Share

Bujukan Morgan

Author: Si Nicegirl
last update Last Updated: 2023-08-22 09:48:45

Alih-alih membalas uluran tangan Morgan dengan menjabatnya, Sasya malah bergerak berdiri sambil melampirkan tasnya ke pundaknya,

"Cukup gurauannya untuk hari ini ya, Kak. Aku permisi dulu."

"Apa aku terlihat sedang bergurau, Cha?"

Suara bariton Morgan menghentikan gerakan Sasya, ia kembali menatap pria itu lagi. Dan selama ia mengenal Morgan, belum pernah sebelumnya ia melihat Morgan seperti memohon tapi tetap mempertahankan harga dirinya.

"Kakak serius?" tanyanya.

"Aku tidak akan menjatuhkan harga diriku dengan memintamu menjadi istri kontrakku kalau aku tidak serius, Cha. Aku tidak memiliki banyak waktu untuk bermain-main dengan bocil sepertimu."

Sasya paling benci jika Morgan sudah menyebutnya 'Bocil' Ia melipat kedua tangannya di depan dadanya dengan gerakan kesal, matanya menatap nyalak pria itu,

"Bocil ya? Terus kenapa minta bantuan sama bocil? Ke panti pijat plus-plus saja sana, dan cari wanita dewasa yang bisa disewa! Mereka pasti akan dengan senang hati bantu Kakak, dapat plus-plusnya lagi! Kalau sama bocil macam aku, Kakak cuma boleh lihat tapi tidak boleh sentuh!"

"Astaga, bukan sentuhan fisik yang aku cari, Cha. Hanya status menikah saja, tidak lebih."

"Ya kalaupun tanpa sentuhan fisik, aku yakin sekali kok wanita itu mau melakukannya, selama bayarannya memuaskan tentu saja," cibir Sasya.

"Ini masalah serius dan menyangkut nama baik keluargaku juga, Cha. Aku tidak bisa meminta bantuan sembarang orang, apalagi bantuan dari wanita penghibur."

Sebersit pikiran tiba-tiba mengusik benaknya, Sasya bergegas duduk kembali di sofanya, ia sedikit mencondongkan tubuhnya ke Morgan saat bertanya dengan wajah serius,

"Cinta satu malam yang berujung kehamilan ya? Awww!" Sasya memekik pelan saat Morgan menyentil keningnya,

"Kotor sekali pikiranmu itu!" keluh Morgan. Bagaimana bisa menghamili wanita, kalau tidak pernah sekalipun ia melakukan hubungan itu. Pantang bagi Morgan melakukan sebelum menikah.

"Tadi Kak Morgan sendiri yang bilang menyangkut nama baik keluarga. Apalagi kalau bukan karena Kakak menghamili seorang wanita lalu minta aku jadi istri kakak, biar kakak tidak dituntut menikahi wanita itu kan?"

"Kalau aku menghamili seseorang, aku pasti akan menikahinya. Aku tidak pernah lari dari tanggungjawabku. Aku bukan pria pengecut seperti gambaranmu itu."

"Terus apa maksudnya menyangkut nama baik tadi?" Sasya masih juga penasaran.

"Kalau aku menikah dengan wanita panggilan, menurutmu apa yang akan terjadi?" 

Tidak butuh waktu lama untuk Sasya menangkap maksud pertanyaan Morgan barusan,

"Aah, aku mengerti." Ia pun langsung menutup mulutnya.

"Jadi bagaimana? Bersedia bantu aku?"

"Kak, astaga. Please jangan aku. Aku ini sahabat adik kamu loh. Dan rentang usia kita terpaut cukup jauh."

"Aku juga tidak mau mengikuti jejak para pewaris gila yang menikahi bocil sepertimu. Tapi aku tidak punya banyak waktu untuk mencari wanita lain yang mau menikah kontrak denganku, Cha."

