Home / Rumah Tangga / Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya / ๐—•๐—”๐—• ๐Ÿฐ. "๐—”๐—บ๐—ฏ๐—ถ๐—น ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐—ต๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐—ถ ๐—ฟ๐—ฎ๐—บ๐—ฏ๐˜‚๐˜๐—ป๐˜†๐—ฎ."

Share

๐—•๐—”๐—• ๐Ÿฐ. "๐—”๐—บ๐—ฏ๐—ถ๐—น ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐—ต๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐—ถ ๐—ฟ๐—ฎ๐—บ๐—ฏ๐˜‚๐˜๐—ป๐˜†๐—ฎ."

Author: Bayang Cermin
last update Last Updated: 2025-05-08 12:50:03

'Apa gak salah penglihatanku?' Siapa wanita ini sebenarnya? Apakah dia ... ?'

Dokter Stev sesaat terperangah memandang tanda yang melekat di tangan Nadine. Tanda berwarna coklat, membentuk daun. Belum sempat ia berpikir, suster Irma datang.

"Selamat sore Dokter, darah Nona pendonor bernama Nadine, ini sudah saya cek. Hasilnya sama dan cocok. Kita bisa mengambilnya sekarang juga, untuk segera melakukan transfusi ke Nyonya Pamela."

"Biar saya saja yang mengambil darahnya Sus," Ucap Dokter Stev, sekaligus ia adalah pemilik rumah sakit ini, yang sudah lama dibangun bersama dengan Pamela, sang istri.

Tanpa membuang waktu, Dokter Stev mengambil darah Nadine, sambil sesekali matanya memandang wajah Nadine dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Ini tidak akan membuat Anda sakit. Tarik nafas yang dalam yah," suara dokter Stev membuat hati Nadine sedikit tenang.

Namun, tatapan aneh dari sang dokter, menjadikannya tidak nyaman.

'Kenapa dokter ini memandang aku terus-terusan? Genit amat sih? Padahal udah ada umur dan ada istri yang cantik. Iissst.' gerutu hatinya. 'Atau, aku aja yang kepedean. Mikir apa sih, aku ini?'

Setelah pengambilan darah selesai, Dokter memasang alat infus untuk transfusi ke lengan Pamela, sang istri. Di tatapnya wajah Pamela. Tangannya membelai lembut rambut Pamela. Ingatannya melayang ke 27 tahun silam.

Pamela, gadis cantik berlesung pipit dikedua pipinya, membuat wanita itu begitu manis bila sedang tersenyum mau pun tertawa. Ia gadis lincah dan periang.

Pandangan pertama wajah Pamela, menjadikan hati Stev Kenrick tertaut, dan segera menikahinya. Serasa bahagia, dunia hanya milik berdua. Stev mencinta Pamela sepenuh hati. Maka itu, ia menikahi Pamela secepatnya.

"Dokter Stev!" suara Suster Irma membuyarkan lamunan Dokter Stev. "Dokter sudah ditunggu pasien di ruang praktek."

"Oh, iโ€”iya. Saya segera kesana. Oh iya Sus, ikut saya sekarang!" titah Dokter Stev, sambil menulis resep, dan melangkah meninggalkan ruangan itu

Di lorong rumah sakit terbesar miliknya, ia berhenti sejenak. Suster Irma pun ikut menghentikan langkahnya.

"Ada apa Dok? Sepertinya ada yang serius?"

"Suster, saya akan berikan surat rujukan rawat inap semalam untuk Nona Nadine," ujar Dokter Stev memberikan secarik kertas resep dan surat rujukan rawat inap untuk Nadine.

"Tapi Dokโ€”bukankah Nona Nadine sudah boleh pulang?" tanya suster Irma mengerutkan keningnya.

"Yah, seharusnya begitu. Tapi saya ada kepentingan lain untuk memeriksa sesuatu pada dirinya. Sehabis ini, berikan obat penenang. Setelah dia tidur, ambil beberapa helai rambutnya,"

Tentu saja Suster Irma, tidak berani bertanya lagi, walau sesuatu mengganjal hatinya. Karena ini adalah perintah sang atasan. "Baik Dok." jawab suster melangkah ke ruang Farmasi.

Malam semakin pekat, menambah kegelisahan beberapa pasien di ruang IGD. Pasien baru mulai berdatangan. Nadine merasa lelah untuk terus berbaring. Ia beranjak bangkit dan duduk.

"Selamat malam Nona Nadine! Bagaimana? Apa masih ada yang dirasa?" suster Irma menghampiri Nadine dengan senyum sumringah sambil memegang lengan Nadine.

"Sudah gak sakit kok Sus. Kapan saya boleh pulang?"

