Share

EP7 Ini Salah

"Kenapa?" tanya Enzo lagi, Kinara tidak mengerti dengan arah pemikiran Enzo.

"Kenapa kau malah menanyakan hal itu, kak? ini soal hubungan kita, sudah cukup! jangan jalani hal gila ini lagi, mari melupakan semua nya." Jelas Kinara lebih terperinci lagi.

"Aku tidak mau, tugas mu.. cukup diam. Dan serahkan semua urusan nya kepada ku, jangan pikirkan apapun." kata Enzo dengan wajah tenang nya, ia tidak mau mendengar bantahan apapun.

Seketika tangan Kinara mengepal, ia kesal dan marah karena Enzo tidak mengerti dengan perasaan nya. Kinara berlalu pergi begitu saja, dan Enzo sudah membuka pintu itu. Karna Kinara kalau sudah marah tidak akan peduli dengan sekitar nya, hanya terus melangkah mengikuti naluri hatinya.

Mata tajam Enzo menatap kepergian Kinara, terus hingga bayangan wanita itu tidak terlihat di matanya.

"Dia hanya menatap ku, kala membahas perpisahan saja." Ucap nya, Enzo tidak suka itu.

Enzo ingin Kinara terus menatap nya, memerhatikan dirinya dalam hal apapun. Tidak memalingkan wajah nya dan tersenyum sangat manis kepada nya, itulah yang Enzo inginkan dari Kinara.

"Kenapa itu sulit sekali, dia selalu memperumit segala nya."

••

Sore hari Kinara baru selesai dari membersihkan diri, ia merasa segar kala berendam sampai setengah jam tadi. Kinara melihat kasur nya, bayangan tentang Enzo yang menyentuh nya terlintas di benak nya.

Seketika Kinara membuang pikiran itu jauh-jauh, ia berusaha untuk tidak mengingat nya. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, "Siapa?"

"Bi Surti, Non.. mau antar makan malam."

Kinara pikir jika Enzo yang datang, ia menghela napas lega. Kinara membuka pintu, ia melihat Bi Surti yang masuk dengan membawa nampan berisi makan malam nya.

"Loh kenapa diantar, Bi? nanti juga Nara akan ke tempat makan kalau lapar.."

"Tuan muda yang menyuruh nya, Non. katanya nanti tidak ada yang menemani nona makan, karna tuan muda ada pekerjaan yang mendadak." Jelas Bi Surti, Kinara mengharapkan jika Enzo tidak pulang sampai seminggu kedepan.

Bi Surti tidak berbicara banyak, ia berlalu pergi dari ruangan Kinara. Kebetulan Kinara juga sudah lapar, ia langsung menyantap makanan nya yang kebetulan masih hangat.

Kinara makan sambil ingin mengerjakan tugas kuliah nya, ia sedang berkuliah semester satu. Karena sang ibu menikah dengan Relga, ia mendapat kesempatan untuk berkuliah di kampus terfavorit di kota Jakarta.

Kinara mengambil jurusan pendidikan, hal yang ia cita-citakan dari dulu. Sekalipun Relga merayu nya untuk mengambil jurusan kedokteran, tapi ntah kenapa.. Kinara ingin mengambil pendidikan saja.

Kinara mengerjakan tugas nya sambil makan, ia memeriksa ponsel nya yang terdapat pesan dari sahabat dekat nya yaitu, Reni.

Ternyata juga ada panggilan tak terjawab dari kekasih nya, ya! Kinara memiliki kekasih dari masa SMA nya. Seketika Kinara langsung terkejut, ia teringat dengan hal yang telah ia lakukan. Pengkhianatan yang telah ia lakukan kepada sang kekasih, seketika air mata Kinara jatuh tanpa di minta.

Hingga Kinara terkejut karena ponsel nya berdering, ia melihat Fero yang menghubungi nya. Kinara ragu mau mengangkat panggilan itu atau tidak, ia tidak sanggup mengatakan apapun kepada Fero.

"Aku harus apa?" lirih nya, Kinara menangis kencang. Ia merasa sangat jahat untuk Fero.

Kesucian nya telah hilang dirampas oleh kakak tirinya dan juga malah menikah dengan Enzo. Air mata Kinara mengalir deras kala Fero terus menghubungi nya, ia harus mengangkat panggilan itu.

Dengan menarik napas dalam-dalam, Kinara mengangkat panggilan dari sang kekasih.

"Halo, Nara. kenapa kau tidak ada menelpon ku? tidak menjawab pesan ku? bahkan tidak ada datang ke Kampus? apa kau baik-baik saja?" Pertanyaan itu datang beruntun.

Kinara menangis mendengar nya, ia membekap mulut nya agar Fero tidak mendengar isak tangis nya.

"Sayang? apa kau mendengar ku?"

"Aku dengar, sayang.. aku.."

Suara pintu terbuka membuat Kinara terkejut, pintu itu terbuka dengan suara yang kuat. Kinara melihat Enzo yang berdiri tegak dengan wajah penuh amarah, tangannya mengepal. Dengan gerakan cepat Kinara mematikan panggilan itu, ia berusaha untuk tetap tenang.

"Siapa? siapa orang yang telah kau panggil sayang itu, ha?!" Suara menggelegar itu membuat Kinara semakin takut.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status