Lagi-lagi kata 'Bocil' itu keluar dari mulut Morgan. Sasya bertambah dongkol karenanya,

"Lah, kenyataannya nanti Kakak nikahi aku, 'Si Bocil' Standar ganda banget sih Kak ucapannya."

"Nikah kontrak, Acha ... Bukan nikah dalam artian yang sebenarnya," desah Morgan, ia seperti kehabisan kata-kata jika berdebat dengan Sasya. Sama halnya berdebat dengan adiknya sendiri, Monic.

Merasa perdebatannya dengan Morgan akan panjang, Sasya meletakkan kembali tasnya di kursi sebelahnya, lalu menatap lekat-lekat pria itu.

Awalnya Sasya pikir Morgan hanya becanda atau mengejeknya saat menawarkan pernikahan. Namun ternyata pria itu serius, entah alasan kuat apa yang mendasarinya. Tidak mungkin hanya karena wanita saja, kan?

"Menikah dengan aku pun pastinya tidak akan lepas dari masalah, Kak. Pertama, orangtuaku bisa mati berdiri kalau tiba-tiba aku minta dinikahkan denganmu. Kedua, orangtuamu juga pastinya tidak akan kalah terkejutnya dengan orang tua aku. Ketiga, Sahabat-sahabat aku dan terutama Monic. Mereka tidak akan semudah itu mengizinkan kita menikah."

"Mereka akan merestui kalau mereka percaya kita telah saling jatuh cinta, Cha."

"Omo! Kita sama-sama tahu kalau kita tidak sedang jatuh cinta, Kak," sangkal Sasya.

"Ya aku tahu itu. Kita hanya harus pura-pura saling mencintai di depan mereka. Aku yakin kamu bisa bersandiwara dengan sangat baik dan meyakinkan. Itu kan profesi yang sedang kamu tekuni sekarang."

"Kak, apa pun masalah Kakak dengan kekasih Kakak, lebih baik Kakak selesaikan secara baik-baik. Kalau belum menyatakan cinta padanya, katakan saja. Kalau memang sudah dan wanita itu menolak Kakak, ya terima saja. Jangan melibatkan aku ke dalam hubungan kalian," pinta Sasya.

"Kamu mau dilibatkan dengan hubungan pria lain? Kenapa aku harus pengecualian?"

"Ya aku tidak kenal dekat dengan mereka, dengan keluarga mereka. Tapi lain halnya dengan Kak Morgan. Meski hubungan kita tidak dekat, tapi aku sahabat baik Monic, dan aku kenal dekat dengan orang tua kalian."

"Justru itu bagus, mereka akan dengan mudah merestui pernikahan kita."

"Astaga! Tidak semudah itu juga Ferguso ... " desah Sasya sambil menekan keningnya. 

Kenapa Morgan jadi kekanakan seperti itu sih?

"Salah satu pertimbanganku meminta bantuan kamu ya karena kamu sudah dekat dengan keluargaku. Selain karena kesibukan kamu sekarang membuka jasa sewa pasangan."

"Let say mereka semua menyetujui hubungan kita dan kita berhasil menikah. Lalu setelahnya bagaimana?"

"Hanya menikah di atas kertas, aku tidak akan menyentuhmu."

Sasya memutar kedua bola matanya,  "Itu sudah pasti! Maksud aku barusan, setelah kontrak kita selesai dan kita harus berpisah bagaimana? Mereka pastinya akan sangat terpukul, kita hanya akan mempermainkan perasaan mereka, Kak."

Tidak cukup sampai di sana, Sasya kembali menambahkan agar Morgan dapat membuka pikirannya dan mempertimbangkan lagi ide gilanya itu,

"Lalu kedepannya, hubungan aku dengan Monic pasti akan ikut hancur juga. Ok, mungkin kami masih berteman, tapi aku yakin sekali kami tidak akan bisa kembali akrab dan terbuka seperti dulu lagi. Apa itu yang Kak Morgan mau?"

"Semua akan baik-baik saja kalau aku lah yang memutuskan untuk menceraikanmu, Cha. Justru Monic dan orangtuaku pasti akan bersimpati padamu, mereka akan semakin menyayangimu karena kamu tersakiti olehku."

