Share

Ranjang Ambruk

POV Marni

Tak mudah memang, menahan perasaan yang berperang dalam hati. Antara rindu dan harga diri, salah satu dari yang dua itu harus menang, pulang untuk menuntaskan rindu dan mengorbankan harga diri, atau tetap di sini dengan harga diri tapi menahan rindu.

Aku bahkan hampir menyerah di hari ketiga. Terbayang, bagaimana dengan makan malam Mas Anto? Atau sarapannya? Dia memang bisa bersih-bersih tapi tak bisa memasak. Tidak mungkin dia akan makan terus di rumah mertua, walaupun Mas Anto orangnya kadang menyebalkan, dia takkan membongkar aibnya sendiri di depan ibunya.

Seringkali aku berubah pikiran, dan nerniat pulang ke rumah tanpa dijemputnya. Akan tetapi aku belum siap menerima kekecewaan kembali, bisa saja Mas Anto tak menginginkan kehadiranku, seperti yang pernah dikatakannya. Atau dia malah nyaman? Bisa saja dia nyaman, buktinya dia tak menampakkan batang hidungnya sampai saat ini.

Kulihat ke ujung jalan, jalan besar yang selalu dilalui orang yang mau ke luar atau masuk dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
mira apriani
astagfirullah mas antooo...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status