ホーム / Romansa / Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku / Bab 2 —Tawaran Jayden Spencer

共有

Bab 2 —Tawaran Jayden Spencer

last update 最終更新日: 2023-09-11 14:14:06

Jayden Spencer, seorang desainer perhiasan ternama yang dihormati semua orang!

Di usia lima belas tahun, Jayden Spencer sudah berhasil menghasilkan desain perhiasan legendaris yang dikagumi semua orang. Saat dia dua puluh lima tahun, pria itu mendirikan Diamant Corp, perusahaan yang hanya dalam kurun waktu tiga tahun menjadi perusahaan perhiasan terbesar negara Eden. Sekarang, di usianya yang ketiga puluh sembilan, pria tersebut telah menjadi salah satu tokoh terpenting dalam dunia perhiasan!

Mata Valency membulat sempurna. Bagaimana bisa satu email sederhananya malah membuatnya dipertemukan langsung dengan orang penting seperti Jayden? 

“Langsung ke intinya,” ucap Jayden memecah lamunan Valency. “Desain yang dirimu kirimkan, itu adalah desain yang telah diikutkan dalam lomba Komunitas Desainer Perhiasan Negara.” 

Valency menelan ludah. Lomba Komunitas Desainer Perhiasan Negara adalah lomba yang diikuti oleh Felix dan Cecilia. Kebetulan Valency tahu Diamant Corp adalah salah satu pendukung acara tersebut, dan Jayden … merupakan salah satu juri di sana.

“Bagaimana bisa kamu berani mengirim desain orang lain untuk bekerja sama dengan perusahaanku?” 

Mata tajam Jayden menatap Valency serius, membuat gadis itu merasa seperti sedang diinterogasi. 

“Desain itu milikku,” jawab Valency dengan tegas. “Jika ada yang menggunakan desain tersebut selain diriku, maka orang itulah yang telah mencuri desainku.”

Jayden menatap Valency lurus. Manik hitamnya seperti sedang menggali kebenaran dari diri Valency.

“Kamu bermaksud untuk mengatakan Felix Smith dan Cecilia Owen yang telah mencuri karyamu?” 

Valency menganggukkan kepala.

“Bukti,” tuntut Jayden.

Walau tidak mengira akan berhadapan dengan Jayden Spencer terkait masalah ini, tapi Valency sudah mempersiapkan semuanya. Gadis itu mengeluarkan dua lembar kertas dan menyodorkannya ke hadapan Jayden.

Manik hitam pria itu menatap lembaran kertas tersebut dan kembali pada Valency. “Kenapa menunjukkan dua desain ini kepadaku?”

“Ini draft awal dan ini draft akhir. Yang diajukan ke lomba adalah draft awal saya,” jelas Valency seraya menunjuk ke satu titik. “Perubahan bagian ini di draft akhir, seharusnya Tuan Spencer tahu apa artinya.”

Netra Jayden menggerayangi dua desain tersebut secara bergantian. Kemudian, dia memicingkan matanya, langsung paham maksud Valency.

Jayden pun mengangkat pandangannya untuk menatap Valency kembali. Dia sudah  yakin akan kebenarannya. Namun ….

“Kenapa tidak melaporkan mereka?” 

Ekspresi Valency berubah pahit saat mendengar pertanyaan Jayden.

“Tidak semua orang sejeli dirimu dalam menilai sebuah desain, Tuan Spencer.” Valency menambahkan, “Selain itu, latar belakang Felix Smith dan Cecilia Owen tidaklah sederhana, jadi akan percuma melaporkan hal seperti ini.”

Ucapan Valency membuat Jayden terdiam. “Jadi, itu alasanmu mengajukan kerja sama dengan Diamant Corp. Agar kami menerbitkan desain tersebut lebih dulu dan dua orang yang mencuri karyamu itu tersangkut masalah hak cipta?”

“Itu benar, Tuan Spencer. Kalaupun saya tidak mampu menang melawan mereka, tapi Diamant Corp jelas bisa.”

Jayden terdiam. Matanya menerawang ke depan, sedang mempertimbangkan apa yang diucapkan oleh Valency. 

Diamnya Jayden membuat jantung Valency berdebar keras. Lagi pula, ini bukanlah masalah kecil. 