"Ya Tuhan, malang sekali nasib aku ... " erang Sasya. 

"Karena kita sama-sama tidak memiliki perasaan, perceraian itu tidak akan membebani kita, tidak akan menyakiti hati kita. Dan kita bisa melanjutkan kembali kehidupan kita masing-masing," tambah Morgan masih terus berusaha meyakinkan Sasya. Wanita itu pun mendesah pelan,

"Ya memang tidak membebani perasaan kita, tapi perasaan orang-orang yang kita sayangi."

"Seperti yang aku jelaskan tadi, kamu tidak akan disalahkan karena perceraian kita. aku lah satu-satunya yang akan disalahkan nantinya."

"Siapa wanita itu?" tanya Sasya. Ia ingin tahu wanita yang menyebabkan pria setenang Morgan menjadi seperti kebarakan jenggot itu.

"Aku tidak bisa memberitahumu."

"Kalau Kak Morgan mau aku membantumu, Kak Morgan harus memberitahuku identitas wanita itu."

"Nanti aku akan memberitahumu, tidak sekarang, Cha."

"Apa aku mengenalnya?"

"Ya, kamu juga mengenalnya."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Sewaan Sang CEO Tampan   Desas-desus

    "Stop! Udah aku turun di sini aja kak!" pinta Sasya secara tiba-tiba saat mobil Morgan baru masuk ke dalam komplek perumahan wanita itu."Kenapa? Bukannya rumahmu masih dua block lagi dari sini?" tanya Morgan."Aku lupa ada yang mau aku beli, tuh di sana!" Jari telunjuk Sasya terarah pada sebuah minimarket."Dit, menepi di minimarket itu!" perintah Morgan pada supirnya."Baik, Tuan.""Eh jangan, udah di sini aja!" cegah Sasya, namun supir itu mengabaikannya. Jelas saja dia lebih memilih mematuhi perintah tuannya, jadi terus melajukan mobilnya hingga berhenti tepat di depan minimarket.'Sial! Kalo qda tetangga yang liat dan ngadu ke Mama, bisa mati gue!' batin Sasya.Selama ini, orangtuanya selalu mendapatkan laporan dari tetangga mereka mengenai seringnya Sasya turun naik mobil yang berbeda, dengan seorang pria yang berbeda juga. Itu makanya Sasya sengaja minta turun agak jauh dari rumahnya, karena Orangtuanya telah menegaskan kalau sampai mereka mendengar desas-desus itu lagi, maka

  • Istri Sewaan Sang CEO Tampan   Gemas

    "Ini masalah serius, Kak. Aku gak bisa mutusin begitu saja tanpa pertimbangan yang matang. Mengingat untuk aku pribadi, aku hanya mau menikah satu kali seumur hidup aku. Dan pastinya bukan untuk sebuah permainan," jawab Sasya dengan penuh keyakinan."Please bantu aku, Cha. Aku janji selama pernikahan kontrak kita nanti, aku tidak akan menyentuhmu.""Bukan masalah itu, Kak.""Lalu apa?""Banyak konsekuensi yang akan aku terima nantinya saat kontrak pernikahan kita berakhir nanti, Kak. Salah satunya hubungan aku dengan Monic yang pastinya akan renggang dan canggung. Aku gak mau ah, terlalu banyak hal yang aku pertaruhkan nantinya."Dan yang paling Sasya takutkan adalah jatuh cinta yang semakin dalam pada pria itu. Pria yang sudah menambatkan hatinya pada wanita lain. Hanya saja sepertinya bertepuk sebalah tangan.Kalau tidak, Morgan tidak akan terlihat seputus asa itu. Bahkan nyaris memohon Sasya untuk menikah kontrak dengannya hanya untuk membuat wanitanya cemburu, dan pada akhirnya me

