Hanna kemudian kembali untuk melakukan operasi bypass jantung seorang pasien yang cukup berumur.
Seorang wanita berusia 76 tahun. Namun, jika hanya melihat penampilannya sekilas dia masih nampak seperti berusia 50an.Kulit dan tubuhnya masih terawat, dan garis wajahnya menunjukkan bahwa dia sangat cantik ketika muda.Wanita tua itu melakukan pemeriksaan seminggu sebelumnya. Operasi ini memiliki tingkat keberhasilan hanya 50 persen jika dokter-dokter ahli lain yang menangani.Pihak keluarga wanita itu tidak ingin menyerahkan penanganan operasi yang memiliki resiko gagal dan berakhir kematian 50 persen.Ketika pihak keluarga membawanya kepada Hanna, dengan yakin dia berkata, "Aku memiliki keyakinan keberhasilan operasi ini 80 persen. Tapi bahkan angka 20 persen sekalipun, itu sudah cukup besar untuk sebuah resiko yang akan diambil di meja operasi."Keluarga semula ragu, namun wanita tua itu cukup yakin."Baiklah, bahkan 80 persen sudah memberikanku secercah harapan. Aku akan mencoba dan bertaruh. Bahkan jika 20 persen resiko kematian kemudian datang maka aku tidak akan menyesal. Karena hidup yang kujalani sudah cukup baik, dan aku puas menjalaninya selama 76 tahun terakhir.""Jangan khawatir Nek, aku akan berusaha semaksimal mungkin. Percayalah bahwa Nenek akan sembuh dan sehat kembali" ucap Hanna dengan lembut sambil memegang tangan wanita tua itu.Seperti itulah akhirnya prosedur untuk operasi disetujui pihak keluarga dari wanita tua itu dan hari ini adalah waktunya.Wanita tua itu telah masuk ke ruang operasi dan sedang di anestesi, sementara itu Hanna sedang mensterilkan tangan dan seluruh tubuhnya dilengkapi baju steril untuk operasi.Masuk ke dalam ruang operasi Hanna pun memulai prosedur operasinya.Ketika dia mulai membelah dada wanita itu tampak tangannya bergerak dengan gesit dan tidak ada keraguan sedikit pun dalam gerakannya.Dokter dan perawat yang ikut dalam proses operasi itu terkagum ketika melihat cara Hanna bekerja."Wah, bagaimana bisa anda melakukannya Hanna? Tidak banyak darah yang mengucur ketika dia membelah dadanya, padahal itu adalah tempat dimana pembuluh darah mudah meluap ketika terluka."Hanna mulai mengoperasi area jantung, namun dia mengeluarkan beberapa jarum peraknya."Aku sangat suka melihat bagian ini." kata dokter anestesi yang menjadi partner Hanna.Tangan Hanna dengan cekatan menusukkan jarum tersebut pada beberapa titik di tubuh pasien dan beberapa jarum juga dia tempatkan di organ-organ dalam dan sekitar jantung."Ini akan membantu agar organ-organ pentingnya tidak melemah selama operasi." ujar Hanna.Operasi berlangsung selama hampir 6 jam dan bisa dikatakan berjalan dengan sangat lancar.Hanna menjahit dan menutup bekas operasinya dengan sangat rapi.Biasanya ketika pulih bahkan hanya akan terlihat bekas luka jahitan yang samar.Hanna keluar dari ruang operasi dengan wajah tenang, dia melihat beberapa anggota keluarga pasien yang duduk diruang tunggu kemudian berdiri dan menghampirinya."Bagaimana keadaan ibu saya dokter?" ujar seorang pria paruh baya."Sejauh ini keadaannya baik, dan operasi berjalan dengan semestinya. Ibu anda sekarang berada di ruang observasi dan kita akan memantau perkembangan kondisinya selama 24 jam terlebih dulu disana.""Ah syukurlah..terima kasih dokter sudah membantu ibu mertua," ujar seorang wanita paruh baya sambil memegang tangan Hanna dengan penuh syukur.Hanna tersenyum kepada kedua suami isteri itu "Tenanglah Tuan, Nyonya, jika dalam 24 jam semua organnya bekerja dengan baik, maka dia akan segera dipindahkan ke kamar perawatan dan bisa pulang setelah seminggu. Saya