Masalah hak cipta dalam dunia desain, maupun sektor kreatif mana pun, adalah suatu hal yang sensitif. Satu langkah yang salah dan karir seseorang bisa berakhir!

“Apa keuntungannya?” tanya Jayden kepada Valency.

“Tuan Spencer adalah salah satu petinggi dunia desain perhiasan, mata Anda tidak bisa ditipu. Saya yakin Anda bisa melihat bahwa desain saya akan mendatangkan keuntungan besar bagi Diamant Corp setelah dirilis,” ucap Valency. “Selain itu ... saya juga akan menyerahkan hak cipta perhiasan ini sepenuhnya pada Diamant Corp.”

Kalimat terakhir yang diucapkan Valency berhasil mengejutkan Jayden. Alis pria itu sedikit tertaut. 

Bagi seorang desainer, menyerahkan hak cipta sebuah desain sama dengan seorang ibu yang menyerahkan anaknya kepada orang lain. Layakkah Valency bertindak sejauh ini?

“Kamu yakin?”

“Dibanding membiarkan karya yang telah saya buat dengan susah payah jatuh ke tangan pengkhianat dan diklaim sebagai milik mereka, saya lebih ikhlas jika karya saya dapat berada di perusahaan yang berintegritas seperti Diamant Corp,” jawab Valency mantap.

Jayden menyandarkan tubuh ke kursi kebesarannya. “Penyerahan hak cipta tidak sebanding dengan efek yang akan ditimbulkan desain itu,” tutur pria itu. “Aku tidak ingin mempertaruhkan hidup ribuan karyawan hanya untuk satu desain.”

Ucapan Jayden berhasil menghancurkan harapan Valency, senyum gadis itu seketika luntur. 

Apa ini adalah penolakan secara tak langsung dari Jayden? 

Jantung Valency berdetak keras. Tidak! Dia tidak boleh kalah seperti ini!

Valency memutar otak, berusaha mencari kata-kata yang dapat meyakinkan Jayden. 

‘Haruskah … aku menggunakan hal ‘itu’? Tapi ... Ibu melarangku memberi tahu siapa pun.”

Batin Valency berperang, antara ingin mengungkapkan rahasia terbesarnya demi mendapat persetujuan Jayden atau diam dan membiarkan dirinya kalah. 

Mata Valency memejam erat seiring dirinya berseru dalam hati, ‘Maaf Ibu, aku harus mengingkari janjiku.’ Valency membuka mata dan bibirnya pun terpisah. “Aku–”

“Aku setuju.”

Valency membelalak. Dirinya baru saja berniat mengungkap kartu As-nya, tapi Jayden mendadak berubah pikiran?

“Perihal hak cipta desain, aku tidak membutuhkannya.” Jayden menatap Valency yang tampak terkejut. “Aku menginginkan hal lain.”

Ucapan Jayden membuat Valency kembali bersemangat. “Apa pun itu, Tuan Spencer, saya akan berusaha memenuhinya!” 

“Dirimu.”

Sontak, Valency mematung. Manik cokelat manisnya terpaku pada sosok Jayden.

Dengan kening mengernyit, Valency berujar, “Tuan Spencer, kita sedang berbicara tentang bisnis. Tolong jangan bercanda.”

Jayden beranjak dari kursinya, berjalan mengitari meja dan bersandar di pinggirnya. Dengan lengan kemeja hitamnya yang tergulung sebatas siku, pria itu mengizinkan Valency untuk melihat otot tangannya yang menegang selagi menopang tubuhnya yang kekar.

Valency meneguk ludah. Sungguh pria itu sangat menawan!

Valency! Fokus!’ pekik Valency dalam hati.

“Kita memang membicarakan bisnis Nona Lambert. Kamu mengajukan penawaranmu dan aku juga mengajukan syaratku.” Jayden membalas dengan tenang. “Sebuah kerja sama dengan risiko yang besar tentunya harus memberikan keuntungan yang besar juga, bukan?” Salah satu alis Jayden dinaikkan. 

“Pernikahan denganku membawa keuntungan besar untukmu?” Valency sangat kebingungan dibuatnya. “Aku tidak mengerti.”

Senyum tipis tersungging di bibir Jayden, membuat ekspresi datar yang sedari tadi terpasang di wajah pria itu tergantikan oleh ekspresi terhibur.

