Share

Istri Tersembunyi si Dosen Muda
Istri Tersembunyi si Dosen Muda
Author: Imeldanadya2003

Permulaan

“Gila yah itu dosen! Masa iya kita harus buat 5 makalah dalam 3 hari?” ucap Riana dengan kesal, “Na, kamu kok bisa sih bertahan dengan orang yang ketus, kiler kayak dia?”

Nama dosen kiler itu adalah Andreas Nugraha Prayoga. Bukan hal yang aneh lagi jika dosen dan mahasiswanya memiliki hubungan yang special. Namun, hal yang membuat Riana bingung adalah bagaimana Kirana bisa bertahan dengan Andreas yang sudah pasti tidak memiliki sisi romantis sama sekali.

“Lo itu selama ini salah tau menilai dia,” ucap Kirana sambil melihat hadphonenya.

Riana mengerutkan keningnya. “Maksud kamu?”

“Dia itu sebenernya romantis banget tau,” ucap Kirana sambil tersenyum malu.

Riana semakin keheranan dengan sikap Kirana yang seperti itu. “Emang yah orang kalau udah buta tetap aja buta!” Ucap Kirana sambil menggelengkan kepalanya. “Mau pulang bareng aku gak?” tawar Riana. Riana memang terbisa membawa motornya sendiri, selain menghemat waktu tapi juga menghemat uangnya.

Kirana menggelengkan kepalanya. “Enggak deh, gue nunggu Andreas dulu. “ Tolak Kirana.

“Yaudah, aku pulang duluan yah, Na. Bye!.” Riana pun meninggalkan Kirana yang sedang menunggu Andreas sendirian.

Sebenarnya tadi sebelum dia keluar dari kelas, dia mendapatkan pesan dari papahnya untuk segera pulang ke rumah. Dengan rasa penasaran yang begitu besar, akhirnya Riana pulang menuju rumahnya.

“Ada apa sih pah? Kok mendadak nyuruh aku datang kesini?” ucap Riana yang sudah sangat penasaran dari tadi. Karena jarang sekali papahnya menyuruhnya pulang cepat.

“Papah Sengaja menyuruh kamu kesini karena ada yang harus papah omongkan ke kamu,” ucap Bram dengan serius. “Papah mau kamu bertunangan dengan pria pilihan papah!”

Tidak ada respon sama sekali ketika Bram mengucapkan hal itu. Namun, tak lama kemudian Riana tertawa terbahak-bahak. “Kok papah bisa bercanda kayak gini sih, papah tau kan peraturan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa itu tidak boleh menikah?” ujar Riana sambil berusaha untuk menahan tawanya tidak percaya papahnya.

“Papah gak bercanda Riana, kamu tau bagaimana sifat papah kan? Papah mau kamu menikah dengan pria pilihan papah! Papah tau kamu pasti akan menolak hal ini, tapi yang harus kamu tau kalau selama ini beasiswa yang kamu dapatkan bukanlah murni dari hasil kerja keras kamu!” tegas Bram. “Kamu tau kan Riana papah cuma seorang pedagang baju, dan papah sudah tidak sanggup untuk menbiayai kuliah dari awal sampai sekarang kamu kuliah S2. Orang yang memberikan kamu beasiswa adalah pemilik dari kampus kamu dia adalah sabahat papah saat sekolah dulu dan kalau kamu tidak mau menerima perjodohan ini, beasiswa kamu akan dicabut.”

Mendengar hal itu membuat Riana sedikit tercengang, dia mengira beasiswa yang sekarang dia dapatkan adalah hasil dari kerja kerasnya sendiri, namun ternyata dia salah. Ada campur tangan papahnya yang membuat dia mendapatkan beasiswa ini.

Riana menggelengkan kepalanya. “Enggak, Pah. Riana Enggak mau!”

“Kamu harus mau yah sayang, kalau kamu menolak perjodohan ini maka usaha milik kita pun akan hancur, karena sahabat papah kamulah yang awalnya membantu memberikan modal,” ucap Ranti yang tiba-tiba datang dan duduk disamping Riana.

“Lalu kenapa kalian mengorbankan aku?” tanya Riana hampir menangis.

Bram menggelengkan kepalanya. “Enggak, Riana. Kami tidak mengorbankan kamu. Kami memikirkan masa depan kamu. Kalau tidak dengan cara begini, kami tidak bisa membiayai kuliah kamu, dan ketika kamu menikah dengan anak dari pemilik kampus kamu, semua kebutuhan kamu akan terpernuhi.”

