Home / Romansa / Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa / Bab 4 : Semua berkat bantuanku!

Share

Bab 4 : Semua berkat bantuanku!

Author: Pipi_Kiri
last update Last Updated: 2024-12-06 13:00:12

“A-apa?!” kali ini Gio sedikit meninggikan suaranya.

Leon Adinata, pemuda 29 tahun itu mengangguk mantap. “Gadis itu sangat pemberani! Dia sangat cocok bukan?”

Gio mengikuti pandangan Tuan Mudanya dan memperhatikan keributan kecil yang baru saja terjadi di dekat gerbang depan. Rencana Leon diam-diam datang kemari untuk mencari kelemahan musuh mereka.

“Apa Tuan yakin?” ujarnya ragu tapi sekaligus percaya, karena bosnya itu tidak pernah bercanda kalau sedang bekerja.

“Iya, Gio. Dia gadis yang tepat untukku ‘kan? Apa kau lihat gerakannya tadi? Itu adalah refleks yang bagus! Aku suka dengan wanita yang pandai bela diri!” jelasnya lagi.

Leon menampakkan senyum kecil di sudut bibirnya.

Gio pun langsung manggut-manggut mengerti.

‘Oh, sepertinya Tuan menyukai gadis itu? Ini tidak bagus!’ batinnya gelisah.

Melihat Kayla yang akan berjalan melewati mereka, pemuda itu langsung bergerak mengambil kesempatan.

“Maaf, apa kamu tidak apa-apa?” Leon bertanya dengan sopan.

Kening Kayla berkerut, melirik sekilas dan menjawab ketus. “Aku baik-baik saja. Permisi!”

Dia kembali melangkahkan kakinya.

Kali ini Leon membiarkan Kayla pergi dan kembali berdiri dengan Gio.

“Eh, anu. Maaf, Tuan Muda. Aku pikir tadi Tuan akan bilang kalau dia anggota Black Snake yang kita cari!” ujarnya hati-hati.

Orang suruhan Gio belum tahu wajah wanita itu, yang tak lain adalah Nora.

Leon menggelengkan kepalanya pelan. “Tidak, Gio. Mereka tidak mungkin muncul terang-terangan begini di depan umum. Ingat pesan papa!” tegasnya.

“Baiklah, Tuan. Aku paham, jadi apa Tuan suka padanya?” kali ini Gio tidak sabar untuk memastikan.

“Iya, dong. Dia cantik dan sepertinya pintar!” pujinya tulus.

Wajah Gio langsung berubah khawatir dan mendadak gelisah.

***

Terdengar suara riuh kemeriahan dari arah panggung utama. Ternyata pembukaan sedang berlangsung. Saat ini pembacaan kegiatan berikut sponsor acara hari ini dilanjutkan dengan peresmian festival.

Terdengar nama pemilik dari perusahaan papa Sonia yang disebut.

“Oh, aku ingat sekarang. Jadi benar, papanya memang salah satu sponsor acara ini?” gumam Kayla terlihat kesal.

Dia pun memutuskan untuk menggunakan rencananya.

“Aku akan tunjukkan kekuasaan Black Snake!”

Dengan cepat dia berjalan memasuki area orang penting di kota ini.

Meja Walikota!

“Sayang, apa itu mantan istrimu? Untuk apa dia ke arah meja VIP?”

Sonia yang sedang mengobrol dengan rekan bisnis papanya tentu terkejut saat melihat Kayla ada di sini.

Rio mengangguk. “Benar, Sayang!”

Gadis itu tersenyum licik dan bersemangat. “Ayo, Sayang. Kita juga ke sana!”

Laren Purnama adalah Walikota Green Leaf. Pria 48 tahun itu tidak bisa menutupi ekspresi terkejutnya saat melihat siapa yang berjalan mendekat ke arahnya.

“Biarkan dia lewat!” titahnya cepat pada pengawal pribadinya.

“Halo, Paman. Apa kabar?” sapa Kayla tersenyum ramah.

Laren langsung bangkit berdiri. “Ka-kayla? Apa ini benar kamu?” ucapnya tak percaya.

Kayla pun menyalami pria itu untuk menunjukkan rasa hormatnya karena biar bagaimanapun mereka ada di tempat umum.

“Aku baik-baik saja, Paman. Acara hari ini benar-benar luar biasa. Mama pasti bangga padamu,” ujarnya dengan sedikit tertawa renyah.