  • Istri Sewaan Sang CEO Tampan   Belahan Jiwa

    Teriknya sinar matahari siang itu tidak mengurangi keriangan Sasya dan ketiga sahabat baiknya, Monic, Lolita dan Sheina, saat mereka tengah becanda gurau di kolam renang. Untungnya pohon rindang di sisi kolam renang mampu menaungi sinar matahari, hingga tidak sampai membakar kulit mulus mereka."Katanya renang bagus untuk wanita hamil, beneran gak sih?" tanya Sasya pada Monic atau Lolita.Kedua sahabatnya itu tengah sama-sama hamil, dengan jeda waktu hanya kurang dari dua bulan saja. Sama halnya dengan persahabatan mereka, suami Monic dan Sasya pun bersahabat juga, bahkan terjalin jauh lebih lama dari persahabatan Sasya dengan Monic, Lolita dan juga Sheina."Kalo menurut dokter kandungan gue sih iya, renang bagus untuk wanita hamil. Katanya sih bisa bantu gue tetap bugar, dan supaya bisa gampang aja gitu adaptasi sama kehamilan gue, dan juga bentuk tubuh gue yang pastinya perlahan bakalan berubah," jawab Lolita."Iya bener. Dokter kandungan gue juga kasih penjelasan kek gitu juga sih.

  • Istri Sewaan Sang CEO Tampan   Bujukan Morgan

    Alih-alih membalas uluran tangan Morgan dengan menjabatnya, Sasya malah bergerak berdiri sambil melampirkan tasnya ke pundaknya,"Cukup gurauannya untuk hari ini ya, Kak. Aku permisi dulu.""Apa aku terlihat sedang bergurau, Cha?"Suara bariton Morgan menghentikan gerakan Sasya, ia kembali menatap pria itu lagi. Dan selama ia mengenal Morgan, belum pernah sebelumnya ia melihat Morgan seperti memohon tapi tetap mempertahankan harga dirinya."Kakak serius?" tanyanya."Aku tidak akan menjatuhkan harga diriku dengan memintamu menjadi istri kontrakku kalau aku tidak serius, Cha. Aku tidak memiliki banyak waktu untuk bermain-main dengan bocil sepertimu."Sasya paling benci jika Morgan sudah menyebutnya 'Bocil' Ia melipat kedua tangannya di depan dadanya dengan gerakan kesal, matanya menatap nyalak pria itu,"Bocil ya? Terus kenapa minta bantuan sama bocil? Ke panti pijat plus-plus saja sana, dan cari wanita dewasa yang bisa disewa! Mereka pasti akan dengan senang hati bantu Kakak, dapat plu

  • Istri Sewaan Sang CEO Tampan   Tawaran Kontrak Pernikahan

    Plak!Sebuah tamparan keras mendarat di pipi pria yang menyewa jasa Sasya sebagai pacar sewaannya. Tatapan nyalang Sasya tak pernah lepas dari mata pria itu,"Sial lo! Udah jelas ya tertera di dalam perjanjian kita gak ada sentuhan fisik kecuali pegangan tangan dan rangkulan, itu pun kalo lo mau nunjukin foto kemesraan kita ke mantan pacar sialan lo itu!" Umpat Sasya. Ia tidak peduli pengunjung lain dapat mendengar umpatannya itu."Astaga, pelanin suara lo, Sya. Gue cuma mau nyium pipi lo doang, itu aja sih gak lebih. Gak perlu di dramatisir deh!""Enteng banget lo ngomong gak perlu di dramatisir! Tetap aja lo tuh udah nyalahin perjanjian kita! Itu berarti kontrak kita selesai! Lo gue end!""Gue gak mau putus, Sya. Gue udah terlanjur cinta sama lo!" tolak pria itu. "See? Lo udah ngelanggar perjanjian kita lagi. Berkali-kali udah gue tegasin kalau hubungan kita tuh cuma sekedar sewaan, jangan baperan! Nah lo malah kebawa perasaan, ya salah lo sendiri lah!"Dengan mudahnya pria itu ja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status