Share

5

Penulis: GREYWIND
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-30 17:03:59

Ada aroma alkohol tercium. Deru napas berat sarat akan hasrat. Aku bisa merasakannya dari cara Mas Ega melucuti pakaianku satu persatu. 

Sepertinya, hari ini Mas Ega berhasil mendapatkan klien. Dan berhubungan intim adalah cara Mas Ega merayakan keberhasilan. Melerai ketegangan di antara kami sebelumnya.

Di dalam kamar gelap itu, aku menerima banyak kenikmatan dan hal-hal panas memabukkan jiwa. Ini tidak seperti Mas Ega. Bahkan ini lebih menggairahkan dibandingkan malam pertama.

Otot-otot kekarnya, lebar bahu yang membuatku candu untuk memeluknya, semua seperti tidak nyata. Sebab, aku baru tahu bila Mas Ega memiliki tubuh bagus nan berisi. Selain itu, banyak gerakan-gerakan baru yang membuat tubuhku bergetar syahdu. 

‘’Mas…’’

Setiap aku memanggil namanya, Mas Ega melumat habis bibirku. 

‘’Akh…’’

Setiap desahan terdengar, Mas Ega menggauliku seperti suami yang sudah lama tidak menyentuh istri.

Rasanya, aku  bagai dibawa terbang ke langit tujuh bidadari. 

Aku ingin melihat bagaimana suamiku itu memperlakukanku. Tapi diri begitu pemalu, sehingga dari sejak menikah, kami selalu bercinta dalam keadaan gelap gulita.

‘’Selin, kamu sangat menggairahkan,’’ bisik Mas Ega ketika aku berhasil membuatnya menggerung karena pelepasan yang entah sudah keberapa.

‘’Udahan yuk, Mas. Apa masih mau nambah lagi?’’ godaku karena berpikir pasti Mas Ega sudah tidak sanggup. Aku pun sudah sakit kepala karena efek minuman. Atau bisa jadi, karena aroma terapi yang masih saja dibiarkan menyala.

Namun ternyata aku salah. Mas Ega malah melanjutkan hingga aku dibuat kelelahan sampai tidak sadarkan diri.

Senyumku mengembang sempurna ketika terbangun keesokannya.

Pergumulan tadi malam, tidak bisa lepas dengan mudah sangking terlalu indah. Aku akan mengingatnya seumur hidup. Atau kalau perlu mengingatnya hingga mata ini menutup.

Tanganku bergerak, meraba-raba mencari tubuh Mas Ega di sebelahku. Aku ingin bermanja-manja walau selangkanganku masih terasa perih. 

Tapi, hampir semenit aku mencari, tidak aku dapati Mas Ega di segala sisi tempat tidur. Sontak aku bangun dari tidur. Melihat ke arah jendela, ternyata matahari masih belum menampakkan sinarnya. Lalu kenapa Mas Ega tidak ada? Bukankan suamiku itu selalu bangun di jam tujuh pagi. 

‘’Sekarang baru jam setengah enam,’’ kataku dengan suara khas orang bangun tidur. 

‘’Apa Mas Ega pergi ke studio? Tapi masa iya sepagi ini?’’ pikirku seraya mengangkat bahu, bersikap masa bodoh.

Setelah melihat jam di tembok. Segera aku menyingkap selimut. Masuk ke dalam kamar mandi karena badan ini, sangat-sangat bau keringat. 

‘’Mas Ega.’’ Aku jadi senyum-senyum sendiri. 

Baru kali ini Mas Ega melakukannya sampai berkali-kali. Biasanya, Mas Ega hanya melakukan sekali. Setelah itu dia tertidur pulas seperti orang mati.

Mungkin karena pertengkaran tadi malam, Mas Ega merasa bersalah dan ingin membahagiakanku dengan cara seperti itu.

Aku pun berniat untuk membalasnya dengan memasak masakan yang beliau suka. 

Selesai melakukan ritual setelah mandi, aku bersiap menunggu tukang sayur lewat di depan rumah. Dan ketika melewati garasi, aku lihat Mobil Mas Ega tidak ada. Berarti benar beliau pergi ke studio. 

‘’Eh, Mbak Selin. Pagi-pagi rambutnya sudah basah sekali.’’ Tetangga sebelah rumah menyapa sambil membawa kantong belanja.

‘’Bu Retno,’’ sapaku meski tersipu malu. ‘’Mau belanja, Bu?’’

‘’Iya nih. Tukang sayur hari ini libur. Jadi terpaksa deh ke pasar.’’

Pantas saja suara khas tukang sayur komplek tidak terdengar sejak tadi. Jadi ku putuskan untuk ke pasar bersama Bu Retno.

‘’Mbak, Mas Ega banyak sekali mobilnya, ya? Tapi kenapa yang selalu dibawa ke rumah mobil sedan biasa?’’

Aktivitasku yang sedang memilih sayur jadi terjeda.

‘’Mas Ega hanya punya satu mobil kok, Bu. Nggak ada mobil lain. Sedan yang ibu maksud itu yang warna putih, kan?’’

‘’Iya yang putih. Tapi tadi malam, ada mobil sport warna hitam. Keren sekali. Suami saya sampai berdoa loh pengen punya yang seperti itu juga kaya Mas Ega.’’

Aku mencoba memahami penjelasan Bu Retno dengan mendengarkan secara penuh.

