Share

Istri Yang Kau Anggap Mandul
Istri Yang Kau Anggap Mandul
Penulis: Eladzaky

Bab 1 - Titik Kehancuran

Penulis: Eladzaky
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-23 20:09:13

POV Alya

"Apa, Mas?!"

Suaraku tercekat di tenggorokan.

“Kamu mau... menikah lagi?” tanyaku tak percaya.

Kupandangi wajah Mas Azam dalam-dalam, berharap semua ini hanya lelucon yang kelewatan batas. Tapi tatapan matanya serius, nyaris tanpa ekspresi.

“Mas bercanda kan?” lanjutku, dengan suara yang mulai bergetar. Tapi begitu melihat rautnya yang kaku, tanpa senyum sedikit pun, air mataku langsung jatuh. Mengalir deras, tanpa bisa kucegah.

“Mas serius, Sayang,” ucapnya pelan.

“Ibu memaksa Mas untuk menikahi Dina, biar Mas bisa punya keturunan. Kamu tahu kan, Ibu dan Bapak sudah sepuh... mereka ingin banget punya cucu.”

Aku menatapnya tak percaya. Suara tawaku pecah, tapi getir.

“Halaah... bilang aja Mas juga suka sama Dina itu, kan?!” suaraku meninggi. “Janji-janji Mas selama ini ke mana? Katanya cuma cintain aku, katanya gak bakal ninggalin aku... tapi sekarang?!”

Hatiku seperti dihujam ribuan pisau. Sakitnya gak bisa dijelasin.

Tujuh tahun aku setia, tujuh tahun aku berjuang di tengah hinaan mertua dan adik ipar, dan sekarang... suamiku sendiri yang menghancurkan semuanya.

“Sayang, tolong dengerin Mas dulu,” katanya cepat. “Cinta Mas ke kamu gak berubah, sumpah! Mas masih sayang banget sama kamu. Tapi Mas juga pengen punya anak, Sayang. Kamu tau kan, Ibu dan Bapak tiap hari nanya cucu. Jadi, tolonglah... izinkan Mas menikah lagi sama Dina. Mas janji akan adil ke kalian berdua.”

Aku terdiam sejenak, lalu tersenyum miring. “Adil?”

Suara tawaku pecah lagi, kali ini penuh sarkas.

“Mas, di dunia ini gak ada poligami yang adil. Dimana-mana, madu selalu lebih manis. Dan aku tahu, pada akhirnya, akulah yang bakal tersingkir.”

Mataku menatapnya lurus. “Jadi selama ini Mas juga berpikir, aku mandul?”

Suaraku bergetar, tapi nadanya tajam. “Emang kita pernah periksa ke dokter? Belum kan? Jadi, dari mana kesimpulan itu datang?”

Mas Azam menunduk. “Bu... bukan gitu maksud Mas. Tapi... di keluarga Mas gak ada yang mandul, baik laki-laki atau perempuan. Jadi...”

Aku langsung memotong. “Jadi kamu yakin, aku yang mandul?”

Suaraku mulai meninggi. “Mas, kemampuan punya anak itu bukan diturunkan! Keluargaku juga sehat semua. Kalau berani, ayo kita periksa ke dokter, biar jelas siapa yang mandul!”

Mas Azam langsung panik. “Loh loh, kok jadi ke dokter segala. Ya udah, iya, Mas minta maaf. Maksud Mas bukan nuduh kamu mandul. Cuma... sampai kapan Mas harus nunggu? Mas pengen banget punya anak, Sayang. Jadi... satu-satunya jalan ya ini. Mas terima aja tawaran Ibu buat nikah sama Dina.”

Dia menatapku, memohon. “Mas tahu kamu sakit hati. Tapi cobalah tenangkan diri. Mas tetap cinta kamu, meski nanti ada Dina.”

Aku tercekat. Dadaku sesak.

“Cinta?” aku hampir tertawa. “Cinta apa yang tega berbagi ranjang dengan orang lain?”

