Home / Thriller / Istri Yang Tidak Dirindukan / 93. Aku Mencintaimu, Carry

Share

93. Aku Mencintaimu, Carry

Author: Solane
last update Last Updated: 2025-09-07 10:58:20

Chris Evan membuka mata. Menyadari rasa sakit di seluruh tubuhnya. Dan hal itulah yang memaksanya siuman.

Kegelapan yang pertama kali ia rasakan. Sampai akhirnya matanya terbiasa dan menyadari ia berada di sebuah ruangan tidak berjendela, tidak ada udara segar. Ia duduk, ternyata lengannya di tekuk ke belakang dan diikat dengan sebuah lempengan kayu.

Di lantai sebelah kiri terdapat segaris cahaya samar yang berasal dari bawah tempat yang Evan duga sebuah pintu.

Evan berusaha bergeser, tapi rasa sakit mengganda ia rasakan. Rupanya ia habis ditikam.

“Evan…”

Rupanya ia tak sendirian. Tarikan napas itu begitu lirih, begitu dekat dengannya. Napas berbau vanili. Charloitte?

Tidak, seharusnya Esteban menjaganya!

"Kumohon Evan, bicaralah padaku. Katakan kau baik-baik saja.”

"Akü...” la berdehem karena suaranya hanya berupa geraman. "Aku tidak apa-apa, Sayang.” Bohong, tapi sekarang ini ia bersedia membericahu Charlotte apa pun. la tak tahu berapa banyak ia kehilangan darah; Evan hanya tahu sa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   95. Sedikit Terlambat, Kawan

    Otot rahang Diego mengeras. Charlotte terus berbicara, menekankan maksudnya sewaktu berkata, "Waktu itu kau tidak ingin membunuhku. Karena itulah kau menahanku di ruangan itu... karena itulah kau mengobrol begitu lama denganku.""Aku memanfaatkanmu, menggali informasi darimu. Menjagamu tetap hidup cukup lama untuk membuat senator ketakutan.""Apakah Pete sepenuhnya dusta? Atau dia... dirimu yang seharusnya? Apa yang terjadi..." tanya Charlotte, berbicara cepat, menjaga fokus Diego kepada dirinya dan menjauhkan pisau dari tubuhnya, "sehingga kau berubah? Kenapa sekarang Pete mati... dan El Diablo mengambil alih?""Karena hanya yang kuatlah yang bertahan hidup." Sekilas kepedihan berkelebat di wajah Diego. "Aku mempelajari hal itu sewaktu menginjak darah ibuku,"Charlotte tersentak mendengar pengakuan tersebut, kemudian Diego menegakkan badan, sedikit menjauhi Charlotte. “Dan sekarang kau juga akan mempelajarinya, Charlotte.” Diego mengerutkan dahi kepada wanita itu, sesaat tampak melam

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   94. Jangan Ganggu Carry!

    "Kau sangat merepotkan, Manis.” Sebuah pisau membelai leher Charlotte.“Kenapa tidak kau bunuh saja aku saat di Meksiko!?"Evan terkejut, tidak menduga kalimat kasar itu keluar dari bibir Carry. Tidak, tidak! Carry tidak boleh memanas-manasi seorang pembunuh.Pisau membenam di kulit Carry. Sebulir darah mengaliri lehernya yang pucat. Sekarang lampu di ruangan itu menyala, terlalu terang, kelewat jelas. "Mungkin seharusnya begitu," Diego sepakat."Tapi kalau begitu, kau tahu kau tak akan pernah mendapatkan bukti itu!" geram Evan padanya. "Dan organisasimu, keluarga Larue akan runtuh menimpamu."Diego Larue menoleh padanya. "Aku mulai menganggap bukti itu tidak ada." Tapi ia mengangkat pisau dari leher Carry.Jantung Evan mulai berdetak lagi.Anak buah Diego di sebelah kanan menghunjamkan pisau ke luka di sisi tubuh Evan. Evan mengertakkan gigi, menolak berteriak sewaktu pisau itu dipuntir."Maksudku, kalau Charlotte punya buktinya, kalau dia tahu apa pun soal itu... dia pasti sudah m

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   93. Aku Mencintaimu, Carry

