Share

2. Meminta Bantuan

Penulis: Anggun_sari
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-10 11:54:23

Leticia berdiri di depan gedung pencakar langit bertuliskan Elevate Dynamics—sebuah perusahaan yang bergerak di bidang investasi terbesar di kota Madrid. Leticia memantapkan langkahnya masuk ke dalam gedung itu, tujuannya adalah lantai lima belas. Ruang si pemilik perusahaan berada.

“Nona … Leticia Bradley?” tanya Owen Ozlle---asisten Kylen Dominic, memastikan.

Leticia mengangguk, ketika ditanyai oleh seorang pemuda tampan sesampainya di lantai lima belas. Dia akan menemui Kylen dan meminta bantuan pria itu.

“Silahkan, Nona, Tuan Kylen sudah menunggu Anda!” ucap Owen, sambil membuka pintu ruang kerja Kylen.

“Terima kasih,” balas Leticia sebelum masuk ke dalam ruagan Kylen.

Masuk ke dalam ruangan, matanya disuguhi punggung besar Kylen yang memunggunginya, memperhatikan pemandangan kota Madrid melalui kaca besar.

Tubuh Leticia mendadak menegang ketika Kylen membalikkan badannya. Kylen terlihat begitu tampan dan matang. Sudah hampir sepuluh tahun mereka tidak bertemu.

“Katakan, ada perlu apa kamu mencariku?” tanya Kylen to the point, saat melihat Leticia hanya diam membeku.

Leticia mengerjapkan matanya, mengatur kembali pikirannya yang sesaat menerawang mengagumi sosok Kylen.

“Ah … aku ….”

“Duduklah!” perintah Kylen, yang lebih dulu duduk di sofa dengan kaki menyilang.

Kylen, menatap lurus Leticia yang terlihat gugup. Gadis kecil itu kini terlihat semakin cantik dan menarik. Terakhir bertemu, Leticia masih duduk di bangku sekolah menengah atas saat itu, dan kini gadis itu sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang mungkin telah memiliki kekasih.

“Jadi, apa tujuanmu ke sini?” ulang Kylen, mengajukan pertanyaan yang sama.

Leticia meremat jari-jemarinya serta menggigt bibir, sebuah kebiasaan jika dia sedang terdesak atau gugup. “Aku … ingin meminta bantuan,” jawab Leticia dengan suara lirih.

Alis Kylen mengkerut. Mata tajam laki-laki itu menatap Leticia dengan seksama. Bantuan? Setelah sekian lama mereka tidak berhubungan. Hal itu tentu membuat Kylen, bertanya-tanya.

“Apa usaha ayahmu dilanda krisis?” tebak Kylen.

Leticia menegakkan punggungnya, kaget karena Kylen menebak dengan benar padahal dia belum mengatakan maksud tujuannya.

“Jadi benar, usaha ayahmu sedang dilanda krisis?” ulang Kylen. “Karena itukah kamu datang ke mari dan meminta bantuanku?” imbuh Kylen dengan suara tenang. Namun, cukup membuat lawan bicaranya gugup.

Kylen tersenyum miring. Laki-laki itu mengancingkan kembali kancing jas yang tadi sempat dilepasnya saat duduk, sebelum tubuh tinggi besarnya meninggalkan Leticia, menuju kursi kebesarannya.

Mata tajam Kylen kembali menatap Leticia dari tempat duduknya. Mengamati Leticia, seolah tengah melakukan sebuah penilaian.

“Di mana Tuan Galen? Bukankah seharusnya beliau yang datang menemui ku dan meminta bantuan?”

Leticia sedikit tertunduk kembali meremas jari-jarinya dan menggigit bibir. Benar apa yang dikatakan oleh Kylen, kenapa ayahnya tidak mendatangi Kylen, atau keluarga Dominic. Bukankah hubungan baik mereka bisa menyelamatkan permasalahan ayahnya, dari pada harus menjual dia pada laki-laki yang sama sekali tidak dikenalnya.

“Leticia Bradley, bisa kamu menjawab ku?”

Suara Kylen kembali terdengar. Wajah Kylen terlihat datar, tapi cukup membuatnya gugup.

“Itu karena ayahku, memiliki rencananya sendiri,” jawab Leticia, jujur.

“Rencananya sendiri?” ulang Kylen.

Leticia menghela napas. Sungguh dia tidak ingin mengatakan semua ini. Jika Kylen, tahu apa dibalik alasannya mendatangi pria itu, bisa saja Kylen menilainya sebagai wanita yang suka merengek dan tidak bertanggung jawab.

“Ayahku ingin aku menikah dengan laki-laki yang telah dipilihnya untuk menyelamatkan usahanya, tapi ....”