Seketika amarahku memuncak.

“Mas, denger baik-baik. Sampai kapanpun aku gak akan pernah rela dipoligami!” teriakku keras, sebelum membanting pintu kamar dan berlari keluar.

Aku mengunci diri di kamar tamu. Tubuhku gemetar hebat, air mata tumpah tanpa bisa kucegah.

Kulempar bantal ke dinding, lalu terkulai lemas di ranjang.

Tangisku pecah sejadi-jadinya.

Tujuh tahun.

Tujuh tahun aku jadi istri yang setia.

Tujuh tahun menelan hinaan keluarga suamiku yang selalu menyebutku wanita mandul, rahim kosong, rahim rusak. Tapi aku bertahan, karena Mas Azam. Karena aku pikir cinta kami cukup kuat untuk melawan segalanya.

Ternyata aku salah.

Ternyata cinta saja tak cukup.

Ibu mertua memang tak pernah menyukaiku sejak awal. Ia ingin Mas Azam menikahi Dina, gadis manis  putri sahabatnya. Tapi waktu itu, Mas Azam menolak. Ia bilang, cintanya cuma buatku. Ia bahkan menentang ibunya demi menikah denganku. Aku pikir perjuangan kami dulu akan berakhir bahagia.

Tapi sekarang?

Mas Azam justru kembali pada pilihan Ibunya.

Apa artinya semua pengorbanan kami dulu?

Apa cintanya padaku cuma selemah itu?

Pertanyaan demi pertanyaan berkecamuk di kepalaku. Air mata belum juga kering sampai akhirnya aku terlelap karena lelah menangis.

Aku terbangun saat cahaya matahari menembus jendela, menampar wajahku lembut.

Pukul tujuh lewat sepuluh.

Biasanya jam segini Mas Azam sudah berangkat kerja.

Kepalaku berat, mataku bengkak. Tapi aku memaksa bangun.

Saat keluar dari kamar, rumah terasa sepi. Mungkin dia memang sudah pergi.

Biasanya, meski sedang haid pun aku tetap bangun pagi, menyiapkan sarapan untuknya, menyetrika bajunya, memastikan dasinya rapi. Tapi hari ini… tidak. Aku terlalu lelah untuk pura-pura baik-baik saja.

Aku melangkah ke dapur, berniat membuat sarapan. Tapi langkahku terhenti.

Di atas meja sudah ada sepiring roti panggang dan segelas susu hangat, kesukaanku.

Di sebelahnya, secarik kertas dengan tulisan tangan yang sangat kukenal.

“Jangan lupa dimakan sarapannya ya, Sayang.

I love you. — Azam.”

Tanganku gemetar saat membacanya. Seketika mataku panas.

Kertas itu kuremas dan kulempar ke tempat sampah.

“Semua ini manis, Mas,” gumamku lirih, “tapi sayangnya aku udah gak bisa menelannya.”

Air mataku jatuh lagi. Tapi perutku menolak diajak berdrama. Ia berbunyi minta diisi.

Akhirnya aku duduk, mengambil roti panggang itu dan memakannya perlahan.

Ya, aku tetap makan.

Yang salah bukan rotinya, tapi dia yang menyiapkannya.

Dan aku gak mau menyiksa tubuhku sendiri hanya karena hatiku hancur.

Setelah selesai, aku beranjak ke kamar mandi. Air shower yang dingin mengguyur seluruh tubuhku.

Kupanjatkan doa dalam hati.

Bukan untuk mempertahankan pernikahan ini, tapi agar aku diberi kekuatan untuk melepaskannya.

