Share

3. Sebuah Perjanjian

Author: Anggun_sari
last update Last Updated: 2025-07-10 11:55:11

Leticia terus meremas jari-jemarinya, berpikir jawaban apa yang harus diberikan pada Kylen. Dia masih di ruang kerja Kylen, tanpa laki-laki itu. Kylen meninggalkannya karena harus menghadiri rapat.

Siapa yang menyangka Kylen akan memberikan tawaran yang sama dengan ayahnya.

Pernikahan! Sungguh, dia tidak ingin terjerat dalam hubungan bernamakan pernikahan. Ada banyak hal yang masih ingin dilakukannya.

“Ah … sial!” umpat Leticia mengacak rambutnya frustasi.

Leticia gelisah. Perempuan cantik dengan balutan dress berwarna salem itu berjalan mondar-mandir. Menolak tawaran Kylen, bukankah itu sama dengan tidak mendapatkan bantuan dan dia harus menerima tawaran dari ayahnya, menikahi pria asing.

“Tuhan … bagaimana ini! Apa yang harus aku lakukan?”

Leticia kembali mengacak rambutnya, wanita itu terus bergumam hingga sosok bertubuh tinggi besar yang berjalan melewati pintu, membuatnya menutup rapat-rapat mulutnya. Kylen, telah kembali. Wajah laki-laki itu sama seperti sebelumnya, datar tanpa ekspresi.

“Sudah memikirkan jawabanmu?” Todong Kylen. Pria itu berdiri beberapa meter di depan Leticia, memberikan sedikit jarak agar dia bisa dengan leluasa membaca ekspresi gadis di depannya ini.

Leticia menggigit bibirnya, lalu menjawab, “Aku ….”

“Jangan pernah melakukan itu di depan pria manapun!” potong Kylen. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana bahan yang dipakainya.

“Huh …?” sahut Leticia, bingung.

Kylen menghela napas. Pria itu memilih duduk di sofa dengan kaki kanan menumpuk di atas kaki kirinya. Lirikan matanya memerintahkan Leticia untuk turut bergabung bersamanya.

“Menggigit bibir! Jangan pernah melakukan hal semacam itu di depan pria. Itu bisa diartikan bahwa kamu sedang menggoda mereka!” kata Kylen, panjang lebar, tapi tetap dengan wajah datarnya.

Leticia berdecak kesal. Asumsi yang dikatakan oleh Kylen, jelas tidak berdasar. Itu hanya sebuah kebiasaan ketika dia sedang gugup atau bingung.

“Atau kamu memang berniat menggodaku!” celetuk Kylen.

Mata Leticia membulat. “Tidak! Aku sama sekali tidak memiliki pemikiran seperti itu! Aku benar-benar datang untuk meminta bantuanmu, tanpa ada niatan menggoda!” berang Leticia. Dia perlu memperjelas semuanya agar tidak ada kesalah pahaman di sini.

Kylen hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, tidak ada reaksi berlebih dari laki-laki itu. Hanya sebuah senyum tipis yang bahkan tidak dilihat oleh lawan bicaranya.

“Jadi, apa keputusanmu?” tanya Kylen, mengulangi kembali pertanyaannya.

“Aku pikir kamu tidak sedang dalam keadaan bisa menolak! Bukankah tadi kamu mengatakan ayahmu memerlukan suntikan dana, lalu apa yang membuatmu berpikir begitu keras, Leticia!”

Kylen menatap dalam Leticia, gadis itu terlihat bingung. Namun, dia tidak perduli. Menikahi Leticia adalah pilihan terbaiknya saat ini.

“Jadi apa jawabanmu?” tanya Kylen entah untuk yang ke berapa kalinya. “Aku tidak memiliki banyak waktu Leticia Bradley! Iya atau tidak!” imbuh Kylen, menekankan kalimat terakhirnya.