Laren jadi salah tingkah. “Eh, i-itu. Iya, Kayla. Kenapa tidak bilang mau kemari? Aku bisa menyiapkan semua untuk me-”

“Wah, lihat ini? Apa setelah jadi janda kamu mengincar suami orang?”

Suara ejekan dari Sonia membuat mereka semua menoleh ke belakang.

“Pak Walikota, maaf mengganggu, tapi wanita ini pasti sudah membuat Anda tidak nyaman ‘kan? Dasar tidak tahu diri!” Rio tidak ingin ketinggalan mencari muka dengan menghina mantan istrinya.

“A-apa? Apa maksud ucapan kalian?” tanya Laren tak mengerti.

Kayla yang paham, tidak ingin pria itu sampai membuka semuanya.

“Ti-tidak apa-apa, Paman. Mereka ini cuma lalat kecil pengganggu!”

Kedua mata Sonia melotot tidak terima setelah mendengar itu.

“Apa katamu? Dasar wanita kotor dan miskin!” teriaknya ketus. Mulutnya berubah manyun karena kesal.

Sementara Rio tadi sedikit terkejut saat mendengar Kayla memanggil Walikota dengan sebutan paman. Apalagi tadi mereka terlihat akrab dan tidak seperti bertemu warga biasa. Tapi sisi hatinya yang lain menolak itu semua.

Rio memberikan tatapan mengejek. “Ternyata kamu memang murahan, Kayla. Apa ini kelakuanmu yang sebenarnya? Mengincar pria tua kaya, hah? Cih!”

Kayla melirik Laren yang tampak tenang dan tidak terganggu sama sekali.

‘Kenapa harus ada mereka sih? Paman pasti bingung!’ hatinya gelisah.

Situasi jadi semakin runyam dan tambah panas saja. Namun dengan cepat Kayla mendekat dan merangkul lengan pria paruh baya itu.

“Memangnya kenapa? Apa yang aku lakukan itu bukan urusan kalian! Cepat pergi dari sini!” Kayla mengibaskan tangan kanannya dengan berani.

“A-apa?!” Sonia ternganga. “Wah! Baru dekat dengan walikota saja sudah belagu kamu!”

Sonia ingin mendekat tapi Laren dengan cepat mencegahnya.

“Jangan berani maju selangkah pun! Kalau kalian mau buat keributan di sini, lebih baik pergi!” tegasnya dengan tatapan tajam.

Mendengar itu Rio dan Sonia saling pandang.

Rio yang tidak ingin terlibat masalah berinisiatif buka suara. “Maaf, Pak Walikota. Lebih baik hindari wanita ini atau ca-”

“Ada apa ini?!”

Semua tatapan tertuju pada wanita yang bergegas mendekat. Kayla pun melepaskan rangkulannya dan bisa bersikap tenang lagi.

“Nora? Kamu juga di sini?” ucap Laren kembali terkejut.

Nora mengangguk sekilas dan memberikan tatapan isyarat pada pria itu. Seketika itu juga Laren pun mengerti.

“Nora?” gumam Sonia. Keningnya berkerut karena ia merasa pernah mendengar nama itu dari papanya.

Gadis itu tidak menyangka akan bertemu Nora di festival ini.

Sebuah keberuntungan!

“Kenapa Sonia?” bisik Rio penasaran.

“Dia adalah orang penting di kota ini, Sayang. Papa pernah bilang kalau proyek baru ada hubungannya dengan wanita ini!” jelasnya singkat.

Mendengar itu kedua mata Rio berbinar. Ini adalah kesempatan emas untuk dirinya bisa dekat dengan orang seperti Nora.

“Halo, Nona Nora. Tidak terjadi apa-apa. Hanya saja, wanita ini membuat Walikota dan kami tidak nyaman. Benar kan, Sayang?”

Sonia mengangguk cepat. “Iya, benar. Wanita gatal ini pasti ingin merusak acara festival!” ucapnya yakin dengan senyuman licik yang terbit di wajahnya.

“Diam kalian!” teriak Nora geram. “Jangan berani ikut campur dengan apa yang bukan urusan kalian! Paham?!” titahnya dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

Sonia dan Rio ternganga karena tidak menyangka Nora malah membela Kayla yang jelas-jelas hanya orang biasa yang mengacau.

