Share

EP6 Akhiri saja, Kak!

"Duduklah, diam dan jangan banyak protes." kata dari Enzo membuat Kinara pasrah. Ia tidak bisa pergi dari ruangan ini, dengan penuh kebencian Kinara duduk di sofa. Ia menatap ke arah jendela besar yang ada dibelakang Enzo, tatapan nya jauh sekali.

Enzo menghela napas berat nya, ia duduk di kursi kerja nya sambil memerhatikan Kinara yang sudah diam tidak melakukan hal apapun lagi.

"Jika lapar, ambil makanan di lemari itu." Ucap Enzo, Kinara mengangguk saja.

Kinara memerhatikan ruangan kerja milik Enzo, ia bangkit untuk melihat lebih dekat lagi. Kinara melihat ada foto Enzo dengan mendiang ibu nya, Kinara ingat dengan kata dari Relga.

"Ibu Enzo meninggal karena kecelakaan bersama dengan Enzo, disaat kecelakaan itu nyawa nya hilang."

Kinara menjadi kasihan, ia tahu rasanya kehilangan orang yang tersayang. Rasa sakit yang teramat saat ia kehilangan ayah nya, Kinara melihat senyum yang lebar terbit diwajah menggemaskan itu.

Kinara tidak menyangka jika Enzo bisa tersenyum lebar seperti itu, ia menatap sebentar kearah Enzo yang sibuk dengan keyboard laptop. Tangan nya lihai bergerak diatas sana, Kinara balik melihat foto keluarga kecil yang bahagia itu.

"Aku lapar.." perut Kinara sudah berbunyi, ia melihat lemari yang dikatakan oleh Enzo. Kinara membuka nya dan melihat banyak nya stok makanan, ada roti yang mungkin akan mengisi perut nya yang kosong.

Kinara makan dalam diam, roti itu memenuhi mulutnya. Tiba-tiba ia tersedak, Kinara batuk-batuk membuat Enzo langsung berlari kearah nya.

"Ada apa?" Enzo panik sekali, ia mengambil minum di meja kerjanya.

"Minumlah." dengan cepat Kinara menerima botol minum itu, menenggak nya hingga tersisa sedikit saja di botol itu. Barulah Kinara merasa lega, ia terengah-engah.

Enzo tersenyum tipis, ia merasa lucu dengan tingkah Kinara. "Hanya bocah yang tersedak saat makan, dan itu kau." ejek nya, tangan nya menarik gemas hidung mancung adik nya.

Kinara sebenarnya terkejut melihat apa yang dilakukan kakak nya, ia memalingkan wajah nya kearah lain karna mata tajam yang seperti elang itu terus saja menatap nya. "Dengar, kau cantik sekali."

pujian itu membuat Kinara merasa malu, tapi ia mencoba menalarkan pikiran nya. Cukup Enzo yang gila, dirinya jangan. Mereka adalah kakak adik, sekalipun tiri tetap saja kakak adik.

Enzo benar-benar tidak bisa menahan semua nya lagi, ia begitu tergoda melihat Kinara. Padahal saat bersama dengan Bella, Enzo tidak pernah merasakan hal ini. Sekalipun Bella pernah bertelanjang dada didepan nya, tapi Enzo bisa menahan hasrat nya.

Enzo menarik tangan Kinara dan mengubah posisi hingga Kinara ada di pangkuan nya. Tentunya Kinara terkejut, tapi Enzo malah menarik tengkuk nya dan melakukan tautan bibir untuk yang kedua kali.

Kinara ingin memberontak, "Diam dan patuh, atau aku akan melakukan hal yang lebih lagi." bisik Enzo mengancam Kinara. Membuat tubuh mungil itu membeku, ia mengeluarkan suara yang sangat dibenci kala merasakan gigitan di leher jenjang nya.

