Share

5. Honeymoon

Author: Anggun_sari
last update Last Updated: 2025-07-10 11:56:56

Pagi ini Kylen mengajak Leticia pergi ke catatan sipil untuk mengurus pernikahan mereka. Tanpa gaun pengantin dan juga pesta meriah, kini status mereka telah berubah menjadi sepasang suami istri.

Leticia tersenyum tipis, melihat buku kecil yang ada di tangannya. Statusnya telah berubah, dari lajang menjadi istri orang. Helaan napas panjang yang keluar dari bibir Leticia, mengundang perhatian Kylen, hingga membuatnya menoleh.

“Kenapa? Tidak suka?”

Leticia memutar bola matanya. Ekspresi Kylen yang datar dan dingin sunguh membuatnya ingin menonjok wajah tampan itu.

Bagaimana bisa pria itu masih bersikap biasa saja setelah membuat orang-orang kecewa akan keputusannya. Meski hanya menikah kontrak, setidaknya Kylen bisa mengadakan pesta sederhana untuk menyenangkan hati orang tua mereka.

“Kemana?” tanya Kylen, mencekal tangan Leticia ketika gadis itu berlalu begitu saja dan mengabaikannya.

“Aku tidak suka diabaikan! Jika aku bertanya, maka jawab!” Sorot mata tajam Kylen, memberi peringatan. “Ingat apa yang harus kamu lakukan untuk bantuan yang sudah aku berikan. Semua itu tidak gratis Nona Leticia Bradley!” imbuh Kylen mengingatkan.

Leticia mendengus, tertampar fakta yang ada. Selain menjadi istri rasanya dia juga akan menjadi pesuruh pria di sampingnya ini.

“Pulang!” jawab Leticia. “Aku harus mengemas barang-barangku!” imbuhnya.

Kylen memang meminta Leticia pindah ke rumahnya setelah mereka menikah. Meski hanya menikah kontrak, mereka tetap memerlukan validasi.

“Aku antar!”

Kylen masuk ke dalam nobil, disusul Leticia. Tidak ada percakapan yang terjadi diantara keduanya. Leticia memilih menatap kaca mobil. Melihat lalu lalang kendaraan lebih menarik dibandingkan menatap wajah Kylen, meski tampan, tapi pria itu menyebalkan. Sementara Kylen, fokus pada jalan.

Mengendara hampir tiga puluh menit, mobil Kylen berhenti di halaman rumah Leticia. Di taman kecil halaman rumah Leticia, dia bisa melihat Gwen sedang menyirami tanaman.

“Selamat pagi,” sapa Kylen ketika turun dari mobil.

Gwen tersenyum hangat, menyambut kedatangan pria tampan yang kini telah menjadi menantunya. Wanita itu segera meletakkan sprayer ditangannya.

“Ayo masuk!” ajak Gwen mengiringi Kylen masuk ke dalam rumahnya.

“Mau minum apa? Ibu akan menyuruh bibi untuk membuatkannya,” tanya Gwen.

“Tidak perlu. Kami hanya sebentar, Leticia perlu mengambil barang-barangnya. Saya juga harus segera kembali ke kantor,” sahut Kylen sopan.

Leticia berdecak. Wajah Kylen yang tiba-tiba berubah manis membuatnya kesal. Sungguh perbedaan yang sangat kontras. Pria itu akan sedingin es dan sekejam iblis jika dengannya. Namun, manis jika bersama ibunya.

“Kembali ke kantor? Kamu tidak mengambil cuti setelah melakukan pernikahan?” Wajah Gwen berubah muram. Setelah tidak ada pesta pernikahan, honeymoon juga tidak.

“Tidak bisakah kamu mengambil cuti?” tanya Gwen kemudian. “Kami sudah menyiapkan tiket berlibur sebagai hadiah pernikahan,” imbuhnya.

Leticia berdehem, kakinya menyenggol kaki Kylen, menyuruh pria itu untuk memberikan jawaban.

“Sayang sekali tiket harga jutaan itu harus hangus begitu saja.” Gwen menghela napas panjang, mimik wajahnya dibuat semenyedihkan mungkin agar menarik iba Kylen.

“Kami akan pergi.”

***

Leticia memicingkan mata, menatap kesal pada pria di sisinya. Mereka sedang berada di dalam taxi menuju ke hotel.

“Kenapa? Menyukaiku?” cuit Kylen tanpa menoleh. Matanya fokus pada tab di tangannya.

Leticia mendecih, heran kenapa Kylen bisa tahu jika dia tengah menatapnya pada pria itu sedang sibuk dengan tab.

“Tidak bisakah kamu meletakkan sebentar saja tab yang ada di tanganmu itu. Kita ke sini untuk berlibur. Jika kamu masih sibuk mengurus pekerjaan, bukankah sebaiknya kita pulang saja!” protes Leticia. Bibirnya sudah maju beberapa centimeter.

Kylen menghela napas, ia menoleh sebentar menatap Leticia yang sepertinya tengah merajuk. “Aku bekerja untuk menghidupimu.”