Kayla tersenyum senang. “Sudahlah, Nora. Lebih baik kita pergi saja dari sini. Aku sudah mau muntah melihat wajah mereka dari tadi.”

“Heh, sok akrab kamu! Sopan sedikit dengan Nona Nora! Dasar wanita udik!” Sonia masih tidak terima.

“Cukup! Kamu yang harus sopan pada Nona Kayla!” jawab Nora cepat yang membuat gadis itu bungkam seketika itu juga.

“A-apa maksudnya dengan panggilan itu?” ucap Sonia terbata.

Kayla pun menunjuk wajah Rio dengan berani. “Lihat kan, Rio? Asal kamu tahu! Kalau bukan karena aku dan Nora, mana mungkin semua hutangmu itu lunas dan kamu bisa bekerja di perusahaan besar! Kamu bisa jadi manajer itu juga semua berkatku!”

“A-apa?!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 141 : Jaga dan Jangan Sentuh Lebih!

    Mendengar itu kedua mata Gio melotot sempurna. “A-apa anak buah kalian mengikuti kita sampai ke hotel ini?”“Tentu saja! Ayah selalu mengawasiku. Mereka pasti melihat kita saat masuk kemari. Arggh, sial!”Gio pun memeluknya erat untuk memenangkan wanita itu.“Sudahlah, tidak apa-apa. Kita harus patuh pada ayahmu!”Dia juga takut pada Damar kalau sampai mengamuk, apalagi status mereka memang belum resmi. Ancaman pria itu tidak mungkin main-main karena Nora adalah putri satu-satunya.Mereka pun akhirnya hanya ngobrol santai dan tidur bersama tanpa melakukan apapun lagi.Flashback end,Kembali keadaan sekarang. Gio membelai rambut Nora dengan sayang. Nora mencebikkan bibirnya. “Dasar orang tua kolot! Memangnya dia tahu dari mana nanti aku sudah tidur denganmu atau belum? Ayah tidak mungkin memeriksa tubuhku ‘kan?”Gio pun tertawa geli. “Dia bisa tahu hal itu saat kamu pulang dan melihat caramu berjalan nanti,” jelasnya singkat dengan sabar.Nora berbalik menatap dengan wajah yang penasa

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 140 : Melepaskan Gairah Kerinduan 21+

    Gio membawa Nora ke hotel tempatnya menginap sementara. Saat di dalam kamar, keduanya saling menyatukan bibir dengan cepat. Kembali menuntaskan hasrat yang tidak terbendung lagi.Sambil memeluk tubuh Nora dengan erat, pria itu membawanya ke dalam kamar utama, mendorong wanita itu ke arah ranjang. Jasnya sudah tergeletak di lantai bahkan Nora entah sejak kapan sepatunya terlepas.Gio melepaskan pelukannya dan memperbaiki rambut Nora yang sedikit berantakan dan meletakkan di belakang telinganya.“Apa kamu yakin?” tanya pria itu dengan wajah bersalah.Nora mengangguk pelan. “Iya dong! Kamu tidak akan kabur dan membohongiku ‘kan?” Gio terkekeh geli.“Tentu saja tidak. Aku tidak akan berani, takutnya malah dibunuh oleh Tuan Damar,” ucapnya dengan suara berat yang tertahan.Nora juga ikut tertawa mendengar pria itu menyebut nama ayahnya.“Ya sudah, anggap saja ini malam pertama kita. Mau menunggu sampai menikah, itu lama sekal

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 139 : Ke Hotel!

    Gio merasa sangat senang meskipun masih tidak percaya wanita galak sepertinya mau melakukan hal itu. Tanpa ragu lagi tangannya merangkul pinggang Nora dan tidak ada penolakan kali ini. Kalau orang lain melihat mereka sekilas pasti tidak akan menyangka kalau ternyata belum pasangan resmi. Keduanya sangat serasi!Saat karyawan yang membawa mereka tiba di ruangan VIP, hanya ada satu meja dan itu khusus untuk pasangan itu.“Mereka menyiapkan semua untukku. Jangan terlalu percaya diri, kamu kan tahu aku ini siapa!” ucapnya tiba-tiba sengaja menjelaskan supaya pria itu tidak besar kepala.Gio tidak banyak bicara lalu menarik kursi dan mempersilahkan Nora duduk lebih dulu.Nora langsung menatapnya lekat, tidak sabar untuk membuka obrolan di antara mereka.“Kenapa kamu tidak mengajakku bicara duluan saat berada di sini kemarin? Harus banget kamu menelponku dari sana!” ujarnya sedikit ketus.Gio kaget tidak menyangka Nora akan mengatakan ini di pertemuan mereka setelah semua yang terjadi. Dia

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 138 : Kamu Cantik Malam Ini!