“Alasanku, kamu tidak perlu tahu. Yang jelas, dalam pernikahan ini, kamu tidak akan dirugikan.” Jayden menatap Valency dengan saksama. “Bagaimana, Nona Lambert?”

Valency bisa melihat pancaran mata Jayden yang diselimuti keyakinan. Menikah dengan Jayden Spencer … atau kehilangan hak cipta karyanya kepada dua pengkhianat.

Jawabannya sangat jelas.

“Saya terima.”

Creative Words

Waw! Diterima loh. Kalau kalian Valency, apakah akan terima juga? Ditawarin nikah sama pria kaya, berkedudukan, hmm apa niat di balik semua itu ya?? Terima kasih sudah baca sampai akhir! Semoga suka dengan karya ini! Kalau kalian suka, jangan lupa untuk berikan like, vote, dan comment yaa! Biar author tahu tanggapan kalian terhadap karya ini, terima kasih!

| 99+
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (32)
goodnovel comment avatar
Mia Mobateng
ayo Valencia buktikan pada dua penghianat.. kamu bisa da ga bisa di remehin
goodnovel comment avatar
Rizal Agung
uji mental seseorang
goodnovel comment avatar
Zumira Colo
lanjut Ceritanya
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 288 - Ketahuan

    [Atau kamu mau kujemput di tempat sepupumu itu?]"Oh, sial," gumam Verena, akhirnya bangkit dari kursi yang sudah beberapa jam ia duduki. Tak jauh dari sana, Ashton menoleh."Kenapa?" tanya pria itu."Tidak," balas Verena. Ia kembali duduk dan memikirkan balasan apa yang bisa dia berikan pada Eric.[Kamu sudah baca pesanku. Kenapa tidak balas?]Sebuah pesan dari Eric kembali muncul, membuat Verena berdecak."Dasar tidak sabaran." Verena membalas pesan tersebut demikian. "Apa tidak bisa dibicarakan lewat telepon saja?"Baru beberapa detik usai Verena mengirim pesan itu, balasan Eric langsung datang.[Tidak.][Harus bertemu.]Lalu satu lagi.[Tunggu aku di sana.]"Aku tidak sedang di rumah Ashton," balas Verena. "Nanti saja."[Di mana, kalau begitu?]Verena memutar otaknya dengan cepat. Jika ia menjawab ada di kantor, Eric akan dengan mudah menemukan kebenarannya."Di rumah."Eric belum tahu di mana tempat tinggalnya. Dan tidak mungkin pria itu dengan bodohnya mengecek mansion Miller un

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 288 - Ketahuan

    [Atau kamu mau kujemput di tempat sepupumu itu?]"Oh, sial," gumam Verena, akhirnya bangkit dari kursi yang sudah beberapa jam ia duduki. Tak jauh dari sana, Ashton menoleh."Kenapa?" tanya pria itu."Tidak," balas Verena. Ia kembali duduk dan memikirkan balasan apa yang bisa dia berikan pada Eric.[Kamu sudah baca pesanku. Kenapa tidak balas?]Sebuah pesan dari Eric kembali muncul, membuat Verena berdecak."Dasar tidak sabaran." Verena membalas pesan tersebut demikian. "Apa tidak bisa dibicarakan lewat telepon saja?"Baru beberapa detik usai Verena mengirim pesan itu, balasan Eric langsung datang.[Tidak.][Harus bertemu.]Lalu satu lagi.[Tunggu aku di sana.]"Aku tidak sedang di rumah Ashton," balas Verena. "Nanti saja."[Di mana, kalau begitu?]Verena memutar otaknya dengan cepat. Jika ia menjawab ada di kantor, Eric akan dengan mudah menemukan kebenarannya."Di rumah."Eric belum tahu di mana tempat tinggalnya. Dan tidak mungkin pria itu dengan bodohnya mengecek mansion Miller un

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 287 - Yang Sebenarnya Terjadi