“Kamu menolaknya dan lebih memilih untuk meminta bantuanku,” potong Kylen, yang dibenarkan oleh anggukan Leticia.

Tidak ada lagi kalimat yang terdengar keluar dari bibir Kylen, pria itu diam dengan tatapan masih berfokus pada Leticia, untuk beberapa saat. Seolah berpikir keras.

Kata-kata sang ayah yang harus membuat dia memilih antara pernikahan atau harus kehilangan Shanon, meracuni sedikit otaknya untuk memanfaatkan situasi yang terjadi saat ini.

Tidak ada pilihan yang menguntungkan. Menikah artinya dia akan kehilangan Shanon secara tidak langsung. Namun, membiarkan ayahnya melepas alat penopang pernapasan Shanon, bukan pilihan yang tepat baginya. Cintanya pada Shanon serta kenangan indah mereka terlalu bermakna untuk dilepaskan begitu saja. Lima tahun tentu bukan waktu yang sebentar.

“Apa yang kamu tawarkan sebagai imbalan atas bantuanku, nanti?” Setelah terdiam cukup lama, Kylen kembali angkat bicara.

“Ta---tawaran?” gagap Leticia.

Kylen bangun dari duduknya, berjalan mendekat ke arah Leticia. Matanya yang tajam menatap Leticia, seolah mengunci wanita itu.

“Tidak ada?” tebak Kylen dengan seringainya. “Bagaimana kalau tubuhmu?” imbuhnya.

Mata Leticia membola, tangannya spontan menyilang menutupi bagian dadanya. “Tu---tubuhku!”

“Menikahlah denganku! Hanya pernikahan di atas kertas, sampai kekasihku bangun dari komanya!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hana Ryuuga
aah begitu
goodnovel comment avatar
KiraYume
Dinamika mulai muncul...konflik konflik...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 79. Tidak ada kamu lagi

    Kylen memejamkan mata. Tangannya tergantung di udara cukup lama. Karena penuturan dari Owen, dia terpaksa kembali. Keadaan Shanon yang hamil jelas membuatnya tidak bisa tutup mata. Meski berat, dia tetap harus bertanggung jawab.Dengan sekali tarikan napas, tangannya dia paksa membuka gagang pintu yang sejak tadi hanya dilihatnya. Di dalam ada Shanon yang sedang terbaring di atas ranjang dengan jarum infus di tangannya.“Ky…?”Samantha yang mendengar suara langkah kaki langsung menoleh. Ia menatap iba pada Kylen yang terlihat berantakan.“Dia baru saja tertidur beberapa menit yang lalu setelah disuntik obat penenang,” terang Samantha.Kylen menghela napas panjang. Ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu duduk di samping Shanon. Digenggamnya tangan Shanon dengan erat. Wajah dan mata Shanon tampak bengkak, entah sudah sebanyak apa kekasihnya itu menangis.“Pulanglah, aku akan menjaga Shanon!” perintah Kylen.“Baiklah, jika membutuhkan sesuatu, hubungi aku!” balas Samantha.Lagi-lagi Kyle

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 78. Tidak ada lagi sosok dirimu

    Kylen mengedarkan pandangannya ketika baru menginjakkan kakinya di bandara Paris. Dalam hati kecilnya, dia berharap biasa bertemu dengan Leticia. Paris adalah kota yang meninggalkan kesan indah untuk antara dirinya dan Leticia. Sebenarnya dia hanya sedang mencoba peruntungan. Syukur-syukur dia bisa menemukan Leticia di tempat ini. “Tuan, saya sudah memesan hotel. Sebentar lagi mobil sewaan yang sudah kita pesan akan datang,” terang Owen. Kylen tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya lalu menyalakan ponsel miliknya yang sempat ia matikan. Panggilan telepon yang terus dilakukan oleh Shanon, cukup mengganggunya saat ini. Berharap ada balasan atau panggilan tak terjawab dari Leticia, nyatanya ia hanya menemukan pesan spam dari Shanon dan puluhan panggilan tak terjawab dari kekasihnya tersebut. “Tuan, apa Anda yakin jika Nona Leticia ada di sini?” tanya Owen. “Saya sudah mencari daftar nama Nona Leticia di setiap penerbangan hari ini, tapi tidak ada nama Nona Leticia di pene