    Nora pun kaget sampai menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Dia pun berdehem sebentar lalu kembali bersikap biasa saja.[“Ada apa? Apa Nona Kayla baik-baik saja?” tanya wanita itu basa-basi.]Gio jadi bingung sendiri dibuatnya karena dia menghubunginya dengan alasan perasaan pribadinya, tapi sepertinya Nora masih menjaga jarak dengannya.Pria itu menjawab, “Nona Kayla baik-baik saja. Aku … ada hal yang ingin aku bicarakan padamu,” ungkapnya jujur.[“Soal apa?” ucap Nora cepat.]Gio tersenyum tipis mendengar responnya itu.Aku ingin mengajakmu untuk dinner besok. Kalau boleh?” pintanya penuh harap.Lagi-lagi Nora pun tidak menyangka dengan ucapan pria itu. ‘Dia serius ‘kan?’ Karena yakin pria itu tidak mungkin berani main-main dengannya. [“Bukankah ini sudah malam? Lagipula kamu itu jauh dari sini,” sanggahnya langsung.]Gio tahu kalau Nora pasti akan mengatakan hal itu.“Aku tahu, Nona. Besok pagi aku pergi ke sana. Kamu mau ‘kan menemuiku?” pintanya sekali lagi.Mendengar penje

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 137 : Berusaha Lebih Keras Lagi!

    Gio bahkan tidak mendengar apa yang diucapkan oleh Kayla barusan. Melihat pria itu sedang bengong, Kayla pun melempar pulpen dan tepat mengenai dada asisten suaminya itu. “Eh! Iya, Tuan. Ada apa?” ucapnya cepat. Kayla pun tertawa kencang karena melihat Gio yang gelagapan seperti itu.“Hei! Suamiku membayarmu untuk bekerja, bukannya melamun ya!” ketus wanita itu langsung. Gio pun melihat ke sekeliling ruangan lalu tersadar kalau saat ini hanya ada Kayla di sana.“Ma-maaf, Nyonya!” ujarnya dengan tersenyum kikuk.“Sepertinya dia memang merindukan kakakku,” ucap Kayla kembali tertawa lagi dengan sangat puas. Gio pun menggaruk tengkuknya tidak gatal. “Maaf, Nyonya. Aku tidak seperti itu,” jawabnya tidak mau mengaku, tapi wajahnya justru sebaliknya karena sudah memerah sekarang. Kayla pun tertawa lagi dan memberikan senyuman mengejek pada pria itu. “Kak Gio pergi saja ke sana sebentar la

  • Istri Yang Kubuang Ternyata Mafia Penguasa   Bab 136 : Merindukan Seseorang?

    Gio pun mendadak merasa gugup lalu menelan ludahnya kasar dengan wajah bersalah. “Ti-tidak sampai seperti itu, Nyonya. Aku hanya menciumnya saja, tidak lebih!” jelasnya dengan buru-buru. “Itu juga karena pengaruh minuman itu,” sambungnya lagi. Kayla sudah menatapnya dengan wajah masam dan juga sudut bibir atasnya naik dua senti mendengar penjelasan pria itu. “Tetap saja kamu menikmatinya ‘kan? Dasar pria kesepian!” ledeknya dengan sadar. Leon sampai melongo karena tidak percaya Kayla begitu saja mengeluarkan kata-kata tidak berperasaan. Meskipun tahu kalau sebenarnya tidak bermaksud seperti itu. Semua karena Kayla kesal Gio meladeni rencana gila gadis itu. “Honey!” tegur suaminya langsung.“Kenapa? Itu semua benar ‘kan? Semua pria itu semua sama, disentuh wanita sedikit saja kalian langsung hilang kendali!” ucapnya dengan ketus, kali ini bahkan melipat kedua tangan di depan dada dan sedikit memiringkan tubuhnya karena tidak mau mendengarkan ucapan pembelaan Leon nanti.Melihat ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status