“Dari yang aku lihat, kamu adalah seorang pengangguran yang suka menghamburkan uang. Jika aku tidak bekerja, uang siapa yang akan kamu pakai. Tidak mungkin kamu meminta pada orang tuamu kan,” imbuh Kylen.

Kekesalan Leticia semakin memuncak karena kata-kata yang keluar dari bibir Kylen. Ia memilih memalingkan wajahnya dan menatap pemandangan pinggiran kota Paris.

Ya, setelah menerima tiket liburan dari sang ibu, ia dan Kylen segera terbang ke negara yang dijuluki negara paling romantis itu. Namun, sungguh disayangkan ia harus ke negara ini bersama dengan laki-laki sedingin dan semenyebalkan Kylen.

Menghabiskan waktu kurang lebih tiga puluh menit, taxi yang ditumpangi oleh Kylen dan Leticia akhir sampai di hotel tempat mereka akan menginap. Pasangan suami istri itu segera naik ke kamar mereka setelah melakukan reservasi. Tubuh mereka terlalu lelah setelah perjalanan panjang. Tidur dan beristirahat adalah tujuan pasang itu saat ini.

“Kamu bisa mandi dulu, bersihkan badanmu sampai kamu merasa rilex. Aku akan menunggu dengan sabar,” ucap Kylen ketika sudah berada di dalam kamar.

Leticia menyilangkan tangannya. Kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Kylen, membuat otaknya spontan berpikir yang tidak-tidak. Dia dan Kylen sudah menikah, bukan tidak mungkin Kylen akan meminta haknya meski mereka menikah hanya sebatas kontrak.

“Ke---kenapa aku harus mandi dan membersihkan badanku sampai aku merasa rileks?”

Kylen yang baru akan melepas kemejanya, mendekat ke arah Leticia. Matanya menyipit menatap dalam lawannya. Gerak gerik Leticia yang tampak gusar, menggelitik sisi hatinya.

“Menurutmu, kenapa kamu harus membuat badanmu rilex,” bisik Kylen tepat di telinga Leticia, menciptakan sensasi menggelitik.

Leticia menelan ludahnya susah payah. Tubuhnya menegang seiring hembusan napas Kylen yang terus menerpa telinganya. Bukan berhenti, Kylen justru semakin menggodanya. Bibir pria itu merambat menyentuh permukaan kulit lehernya.

“Ky--- a---apa yang ingin kamu lakukan?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Wei Yun
mulai deh mikirnya
goodnovel comment avatar
KiraYume
Aduh Kylen....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 79. Tidak ada kamu lagi

    Kylen memejamkan mata. Tangannya tergantung di udara cukup lama. Karena penuturan dari Owen, dia terpaksa kembali. Keadaan Shanon yang hamil jelas membuatnya tidak bisa tutup mata. Meski berat, dia tetap harus bertanggung jawab.Dengan sekali tarikan napas, tangannya dia paksa membuka gagang pintu yang sejak tadi hanya dilihatnya. Di dalam ada Shanon yang sedang terbaring di atas ranjang dengan jarum infus di tangannya.“Ky…?”Samantha yang mendengar suara langkah kaki langsung menoleh. Ia menatap iba pada Kylen yang terlihat berantakan.“Dia baru saja tertidur beberapa menit yang lalu setelah disuntik obat penenang,” terang Samantha.Kylen menghela napas panjang. Ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu duduk di samping Shanon. Digenggamnya tangan Shanon dengan erat. Wajah dan mata Shanon tampak bengkak, entah sudah sebanyak apa kekasihnya itu menangis.“Pulanglah, aku akan menjaga Shanon!” perintah Kylen.“Baiklah, jika membutuhkan sesuatu, hubungi aku!” balas Samantha.Lagi-lagi Kyle

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 78. Tidak ada lagi sosok dirimu

    Kylen mengedarkan pandangannya ketika baru menginjakkan kakinya di bandara Paris. Dalam hati kecilnya, dia berharap biasa bertemu dengan Leticia. Paris adalah kota yang meninggalkan kesan indah untuk antara dirinya dan Leticia. Sebenarnya dia hanya sedang mencoba peruntungan. Syukur-syukur dia bisa menemukan Leticia di tempat ini. “Tuan, saya sudah memesan hotel. Sebentar lagi mobil sewaan yang sudah kita pesan akan datang,” terang Owen. Kylen tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya lalu menyalakan ponsel miliknya yang sempat ia matikan. Panggilan telepon yang terus dilakukan oleh Shanon, cukup mengganggunya saat ini. Berharap ada balasan atau panggilan tak terjawab dari Leticia, nyatanya ia hanya menemukan pesan spam dari Shanon dan puluhan panggilan tak terjawab dari kekasihnya tersebut. “Tuan, apa Anda yakin jika Nona Leticia ada di sini?” tanya Owen. “Saya sudah mencari daftar nama Nona Leticia di setiap penerbangan hari ini, tapi tidak ada nama Nona Leticia di pene

