Share

1. Idiot

Author: anyaaang
last update Last Updated: 2025-02-10 21:19:06

"Saya nggak suka suasana pagi yang berisik! And I ever told you more than once!"

Belum sempat Alesaandra menyapa dengan lengkap pria berstatus suaminya sejak beberapa hari lalu, ia sudah dibentak.

Namun, perempuan yang memiliki model rambur layer cut itu tetap ceria dan menganggukkan kepala.

Hal itu jelas membuat Algazka kesal.

Dia berharap wanita di depannya ini menderita. Tapi, mengapa sulit sekali membuatnya tunduk?

"Answer meee?!" Algazka menaikkan nadanya sedikit.

Jantung siapapun berhenti sesaat, kecuali ...Alessandra yang masih tersenyum tenang.

"Kamu udah berani membantah saya, Allesandra?!" tanya Algazka yang belum mendapatkan jawaban dari Allesandra.

"Katanya jangan berisik? Idiottt!"

SYUTTTTTT!!!

"ALLESANDRAAA!"

Teriakan suara Algazka yang memenuhi istana dengan tiga lantai tersebut. Suara mencekam mengarah pada Allesandra yang sudah ngacir keluar dari kamar Algazka di lantai dua. Semua yang ada di dalam istana rumah milik Algazka mendadak berhenti bernafas dan berdiri mematung. Bagaimana tidak? Suara Algazka adalah suara yang sangat ditakuti ketika dia sudah mengumandangkan intonasinya dengan lantunan super tinggi.

Beberapa pelayan rumah tangga dan pengawal yang hanya bisa diam saat suara Algazka memekik gendang telinga mereka. Algazka marah pada Allesandra yang sudah seenaknya memberikan umpata pada dirinya.

Idiot? Betapa beraninya Allesandra yang menghina dirinya seperti ini.

"ALLESANDRA, DON'T RUN!"

Teriakan Algazka masih terdengar jelas meski Allesandra sudah masuk kembali ke kamar dan mengunci pintu kamar pribadinya secara rapat-rapat. Kamar yang dia singgahi hampir satu bulan saat kakinya menginjakkan di istana milik Algazka Zinadine Geus. Istana yang membawa dirinya ke dalam wahana penuh kejutan dengan nyali keberanian yang Allesandra miliki.

"Mampus gue!" Allesandra berdiri di balik pintu kamarnya.

Merasakan detak jantung dia yang berdebar cepat. Kata-kata idiot yang pertama kali dia lontarkan pasti sudah berhasil mengundang amarah Algazka yang memiliki status sebagai suami. Yah, anggap lah demikian setelah Garvin - sang ayah menikahkan dia tanpa membutuhkan persetujuan dan keikhlasan penuh dari Allesandra meski dia ahu kalau Algazka yang tidak pernah sedikit pun menganggapnya. Namun Allesandra tidak mau mengambil pusing. Dia memilih menjadikan dirinya sebagai seorang istri yang tetap patuh meski seringkali memancing amarah Algazka.

Maklum saja, Allesandra bisa dikatakan bukan perempuan yang penurut seutuhnya. Dia sering melakukan hal-hal yang bertentangan dengan peraturan Algazka secara diam-diam. Sering keluar dari rumah padahal Algazka yang sudah menyuruh Allesandra agar diam di dalam kamar. Allesandra juga sering masuk ke kamar Algazka tanpa mengetuk pintu setiap paginya dan masih banyak hal lainnya yang mengganggu hati Algazka karena ribuan tingkah Allesandra.

"ALLESANDRAAA!!" teriakan Algazka yang masih membuat Allesandra menutup pintunya rapat-rapat.

Allesandra perlahan-lahan menjauhi pintu dan mengamati pintu kamar yang diketuk secara kasar. Daun pintu yang terlihat bergetar dengan suara teriakan Algazka. Baru kali ini dia melihat suami terpaksanya itu menggedor pintu kamar milik dia.

"Nggak mauuu!" Allesandra bergumam dan terkekeh geli.

Upsss! Allesandra langsung menutup mulutnya. Menghindari suara tawa dia yang terdengar oleh Algazka dari luar kamar.

Allesandra masih cekikikan karena tahu Algazka yang tengah murka setelah dia melampiaskan kata idiot.