hanya membantu semampu saya, kesehatan dan kesembuhan datangnya dari Tuhan.""Baik terima kasih dokter," ucap pria itu."Saya permisi dulu." ucap Hanna dengan ramah dan kemudian dia berlalu menuju ruang prakteknya.Tidak lama setelah Hanna meninggalkan tempat itu, seorang pria yang tampak berusia 30an datang. Sepanjang dia berjalan mulai dari tempat parkir hingga di lorong-lorong, semua orang terpana melihat ketampanannya.Dengan wajah yang maskulin, kulitnya terlihat cokelat keemasan, tubuhnya memiliki postur yang proporsional, dia tinggi dan wajahnya bahkan lebih tampan jika dibandingkan dengan aktor-aktor pada umumnya."Papa, bagaimana keadaan Nenek?""Dokter berkata akan melakukan observasi dahulu selama 24 jam, baru bisa memastikan kondisi Nenekmu"."Ibu akan baik-baik saja, dokter berkata operasinya berjalan dengan baik Adam." ucap wanita cantik paruh baya itu sambil memegang tangan suaminya."Ya Marta, aku berharap demikian.""Aiden, kamu dari mana saja? Kenapa baru datang?" ujar Marta."Maafkan aku Ma, tadi aku menyelesaikan proses pengambil alihan institut penelitian.""Sejak kapan kamu tertarik pada penelitian dan ilmu pengobatan Aiden?" ucap Adam penuh selidik."Aku hanya merasa beberapa tahun kedepan proyek ini akan sangat menjanjikan Pa." Aiden berkata sambil menggaruk kepalanya."Apakah Papa dan Mama sudah makan siang? sedari pagi Papa dan Mama sudah berada disini. Kalian juga harus menjaga kesehatan, Nenek akan baik-baik saja. Mari kita makan siang di restoran terdekat dulu.""Ya Adam, kamu dan Marta harus pulang beristirahat dulu. Aku yang akan menjaga Ibu disini" tiba-tiba suara seorang pria muncul diantara mereka."James, kau sudah datang?"Adam tersenyum melihat kearah pria muda berusia akhir 30an yang seumuran Aiden dan tampak seperti putranya, tapi sebenarnya dia adalah adik satu-satunya Adam."Maafkan aku, penerbanganku kemari sempat tertunda beberapa jam"."Baiklah, aku titip Ibu kepadamu. Segera hubungi kami jika ada perkembangan kondisinya," ucap Adam sambil menepuk bahu James."Oke, jangan khawatir." angguk James.Aiden membawa kedua orang tuanya makan di sebuah restoran mewah dan kemudian mereka pulang ke sebuah villa yang cukup besar di sebuah resort perumahan mewah.Keluarga Bradley memiliki beberapa rumah di setiap negara, jadi mereka tidak perlu menginap di hotel jika bepergian ke suatu negara.Kali ini Adam memutuskan untuk membawa ibunya berobat di Amerika karena dia mendengar tentang ketenaran seorang dokter bedah jantung yang tidak pernah gagal mengoperasi pasiennya.Dia bahkan tidak menyangka bahwa dokter tersebut masih sangat muda dan bahkan sudah meraih predikat profesor. Hanna bisa dikatakan jenius muda di dunia pengobatan.Tidak mengherankan banyak pasien yang mendatanginya dari seluruh pelosok dunia dan rela mengantri untuk berobat padanya.Setelah sekitar 7 jam, Betsy telah sadar. Hanna bergegas memeriksa kondisinya."Sepertinya kondisi Nenek sudah cukup stabil, tapi untuk berjaga-jaga sebaiknya Nenek masih tinggal di ruang observasi dulu ya selama 17 jam kedepan. Setelahnya Nenek bisa masuk ruang perawatan dan bertemu dengan anggota keluarga Nenek," ucap Hanna sambil tersenyum.Betsy yang masih lemah hanya bisa mengangguk dan tersenyum kepada Hanna.Sesampai Hanna di ruang prakteknya, Mia melapor kepada Hanna."Ada seorang pria diluar bernama James, katanya dia putera dari Nyonya Betsy.""Suruh dia masuk."Kemudian seorang pria tampan berusia 30an masuk keruangan, dia memiliki tinggi 185cm, dengan kulit kuning kecoklatan. Dia menggunakan pakaian kasual edisi terbatas, jika diliat sekilas bahkan dia terlihat seperti masih berada di umur 25 tahunan."Halo dokter, saya James, putera Betsy. Bagaimana kondisinya sekarang?""Wow, dia sangat tampan," pikir Hanna dalam hati.Untuk sesaat Hanna hilang fokus kemudian berkata, "Be
