Setelah sekitar 7 jam, Betsy telah sadar. Hanna bergegas memeriksa kondisinya.
"Sepertinya kondisi Nenek sudah cukup stabil, tapi untuk berjaga-jaga sebaiknya Nenek masih tinggal di ruang observasi dulu ya selama 17 jam kedepan. Setelahnya Nenek bisa masuk ruang perawatan dan bertemu dengan anggota keluarga Nenek," ucap Hanna sambil tersenyum.Betsy yang masih lemah hanya bisa mengangguk dan tersenyum kepada Hanna.Sesampai Hanna di ruang prakteknya, Mia melapor kepada Hanna."Ada seorang pria diluar bernama James, katanya dia putera dari Nyonya Betsy.""Suruh dia masuk."Kemudian seorang pria tampan berusia 30an masuk keruangan, dia memiliki tinggi 185cm, dengan kulit kuning kecoklatan. Dia menggunakan pakaian kasual edisi terbatas, jika diliat sekilas bahkan dia terlihat seperti masih berada di umur 25 tahunan."Halo dokter, saya James, putera Betsy. Bagaimana kondisinya sekarang?""Wow, dia sangat tampan," pikir Hanna dalam hati.Untuk sesaat Hanna hilang fokus kemudian berkata, "Beliau baik-baik saja, setelah observasi selama 24 jam dia akan dipindahkan ke ruang perawatan. Tidak lama lagi anda dan keluarga dapat melihat beliau.""Begitukah? Kalau begitu saya tidak perlu khawatir lagi." James tersenyum penuh syukur di wajahnya."Dia akan dirawat selama 1 minggu sebelum diperbolehkan pulang. Selama pemulihan, jangan membiarkannya terlalu lelah, dan makanannya harus sehat.""Terima kasih dokter. Hmmm..apakah dokter ada waktu untuk keluar makan siang besok? saya hanya ingin menunjukkan rasa terima kasih saya." ujar James.Mia dengan segera menyambar, "Sayangnya besok siang dokter Hanna ada kegiatan di institut penelitian.""Institut penelitian? Apakah anda juga bekerja disana dokter?""Hmmm, ya dokter Hanna bekerja sebagai ketua tim penelitian teknologi bedah jantung di institut itu." ucap Mia lagi.Hanna hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum karena Mia dengan aktif segera menjawab untuknya."Jika begitu, apa boleh buat. Jika ada waktu suatu saat nanti, saya berharap bisa makan bersama dengan dokter Hanna.""Kalau begitu saya permisi dulu dokter.""Hanna.. anda boleh panggil saya dengan nama Hanna saja.""Oh..oke..Hanna. Sampai jumpa," angguk James dengan senang.Setelah James pergi, Mia menepuk pundak Hanna cukup keras."Hei sadarlah, liurmu hampir menetes Hanna.""Hahahaa..tapi dia sangat tampan. Aku tidak mengira dia adalah putera dari Nyonya Betsy. Dia tampak seperti cucunya.""Oh aku pikir Aiden Bradley masih lebih tampan darinya.""Hei, jangan sebut nama pria berengsek itu di hadapanku," kesal Hanna."Tapi pria berengsek itu sangat tergila-gila padamu Hanna.""Dia sakit jiwa, bukan tergila-gila. Entah darimana datang pemikiran seperti itu, dia bersikeras bahwa aku adalah Alena Hart.""Hmmm yah itu memang agak aneh dan terutama hasil tes DNA itu, apakah itu hanya kesalahan saja atau hasil tes itu palsu?" ucap Mia sambil berpikir."Ya, apakah kau tahu? Karena penasaran aku sampai diam-diam mengambil rambut dan sikat gigi ayah dan ibu hanya untuk tes kecocokan DNA milik kami juga. Aku lega karena hasilnya adalah kami memang keluarga. Jika tidak, mungkin aku akan terpengaruh kegilaan Aiden dengan berpikir diriku adalah Alena Hart.""Hmmm.. tapi Hanna, apakah kau tidak penasaran tentang Alena Hart? Apakah mungkin dia sebenarnya ada sangkut pautnya dengan dirimu? adikmu