Memang benar kok. Lagian Algazka itu aneh sekali. Dia tidak pernah suka mendengar suara Allesandra, tapi selalu menuntut Allesandra berbicara setiap dia bertanya. Tidak boleh juga diperkenankan untuk bertemu dengan orang tua dia sendiri. Padahal Allesandra sangat merindukan sekali pada keluarga yang menjadi perhiasan berharga di dalam hatinya. Kerinduan yang hanya bisa dia pendam demi keluarganya apalagi Denadya yang baru melahirkan adik bungsunya.

Bwekkkk! Allesandra menjulurkan lidahnya ke arah pintu.

"ALLESANDRAAA!!" Algazka terus menggedor-gedor pintu kamar milik Allesandra yang berada di seberang kamar miliknya.

Kamar yang dia persiapkan untuk Allesandra karena Algazka tidak pernah sudi untuk berada di dalam kamar yang sama dengan Allesandra. Dia juga tidak peduli dengan statusnya sebagai seorang suami. Semua hanya tercatat diatas kertas dan di mata para pandangan saksi saja. Bagi Algazka, perempuan itu hanya datang dari keluarga pembunuh yang akan dia buat menderita. Algazka akui bahwa selama sebulan ini dia tidak pernah bersikap baik pada Allesandra. Selalu menaruh harap besar agar Allesandra memohon pada dirinya untuk membantu mengakhiri kehidupan dia.

"Where is the keyyy???" tanya Algazka yang langsung menyorot seorang pelayan yang tidak jauh dari pandangannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   290. Lorong Kecewa

    "Allesa?""Argaaa?" Allesa tersenyum ketika dia mendapatkan Arga yang ternyata ada di hadapannya.Tidak menyangka ketika dia bertemu kembali dengan Arga. Rupanya Arga ada di tempat makan yang sama. Dilihatnya Arga yang mengenakan penampilan rapi dengan jasnya. Dia terlihat jauh lebih tampan walau dulu sudah tampan di mata Allesa."Haiii, Allesa?""Ehhh?" Allesa refleks memundurkan langkahnya ketika Arga yang ingin memeluk dia. Kaget dan sadar kalau dia sekarang telah menjadi istri dari Algazka. Tidak sepantasnya dia berpelukan walau Allesa dan Arga tidak memiliki hubungan apa-apa.Mendapat reaksi Alllesa yang terkesan menjaga jarak hanya membuat Arga tersenyum. Mungkin karena terlalu lama tidak bertemu jadi membuat hubungan mereka menjadi canggung. Tidak sedekat seperti dulu yang bagaikan ulat dan kepompong."Kamu apa kabar?" tanya Arga yang langsung mengalihkan agar suasana tidak canggung."Aku baik. Kamu gimana? Ngapai

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   289. Private Room

    "Makasih ya, Algazka. Aku bener-bener suka banget. Makanannya juga enak-enak." Allesa tersenyum senang ketika Algazka benar-benar membawa dia ke sebuah restoran mewah.Tempat makan yang pastinya tidak pernah Allesa datangi. Super senang karena Allesa yang sudah lama tidak keluar rumah, jalan-jalan atau menghabiskan waktunya. Gara-gara menjadi tahanan Algazka jadi membuat dia lebih banyak di rumah.Dan sekarang Allesa benar-benar merasakan bahagia apalagi makanan yang disajikan sangat lezat. Daging khas yang super meleleh ketika dia memasukkan ke dalam mulutnya.Tadi Algazka menawarkan Allesa jika ingin menambah. Sejujurnya mau sih, tapi Allesa sudah terlalu kenyang karena dia yang juga menghabiskan menu pembuka dan beberapa dessert yang Allesa pesan."Kenyang banget deh dan aku happy." Allesa masih belum menghentikan pujiannya. Terlalu senang jadi membuat dia banyak mengoceh walau perutnya sudah full.Algazka yang mendengar itu jadi tersenyum. Lucu sekali memang istrinya yang berada d