Mentari bersinar lagi, pagi hari datang kembali, menandakan hari yang baru telah datang lagi.Seperti biasanya Hanna akan memulai aktivitasnya di pagi hari dengan berolahraga.Dia akan berlari mengelilingi lingkungan disekitar gedung apartemen. Hanna berlari setidaknya 30 menit setiap hari.Dia sangat menyukai pagi hari di musim semi.Ketika matahari baru saja terbit, dia sungguh bersemangat untuk berlari.Di lingkungan apartemen Hanna ada sebuah taman yang ditumbuhi bunga-bunga lily putih.Dia sangat menyukai bunga lily putih. Setelah selesai berlari, dia akan duduk sejenak melepas lelah di taman itu sambil memandangi bunga-bunga yang ada disana."Wah, ternyata disini ada juga taman yang ditumbuhi bunga lily putih. Staminamu pada saat berlari boleh juga, aku hampir tidak mampu mengejar kecepatanmu.""Uhukk..uhuk..uhuuukk.." Hanna yang sedang meneguk air mineral yang dibawanya, seketika tersedak karena kaget.Setelah mengatur napasnya sejenak Hanna memandang dengan kesal ke arah pria
"Sedang apa kamu disini Aiden?" Hanna bertanya.Aiden mengangkat bahunya,"Tidak ada yang salah jika aku disini. Aku menjenguk nenekku."James melihat Hanna dan Aiden bergantian, "Kalian saling mengenal?"Sebelum Aiden sempat menjawab, Hanna menjawab dengan cepat, "Tentu saja, karena Tuan Aiden sekarang adalah pemilik institut penelitian tempat aku bekerja."James teringat sesuatu, "Oh, aku ingat sekarang. Kamu berkata bahwa kamu ketua tim institut penelitian. Aiden memang beberapa hari yang lalu melakukan pengambil alihan institut penelitian.""Kami bertemu sebelum itu, Paman." Ketika Aiden menjawab seperti itu,Hanna memelototi Aiden."Dia pernah diundang sebagai pembicara di rumah sakit keluarga Bradley," sambung Aiden lagi sambil menatap Hanna dengan senyuman usil."Ayolah, Hanna. Sabar..sabar.." dia berbicara menyemangati dirinya dalam hati."Ya..kira-kira seperti itu perkenalan kami," sahut Hanna."Aku..aku permisi," ujar Hanna sambil berlalu pergi dari sana."Aiden, mengapa gadis
Siang hari, ketika Hanna selesai membersihkan diri setelah melakukan prosedur operasi, dia mendengar teleponnya berdering."Hanna, anakku sayang. Bagaimana kabarmu nak?" terdengar suara seorang wanita paruh baya di ujung telepon."Ibu.. aku merindukanmu. Aku baik Bu. Bagaimana dengan ayah dan ibu? Sudah sebulan ayah dan ibu di Himalaya. Kapan kalian akan kembali?""Aku dan ayahmu sudah kembali. Apakah kamu sudah makan siang? Ayo, kita makan bersama dirumah. Ibu akan masak makanan kesukaanmu. Bagaimana?" ujar Clara lagi."Tentu, tentu aku bisa Bu. Sampai bertemu dirumah," sahut Hanna dengan senang."Oke, ibu dan ayah menantikan kedatanganmu." Setelah itu Clara menutup teleponnya.Hanna merasa senang setelah menerima panggilan telepon dari ibunya.Mia yang melihat Hanna terlihat begitu senang pun bertanya, "Ada apa, kamu sepertinya sedang sangat gembira?""Mia, ayah dan ibuku sudah kembali ke negara ini. Aku ingin bertemu dengan mereka. Apakah ada agenda lagi setelah ini? Ibuku memanggi
