Share

Politik Kerajaan

Saat kereta sampai di perbatasan, banyak prajurit datang dengan raut wajah yang sedih dan marah. Mereka tidak menyangka prajurit tangguh yang paling mereka hormati akan pergi meninggalkan mereka dengan begitu cepat. Apalagi dengan cara yang begitu licik seperti yang dilakukan oleh Bayan.

Mereka menahan tangis dan amarah sambil berjanji akan memenggal kepala orang yang membunuh Patih muda mereka. Mereka tak terima dengan apa yang terjadi dan tak akan memaafkan Malaka dan siap untuk pergi berperang serta mendapatkan kembali kehormatan mereka.

"Aku akan memenggal kepala Bayan dengan tanganku sendiri!"

"Tidak, akulah yang akan memenggal kepalanya!"

Semua prajurit yang dulunya berada di komando Patih muda merasa marah dan berlomba-lomba untuk mendapatkan kepala Bayan. Mereka tak akan puas sampai ada pertumpahan darah di antara mereka.

Di dalam kereta itu pula, Jarka masih menangis dan berpelukan dengan tubuh hangat Sina. Ia merasa bahwa hidupnya telah berubah begitu banyak dalam waktu yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status