“Tidak, aku tidak mau menikah dengan pria yang aku pun tidak tau dia itu siapa dan aku tidak mencintainya,” ucap Riana dengan tegas menolak.

Ranti mengusap-ngusap punggung Riana. “Cinta itu akan datang seiring dengan berjalannya waktu, Riana, dan mamah yakin setelah kamu mengenalnya kamu akan jatuh cinta padanya.”

Bram mengganguk menyetujui apa yang Ranti katakana. “Papah yakin, dia akan menjaga kamu dengan baik. Papah mohon kamu mau menerima semua ini, ini demi kebaikan kamu.”

Melihat kedua orang tuanyamemohon seperti itu kepadanya membuat Riana tidak tega. “Kapan aku bisa bertemu dengan dia?” tanya Riana sedikit ragu, “Memang sulit buat aku menerima semua ini. Tapi… “ Riana menarik nafasnya dengan berat “Karena ini permintaan dari papah dan mamah, aku akan mencobanya.” Lanjutnya.

Mendengar putri kesayangannya mulai luluh membuat Bram tersenyum. “Malam nanti, mereka akan datang.”

Sebetulnya Riana sangatlah bimbang antara menuruti keinginannya atau menuruti keinginan kedua orangtuanya. Dia memiliki mimpi yang harus dia capai namun, Riana tidak tega harus melihat orangtuanya hancur karena dirinya.

Seperti saat ini, Riana sedang duduk ditengah rumah dengan kedua orangtuanya. Riana merasa gugup sambil memaikan jarinya, entah karena dia belum siap untuk bertemu dengan lelaki itu atau karena dia penasaran siapa yang akan menjadi calon suaminya itu.

Tak lama mereka bertiga mendengar suara ketukan pintu dari luar. Ranti pun segera membukakan pintu disusul oleh Bram. Riana yang posisi duduknya membelakangi pintu sehingga dia tidak mengetahui bagaimana wajah dari calon suaminya. Sungguh dia sangat gugup sekali.

“Saya senang bertemu dengan anda, pak Bram.” Riana merasa tidak asing dengan suara itu

Riana membalikkan badannya dan tatapannya bertemu dengan seseorang yang sangat dia kenal. Riana sangat kaget begitu pun dengan pria itu, sampai pria itu duduk di samping Riana pun dia masih belum sadar dengan keterkejutannya itu.

“Ini mimpi kan?” pikir Riana.

“Kenapa kamu melihat saya seperti itu?” mendengar ucapan itu membuat Riana tersadar. Bagaimana ini tidak mungkin dia mau menikah dengan laki-lagi kiler seperti dia?.

“Tidak pak,” ucap Riana dengan takut karena mengetahui sikap Andreas yang ketus dan tidak segan untuk memarahinya.

Perbincangan antara dua keluarga pun dimulai dari membicarakan tanggal pertunangan hingga tanggal pernikahan. Riana tidak ikut serta sama sekali dalam pembicaraan ini sedangkan Andreas sedikit memberikan pendapatnya.

“Kalian pasti sudah saling kenal kan?” tanya Ranti.

Andreas mengangguk, “iya tante kami sudah saling kenal,” jawab Andreas.

Ranti tersenyum mendengar Andreas memanggilnya dengan sebutan “tante”. “Jangan panggil tante, sebentar lagi kan kamu bakalan menjadi menantu dari keluarga ini. Panggi aja mamah.”

Andreas mengangguk dengan sopan. “Baik.. mah,” ucapnya sedikit ragu yang membuat Ranti sedikit tertawa.

Pikiran Riana masih campur aduk ditambah dengan kenyataan bahwa dia akan bertunangan dengan pria yang menjadi pacar dari sahabatnya. Bagaimana dia harus menjalani semua ini?.

“Baiklah tanggal dan tempatnya sudah kami tentukan bagaimana menurut kalian?” tanya Aldi kepada Andreas dan Riana

“Bagaimana dengan kuliahku yang sedang aku tekuni?” tanya Riana. Tidak salah bukan kalau Riana menanyakan hal ini, karena dia juga harus memikirkan masadepannya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
kristina situmorang
lanjut donk thor cerita nya,, jadi pemasaran nih cerita antara riana dan andreas
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status