    "Dan aku bilang kamu beruntung karena tinggal di sebelah rumahnya?"Usai mengatakan itu, Samuel kembali memandang Eric dengan tatapan asing. Ekspresi sepupunya itu tampak senang, sekaligus puas. Seakan-akan ia baru mendapatkan momen yang ia harapkan."Tunggu, Ric. Kamu tidak tahu?" tanya Samuel. "Manusia ini. Kamu tidak mendengarkan ceritaku ya!?"Eric mengibaskan tangannya. "Tidak penting."Hal itu membuat Samuel menggerutu. Mengatakan hal-hal seperti ia yang telah membantu Eric dan selalu siap sedia, tapi begini balasan Eric padanya. Eric bahkan tidak memperkenalkan Verena lebih awal padanya, dan sebagainya.Namun, Eric tidak mendengarkan. Ia sibuk menyusun rencana.Karena Verena kembali tidak membalas pesan Eric, entah kenapa. Pria itu jadi tidak bisa mengurusi persoalan mereka yang belum selesai.Kalau Verena ada di sebelah rumah, akan lebih mudah bagi Eric untuk mengurusnya.***Namun, wanita yang Eric cari sedang tidak berada di rumah."Kamu tidak mau pulang?"Pertanyaan Ashton

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 286 - Informasi Baru

    "Selamat pagi, Nona Lee."Eric Gray memandang Leon, asisten kepercayaannya selama ini, yang tengah melakukan pertemuan dengan Patricia Lee, reporter yang pertama kali memuat berita tentang dirinya dan Verena. Ia ingin menyelidiki apakah Patricia terlibat pihak-pihak lain yang ingin menjatuhkannya, ataukah dia bergerak sendiri.Karena penyelidikan pun menyatakan kalau malam itu Patricia sedang berada di rumah sakit, bukan hotel tempat pesta Eric dilaksanakan.Ditambah lagi, Eric memang sudah dengan mudah menyingkirkan berita-berita yang merugikannya dan Verena. Tapi akan sulit kalau ternyata ada musuh lain yang tidak mereka ketahui.Sejauh ini, dugaannya dan Verena sama; keluarga Miller sendiri. Lebih tepatnya pihak Olivia. Meski ada ketidakcocokan mengenai asumsi tersebut di beberapa tempat."Sekarang kamu tertarik pada ibu tunggal?" Sepupunya, Samuel, menghempaskan dirinya untuk duduk di sebelah Eric dan mengamati pertemuan Leon dengan Patricia. Eric dan Samuel tidak bergabung, mela

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 285 - Ketidaktahuan Keith

    Keith baru saja berjalan melewati pintu masuk ketika salah seorang pelayan menghampirinya dan mengatakan bahwa Verena datang berkunjung.Dan sekarang kakaknya itu ada di kamar Kimberly."Untuk apa dia ada di sana?" gumam Keith. Dia bergegas naik ke lantai 2 ketika ja mendengar suara pecahan kaca dari kamar Kimberly.Panik, Keith langsung berlari dan coba membuka pintu kamar.Terkunci. Kimberly nekat membayar orang untuk mencelakai Verena beberapa waktu yang lalu. Meskipun Keith sudah mengancam adik kembarnya itu agar ia tidak melakukannya lagi, Keith tidak yakin Kimberly akan diam saja saat melihat Verena ada di tempat yang sama dengannya.Dengan panik, Keith menggedor pintu kamar adik kembarnya.Tak berapa lama, Verena muncul di balik pintu tersebut dan langsung ditarik keluar oleh Keith."Ve!?" Tidak ada luka. Aman--tunggu. Keith mengernyit melihat tanda merah keunguan di area sekitaran tengkuk Verena. Namun, saat ia berniat memastikan tanda itu, Verena sudah menarik diri.Keith m

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 284 - Provokasi (2)

    "Apakah benar demikian?" Senyum Verena tidak sampai matanya, seolah sedang mengolok lawan bicaranya. "Anak kandung Aster Miller?"Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah Kimberly, saat Verena mengamati. Bisa jadi gadis itu benar-benar meyakini identitasnya sebagai putri bungsu keluarga Miller."Omong kosong apa yang kamu katakan?" balas Kimberly. Gadis itu akhirnya berjalan menghampiri Verena dan menarik lengan baju Verena. "Keluar dari kamarku, sekarang!"Namun, Verena menepisnya dengan mudah. "Jangan begitu. Kita baru sampai di obrolan yang kusukai." balas Verena. Ia menyelipkan kunci kamar tersebut di tas miliknya. "Kimberly. Apakah kamu pernah berpikir dari mana kamu mendapat mata abu-abu dan rambut pirang itu? Padahal di saat yang sama, keluarga kita seluruhnya berambut gelap?""Berhenti menyebutnya keluarga kita, sialan. Menjijikkan sekali!""Tapi suka tidak suka, ini memang keluargaku juga." Verena berdiri, lalu berjalan ke tepi ranjang Kimberly. "Meski aku sempat te