“Aku rasa, aku sudah tahu jawabannya! Jika tidak ada lagi yang kamu butuhkan, kamu bisa pergi!” ucap Kylen, sengaja mengakhiri percakapan mereka untuk memprovokasi Leticia.

“Tidak, jangan pergi!” mohon Leticia saat melihat Kylen bergerak ingin meninggalkannya. “Aku bahkan belum memberikan jawabanku,” sambung Leticia merasa terintimidasi oleh tatapan tajam Kylen.

Kylen tersenyum miring, lalu kembali duduk, menatap Leticia yang berhasil masuk ke dalam perangkapnya. “Katakan!” perintah Kylen.

“Pernikahan itu ….” Leticia menarik napas panjang. Ia kembali gugup hanya dengan menatap wajah tampan Kylen yang dingin dan tanpa ekspresi. “Apa yang akan aku dapat, jika aku menerima tawaran itu?” lanjut Leticia.

“Suntikan dana untuk perusahan ayahmu, tentunya!” jawab Kylen, sesuai dengan apa yang diminta oleh Leticia, sebelumnya.

“Hanya itu?” tanya wanita cantik itu dengan wajah sedikit tak puas.

Kylen tersenyum miring. “Ada hal lain yang kamu minta?” tanya balik laki-laki itu.

Leticia terlihat berpikir. Setidaknya dia bisa mendapatkan lebih dari suntikan dana, akan ada pernikahan yang menjeratnya. Dia tidak boleh rugi, setelah pernikahan mereka berakhir. Dia akan menyandang status janda, meski janda perawan.

Tunggu dulu!

Otaknya tiba-tiba tertarik akan sesuatu yang mendadak mengganggu. Kylen, tidak akan memintanya untuk melayani di atas rajang kan. Jika iya, bukankah dia akan semakin dirugikan.

Leticia berdehem sebelum mengajukkan pertanyaan, “Eum … kita tidak akan melakukannya kan?”

Alis Kylen tertaut, tidak paham dengan pertanyaan ambigu yang dilemparkan oleh Leticia. “Melakukannya …?” ulang Kylen, meminta Leticia untuk memperjelasnya.

“Melakukan itu ….” Leticia mencoba menjelaskan menggunakan gerakan tangannya yang saling menumpuk lalu menggerakannya seirama.

“Hubungan suami istri?” Kylen mencoba memperjelas, membuat Leticia dilanda malu.

Kylen menatap Leticia, memindai setiap inci tubuh gadis di depannya ini. Untuk pria normal, tentu wajah cantik dan lekuk tubuh Leticia cukup menggoda, tapi tidak untuknya. Ada Shanon di hatinya.

“Kita lihat nanti!” jawab Kylen, seolah tanpa kepastian dan jaminan apa pun.

“Lihat nanti?” ulang Leticia tak puas.

“Untuk saat ini aku hanya membutuhkan pernikahan. Keluargaku mendesak agar aku segera menikah!” papar Kylen, menjelaskan situasinya.

“Aku akan meminta Owen, untuk membuatkan kontrak pernikahan kita! Kamu bisa membacanya, lalu tanda tangan!” lanjut Kylen yang langsung menghubungi asistennya.

Kylen menghubungi Owen, meminta sekretarisnya itu untuk menyiapkan kontrak pernikahan.

Menunggu beberapa saat tanpa obrolan, suara ketukan pintu menarik kesadaran Kylen dan Leticia. Owen Ozlle, berjalan mendekat, meletakkan sebuah berkas yang tadi diminta oleh atasannya, lalu pamit meninggalkan ruangan kerja Kylen.

“Kamu bisa membawanya pulang dan membacanya!” kata Kylen mendorong kertas berwarna putih bersampulkan plastik bening ke depan Leticia.

Leticia menelan ludahnya. Tangannya bergerak membuka kontrak di depannya, membaca sebagian lalu membubuhkan tanda tangan.

“Aku harap kamu menepati janjimu!”

