Share

bab 5

" Sayang!!" Aruhi seperti patung diantara banyaknya orang yang berlalu lalang di bandara. Matanya bahkan tidak berkedip melihat kedua pasangan yang sedang berpelukan di depannya, keduanya bercumbu dengan mesra seakan melepaskan kasih sayang di langit bandara.

Matanya tidak pernah terlepas dari wanita yang tengah memeluk suaminya.

Bagaimana mendeskripsikan wanita cantik itu? Ia memiliki tubuh yang tinggi dan langsing bak gitar Spanyol, kulitnya putih dan bersih dengan rambut hitam lurus yang membingkai wajah yang cantik.

Dia adalah seorang Dewi? Aruhi bertanya-tanya dan tidak menyangka bahwa ada wanita secantik itu.

" Sedang apa kau disini,Megha?" Tanya Rajeandra, tangannya tetap memeluk pinggang kekasihnya dengan mesra bahkan ia menghilangkan eksistensi Aruhi disampingnya.

" Aku ingin mengantarmu." Ujar Megha dengan senyum manis, ia kemudian melirik wanita disamping Rajeandra dengan pandangan menilai lalu tersenyum seraya mengulurkan tangannya.

" Aku Megha." Aruhi tampak terkejut, ia melihat tangan halus dan lentik tersebut lalu menjabatnya.

" Aruhi.." Megha sudah tahu bahwa Aruhi adalah istri suaminya atau bisa dibilang madunya tetapi Megha tidak peduli siapa wanita yang sudah bersanding dengan suaminya, itu juga hanya kurung waktu satu tahun Rajeandra dan Aruhi akan berpisah. Bisa di katakan bahwa Aruhi adalah tameng untuk menutupi hubungannya dengan Rajeandra sembari menunggu kesiapannya menjadi istri bagi Rajeandra.

" Aku akan ke Paris untuk sebuah pekerjaan." Ujar Megha memberitahu Rajeandra. " Maaf, aku tidak bisa ikut denganmu. Namun setelah pekerjaanku selesai, aku akan menemuimu."

Apa hubungan mereka? Sepasang kekasihkah? Itulah yang tengah melintas di pikiran Aruhi. Lantas ia tiba-tiba mengingat nama yang sebelumnya ia dengar. 'Megha ' nama wanita yang di kabarkan adalah kekasih Rajeandra.

' Ya mereka adalah sepasang kekasih.'

Namun, sikap wanita itu tenang setelah tahu bahwa kekasihnya telah menikah.

Betapa tidak tahu malunya wanita itu. Cibir Aruhi

Aruhi menggelengkan kepalanya, tidak seharusnya perasaan ingin memiliki hadir dibenaknya. Rajeandra bukanlah miliknya meskipun mereka telah terikat pernikahan yang sah, lagipula itu hanya satu tahun dan tidak boleh menumbuhkan rasa apapun sejak kontrak berlangsung.

Pesawat tujuan Belanda, segeralah memasuki pesawat karena pesawat akan take off beberapa saat lagi.

Suara interkome dari petugas bandara mengharuskan perpisahan terjadi. Aruhi tidak mengerti, Karana sebelumnya ia tidak pernah menaiki pesawat, dirinya hanya akan mengikuti kemana Rejeandra pergi.

" Aku akan menemuimu. Kabari aku jika pekerjaanmu sudah selesai." Ujar Rajeandra, ia kemudian mencium kening Megha dengan lembut.

Aruhi, ia tidak mengatakan apapun selain berdiri bagaikan patung disamping kedua pasangan itu.

" Sampai jumpa sayang.." Ujar Megha, Aruhi berjalan dibelakang Rajeandra dengan pertanyaan dipikirannya hingga tidak sadar bahwa Rajeandra berhenti dan akhirnya dahinya bertabrakan dengan punggung lebar Rajeandra.

" Arrkhh.."Aruhi meringis, Rajeandra membalikan badannya dan menatap istrinya itu.

" Maaf.."

" Tiket.." Aruhi langsung merogoh tasnya dan memberikannya kepada Rajeandra.

" Kau tidak ingin bertanya siapa Megha?" Tanya Rajeandra. Aruhi menggeleng.

" Dia kekasihmu?"

" Dia istriku." Aruhi melotot.

Aku dimana? Bagaimana bisa? .

Namun, bagaimana sikap Megha begitu tenang? Bukankah sangat aneh jika ia tidak marah setelah tahu suaminya menikah lagi? Bahkan dia memberikan senyum kepadaku.

" Hubunganku dan Megha tidak disetujui oleh ayahku. Jadi aku dan dirinya menikah diam-diam."

" Apa.. apa dia tidak marah karena kau menikah lagi?" Tanya Aruhi.

" Aku sudah menjelaskan kepada Megha tentang pernikahan yang kita lakukan." Rajeandra melihat Aruhi.