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 283 - Penyelidikan Masing-Masing

    "Tuan Gray, ini profil identitas reporter yang menulis berita mengenai Anda dan Nona Miller pertama kali."Eric hanya melirik laporan si asisten yang ada di atas meja sekilas sebelum kembali menekuni layar laptop di hadapan.Meski begitu, pikirannya sebenarnya tidak sedang berada di sana.Pria itu masih ada pada malam yang ia habiskan dengan Verena. Dan itu membuatnya gila karena Verena tampil seakan itu tidak berdampak apa-apa padanya.Padahal kalau ia memang benar, Eric adalah kali pertama dan kali selanjutnya wanita itu. Kenapa Verena bersikap biasa saja?"Tuan Gray?" Suara sang asisten kembali mengusik Eric."Ya, aku dengar." Eric menghela napas dan akhirnya menyandarkan dirinya ke sandaran kursi, lalu mengambil laporan yang ada."Sudah kamu cek?" tanya Eric."Ya, Tuan.""Ada yang aneh?""Saya sarankan Anda mengecek bagian keluarga, Tuan."Eric menggumam pelan. Ia hanya membaca sekilas mengenai identitas si reporter. Patricia Lee. Pendatang di negara ini, usianya ada di akhir 20-a

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 282 - Provokasi

    Verena merasakan atmosfer di mansion keluarga Miller sedikit berbeda dan cukup mencekam dibandingkan biasanya. Mungkin karena tidak ada suara para pekerja membersihkan perabotan atau mereka yang beraktivitas di dapur, mengobrol ringan sembari mempersiapkan makan. Atau mungkin juga karena suara barang pecah belah yang dihancurkan di lantai 2.Verena bisa menduga itu berasal dari kamar adik tirinya, Kimberly. Tidak sulit."Selamat pagi, Nona." Salah seorang pelayan menyapanya, bersamaan dengan suara teriakan dari lantai 2. "Tuan Miller ada di kamarnya seperti biasa, Nona. Mari saya antar "Verena menggeleng. "Aku ke sini bukan untuk bertemu dengannya." Ia mengangkat kepalanya, memandang ke arah pintu ruangan yang merupakan kamar Kimberly. "Keith di mana?""Tuan Keith belum pulang sejak semalam, Nona."Hal tersebut menimbulkan kernyitan di kening Verena.Apakah terjadi sesuatu pada pria itu setelah ia bertemu dengan Verena semalam? Atau ada hal lain?Pikiran Verena teralihkan saat kemba

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 281 - Sebelum Ledakan

    "Kalau begitu, apakah kamu masih akan berpikir kalau hubungan kita hanya sekadar bisnis untukku?"Verena memilih untuk tidak menjawab terlebih dahulu dan melanjutkan sarapannya. Ia perlu beberapa saat untuk berpikir, bukan menuruti keinginan emosionalnya seperti beberapa saat terakhir.Sepertinya obat itu sudah merusak sistem kerjanya. Sangat disayangkan.Tanpa diduga, Eric Gray tidak mengejar jawabannya. Meski begitu, bukan berarti Eric berhenti menatap Verena dengan pandangannya yang tidak bisa ia artikan itu.Oke, fokus. Pertama, soal si pria misterius. Belum selesai, tapi sedang dalam penyelidikan. Verena hanya bisa menunggu.Kedua, soal adik tirinya yang tersayang. Verena sudah mengatur rencana untuk gadis licik itu. Akan ia laksanakan di waktu yang tepat untuk hasil maksimal.Lalu, Eric Gray. Pria ini--Pikiran Verena terputus saat ponselnya kembali berdering. Mengira bahwa itu Ashton, Verena langsung mengangkatnya."Ash, sudah kubilang--""Balas pesanku."Panggilan diakhiri beg

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status