"Kemungkinan besok pagi Nona sudah boleh pulang. Sekarang sebaiknya istirahat dulu yah. Biar besok lebih sehat lagi. Dan jangan lupa, diminum obatnya"

Suster Irma memberikan obat ke tangan Nadine, lalu mengambil air mineral di meja samping brangkar. Tanpa ragu, Nadine langsung menelan obat itu.

Setelah memastikan, obat yang Dokter Stev berikan ditelan oleh Nadine, suster meninggalkan ruangan itu.

Satu jam Nadine, mulai merasakan rilex dan tenang. Pikirannya mulai kosong. Matanya mulai mengantuk. Udara AC di ruangan semakin dingin. Ditariknya selimut tipis berbulu membalut tubuhnya.

Ia menoleh sebentar ke wanita paruh baya yang masih belum siuman. Masih terpasang dua alat infus di tangan kanannya. Satu selang infus berwarna merah. Yah, itulah darah Nadine. Sedikit demi sedikit darah itu masuk ke tubuh Pamela.

Semoga Ibu cantik, cepat siuman dan sembuh yah Bu," gumamnya lirih. Perlahan matanya terpejam, dan mulai terlelap.

TAK! TAK! TAK!

Langkah kaki Suster Irma terdengar halus menghampiri Nadine yang sudah tertidur. Suster Irma memandangi wajah Nadine, memastikan kalau Nadine, sudah terlelap.

'Sebetulnya apa yang akan di lakukan Dokter Stev? Apa ia akan melakukan tes DNA? Tapi untuk apa? Dan siapa wanita ini?' gumam hati Suster Irma, sambil mendekati Nadine yang sudah mendengkur halus.

Satu tangannya memilih helai rambut Nadine, yang mudah untuk dicabut.

"Hmmm," suara Nadine mengagetkan Suster Irma.

'Apa dia belum tidur?' Suster Irma menarik kembali tangannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BAB 53. Rencana Licik Sang Mertua

    Rubia menarik Sandra untuk duduk di tepi ranjang. Rubia tersenyum licik. Sedangkan Sandra bingung, kenapa sang mama membawanya ke kamar ini. Wajah Rubia memperlihatkan senyum miringnya. Ia melirik kalender yang terpampang di dinding, menghitung hari, kapan Nadine akan menerima gajih. Sandra memandang wajah mamanya tanpa kedip penuh tanya. "Ma, sebetulnya mama mau ngapain sih?" "Bulan depan, si Nadine gajian kan?" bisik Rubia pelan. "Emangnya kenapa kalau dia gajian Ma? Mama mau minta?" "Dasar bodoh!" telunjuk Rubia menuding ke kening Sandra, hingga kepala Sandra mendongak ke belakang. Rubia menyipitkan matanya, pikiran busuknya yang begitu saja melintas di kepalanya untuk menguras uang Nadine. "Kita akan menguras gajih pertamanya, dan kalau bisa seterusnya selama dia masih bekerja disana. Kalau udah gak kerja, ya,, dia harus jadi babu lagi disini," gumam Rubia pelan. "Caranya Ma?" tanya Sandra memiringkan kepalanya. "Kamu dengar kan tadi! Alena bukan ibu kandungnya.

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BaB 52. Rencana Sang Mertua.

    "Mantuku yang cantik ini rupanya kelayapan terus yah! Bikin sial aja kamu lama-lama disini!" hardik Rubia. Langkah Nadine disambut celoteh dan tuduhan Rubia dari ambang pintu. Tatapan tajam menelusuri Nadine dari atas ke bawah untuk mencari cela dan mencari kesalahan Nadine. Hanya wajah sinis penuh kecurigaan dibalik wajahnya yang membuat hati Nadine merasa teriris. "Aku tadi melamar kerja Ma. Jadinya aku ke toko pakaian dulu buat kerja besok," jawab Nadine pelan. "Kerja apa? Palingan kerja jadi pembantu aja udah sombong. Ada acara beli baju segala. Sedangkan kamu aja belum bisa ganti gaun Mama yang hangus!" Mata Rubia melirik tangan Nadine yang menenteng beberapa kantong Pakaian dan sepatu, serta asesoris untuk keperluan besok di tempat kerjanya yang baru. "Ma, apa Mama belum cek saldo di ATM Mama? Maaf, tadi aku gak sempat kasih tahu. Coba aja Mama cek sekarang. Aku udah transfer ke Mama 10 juta." "Apa? Kamu jangan bercanda yah. Mana mungkin kamu bisa ganti uang segitu dalam

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BAB 51. Pamela menemukan Surat DNA.