" Apa kau tidak marah setelah tahu bahwa aku memiliki istri?" Aruhi terdiam sejenak. lalu berfikir apa yang ia harapkan dalam kemarahannya? suaminya memiliki istri? dan bahkan apapun dan dilakukan Rajeandra tidak ada hubungannya dengan dirinya. jika ia mengatakan bahwa ia tidak menyukai hal tersebut,merasa di sakiti karena di bohongi. Siapa dirinya? Status istri kontrak itu melekat padanya.

" Pernikahan ini juga bukan kehendak mu. Lagipula, pernikahan kita hanya sebuah kontrak. Dalam satu tahun, kontrak akan berakhir, baik aku maupun kau akan kembali pada kehidupan kita masing-masing." Rajeandra tersenyum miring.

" Kau tidak boleh memberitahu siapapun tentang aku dan Megha. Jika ada yang tahu, nyawamu taruhannya." Aruhi menutup mulutnya sembari mengangkat salah satu tangannya.

" Aku tidak akan memberitahu siapapun. Kau bisa percaya kepadaku." Ujar Aruhi dengan pelan.

Rajendra sedikit menunduk dan menepuk kepala Aruhi.

" Good girl." Manik mata Aruhi tiba-tiba membesar, ia tanpa sadar melangkah mundur.

****

" Ada apa?" Tanya Rajeandra ketika melihat wajah tegang Aruhi, kedua tangannya mengepal menegang kursi dengan erat seraya meneguk ludah beberapa kali. Aruhi melihat Rajeandra yang duduk disampingnya dan menggeleng.

"Aku... pertama kali aku menaiki pesawat. Aku takut." Aruhi tidak bisa menyembunyikan wajah tegangnya hingga pesawat telah lepas landas, pada saat itu matanya melotot dan mencari pegangan, bahkan ia tidak sadar bahwa tangan yang ia pegang adalah tangan Rajeandra.

Rajeandra menahan sakit pada punggung tangannya akibat ulah Aruhi yang menanamkan kuku-kukunya pada kulitnya. Pandangan Rajeandra tertuju pada Aruhi yang tengah menutup matanya dengan mulut terus berdoa.

Setelah pesawat mulai mengudara dengan tenang barulah Aruhi membuka matanya, ia melihat Rajeandra yang menatapnya kemudian melirik pada tangannya. Aruhi menutup mulutnya melihat bekas kukunya yang tertancap pada tangan Rajeandra.

" Maaf.. maafkan aku." Rajeandra mengambil tisu dan menutup tangannya tanpa mengatakan apapun.

" Maaf.."

Aruhi merasa bersalah karena Rajeandra terdiam, dirinya juga tidak berani berbicara kepada suaminya

" Tidak apa-apa."

" Maaf.."

" Ini hanya luka kecil." Rajeandra menutup matanya.

" Benarkah? Apa tidak masalah?" Rajeandra mengangguk.

" Aku minta maaf.."

" Berisik!" Aruhi langsung terdiam dan memilih melihat kearah jendela. Tidak lama setelah itu ia melihat Rajeandra yang tertidur.

Demi dewa dan Tuhan penguasa bumi bahwa Rajeandra begitu tampan hanya dengan melihat sisi wajahnya. Garis wajah lelaki itu sangat tegas dan indah seperti sebuah pahatan.

' Aku tidak pernah menyangka bahwa dia adalah suamiku. Tidak.. hanya satu tahun, dia bukan suamiku.'

*****

Aruhi menatap bangunan berwarna coklat kayu dengan halaman yang luas, di depan halaman terdapat banyak bunga dengan berbagai warna yang indah. Dari dalam rumah muncul lelaki dan perempuan menyambut kedatangan mereka.

Senyuman terpatri dari mereka. " Tuan, selamat datang!!" Seru lelaki tersebut dengan gembira. " Nyonya besar pasti sangat gembira dengan kedatangan tuan."

" Latu, dimana nenek?" Tanya Rajeandra,

" Ada didalam tuan." Rajeandra langsung masuk kedalam, sebelum itu ia melirik Aruhi yang masih terdiam ditempatnya.

"Ay.." Latu dan Madu beralih pada mobil dimana koper majikannya berada.

" Dia istri tuan, iyakan?" Tanya Latu,

" Mungkin saja, tidak mungkin tuan membawa wanita selain istrinya." Ujar Madu.

Rajeandra dan Aruhi memasuki rumah dan Aruhi begitu terpukau melihat hunian cantik itu, banyak tumbuhan merambat dan ditata dengan cantik pada dinding serta ada sebuah kolam ikan didalam rumah. interior itu menunjukan alam buatan yang indah.

" Nyonya!! Nyonya!! Lihatlah siapa yang datang!!" Teriak Madu.

" Jangan berisik!!" Tegur Latu.

" Mereka adalah Latu dan Madu, mereka sepasang suami istri." Beritahu Rajeandra pada Aruhi. " Jika kau membutuhkan sesuatu, mintalah pada mereka." Aruhi tersenyum dan mengangguk.