misalnya?""Heiii, aku anak ayah ibuku satu-satunya, jangan berpikir terlalu jauh," potong Hanna."Ya yaa, baiklah. Mungkin itu hanya bagian dari kegilaan Aiden Bradley saja.""Ya, dia itu sakit jiwa!"Hanna merasa sangat kesal teringat kejadian berbulan-bulan yang lalu. Jika dulu dia tidak bisa melarikan diri sewaktu di Valleta, entah bagaimana nasibnya. Mungkin dia akan berakhir sebagai budak seks dari pria itu selamanya."Hanna, tapi kau akan terus bertemu dengannya selama bekerja di institut penelitian."Mia merasa khawatir."Ya itu memang mengesalkan,tapi ini adalah tempat tinggalku setidaknya aku lebih aman disini. Dia tidak akan berani menggangguku disini seperti ketika di Valleta." Hanna berkata sambil meyakinkan dirinya sendiri."Tapi jika...." Wajah Mia khawatir."Tidak akan! Kamu tenang saja, kali ini aku tidak akan lengah. Jika dia macam-macam padaku, akan aku buat 'juniornya' tidak dapat dia gunakan lagi."Hanna berbicara sambil memegang dan melihat jarum peraknya."Hahaha..oke..oke..aku hampir lupa kalau kamu jago dengan jarum perak itu," kelakar Mia."Hoahaaamm..aku lelah Mia, operasi Nyonya Betsy hari ini benar-benar menguras tenagaku..Mari kita pulang!"Hanna kemudian membereskan perlengkapannya dan memasukkannya kedalam tas."Oke bos, mari kita pulang!"Meskipun Mia adalah asisten pribadi Hanna, tapi mereka lebih seperti dua orang sahabat.Hanna tidak pernah memperlakukan Mia selayaknya perlakuan bos kepada asistennya.Sebelum pulang Hanna menyempatkan diri untuk memeriksa kondisi Betsy."Syukurlah dia baik-baik saja, besok pagi tolong urus kepindahannya keruang perawatan VIP seperti permintaan keluarganya." Hanna mengarahkan perawat di ruang observasi itu."Baik dokter.""Oh iya, jangan lupa untuk mengabari keluarganya. Mereka boleh menjenguknya ketika dia sudah dirawat di ruang perawatan VIP.""Oke dokter.""Aku pulang dulu, jangan lupa kabari aku jika tiba-tiba ada hal yang mendesak."Pesan Hanna lagi kepada perawat itu."Siap dokter."Perawat muda itu meyakinkqn Hanna.Hanna mengemudikan mobil Cadillac berwarna merah miliknya menuju ke sebuah apartemen yang terletak tidak jauh dari rumah sakit tempatnya bekerja.Hanna memiliki apartemen yang sederhana, tidak begitu besar dan juga tidak kecil.Menurutnya apartemen berukuran sedang cukup untuk dirinya sendiri tinggal, karena dia lebih suka mengurus semuanya sendiri.Apartemen tersebut baru ditinggali Hanna sejak 2 tahun terakhir setelah dia pulih dari komanya.Dia bukan tidak ingin tinggal bersama dengan kedua orang tuanya, tetapi setelah bangun dari koma semua hal terasa asing baginya.Ya terasa asing, karena dia tidak mengingat apapun dan siapapun.Bahkan ketika dia ditunjukkan foto-foto dari masa kecil hingga dia dewasa pun, tetap saja ingatan bawah sadarnya merasa asing.Terlebih tentang kedua orang tuanya, dia merasa bersalah karena seringkali tanpa sadar memperlakukan mereka seperti orang yang baru dikenalnya.Kadang-kadang dia akan bermimpi tentang dirinya yang ketakutan saat mobil yang dikendarainya berguling masuk ke jurang.Ayahnya Dante Miller yang adalah seorang psikiater berkata bahwa kemungkinan mimpinya itu merupakan potongan ingatan akibat trauma kecelakaan yang dialaminya.Kadang-kadang dia akan terpaksa meminum pil penenang agar bisa tertidur di malam hari.Hanya potongan kejadian sewaktu kecelakaan itu