Karena mungkin, satu-satunya cara untuk menyelamatkan diriku… adalah pergi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Yang Kau Anggap Mandul   Bab 78 - Kerjasama sambil Pedekate

    POV: AuthorRaja menyomot sepotong brownies dari dalam kulkas. Tanpa piring, tanpa sendok—langsung masuk ke mulut dalam satu gigitan besar. Sambil mengunyah, ia melangkah santai menuju ruang keluarga, tempat kedua orang tuanya sedang duduk berdampingan menonton televisi.“Hmm… browniesnya masih enak,” gumamnya pelan, lalu menjatuhkan diri di sofa panjang.Sultan, ayahnya, sedang bersandar dengan kaki sedikit terangkat, sementara Magdalena—ibunya—terlihat fokus pada acara di layar. Raja melirik sesaat, lalu membuka percakapan.“Gimana, Pa? Cabang Makassar lancar?” tanyanya.Sultan mengangguk pelan. “So far so good, Ja. Progresnya sesuai target. Tapi ya namanya cabang baru, masih perlu perhatian ekstra.”Raja mengangguk sambil kembali mengunyah. “Hmm…”“Kamu nggak mau sekalian pegang Makassar?” lanjut Sultan. “Menetap di sana beberapa waktu. Biar lebih kepegang, lebih rapi pengawasannya.”Raja langsung menggeleng cepat. “Nggak dulu deh, Pa. Aku fokus di pusat aja. Sekarang kan semuanya

  • Istri Yang Kau Anggap Mandul   Bab 77 - Pindah Ke Kontrakan Baru

    POV: AuthorSetelah Joyo dipastikan sudah dapat kontrakan, Azam langsung pamit pulang. Wajahnya terlihat begitu kusut, akibat digempur terus menerus oleh masalah yang tak ada hentinya seharian ini."Nanti dulu lah Zam, bantu Bapak dulu turunkan barang-barang ini. Masa kamu tega Bapak nurunin ini semua sendirian" Cegah Joyo."Itu ada Pak Sodri, minta bantuan dia aja. Tapi jangan lupa kasih upah, hargai keringatnya""Ya sudah kalau begitu, terserah kamu" Sahut Joyo kecewa."Oh ya, satu lagi Pak. Jangan pernah hubungi aku untuk minta tolong apapun terkait urusan Bapak dengan perempuan itu. Aku gak sudi membantu lagi! ini yang terakhir" Tegas Azam seraya menaiki sepeda motornya.Sebelum melajukan sepeda motornya Ia mengangguk pada Pak Sodri tanda berpamitan, namun melewati Tatik begitu saja tanpa menyapanya sama sekali. Bahkan Naura yang sejak tadi terus memandang ke arahnya dengan penuh tanya pun tak di pedulikannya.Azam memacu sepeda motornya dengan kecepatan cukup tinggi, tujuan dia

  • Istri Yang Kau Anggap Mandul   Bab 76 - Istri Baru Joyo Ditolak Warga

    POV: AzamKepalaku sudah hampir meledak rasanya menghadapi semua yang terjadi hari ini. Jatah apesku selama setahun seolah dihabiskan semua di hari ini.Berawal dari mobilku yang mogok, minta uang ke Dina untuk bawa ke bengkel tapi tak dikasih. Semua uang yang sudah ditangannya jangan harap bisa keluar lagi.Sejak menikah dengan Dina dan keuangan diatur olehnya, aku tak pernah lagi membawa mobilku untuk servis rutin ke bengkel. Padahal dulu aku selalu merawat mobilku ini dengan baik dan tak pernah absen untuk servis setiap bulannya.Akhirnya mau tak mau aku harus mencoba membetulkannya sendiri, meski aku tak punya basic apapun tentang permontiran.Mobil belum selesai, aku dibuat shock dengan sebuah berita yang menggemparkan. Oke, lebih tepatnya memalukan, amat sangat memalukan. Bapakku di grebek warga sedang ena-ena dengan seorang janda di kontrakannya.Terrekam jelas wajah Bapakku dan wanita itu disana, sungguh memalukan. Dan apesnya lagi, aku yang dipanggil kesana untuk menyelesaika