Tidak lama, seorang wanita tua berdiri dari tangga dengan tangan terlipat memegang tongkat. Aruhi menganga tidak percaya melihat wanita tua dihadapan mereka. Tidak!! Itu bukanlah wanita tua yang ia pikirkan bahwa seorang nenek-nenek akan tampak tua dan lemah karena sudah lanjut usia tetapi nenek Rajeandra sangat berbeda. Dibandingkan memakai pakaian bak nenek-nenek pada umumnya, nenek Rajeandra seperti nenek-nenek sosialita dengan dandanan yang diwajah keriputnya.

" Berapa usianya?" Aruhi bersuara tanpa sadar, Rajeandra melirik istrinya. " Kau tidak akan percaya bahwa ia sudah berusia hampir satu abad."

" Maaf.." Aruhi pikir ia telah tidak sopan karena mengomentari nenek Rajeandra.

" Dasar nakal!! Dasar nakal!! Kau tidak mengunjungi nenekmu beberapa tahun belakangan ini!!" Sebuah tongkat dilayangkan pada tubuh Rajeandra, ia melampiaskan kekesalannya kepada sang cucu durhaka. Rajeandra meringis Sembari menghindari tongkat keramat sang nenek yang selalu ia rasakan jika bertemu neneknya itu.

" Cucu durhaka!!!"

" Oma! Oma hentikan!!" Ujar Rajeandra Sembari menghindari neneknya.

" Kau tidak pernah datang meskipun aku telah berpesan agar kau datang!!'

" Bukan salahku!! Aku sibuk!!" Aruhi bingung..

" Sekarang kau menikah! Aku tidak bisa datang!! Aku kesal!!" Rajeandra bersembunyi dibelakang tubuh Aruhi yang tidak mampu menutupi tubuhnya yang lebih besar dari istrinya itu. Aruhi tersentak saat lengan Rajeandra memeluk pinggangnya dari belakang. Aruhi merasakan tubuhnya memanas seketika dengan jantung yang berdetak lebih cepat.

" Anak nakal!!" sang nenek berhenti memukul seakan terpukau oleh wanita yang berada didepannya, tepatnya Rajeandra yang durhaka itu bersembunyi di belakangnya.

" Salam.." Suara Aruhi membuat sang nenek langsung berhenti, ia mengamati wanita asing dihadapannya.

" Cucu menantu." sang nenek Wajahnya langsung berubah hangat.

" Namaku Aruhi.." ujar Aruhi dengan ramah.

" Dia istriku." Ujar Rajeandra yang masih berada di belakang punggung Aruhi dengan tangan memeluk wanita itu..

Aruhi langsung ditarik oleh sang nenek tetapi tertahan oleh tangan Rajeandra. Lelaki itu tersadar bahwa ia memeluk Aruhi, secepat kilat ia melepaskan tangannya dan langsung mengalihkan pandangannya.

" Kau istri anak nakal itu? Kenapa kau mau kepadanya?. Hah, Oma kasihan kepada wanita yang memujanya. Deva sudah menipu wanita dengan wajah tampannya. " Deva, nama yang Omanya sematkan untuknya ketika orang-orang memanggilnya Rajeandra. Rajeandra melotot dan ingin protes tetapi neneknya menatapnya dengan galak.

" Cucu menantuku, sayang sekali aku tidak bisa datang saat pernikahan kalian. Saat itu aku sakit."

" Bagaimana keadaan nyonya sekarang?" Tanya Aruhi bersimpati, sang nenek langsung memasang wajah menyedihkan.

" Oma tidak baik-baik saja. Bagaimana lagi, kenyataannya bahwa wanita tua ini telah dibuang." Rajeandra hanya melihat drama yang sedang dilakoni oleh sang nenek dengan heran.

" Tidak ada yang mengunjungiku sama sekali disini. Tadi saja aku ingin mengusirnya. Tetapi Karana kau ada disini, maka aku biarkan dia tinggal disini." Aruhi tersenyum.

" Hanya satu hari, setelah itu kami akan pergi." Ujar Rajeandra menggoda.

" Kau lihatkan menantu? Tidak ada yang mempedulikan wanita tua ini. Aku harap kau tidak seperti cucu durhaka itu." Sindir sang nenek, Aruhi terkekeh.

" Aku akan menemani Nyonya.."

" Oma, panggil aku Oma."

" Oma.."

" karena kau ada disini, sekarang ayo temani aku. Aku akan mengajakmu berkeliling disini. Tunggu sebentar." Sang nenek bergegas pergi. Tingkah lucu nenek Rajeandra membuat hari Aruhi menghangat apalagi sambutan dari nenek Rajeandra yang begitu baik.

" Oma memang suka berdrama. Kau tidak perlu meladeninya." Ujar Rajeandra.

" Sekarang aku tahu apa yang membuat Oma awet muda." Aruhi melihat Rajeandra. " Dia membawa energi yang positif. "

" Ayo cucu menantu!!" Seru sang Oma, Aruhi langsung meninggalkan Rajeandra.

" Madu! ayo!!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status