Kylen mengambil kontrak yang sudah ditandatangani oleh Leticia, melihatnya dengan sebuah seringai.

“Tentu!” jawab Kylen, singkat.

“Besok jam 10 pagi! Datanglah kemari dan jangan terlambat!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hana Ryuuga
pernikahan di atas kontrak yah, menarik ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 79. Tidak ada kamu lagi

    Kylen memejamkan mata. Tangannya tergantung di udara cukup lama. Karena penuturan dari Owen, dia terpaksa kembali. Keadaan Shanon yang hamil jelas membuatnya tidak bisa tutup mata. Meski berat, dia tetap harus bertanggung jawab.Dengan sekali tarikan napas, tangannya dia paksa membuka gagang pintu yang sejak tadi hanya dilihatnya. Di dalam ada Shanon yang sedang terbaring di atas ranjang dengan jarum infus di tangannya.“Ky…?”Samantha yang mendengar suara langkah kaki langsung menoleh. Ia menatap iba pada Kylen yang terlihat berantakan.“Dia baru saja tertidur beberapa menit yang lalu setelah disuntik obat penenang,” terang Samantha.Kylen menghela napas panjang. Ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu duduk di samping Shanon. Digenggamnya tangan Shanon dengan erat. Wajah dan mata Shanon tampak bengkak, entah sudah sebanyak apa kekasihnya itu menangis.“Pulanglah, aku akan menjaga Shanon!” perintah Kylen.“Baiklah, jika membutuhkan sesuatu, hubungi aku!” balas Samantha.Lagi-lagi Kyle

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 78. Tidak ada lagi sosok dirimu

    Kylen mengedarkan pandangannya ketika baru menginjakkan kakinya di bandara Paris. Dalam hati kecilnya, dia berharap biasa bertemu dengan Leticia. Paris adalah kota yang meninggalkan kesan indah untuk antara dirinya dan Leticia. Sebenarnya dia hanya sedang mencoba peruntungan. Syukur-syukur dia bisa menemukan Leticia di tempat ini. “Tuan, saya sudah memesan hotel. Sebentar lagi mobil sewaan yang sudah kita pesan akan datang,” terang Owen. Kylen tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya lalu menyalakan ponsel miliknya yang sempat ia matikan. Panggilan telepon yang terus dilakukan oleh Shanon, cukup mengganggunya saat ini. Berharap ada balasan atau panggilan tak terjawab dari Leticia, nyatanya ia hanya menemukan pesan spam dari Shanon dan puluhan panggilan tak terjawab dari kekasihnya tersebut. “Tuan, apa Anda yakin jika Nona Leticia ada di sini?” tanya Owen. “Saya sudah mencari daftar nama Nona Leticia di setiap penerbangan hari ini, tapi tidak ada nama Nona Leticia di pene

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 77. Kabur

    Kylen melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah hampir tiga puluh menit Leticia ke kamar mandi, tapi wanita itu tak juga kembali. Perasaannya yang mulai cemas membuat pria berwajah tampan itu pergi ke toilet untuk mencari Leticia.Alih-alih mendapati Leticia keluar dari kamar mandi, Kylen justru mendapati orang lain yang keluar. Mencoba untuk kembali bersabar, Kylen menyandarkan punggungnya di dinding untuk menunggu sosok sang istri. Namun, lima belas menit berlalu, tidak juga ada tanda-tanda istrinya itu keluar dari kamar mandi.“Maaf, apa masih ada orang di dalam?” tanya Kylen pada sosok wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Tidak, hanya aku satu-satunya orang yang ada di dalam kamar mandi tadi,” jawab si wanita.Hati Kylen melencos. Tangannya dengan cepat mengambil ponsel yang ada di sakunya, mencari nama Leticia. Tak mendapatkan jawaban dari nomor yang dihubunginya, Kylen memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi khusus wanita. Ia mengetuk setiap pintu

