinya dengan santai, tanpa sedikitpun melirik Sasya yang memberengut kesal itu. Kening Sasya mengkerut dalam saat memutar otaknya memikirkan pemicu mama dan papanya melakukan itu. Hingga Sasya teringat pada kejadian semalam. .Mungkinkah ada tetangga yang melihat Sasya bersama dengan Morgan? Ya, pasti itu. Memangnya masalah besar apalagi selain itu? "Desas-desus itu lagi?" keluh Sasya, ia menarik kursi di samping mamanya, sebelum duduk dan menatap lekat-lekat wajah mamanya, "Ada yang ngadu ke mama lagi semalam aku diantar cowok?" tanyanya. Bukannya Sasya tidak berani menatap atau bertanya pada papanya. Sasya tahu karena dalam rumah ini hanya suara mamanya sajalah yang papanya itu dengarkan. Jadi, lebih baik ia membujuk ma

  • Istri Sewaan Sang CEO Tampan   Desas-desus

    "Stop! Udah aku turun di sini aja kak!" pinta Sasya secara tiba-tiba saat mobil Morgan baru masuk ke dalam komplek perumahan wanita itu."Kenapa? Bukannya rumahmu masih dua block lagi dari sini?" tanya Morgan."Aku lupa ada yang mau aku beli, tuh di sana!" Jari telunjuk Sasya terarah pada sebuah minimarket."Dit, menepi di minimarket itu!" perintah Morgan pada supirnya."Baik, Tuan.""Eh jangan, udah di sini aja!" cegah Sasya, namun supir itu mengabaikannya. Jelas saja dia lebih memilih mematuhi perintah tuannya, jadi terus melajukan mobilnya hingga berhenti tepat di depan minimarket.'Sial! Kalo qda tetangga yang liat dan ngadu ke Mama, bisa mati gue!' batin Sasya.Selama ini, orangtuanya selalu mendapatkan laporan dari tetangga mereka mengenai seringnya Sasya turun naik mobil yang berbeda, dengan seorang pria yang berbeda juga. Itu makanya Sasya sengaja minta turun agak jauh dari rumahnya, karena Orangtuanya telah menegaskan kalau sampai mereka mendengar desas-desus itu lagi, maka

  • Istri Sewaan Sang CEO Tampan   Gemas

    "Ini masalah serius, Kak. Aku gak bisa mutusin begitu saja tanpa pertimbangan yang matang. Mengingat untuk aku pribadi, aku hanya mau menikah satu kali seumur hidup aku. Dan pastinya bukan untuk sebuah permainan," jawab Sasya dengan penuh keyakinan."Please bantu aku, Cha. Aku janji selama pernikahan kontrak kita nanti, aku tidak akan menyentuhmu.""Bukan masalah itu, Kak.""Lalu apa?""Banyak konsekuensi yang akan aku terima nantinya saat kontrak pernikahan kita berakhir nanti, Kak. Salah satunya hubungan aku dengan Monic yang pastinya akan renggang dan canggung. Aku gak mau ah, terlalu banyak hal yang aku pertaruhkan nantinya."Dan yang paling Sasya takutkan adalah jatuh cinta yang semakin dalam pada pria itu. Pria yang sudah menambatkan hatinya pada wanita lain. Hanya saja sepertinya bertepuk sebalah tangan.Kalau tidak, Morgan tidak akan terlihat seputus asa itu. Bahkan nyaris memohon Sasya untuk menikah kontrak dengannya hanya untuk membuat wanitanya cemburu, dan pada akhirnya me

  • Istri Sewaan Sang CEO Tampan   Belahan Jiwa

    Teriknya sinar matahari siang itu tidak mengurangi keriangan Sasya dan ketiga sahabat baiknya, Monic, Lolita dan Sheina, saat mereka tengah becanda gurau di kolam renang. Untungnya pohon rindang di sisi kolam renang mampu menaungi sinar matahari, hingga tidak sampai membakar kulit mulus mereka."Katanya renang bagus untuk wanita hamil, beneran gak sih?" tanya Sasya pada Monic atau Lolita.Kedua sahabatnya itu tengah sama-sama hamil, dengan jeda waktu hanya kurang dari dua bulan saja. Sama halnya dengan persahabatan mereka, suami Monic dan Sasya pun bersahabat juga, bahkan terjalin jauh lebih lama dari persahabatan Sasya dengan Monic, Lolita dan juga Sheina."Kalo menurut dokter kandungan gue sih iya, renang bagus untuk wanita hamil. Katanya sih bisa bantu gue tetap bugar, dan supaya bisa gampang aja gitu adaptasi sama kehamilan gue, dan juga bentuk tubuh gue yang pastinya perlahan bakalan berubah," jawab Lolita."Iya bener. Dokter kandungan gue juga kasih penjelasan kek gitu juga sih.

