Share

BAB 19. Pinjam suamimu

Author: Bayang Cermin
last update Last Updated: 2025-05-29 09:55:48

"Sekarang, katakan. Apa yang akan kamu bicarakan?" suara Nadine terdengar lirih.

"kamu sekarang udah tahu, kalau saya kerja di sana, dan kamu pun ikut bekerja di tempat saya. Dan ... dan saya gak masalah, kalau kamu mau bersaing dengan saya. Dan ... " Delia memutuskan ucapannya.

"Dan saya minta mas Erlan, ikut sama saya malam ini, biarkan suamimu menginap di rumah saya. Dan saya pastikan, besok kamu kerja, akan baik-baik aja!" Delia memandang Nadine dengan liar.

Nadine membalas tatapan Delia tanpa kedip. Ia menegakkan duduknya, dan berusaha menjaga nada bicaranya agar tetap stabil.

"Itu gak akan terjadi Del! Kamu pikir suami saya itu barang gadean? Yang bisa dipinjam sana sini?" kilah Nadine, tidak terima, kalau sang suami seolah dipinjam wanita lain.

Mata Delia tetap mengarah ke Nadine, dengan tatapan mata tajam berkilat seperti pisau, menahan emosi.

"Hei! Saya itu udah bicara baik-baik sama kamu yah! Tapi kalau kamu pura-pura gak paham, kamu tahu sendiri akibatnya, menge
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 28 Dua Kartu Nama

    "Sekarang jawab aku! Siapa lelaki itu lagi! Kamu sengaja gak mau naik mobil aku, karena mau di antar lelaki itu?" suara Erlan terdengar sangat tajam, di sela dinginnya udara di heningnya malam. Tangan Erlan mengepal, matanya menyipit. Seolah ia ingin meninju sesuatu yang ada di hadapannya. Tapi Nadine berbalik menatap Erlan tajam. Ia menelan ludah, diam sesaat. "Kamu itu yah Mas! Kamu lihat aku direndahkan Delia seperti tadi, kamu diam! Tapi kamu lihat Delia terkena air comberan, kamu marah sama orang itu! Sebetulnya aku atau Delia yang istri kamu Mas?!" Teriak Nadine melepaskan ganjalan hatinya yang sedari tadi ingin meledak. Tangisnya yang keluar dari luapan hatinya, yang sejak tadi terpendam, akhirnya meledak juga. Rasanya bara api di rumah ini semakin berkobar membakar jejaknya. Erlan baru menyadari kelakuannya memang sangatlah bodoh. "Kamu udah berani sama aku? Aku begitu, karena karyawan bego itu. Gak seharusnya dia sampei begitu sama Delia!" Kilah Erlan. "Terus? Gak s

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 27. Pria Itu Lagi.

    "Aarrrgh! udahlah, kita pulang aja! Aku mau ke toilet dulu, bersihkan badan aku!" teriak Delia. "Kamu tungguin aku ya, Er!" Erlan mengangguk. Delia berlari ke toilet. Pria manager melangkah keluar restauran sambil tersenyum. Melihat sang pria, secepatnya Nadine berlari ke arah mobil. Membawa Alena turun. Lalu mencari taksi yang lewat. Suara di belakangnya mengejutkan jantung Nadine. "Maaf Nona, kalau boleh, biar aku yang antar. Karena mencari taksi disini, jarang ada yang kewat." Jantung Nadine berdegup keras. Rasa takut menambah gunjingan para tetangga, maka ia menolak. "Nggak—nggak perlu. Aku bisa pulang sendiri." jawab Nadine gugup sambil merapat Alena melangkah ke pinggiran trotoar. "Oh iya Nona, ada yang perlu saya sampaikan tunggu sebentar!" Panggil pria itu sambil merogoh sakunya. "ini titipan dari Nyonya Pamela, harap diterima," ucap pria itu menyerahkan sebuah ponsel. Nadine menelisik pemberian pria itu, yaitu sebuah ponsel di tangannya. "Nyonya Pamela? Dari mana anda

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 26. Kekacauan di Restauran.