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 76. Mencari Cara Untuk Kabur

    Leticia berjalan mondar-mandir di depan balkon. Semalam dia dan Kylen sudah pulang ke rumah. Perintah yang diberikan Isander, membuat hatinya gelisah. Ini tentu bukan hal yang baik untuknya dan Kylen. Keinginannya untuk mengakhiri pernikahan ini sudah bisa dipastikan akan sulit dilakukan.“Tuhan berikan aku jalan untuk semua masalah yang ada saat ini,” lirih Leticia.Leticia menghela napas panjang. Ia memilih keluar dari kamar, menuruni tangga menuju dapur. Tidak seperti biasa, pagi ini cacing-cacing di perutnya sudah meronta minta di manjakan. Namun, kakinya seketika berhenti saat melihat sosok Kylen yang duduk di meja makan dengan koran di tangannya. Jangan lupakan secangkir kopi yang tak boleh ketinggalan.“Sudah bangun?”Leticia menganggukkan kepala. Ia yang tadi hendak menuju ke dapur, berbelok menarik kursi di sisi Kylen. Sudut bibir Kylen yang memar mencubit hatinya, meninggalkan rasa kasihan yang tak mudah dihapus.“Masih sakit?”Kylen meletakkan koran yang sedang dibacanya. T

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 75. Tidak Bisa Memilih

    “Kylen…?”Tubuh Leticia menegang. Ia yang tadinya duduk seketika berdiri. Meski memiliki keyakinan penuh akan keinginannya, tapi saat melihat tatapan dan arogansi Kylen yang tajam dan mengintimidasi, tubuhnya tetap bergetar takut. Melawan Kylen bukan hal yang muda. Semua tahu itu.“Bukankah aku sudah mengatakannya tadi, kita tidak akan pernah bercerai!” tegas Kylen. Matanya melirik sesaat pada sosok Ettan yang berdiri di sisi Leticia.Leticia memalingkan wajah. Dia tidak menanggapi ucapan Kylen. Meneruskan hubungan ini tidak akan ada gunanya. Dia tidak akan pernah mendapatkan status yang pasti. Dia tidak ingin lagi mengalah dan berbagi kebahagian dengan orang lain. Jika tidak bisa memiliki seutuhnya hati dan tubuh Kylen, lebih baik dia mundur sebelum perasaannya berkembang semakin besar.“Apa kamu begitu ingin bersama dengan dia?!” sergah Kylen geram.“Jaga kata-katamu Ky. Leticia masih istrimu, tidak seharusnya kamu berkata seperti itu!” Ettan mendengus. Dia sama sekali tidak suka de

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 74. Laki-laki egois

    “Tidak!” Sorot mata Kylen menatap tajam Leticia. Tangannya tanpa diperintah mencengkram erat lengan istrinya. Urat-urat di wajahnya juga terlihat menonjol. Apa yang dikatakan Leticia, sukses mematik kemarahan besar dalam hatinya.“Ah… kamu menyakitiku,” ringis Leticia.Kylen memalingkan wajah diikuti dengan dilepaskannya cengkeramannya pada lengan Leticia. Tubuhnya yang tadi tak berjarak mulai bergerak mundur. “Temui aku di pondok belakang vila!” kata Kylen singkat padat lalu bergerak pergi meninggalkan Leticia.Leticia mendengus kesal. Ia mengumpat dalam hatinya atas sikap Kylen saat ini. Pria itu selalu bisa melakukan apapun yang disukainya. Dengan langkah kesal, ia berjalan masuk kedalam mobil Ettan. Keningnya mengkerut saat mendapati penumpang di belakang kosong. Tidak ada Kylen maupun Shanon di sana.“Ah… mereka kembali ke villa. Kylen tiba-tiba ada meeting online,” terang Ettan saat melihat raut penuh tanda tanya di wajah Leticia.“Oh,” sahut Leticia datar.Ettan tersenyum tipi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status