    Chris Evan membuka mata. Menyadari rasa sakit di seluruh tubuhnya. Dan hal itulah yang memaksanya siuman.Kegelapan yang pertama kali ia rasakan. Sampai akhirnya matanya terbiasa dan menyadari ia berada di sebuah ruangan tidak berjendela, tidak ada udara segar. Ia duduk, ternyata lengannya di tekuk ke belakang dan diikat dengan sebuah lempengan kayu.Di lantai sebelah kiri terdapat segaris cahaya samar yang berasal dari bawah tempat yang Evan duga sebuah pintu.Evan berusaha bergeser, tapi rasa sakit mengganda ia rasakan. Rupanya ia habis ditikam.“Evan…”Rupanya ia tak sendirian. Tarikan napas itu begitu lirih, begitu dekat dengannya. Napas berbau vanili. Charloitte?Tidak, seharusnya Esteban menjaganya!"Kumohon Evan, bicaralah padaku. Katakan kau baik-baik saja.”"Akü...” la berdehem karena suaranya hanya berupa geraman. "Aku tidak apa-apa, Sayang.” Bohong, tapi sekarang ini ia bersedia membericahu Charlotte apa pun. la tak tahu berapa banyak ia kehilangan darah; Evan hanya tahu sa

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   92. Bertemu Pete Crenshaw

    "Kau akan baik-baik saja," kata Charlotte sambil menempelkan handuk ke Iuka Esteban. "Aku akan memanggil bantuan, oke?" la berusaha menelepon ambulans, tapi sambungan telepon di lantai atas mati. Dengan semua baku tembak yang terjadi di luar... kenapa bantuan belum datang?Seharusnya lebih banyak polisi datang. Polisi dan petugas paramedis. Mereka akan merawat Esteban. Harus.Esteban meraih tangannya. Jemari Esteban berlumuran darah. "Sembunyi."Charlotte menggeleng. "Aku tidak akan meninggalkanmu.""Tidak ada... tembakan lagi."Esteban benar. Tapi tadi juga baku tembaknya sempat berhenti. Dan Charlotte tidak mau menganggap dirinya sudah selamat, hanya untuk mendapati peluru kembali berdesingan."Sem... bunyi.""Aku akan ke kamar dan mengambil ponsel." la akan memanggil bantuan. la tak akan membiarkan Esteban mati sementara dirinya tidak melakukan apa pun. Penyerang mereka memang sudah memutus sambungan telepon rumah, tapi mereka tidak bisa menghentikannya menggunakan ponsel. "Semuany

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   91. Bukan Tracy Walker

    Bukan hanya Tracy saja yang mati-matian ingin memenangi pertempuran ini. Charlotte sendiri juga rnerasa lebih dari sekadar mati-matian ingin menang."Seharusnya... kau mati... di kuburan…”geram Tracy sembari menghantamkan kepala Charlotte ke lantai. "Seharusnya…”Charlotte mencolok mata Tracy dengan jemari. Tracy memekik dan melompat mundur.”Kau yang memasang bom di mobil?” Charlotte berdiri cepat dan berusaha menyiapkan diri untuk serangan berikutnya.Tetapi Tracy tidak menyerangnya. Alih-alih, wanita itu berlari ke brankas ayahnya yang terbuka. Sepengetahuan Charlotte, satu-satunya barang yang pernah ayahnya simpan di brankas nakas itu adalah pistol.Charlotte melompat ke arah pisau. Pisau itu dekat. la bisa meraihnya dan menyerang—“Jangan bergerak!”Terlambat. Tracy sudah mengambil pistol itu. Dan mengacungkannya ke arah Charlotte. Dan wanita itu.., tersenyum.Baku tembak bergema di luar sana tidak semenegangkan apa yang ia hadapi sekarang. Ia tidak percaya orang kepercayaan ayah

  • Istri Yang Tidak Dirindukan   90. Penyerangan

    Mata Badai, Awan terbelah, memperlihatkan secercah cahaya, harapan. Harapan palsu, karena badai belum benar-benar berakhir. Sering kali, bagian terburuknya baru saja akan dimulai.Charlotte memandang judul lukisannya yang ternyata dibeli ayahnya dari galeri miliknya, membingkai dan menggantungnya di dinding kamar pribadi sang Senator itu.Tangannya menelusuri garis inisial namanya di kiri bawah kanvas.Jadi, ayahnya melihat lukisannya setiap hari, saat bangun?"Siapa kau sebenarnya?" bisiknya. “Kenapa kau harus meninggalkan kami?" Padahal ada cara Iain. Seharusnya ayahnya tidak perlu—Seorang wanita menangis. Kepala Charlotte tersentak ke kiri sewaktu ia mendengar isakan yang berasal dari lantai bawah.la bergegas keluar kamar, meninggalkan lukisan lukisan dan kenangan itu. Berlari cepat ke arah tangga.Tracy berdiri di ruang penghubung, wajah wanita itu bebercak merah dengan corengan darah yang menodai lengan serta dadanya.Esteban sedang memapahnya. Wajah pria itu penuh amarah.“Apa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status