    Cressss!" Sekali lagi, sebuah siraman kedua muncul dari seorang pria di belakang Delia. Yang dibuatnya seolah tidak sengaja. Dua orang pria sudah menyiramnya pupuk kandang bercampur air dari rambut, mengalir ke badannya, dengan bau yang sangat menyengat. Ponsel yang dipegangnya nyaris jatuh, tubuhnya seketika membeku. Penciumannya menjadi bau, dan terasa ingin muntah. "Kalian—apa-apaan ini! Kalian sengaja?!" suara Delia meninggi. Gaun berwarna pink yang dibanggakan dan harum, kini menjadi kuyup dengan cairan berwarna coklat dan bau yang menyengat. Nafasnya tersendat di kerongkongannya menahan agar supaya tidak muntah. Rasa mual menyeruak seisi perutnya. "Ma—maaf mbak, saya gak sengaja. Karena ini sangat berat," ucap pria itu sambil menunduk. "Dasar tolol! Restauran semewah ini, kenapa harus ada pekerja yang gak profesional!? Kenapa harus terima orang goblok ke restauran mewah ini!" Delia teriak-teriak karena rasa malu yang mendera. Pria itu membungkuk. "Maaf mbak, ini hanya pup

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 25. Direndahkan

    Tawa mereka penuh kepuasan yang mendalam. Namun, terdengar seperti cambuk bagi Nadine. Terlalu menyakitkan. Di liriknya Erlan, yang hanya tercengang tanpa berkata apa-apa. Apa lagi membelanya. Ia hanya berdiri dan diam. Entah apa yang ada di dalam hatinya. Delia sangat senang dengan permainan ini. Hatinya bersorak. 'Kamu mau coba-coba ingin bermain denganku Nadine?' gumam hatinya. Otaknya masih berputar mencari-cari rencana busuk yang sekian kalinya. Matanya melirik ke Rubia dan Sandra bergantian, seolah memberi kode untuk sesuatu yang akan dilakukan. Rubia mengambil telur mentah, yang sedari tadi sudah disiapkan terlebih dulu. Di pecahkan telur itu ke wajah Nadine. Kembali tawa itu menggema. Tidak sampai disitu, Delia mengambil sisa-sisa makanan, termasuk kulit-kulit udang. "Sekarang kamu harus makan ini sayang. Ini vitamin buat badan kamu yang kurus lurus itu. Ayo makan." tukas Delia sambil tertawa, dan melemparkan isi sisa makanan itu ke wajah Nadine. "Cukup! Cukup!"

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 24. Dipermalukan

    Disudut sana Nadine duduk bersama Erlan. Di sampingnya duduk Delia. Mereka berhadapan dengan Rubia dan Sandra. Orang-orang sekitar Nadine, Stev tidak mengenalinya. Terkecuali adalah Rubia, yang pernah mengusirnya. Mereka sedang menikmati makanan bersama. "Sepertinya Nadine bahagia dengan keluarga suaminya," gumam Stev. Jantungnya berdegup keras. Ia meraih ponsel menghubungi seseorang. Disana terlihat mereka semua sangat menikmati malam itu. Ditengahnya terpampang kue tar berhias cream bermacam warna. Di pinggirnya 2 butir telur ayam berwarna merah dan biru. "Kamu mau ini Mas? Aku sendokin yah," ujar Nadine, menyendokkan udang mentega di dalam piring hias. "Mama juga mau itu yah, sendokin mama sekalian!" tukas Rubia. "Aku gak usah kak, aku bisa sendiri. Kakak sendokin Delia aja. Kamu mau yang mana Del?" celetuk Sandra. "Itu, aku mau udang sama sapinya. Ayo cepatlah sedikit Nadine. Aku udah lapar tau!" cetus Delia dengan bibir tersenyum miring. Malam ini, wajah Nadine tam

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 23 Inisial Tulisan NS Nania di Gelang

    "Betul sekali Dok. Tentunya saya menemui anda ingin menyampaikan hasil tes DNA ini," ucap dokter Laras sambil menyerahkan amplop putih itu ke tangan Stev. Dengan hati-hati dan jantung berdebar, dokter Stev membuka amplop itu. Membaca berkali-kali, seolah tidak percaya dengan hasil tes DNA itu. Jantungnya berdegup keras. Tertulis dengan jelas, hasil dari tes DNA, yang menyatakan, kalau dirinya dan Nadine adalah 99.9℅. Bibirnya bergetar. Air mata mulai menetes, bukan karena sedih atau pun kecewa. Namun, kebahagiaan yang tak terkira membuatnya menangis. Membuat dokter Laras memiringkan kepalanya, dengan dahi berkernyit. "Dokter? Dokter Stev? Ada apa? Apa hasilnya mengecewakan?" "Oh, ti—tidak. Hasilnya seperti ini, rasanya saya tidak percaya." "Apa dokter meragukan kemampuan saya sebagai dokter patologi molekuler? Saya bekerja sudah puluhan tahun, dengan hasil selalu memuaskan," ujar dokter Laras masih dengan dahi berkernyit. "Apa yang dokter ragukan dari saya?" "Saya tidak pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status