yang dapat diingatnya.Selama 2 tahun terakhir, tidak ada satupun hal yang dapat diingatnya. Satu-satunya yang tidak hilang adalah keterampilan medisnya.Dia dapat dengan mudah mengendalikan pisau bedah dan peralatan medis lainnya dan dia merasa itu adalah bagian dirinya.Hanya ketrampilan medisnya yang tidak terasa asing baginya.Dan anehnya ketika dia melihat seorang praktisi pengobatan kuno menggunakan teknik akupuntur, dia mencobanya dan malah lebih mahir menusukkannya di titik-titik yang penting.Ya, dia benar-benar memahami tentang akupuntur meskipun kehilangan ingatan.Itulah sebabnya Hanna gigih dan tekun di dunia medis, karena hanya hal itu satu-satunya yang terasa tidak asing baginya."Siapkan ruang operasi!" Ujar Alena memerintahkan perawat yang bertugas. Kemudian Alena mengeluarkan jarum perak dari dalam tasnya. Dia menusukkan jarum-jarum itu di beberapa titik di tubuh Aiden. Alena berbisik ke telinga Aiden, "Bertahanlah, Aiden. Kumohon." Tit tit tit tit Pada layar monitor alat pengukur detak jantung, terlihat jantung Aiden kembali bereaksi. "Persiapkan pasien, aku akan mensterilkan diri." Alena bergegas membersihkan dirinya di ruang steril. Sekitar setengah jam kemudian Alena masuk kembali ke ruang operasi. Aiden telah dipersiapkan dan juga telah diberi anestesi. Alena membelah bagian dada Aiden dan membuka tulang bagian dadanya. "Benar dugaanku, tulang rusuknya patah dan mengenai paru-paru dan jantungnya." Gumamnya. Alena menusukkan lagi beberapa jarum akupuntur di beberapa titik yang mengalami pendarahan. Tangannya dengan terampil dan dia segera menemukan bagian-bagian vital Aiden yang terluka. Tiiiiiiittttt "Dokter, pasien kritis." Dokte
"Hari ini, Elsa Burch putri dari Tony Burch, pesaing ketat Eddy Caleman dalam pemilihan calon perdana menteri ditangkap atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap dokter Bianca Hart dan putranya. Selain itu juga diadakan penyelidikan atas tuntutan 'penyalahgunaan kekuasaan' yang dilayangkan Bianca Hart terhadap Tony Burch. Jika Tony Burch terbukti bersalah, kemungkinan besar dia akan ditangkap dan masuk ke dalam tahanan menyusul putrinya. Dengan demikian, Eddy Caleman akan melenggang dengan pasti memjadi calon terpilih perdana menteri berikutnya." Berita ini ditayangkan di layar gedung tertinggi di pusat kota. Hampir setiap pejalan kaki yang lewat melihat dan mendengar pemberitaan itu. "Cih, dia layak mendapatkannya. Dia dan putrinya adalah orang yang sangat sombong. Mentang-mentang anggota parlemen, lalu seenaknya saja memaki dan menghina orang lain." "Benar, dia selalu berlagak setiap kali berbelanja di tokoku. Elsa selalu merasa seolah dia adalah orang paling hebat dari orang
Bianca pagi ini tiba di depan kliniknya untuk bekerja seperti biasa, namun sayang sekali pintu kliniknya disegel. "Dokter, Anda akhirnya tiba?" Dona terlihat agak panik."Ada apa ini Dona?" Bianca sedikit bingung melihat kliniknya yang diberi garis polisi."Tony Burch melaporkan kita ke polisi, katanya Anda melakukan malapraktik sehingga Elsa Burch cacat. Anda diduga melakukan metode kecantikan yang tidak seharusnya."Bianca tersenyum sinis di wajahnya, "Benarkah?""Bagaimana ini Dokter?" tanya Dona."Aku akan mengatasinya, kalian bersantailah hari ini. Anggap ini sebagai hari libur. Oke?" Bianca tidak ingin Dona dan stafnya yang lain berdiri dengan sia-sia disini."Baiklah, Dokter."Kemudian para stafnya memilih pergi dan membubarkan diri di sana.Bianca mengambil ponselnya menekan tuts di layarnya.Tidak lama terdengar suara tawa dari seberang telepon, "Hahaha, Ayahku benar. Dia berkata kamu akan segera menghubungi dan memohon. Kenapa? Kamu takut dipenjara dan klinik kecantikan mil