  • Istri Sewaan Sang CEO Tampan   Bujukan Morgan

    Alih-alih membalas uluran tangan Morgan dengan menjabatnya, Sasya malah bergerak berdiri sambil melampirkan tasnya ke pundaknya,"Cukup gurauannya untuk hari ini ya, Kak. Aku permisi dulu.""Apa aku terlihat sedang bergurau, Cha?"Suara bariton Morgan menghentikan gerakan Sasya, ia kembali menatap pria itu lagi. Dan selama ia mengenal Morgan, belum pernah sebelumnya ia melihat Morgan seperti memohon tapi tetap mempertahankan harga dirinya."Kakak serius?" tanyanya."Aku tidak akan menjatuhkan harga diriku dengan memintamu menjadi istri kontrakku kalau aku tidak serius, Cha. Aku tidak memiliki banyak waktu untuk bermain-main dengan bocil sepertimu."Sasya paling benci jika Morgan sudah menyebutnya 'Bocil' Ia melipat kedua tangannya di depan dadanya dengan gerakan kesal, matanya menatap nyalak pria itu,"Bocil ya? Terus kenapa minta bantuan sama bocil? Ke panti pijat plus-plus saja sana, dan cari wanita dewasa yang bisa disewa! Mereka pasti akan dengan senang hati bantu Kakak, dapat plu

  • Istri Sewaan Sang CEO Tampan   Tawaran Kontrak Pernikahan

    Plak!Sebuah tamparan keras mendarat di pipi pria yang menyewa jasa Sasya sebagai pacar sewaannya. Tatapan nyalang Sasya tak pernah lepas dari mata pria itu,"Sial lo! Udah jelas ya tertera di dalam perjanjian kita gak ada sentuhan fisik kecuali pegangan tangan dan rangkulan, itu pun kalo lo mau nunjukin foto kemesraan kita ke mantan pacar sialan lo itu!" Umpat Sasya. Ia tidak peduli pengunjung lain dapat mendengar umpatannya itu."Astaga, pelanin suara lo, Sya. Gue cuma mau nyium pipi lo doang, itu aja sih gak lebih. Gak perlu di dramatisir deh!""Enteng banget lo ngomong gak perlu di dramatisir! Tetap aja lo tuh udah nyalahin perjanjian kita! Itu berarti kontrak kita selesai! Lo gue end!""Gue gak mau putus, Sya. Gue udah terlanjur cinta sama lo!" tolak pria itu. "See? Lo udah ngelanggar perjanjian kita lagi. Berkali-kali udah gue tegasin kalau hubungan kita tuh cuma sekedar sewaan, jangan baperan! Nah lo malah kebawa perasaan, ya salah lo sendiri lah!"Dengan mudahnya pria itu ja

āļšāļ—āļ­āļ·āđˆāļ™āđ†
āļŠāļģāļĢāļ§āļˆāđāļĨāļ°āļ­āđˆāļēāļ™āļ™āļ§āļ™āļīāļĒāļēāļĒāļ”āļĩāđ† āđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩ
āđ€āļ‚āđ‰āļēāļ–āļķāļ‡āļ™āļ§āļ™āļīāļĒāļēāļĒāļ”āļĩāđ† āļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļĄāļēāļāđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩāļšāļ™āđāļ­āļ› GoodNovel āļ”āļēāļ§āļ™āđŒāđ‚āļŦāļĨāļ”āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āļ—āļĩāđˆāļ„āļļāļ“āļŠāļ­āļšāđāļĨāļ°āļ­āđˆāļēāļ™āđ„āļ”āđ‰āļ—āļļāļāļ—āļĩāđˆāļ—āļļāļāđ€āļ§āļĨāļē
āļ­āđˆāļēāļ™āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āļŸāļĢāļĩāļšāļ™āđāļ­āļ›
āļŠāđāļāļ™āļĢāļŦāļąāļŠāđ€āļžāļ·āđˆāļ­āļ­āđˆāļēāļ™āļšāļ™āđāļ­āļ›
DMCA.com Protection Status