  • Istri Yang Kau Anggap Mandul   Bab 75 - Penjelasan Raja

    POV: AlyaPuluhan pesan dan missed call dari Mas Raja masih terus berdatangan. Entah kenapa aku masih enggan membaca pesannya ataupun mengangkat telepon darinya.Lucu sih sebenarnya, kenapa aku bersikap seperti ini ya? mengingat hubunganku dengan Mas Raja masih hanya sebatas teman biasa. Lalu kenapa aku sampai se begininya?Aku terus berpikir, apakah sikapku ini tepat? Apa bukannya justru jadi kelihatan jelas kalau aku cemburu? Padahal siapa aku?"Kalau dia beneran mikir aku cemburu gimana ya? meskipun memang iya, tapi kan bukan hak aku. Dia masih bebas melakukan apapun tanpa perlu persetujuan aku" Batinku terus bermonolog.Akhirnya aku memutuskan untuk menyudahi 'silent treatment' ku daripada ujungnya malah bikin malu diri sendiri. Karena aku juga tak tau bagaimana perasaan mas Raja padaku, belum tentu juga dia suka padaku.Pucuk dicinta, ponselku berdering. Ku lihat ada nama Mas Raja di layar ponsel yang berpendar. Segera ku geser tombol hijau ke kanan untuk menerima panggilan itu.

  • Istri Yang Kau Anggap Mandul   Bab 74 - Kesedihan Laras

    "Mbak Laras kenapa? Mbak Laras sakit?" Tanya Ayu, yang melihat perubahan pada diri Laras setelah ia break makan siang tadi. Padahal sebelumnya Laras masih terlihat biasa-biasa saja.Memang setelah Laras selesai istirahat dan kembali bekerja, Ayu melihatnya begitu lesu. Wajahnya pucat dan matanya sembap. Ia juga terlihat lebih banyak melamun dan seperti tidak bersemangat."Gue gak apa-apa kok,Yu" Sahut Laras lirih. Sambil terus mengelap piring basah yang baru saja selesai di cuci."Beneran? Tapi Mbak Laras pucat banget loh.. Mbak Laras istirahat aja, atau mau pulang? aku ijinin sama Bang Erwin ya?" Ucap Ayu dengan ekspresi wajah cemas.Ayu memang wanita berhati lembut, ia mudah sekali Iba pada orang lain. Apalagi Laras merupakan rekan kerja dia satu-satunya, yang telah ia anggap seperti saudara sendiri."Gak usah Ayu... Udah lo tenang aja, gue aman. Eh, ada customer rombongan tuh" Sahut Laras sambil menunjuk ke luar dengan kepalanya.Ayu menoleh ke arah yang ditunjukkan Laras. Benar s

  • Istri Yang Kau Anggap Mandul   Bab 73 - Alya Kecewa

    Tak lama kemudian, Raja membelokkan mobilnya ke halaman sebuah minimarket. Alya langsung turun buat membeli barang pesanan ibunya.“Sebentar ya, Mas,” ucap Alya sambil membuka pintu.“Eh, aku ikut ah. Pegel juga duduk lama di mobil,” sahut Raja sambil mematikan mesin dan ikut turun.Alya mengangguk. Mereka masuk bersama, lalu berpisah arah. Alya ke lorong perlengkapan wanita, Raja menuju deretan lemari pendingin.Nggak lama Alya sudah dapat barang yang dicari. Ia berniat menyusul Raja ke bagian minuman sekalian ambil pesanan ibunya. Dari jauh, Alya melihat Raja sedang berdiri depan lemari es, pilih-pilih minuman. Tapi sebelum Alya sempat menghampiri, seorang wanita cantik tiba-tiba datang mendekati Raja.Otomatis langkah Alya terhenti. Mau mendekat tapi merasa nggak enak. Jadilah ia memilih menunggu di lorong sebelah sambil menguping sedikit.“Raja?”Raja menoleh. “Renata?”“Kamu ngapain di sini?” tanya Renata.“Oh, ada urusan aja di sekitar sini,” jawab Raja santai, jelas nggak mau je

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status