"Dimana Bianca?!" Tony masuk ke dalam klinik kecantikan milik Bianca dengan wajah yang terangkat tinggi, seolah setiap orang harus tunduk dan hormat padanya. "Tuan, Anda tidak boleh masuk ke ruang praktek dokter begitu saja. Dokter Bianca sedang ada pasien!" Dona mencoba menghalangi Tony Burch yang memaksa masuk ke ruang praktek Bianca. Tony Burch merasa kesal karena wanita yang sepertinya adalah asisten pribadi Bianca, terus berusaha menghalanginya. "Minggir kamu!" Dia sudah tidak sabar dan mendorong tubuh Dona hingga terhuyung. Ceklek Sosok Tony Burch yang angkuh terlihat di pintu ruang praktek yang terbuka. Dan dia masuk begitu saja ke dalam ruang praktek Bianca. Bianca saat ini sedang melakukan metode perawatan laser pada pasiennya. Dan dia tidak dapat meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menemui Tony Burch yang lancang. "Maafkan aku Dokter, Tuan ini memaksa masuk." Dona merasa tidak enak karena Bianca mengalami gangguan saat bekerja. "Tidak mengapa Dona, tolong arahka
Aiden segera menuju ke titik lokasi tanda SOS yang dikirim oleh Vince melalui jam tangannya. Dia sampai pada sebuah gudang barang yang tidak dipergunakan lagi. Beberapa pria lari terbirit-birit dari dalam gudang, seperti sangat takut akan sesuatu. Aiden menghalangi salah satu dari pria itu. "Mengapa kalian begitu terburu-buru? Ada apa?" "Minggir, jangan halangi jalanku!" pria itu melotot kepada Aiden. "Apa kamu melihat anak ini?" Aiden menunjukkan sebuah foto di layar ponselnya. "Apa kamu tidak mengerti? MINGGIR!" pria itu berteriak kepada Aiden yang bersikeras menghalangi jalannya. "Baiklah, jika kamu tidak ingin dengan cara yang baik-baik!" Aiden mengekang tangan pria itu dibelakang punggungnya dan mendorong wajahnya ke tembok dalam sekejap. "Aku akan menelepon polisi, dan pasti kamu lah orang yang akan dicurigai pertama kali!" Aiden mengancam. Tentu saja pria itu takut dan gemetar. Jika dilaporkan ke polisi, dia pasti akan ditangkap atas percobaan penculikan seorang
"Halo, putraku yang tampan. Mengapa wajahmu cemberut?" Bianca menjemput putranya di taman kanak-kanak. "Mama, mulai besok aku tidak mau masuk ke sekolah. Kecuali Mama memindahkan aku ke sekolah dasar." "Apa kamu yakin mau lompat kelas Vince?" "Iya Ma. Pleaseeeee!" Bianca membukakan pintu mobil untuk Vince, agar dia masuk ke dalam mobil. "Baiklah, nanti mama urus ya Vince. Sudah, jangan cemberut lagi Sayang. Sekarang kita mau kema_ hmmmfff!" Mulut Bianca tiba-tiba dibekap, sama halnya dengan Vince. Mereka dipaksa masuk ke dalam sebuah mobil Van oleh tiga orang pria asing. Bianca bersikeras memberontak, namun tangannya dipegang dengan kuat oleh dua orang pria tersebut, dan seorang lagi terlihat memegang Vince. "Siapa yang menyuruh kalian menculik kami?" tanya Bianca. "Nanti kamu akan bertemu dengan Bos kami ketika ajalmu akan menjemput. Tenang saja, kami tidak akan membuat kalian berdua mati penasaran." "Benarkah?" Bak Buk Bak Buk "Hei, ada apa dengan kalian? Men