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 77. Kabur

    Kylen melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah hampir tiga puluh menit Leticia ke kamar mandi, tapi wanita itu tak juga kembali. Perasaannya yang mulai cemas membuat pria berwajah tampan itu pergi ke toilet untuk mencari Leticia.Alih-alih mendapati Leticia keluar dari kamar mandi, Kylen justru mendapati orang lain yang keluar. Mencoba untuk kembali bersabar, Kylen menyandarkan punggungnya di dinding untuk menunggu sosok sang istri. Namun, lima belas menit berlalu, tidak juga ada tanda-tanda istrinya itu keluar dari kamar mandi.“Maaf, apa masih ada orang di dalam?” tanya Kylen pada sosok wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Tidak, hanya aku satu-satunya orang yang ada di dalam kamar mandi tadi,” jawab si wanita.Hati Kylen melencos. Tangannya dengan cepat mengambil ponsel yang ada di sakunya, mencari nama Leticia. Tak mendapatkan jawaban dari nomor yang dihubunginya, Kylen memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi khusus wanita. Ia mengetuk setiap pintu

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 76. Mencari Cara Untuk Kabur

    Leticia berjalan mondar-mandir di depan balkon. Semalam dia dan Kylen sudah pulang ke rumah. Perintah yang diberikan Isander, membuat hatinya gelisah. Ini tentu bukan hal yang baik untuknya dan Kylen. Keinginannya untuk mengakhiri pernikahan ini sudah bisa dipastikan akan sulit dilakukan.“Tuhan berikan aku jalan untuk semua masalah yang ada saat ini,” lirih Leticia.Leticia menghela napas panjang. Ia memilih keluar dari kamar, menuruni tangga menuju dapur. Tidak seperti biasa, pagi ini cacing-cacing di perutnya sudah meronta minta di manjakan. Namun, kakinya seketika berhenti saat melihat sosok Kylen yang duduk di meja makan dengan koran di tangannya. Jangan lupakan secangkir kopi yang tak boleh ketinggalan.“Sudah bangun?”Leticia menganggukkan kepala. Ia yang tadi hendak menuju ke dapur, berbelok menarik kursi di sisi Kylen. Sudut bibir Kylen yang memar mencubit hatinya, meninggalkan rasa kasihan yang tak mudah dihapus.“Masih sakit?”Kylen meletakkan koran yang sedang dibacanya. T

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 75. Tidak Bisa Memilih

    “Kylen…?”Tubuh Leticia menegang. Ia yang tadinya duduk seketika berdiri. Meski memiliki keyakinan penuh akan keinginannya, tapi saat melihat tatapan dan arogansi Kylen yang tajam dan mengintimidasi, tubuhnya tetap bergetar takut. Melawan Kylen bukan hal yang muda. Semua tahu itu.“Bukankah aku sudah mengatakannya tadi, kita tidak akan pernah bercerai!” tegas Kylen. Matanya melirik sesaat pada sosok Ettan yang berdiri di sisi Leticia.Leticia memalingkan wajah. Dia tidak menanggapi ucapan Kylen. Meneruskan hubungan ini tidak akan ada gunanya. Dia tidak akan pernah mendapatkan status yang pasti. Dia tidak ingin lagi mengalah dan berbagi kebahagian dengan orang lain. Jika tidak bisa memiliki seutuhnya hati dan tubuh Kylen, lebih baik dia mundur sebelum perasaannya berkembang semakin besar.“Apa kamu begitu ingin bersama dengan dia?!” sergah Kylen geram.“Jaga kata-katamu Ky. Leticia masih istrimu, tidak seharusnya kamu berkata seperti itu!” Ettan mendengus. Dia sama sekali tidak suka de

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 74. Laki-laki egois

    “Tidak!” Sorot mata Kylen menatap tajam Leticia. Tangannya tanpa diperintah mencengkram erat lengan istrinya. Urat-urat di wajahnya juga terlihat menonjol. Apa yang dikatakan Leticia, sukses mematik kemarahan besar dalam hatinya.“Ah… kamu menyakitiku,” ringis Leticia.Kylen memalingkan wajah diikuti dengan dilepaskannya cengkeramannya pada lengan Leticia. Tubuhnya yang tadi tak berjarak mulai bergerak mundur. “Temui aku di pondok belakang vila!” kata Kylen singkat padat lalu bergerak pergi meninggalkan Leticia.Leticia mendengus kesal. Ia mengumpat dalam hatinya atas sikap Kylen saat ini. Pria itu selalu bisa melakukan apapun yang disukainya. Dengan langkah kesal, ia berjalan masuk kedalam mobil Ettan. Keningnya mengkerut saat mendapati penumpang di belakang kosong. Tidak ada Kylen maupun Shanon di sana.“Ah… mereka kembali ke villa. Kylen tiba-tiba ada meeting online,” terang Ettan saat melihat raut penuh tanda tanya di wajah Leticia.“Oh,” sahut Leticia datar.Ettan tersenyum tipi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status