Kinara hanya diam membiarkan Enzo, ia tahu kekuasaan kakak tirinya itu. Yang membuat Kinara takut jika Enzo mengatakan semua nya tentang hubungan mereka, ia tidak mau itu terjadi.

"Aku belum siap melihat tatapan kecewa dari ibu, dan belum siap melihat kekecewaan di mata ayah Relga.." Gumam Kinara didalam hati.

"Ahh"

Tiba-tiba Kinara merasakan ada jari yang mengaduk milik nya, ia merintih mengeluarkan suara memalukan itu. Wajah Kinara memerah karna betapa nikmatnya perlakuan Enzo, sedikit berbeda dengan kemarin malam.

Kinara berteriak kencang kala merasakan pelepasan nya, ia terengah-engah di pangkuan Enzo.

"Nikmat sekali kah?" tanya nya, Kinara enggan menjawab. Pelepasan nya tadi sangat dahsyat sampai ia merasakan milik nya yang sangat basah.

Enzo menjilat jari nya yang tadi mengaduk milik Kinara, tanpa jijik sedikitpun. Kinara melihat wajah Enzo yang menikmati cairan nya yang mungkin menempel pada jari Enzo, kakak nya itu tersenyum smirk.

Kinara memalingkan wajah nya kesamping, ia tidak menyangka ternyata Enzo adalah pria yang sangat mesum. "Kak, ingatlah. Kita adalah keluarga, cukup jangan lakukan hal ini lagi, kak." Pinta Kinara dengan sangat serius.

"Tapi, aku adalah suami mu. Sah dimata hukum dan agama, aku bebas melakukan apapun." Ucapan simple itu membuat Kinara terdiam.

Karena Kinara hanya diam, Enzo ingin melanjutkan aksi nya. Tapi, suara ponsel berdering menghentikan aktivitas. Dengan malas Enzo mengangkat panggilan itu, tanpa membaca siapa yang menelpon dirinya.

"Halo"

"Enzo, katanya Bi Surti kamu ribut sama adik, apa itu benar?"

Enzo langsung menurunkan Kinara, ia bangkit dan memberi kode kepada Kinara untuk diam.

"Tidak ada, ayah. aku tidak ada ribut dengan Nara, pasti Bi Surti salah paham."

perkataan Enzo membuat Kinara membeku, ia takut kalau Bi Surti sudah mengatakan hal lebih.

"Benarkah?"

"Iya ayah, tanyakan saja pada Nara."

"Ayah sudah menghubungi nya, tapi tidak bisa. Kau tahu, adik mu sangat jarang bermain ponsel nya."

"Mungkin, aku tidak terlalu memerhatikan nya."

Enzo berbicara dengan ayah nya sambil menatap Kinara yang sedang memerhatikan nya, ia tahu arti kecemasan wajah itu.

Setelah panggilan berakhir, Enzo menghela napas berat. Ia kembali ke kursi kerja nya, untuk melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda.

"Ayah tidak curiga kan, Kak?" tanya Kinara, ia takut sekali.

"Tidak, aku sudah meyakinkan nya. Soal Bi Surti aku yang mengurus nya nanti, jangan pikirkan apapun." Ucapan Enzo membuat Kinara sedikit lega, sekalipun ada kekhawatiran sedikit.

"Kak, sebaiknya kita akhiri saja semua ini. Soal kau yang telah merebut mahkota ku.. aku janji tidak akan mempermasalahkan nya." Kata Kinara, ia menatap intens wajah tampan yang juga menatap nya.

"Kita bercerai, dan melupakan kejadian itu. Bahkan kejadian hari ini, semua nya kak. Aku tidak mau menghancurkan kebahagiaan kedua orang tua kita, dan juga kebahagiaan mu, kak."

"Kenapa kau menatap ku hanya kala membahas perpisahan?" pertanyaan dari Enzo membuat mata Kinara membulat sempurna. Dari semua perkataan nya, Enzo malah mengambil kesimpulan itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status