    "DNA siapa ini?" Pamela membolak-balikkan amplop warna putih itu. Dorongan rasa penasaran mengalahkan segalanya untuk membuka amplop menarik isinya. Tangannya gemetar saat membaca isi tulisan di dalam kertas itu. Selembar kertas yang mampu menggetarkan tangannya. Matanya membulat saat membaca tulisan yang tertera nama Stev Kenrick di kolom pertama. Lalu nama kedua adalah: Nadine Soraya Nania. "Apa mungkin Papa ada anak dari perempuan lain? Apa Nadine anak dari selingkuhan Papa?" "Karena anak kami yang hilang bernama Natasya Samatha Nania. Bukan Nadine Soraya Nania. Tapi, kenapa di belakang nama ini sama-sama ada Nania?" Jantungnya berdetak keras saat ia membaca sebuah kalimat: Kecocokan DNA 99.99โ„…. Subjek Stev Kenrick adalah ayah biologis dari anak bernama Nadine Soraya Nania. Mata Pamela mulai berkaca-kaca. "Atau Nadine adalah anakku? Tapi kenapa Papa menyembunyikan hal ini sama aku?" Pamela mulai menangis terduduk lemas di kursi sofa. Ia menangis keras dengan tangan gem

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BAB 50. DNA Siapa

    "Bapak serus kan? Dengan gajih sebesar ini?" tanya Nadine masih tidak yakin, semua dihari ini bagaikan mimpi. Bantuan dari staf yang berpengalaman dan handal mempercepat proses untuk Nadine bekerja. Ruangan Nadine tersendiri. Dilengkapi AC yang sejuk dan kulkas di dalamnya sudah tersedia buah dan makanan kecil mau pun frozen. Semua sudah lengkap. laptop dan telpon, di atas meja. dan kursi kerja yang nyaman. Di dekat pintu terdapat kursi panjangan, yaitu kursi tunggu. Setip sudut ruang terhias bunga dalam vas. Dilengkapi lemari buku. Ada bel untuk OB bila ada keperluan. Nadine menghempaskan badannya di atas kursi. Ia dapat bernafas dengan lega dengan sikap Steven dan Aldiano yang begitu hangat. "Semoga mereka baik-baik saja dengan aku. Aku gak perlu bantuan Delia untuk berobat Mama." gumamnya Perusahaan multifungsi yang selama ini ia hanya melihatnya di layar TV, tapi kini menjadi rumah keduanya. yang tak pernah Ia bayangkan kini bisa digapainya dalam waktu singkat. "Krin

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BAB 49. Di ruang Presdir.

    Hati Pak Rico berbunga-bunga, menjawab telpon dari seorang Presdir. "Halo Pak Bos! Selamat pagi menjelang siang! Wah, tumben Bapak telepon saya. Sepertinya ada kabar baik yah Pak? Sepertinya ada aroma gajih gitu Pak?" "Diam kamu! Jangan berani banyak bicara dengan saya!" hardik Aldiano memekakkan telinga Pak Rico. Sampai-sampai Pak Rico terlonjak kaget sambil melompat. "Iโ€”iya, Pakโ€”Pak" Bapak Rico dan Bapak Deny, kalian berdua, silahkan ambil Surat Peringan satu, di ruang HRD!" "Apa? Tapi Pak? Salah saya apa Pak?" Tut! Tut! Tut! Suara sambungan telepon terputus. Tentu saja Pak Rico tersentak kaget. Ia berharap adanya kenaikan gajih, karena pekerjaannya selama bertahun-tahun di perusahaan ini tidak pernah membuat kesalahan. Tapi hari ini, tidak ada angin mau pun badai, Tiba-tiba harus mendapatkan surat peringatan. Ia masih terkesima diam membeku. Pak Darman, asisten Aldiano menghampiri Rico. "Dimana wanita itu?" Tidak ada jawaban dari Pak Riko. Membuat Pak Darman me

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BAB 48. Diruang Security

    "Ibu jangan main-main dengan kami. Di perusahaan ini tidak menerima orang sembarangan! Dan jangan sesekali menipu kami untuk membuat kekacauan di tempat ini!?" kata Pak Rico tegas. "Lebih baik Ibu pergi dari sini sekarang! Dari pada Ibu kami tahan!" timpal Pak Deny. Nadine mendongakkan kepalanya memandang Bapak-bapak yang berwajah sinis bergantian. Tak mengerti kenapa dirinya di tolak seperti ini. Padahal menurutnya, ia sudah berpakaian rapih dan yang paling bagus diantara pakaian lainnya. "Kenapa saya di tahan Pak? Salah saya apa? Saya serius mau ketemu Pak Aldiano! Saya kesini bukan bermaksud jahat. Apa saya ada wajah seperti orang jahat?" "Maaf, Ibu dari mana? Silahkan perlihatkan KTP Ibu.?" ujar Pak Rico, salah satu dari security menatap Nadine curiga. Nadine merogoh tas kecilnya, mengambil dompet. Lalu menarik KTP yang terselip di dalamnya. Ia menyodorkan KTP nya ke Pak Rico. Matanya tajam menatap Nadine. Ia membaca dengan teliti data yang tertulis di KTP Nadine. "

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status