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   288. Mandi Bareng

    "Lagi ngomongin apa?""Siapa?""Kamu tadi sama Garvin." Penyebutan nama Garvin yang masih membuat Allesa tahu kalau suaminya itu tidak sudi menganggap Garvin sebagai ayahnya.Padahal kan setelah menikah seharusnya bisa menganggap Garvin sebagai orang tua juga. Tapi mana mungkin Algazka sudi walau Allesa melihat banyak perubahan sikap dari Algazka."Lagi ngobrol biasa aja." Allesa sedikit menjelaskan.Algazka sudah pulang dan dia tadi sempat melihat Allesa yang sedang mengobrol bersama Garvin di halaman belakang dari teras kamarnya. Kebetulan dia memang langsung masuk ke dalam dan menuju kamarnya. Ingin bertemu Allesa, tapi tidak ada. Ternyata istrinya sedang bersama Garvin."Kamu kok pulang nggak bilang sama aku?" tanya Allesa yang sudah duduk diatas kasur sambil mengamati Algazka yang tengah menggulung lengan pakaiannya.Kaget juga saat melihat Algazka yang ternyata ada di dalam kamar. Gara-gara tadi serius berbicara dengan Garvin jadi membuat Allesa tidak sadar melihat mobil Algazka

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   287. Bisnis Gelap

    Allesa hanya bisa menghela nafasnya semenjak dia keluar dari ruang bawah tanah dan bertemu dengan Zie. Sikap Zie belum bersahabat sejak mereka membicarakan tentang Alan."Masih nggak habis pikir." Allesa bergumam pelan.Berusaha mengalihkan pikirannya, tapi dia belum bisa. Masih terbayang pada ucapan Zie yang menjelaskan tentang Alan. Bagaimana bisa Alan yang sampai melecehkan Zie? Kakak yang masih Allesa sayangi dan percayai namun pada kenyataannya sikap dia di belakang ..."Allesa?""Ehh?" Allesa yang refleks kaget karena mendengar panggilan yang menyebut nama dirinya.Kaget karena terlalu banyak memikirkan Alan dan juga Allesa."Kamu ngapain bengong gitu, Nak?" tanya Garvin yang sudah membuat Allesa nyengir kuda.Ekspresinya berubah secepat kilat ketika melihat Garvin yang ternyata memanggil dia."Sini, sini duduk." Allesa menepuk-nepuk sisi sebelahnya yang masih kosong.Kebetulan dia duduk di halama

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   286. Nelangsa

    "Dia Alando Danaro, kakak aku!" ketegasan Allesa yang kembali dia lontarkan pada Zie yang sudah terdiam.Dia mematung dan membisu. Lebih tepatnya Zie tidak bisa mengungkapkan kata-katanya lagi setelah tahu bahwa Alan adalah kakak Allesa. Alan kakak kandung Allesa? Itu tidak mungkin.Zie mengambil langkah mundur dan menuju sofa yang terdapat di dalam ruangannya. Dia duduk dengan tatapan nelangsa. Pikiran Zie melayang dan tarikkan nafas yang terasa berat atas dunia yang nyatanya tidak luas.Melihat itu Allesa yang belum keluar kembali mendekati Zie. Dia berjalan perlahan dan duduk di sebelah Zie yang memandang lurus ke depan. Allesa mengamati Zie dengan seksama. Ada tatapan kosong, kesedihan, dan kekecewaan yang Allesa dapatkan.Beberapa menit terlewati tanpa ada satu pun kata yang terdengar. Zie yang masih diam dan Allesa yang tidak mau mengganggu hatinya. Terlebih dia tidak mau semakin menyudutkan posisi Zie apalagi sekarang dia tahu kalau semua i

  • Istri Tawanan Tuan Tiran   285. Tekanan Tinggi

    "Apa maksud ucapan lo? Jangan sembarangan kalo ngomong!" Zie memberikan peringatan pada Allesa dengan nada tegasnya.Zie merasa direndahkan atas kata-kata yang tertuang lewat mulut Allesa. Di satu sisi nada Allesa yang terdengar memberikan pernyataan, bukan pertanyaan. Tentu saja hal itu membuatnya tersinggung."Aku cuma nanya. Kamu hamil anak siapa?" tanya Allesa kembali. Nada dia pelan, tenang, dan penuh perhatian.Sama sekali tidak mengintimidasi keadaan Zie sedikit pun. Yang jelas dia memang mau tahu tentang kebenaran sesungguhnya. Allesa tidak mau menilai Algazka sebelah mata apalagi jika dia bukan penanggung jawab atas keadaan yang terjadi sesungguhnya.Hari itu Allesa mendatangi Zie yang masih berada di ruang bawah tanah setelah tadi meminta Daskar untuk mengantar. Daskar sudah keluar karena Allesa yang tidak mau ditunggu oleh dia saat ingin berbicara pada Zie empat mata di ruang bawah tanah itu.Jangan fokus dengan tempat yang dit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status