Selesai makan siang, Dante dan Ethan berbicara sebentar diruang tamu. Sementara Hanna membantu ibunya merapikan meja makan dan mencuci piring.Setelah Hanna selesai membantu ibunya dia terpaksa meminta izin pergi lebih cepat."Maaf Bu, aku masih ingin berlama-lama disini, tapi sore ini aku harus melakukan operasi." Hanna berpamitan kepada ibunya."Begitulah kehidupan seorang dokter, Hanna. Kamu harus mengutamakan pasienmu terlebih dulu," ujar Clara sambil mengelus kepala Hanna.Pada saat yang sama Dante dan Ethan juga sedang berdiri di depan pintu, "Apakah kamu juga akan pergi?" tanya Dante pada Hanna."Iya, aku harus segera kembali ke rumah sakit, Ayah," jawab Hanna."Baiklah, mengemudilah dengan hati-hati," ujar Dante sambil memegang kepala Hanna."Iya, Ayah," jawab Hanna."Hmmm, Hanna.. ," tiba-tiba Ethan berbicara padanya."Ya, ada apa Tuan?" tanya Hanna."Apakah kamu pernah mendengar tentang Institut Penelitian Helms?" tanya Ethan.Mata Hanna berbinar ketika mendengar nama instit
Ethan saat ini telah sampai di perusahaannya. Dia memiliki tempat parkir mobil khusus. Dari tempat parkiran itu ada sebuah lift khusus menuju ruang kerjanya, yang hanya bisa digunakan olehnya saja.Hampir seluruh perusahaan yang dimilikinya dibuat seperti itu. Dia ingin menjaga privasi dan identitasnya dari semua orang.Sampai saat ini, tidak ada seorangpun yang tahu seperti apa wajah Ethan Hawk. Terkecuali asisten kepercayaannya, Carl.Pernah ada seorang wartawan yang berhasil mendapatkan informasi tentang dirinya dan foto-fotonya.Kemudian wartawan itu membuat pemberitaan tentang identitas Ethan Hawk dan mempublikasikan foto-fotonya di media secara online. Namun, hanya dalam beberapa detik, berita dan foto-foto Ethan Hawk menghilang begitu saja.Keesokkan harinya reporter itu juga menghilang tanpa jejak begitu saja. Itulah sebabnya tidak ada lagi wartawan atau pemberitaan yang berusaha mati-matian untuk membongkar identitas Ethan Hawk, apalagi diam-diam mengambil fotonya. Mereka tak
Pagi-pagi sekali Hanna berlari seperti biasanya, dia mengitari lingkungan sekitar bangunan apartemennya.Ketika dia telah berlari setengah putaran terdengar suara seseorang disampingnya."Selamat pagi, Hanna. Meskipun sibuk, kamu termasuk orang yang konsisten berolahraga ya."Ketika Hanna menoleh pada sumber suara itu mendadak bulu kuduknya berdiri."Pria menyebalkan ini lagi, huh!" gumam Hanna yang hanya bisa didengarnya sendiri."Apakah kamu menerima semua bunga-bunga yang ku kirimkan padamu? Apakah kamu suka?" tanya Aiden pada Hanna."Sepertinya tempat sampah di ruangan ku menyukainya, sehingga bunga-bunga itu ditempatkan di sana," sahut Hanna ketus."Apakah kamu tidak menyukainya? Baiklah, lain kali akan aku pilihkan jenis bunga yang berbeda, kamu menyukai bunga apa selain lily putih?" ujar Aiden dengan wajah sok polos."Tidak perlu, jangan kirimkan bunga jenis apapun lagi padaku.""Apakah kamu menginginkan sesuatu? Perhiasan? Mobil? Tas?" tanya Aiden lagi."Kamu pikir aku wanita
Aiden menekan tuts pada telepon dan menelepon James, "Paman, bisakah kita bertemu? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan."James dan Hanna saat ini baru sampai di restoran dan memesan makanan, "Apakah sangat mendesak?" tanya James."Ya, Paman. Aku ingin bertemu denganmu segera," ujar Aiden."Aku kebetulan sedang makan siang bersama Hanna di restoran Halmarywest. Apakah kamu mau bergabung bersama kami?" ujar James menawarkan."Baiklah, aku akan segera kesana," ujar Aiden lagi.Kemudian Aiden menutup panggilan di telepon dan mengemudikan mobilnya menuju restoran Halmarywest.Sesampainya di restoran tersebut, dia langsung menuju ke ruang privat yang disebutkan oleh James."Maaf Paman, harus mengganggu makan siang kalian," ujar Aiden ketika dia telah memasuki ruang makan."Tidak masalah. Aiden, mari bergabung dan makan siang bersama kami," ujar James."Kenapa sih pria ini selalu ada dimana-mana?" kesal Hanna dalam hati."Halo Hanna, tidak keberatan kan jika aku ikut bergabung dengan ka