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 77. Kabur

    Kylen melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah hampir tiga puluh menit Leticia ke kamar mandi, tapi wanita itu tak juga kembali. Perasaannya yang mulai cemas membuat pria berwajah tampan itu pergi ke toilet untuk mencari Leticia.Alih-alih mendapati Leticia keluar dari kamar mandi, Kylen justru mendapati orang lain yang keluar. Mencoba untuk kembali bersabar, Kylen menyandarkan punggungnya di dinding untuk menunggu sosok sang istri. Namun, lima belas menit berlalu, tidak juga ada tanda-tanda istrinya itu keluar dari kamar mandi.“Maaf, apa masih ada orang di dalam?” tanya Kylen pada sosok wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Tidak, hanya aku satu-satunya orang yang ada di dalam kamar mandi tadi,” jawab si wanita.Hati Kylen melencos. Tangannya dengan cepat mengambil ponsel yang ada di sakunya, mencari nama Leticia. Tak mendapatkan jawaban dari nomor yang dihubunginya, Kylen memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi khusus wanita. Ia mengetuk setiap pintu

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 76. Mencari Cara Untuk Kabur

    Leticia berjalan mondar-mandir di depan balkon. Semalam dia dan Kylen sudah pulang ke rumah. Perintah yang diberikan Isander, membuat hatinya gelisah. Ini tentu bukan hal yang baik untuknya dan Kylen. Keinginannya untuk mengakhiri pernikahan ini sudah bisa dipastikan akan sulit dilakukan.“Tuhan berikan aku jalan untuk semua masalah yang ada saat ini,” lirih Leticia.Leticia menghela napas panjang. Ia memilih keluar dari kamar, menuruni tangga menuju dapur. Tidak seperti biasa, pagi ini cacing-cacing di perutnya sudah meronta minta di manjakan. Namun, kakinya seketika berhenti saat melihat sosok Kylen yang duduk di meja makan dengan koran di tangannya. Jangan lupakan secangkir kopi yang tak boleh ketinggalan.“Sudah bangun?”Leticia menganggukkan kepala. Ia yang tadi hendak menuju ke dapur, berbelok menarik kursi di sisi Kylen. Sudut bibir Kylen yang memar mencubit hatinya, meninggalkan rasa kasihan yang tak mudah dihapus.“Masih sakit?”Kylen meletakkan koran yang sedang dibacanya. T

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 75. Tidak Bisa Memilih

    “Kylen…?”Tubuh Leticia menegang. Ia yang tadinya duduk seketika berdiri. Meski memiliki keyakinan penuh akan keinginannya, tapi saat melihat tatapan dan arogansi Kylen yang tajam dan mengintimidasi, tubuhnya tetap bergetar takut. Melawan Kylen bukan hal yang muda. Semua tahu itu.“Bukankah aku sudah mengatakannya tadi, kita tidak akan pernah bercerai!” tegas Kylen. Matanya melirik sesaat pada sosok Ettan yang berdiri di sisi Leticia.Leticia memalingkan wajah. Dia tidak menanggapi ucapan Kylen. Meneruskan hubungan ini tidak akan ada gunanya. Dia tidak akan pernah mendapatkan status yang pasti. Dia tidak ingin lagi mengalah dan berbagi kebahagian dengan orang lain. Jika tidak bisa memiliki seutuhnya hati dan tubuh Kylen, lebih baik dia mundur sebelum perasaannya berkembang semakin besar.“Apa kamu begitu ingin bersama dengan dia?!” sergah Kylen geram.“Jaga kata-katamu Ky. Leticia masih istrimu, tidak seharusnya kamu berkata seperti itu!” Ettan mendengus. Dia sama sekali tidak suka de

  • Istri Yang Tak Diinginkan Tuan CEO Dingin    Bab 74. Laki-laki egois

    “Tidak!” Sorot mata Kylen menatap tajam Leticia. Tangannya tanpa diperintah mencengkram erat lengan istrinya. Urat-urat di wajahnya juga terlihat menonjol. Apa yang dikatakan Leticia, sukses mematik kemarahan besar dalam hatinya.“Ah… kamu menyakitiku,” ringis Leticia.Kylen memalingkan wajah diikuti dengan dilepaskannya cengkeramannya pada lengan Leticia. Tubuhnya yang tadi tak berjarak mulai bergerak mundur. “Temui aku di pondok belakang vila!” kata Kylen singkat padat lalu bergerak pergi meninggalkan Leticia.Leticia mendengus kesal. Ia mengumpat dalam hatinya atas sikap Kylen saat ini. Pria itu selalu bisa melakukan apapun yang disukainya. Dengan langkah kesal, ia berjalan masuk kedalam mobil Ettan. Keningnya mengkerut saat mendapati penumpang di belakang kosong. Tidak ada Kylen maupun Shanon di sana.“Ah… mereka kembali ke villa. Kylen tiba-tiba ada meeting online,” terang Ettan saat melihat raut penuh tanda tanya di wajah Leticia.“Oh,” sahut Leticia datar.Ettan tersenyum tipi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status