‘’Tadi malam saya pulang pagi buta karena habis ke luar kota. Terus nggak sengaja lihat Mas Ega sama temannya. Uh, temannya ganteng sekali, Mbak. Kalau tidak ingat suami sama anak-anak, mungkin saya sudah kepincut kali.’’ 

‘’Mana badannya bagus banget lagi. Berotot kekar kayak artis-artis india di film laga.’’

Menggelegarnya tawa Bu Retno seperti taburan jarum akupuntur yang menghambur ke seluruh tubuhku. Aku dibuat syok. Kaku tidak bisa bergerak, berkata maupun bicara.

‘’Tapi gak lama, mereka pergi lagi. Ada kali cuma beberapa jam di rumah. Eh, Mbak. Aku nggak mata-matain, ya. Jangan salah paham. Kebetulan, aku sama suami masih terjaga ketika mereka keluar.’’

‘’Mbak Sel… hussshh… mbak!’’ Tepukan kuat dari Bu Retno menyadarkanku dari lamunan.

‘’E-eh, iya, Bu. Gimana?’’

‘’Ya ampun, Mbak. Kamu mikirin apa, sih? Apa karena tadi malam abis ngelakuin yang hot-hot, ya?’’ Bu Retno tertawa geli.

‘’Maksudnya?’’

‘’Kita sudah sama-sama ibu-ibu rumah tangga. Saya sih maklum kalau Mbak Selin sama Mas Ega masih pengantin baru. Tapi suaranya jangan kenceng-kenceng banget dong. Kedengaran sampai ke sebelah tau!’’

Masih dengan tawa gelinya, lagi-lagi aku harus menyembunyikan rasa malu lewat senyuman. Jika Bu Retno saja bisa mendengar. Itu berarti, temannya Mas Ega pun turut mendengar suara-suara di dalam kamar. 

Membayangkannya pipiku sudah kembali merona. Meski aku tidak tau siapa temannya Mas Ega itu.

‘’Ah, iya. Maaf ya, Bu,’’ lirihku. Wajahku sudah memerah, karena mengetahui hal ini dari tetanggaku sendiri. ‘’Oh, iya. Apa Mas Ega sering membawa teman-temannya yang lain selain yang tadi malam?’’

‘’Setau saya sih, enggak, Mbak. Baru kemarin malam saja. Mas Ega itu dikenal baik di lingkungan komplek. Makanya pas tau sudah menikah, banyak anak gadis di sini pada patah hati.’’

Aku tidak peduli sebaik apa Mas Ega di mata tetangga. Tapi bagiku, Mas Ega seperti pria-pria mencurigakan di setiap cerita yang pernah aku baca.

Sel, kamu di mana? Kok mas pulang kamu nggak ada?

Aku tidak berlama-lama di pasar ketika mendapat pesan dari Mas Ega. 

Begitu sampai di depan gerbang, sedan putih sudah terparkir gagah di depan rumah.

‘’Selin, lain kali kalau pergi kabari mas. Jangan sampai mas nyari-nyariin kamu kayak tadi.’’ Tiba-tiba Mas Ega muncul dari balik pintu, membuatku langsung memperhatikan bentuk tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Pria yang kini tengah memelukku seakan khawatir itu, membuat harga diriku seakan tidak ada artinya. Atau bisa jadi, hilang menyatu dengan debu jalanan. 

Apakah karena aku berasal dari desa, karena itulah suamiku tega membagiku dengan pria asing?

Mas Ega, bukanlah orang yang membuatku bahagia ketika terbangun pagi ini. Dan itu adalah kenyataan pahitnya. Bentuk tubuh yang aku lihat dan rasakan sekarang, sangat jauh berbeda dengan lekuk tubuh pria yang ada di ranjangku tadi malam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   66

    Ega dikejar waktu. Abi terus menagih janji. Tekananpun terasa menghimpit. Hingga suatu hari, Ega teringat akan seorang gadis. Gadis yang lugu, polos tak terjamah.Cinta masa kecilnya.Cinta pertama Ega. Tidak pernah tersentuh pria. Hatinya masih suci dan prilakunya sangat baik.Aku. Selin.Dalam perjalanan ke kampung, Ega terus-menerus berdoa agar aku belum menikah. Dan ternyata, harapan itu pun sesuai keinginan Ega.Perjumpaan yang ku pikir tidak disengaja ternyata sudah direncanakan. Karena tujuan Ega bukan untuk berkunjung ke kampung halamannya ketika kecil. Tetapi tujuan Ega adalah mencariku. Karena rasa bahagia dan ketulusan cinta lama bersemi kembali, aku tidak bisa melihat ada maksud dibaliknya.Ega membuaiku dengan untaian kalimat indah. Yang aku pikir Ega merasakan hal seperti di dalam hatiku.Cinta yang sempat terkubur, muncul kembali ke permukaan. Kupu-kupu bermekaran di dalamnya. Bunga indah pun tumbuh tak terkira.Hingga akhirnya Ega mengatakan tidak bisa berlama-lama

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   65

    Abi bukan manusia iblis tidak berhati. Abi hanyalah manusia biasa. Abi pun merasakan sakit hati atas pengkhianatan Ratih.Hanya saja Abi menutupinya dengan topeng. Ya, topeng.Topeng ketenangan, ketegasan dan ketegaran.Luka yang dibuat Ratih bukannya tidak membuat Abi menangis. Hanya saja air mata itu tidak terlihat. Karena tangisan itu ada di dalam jiwanya.Setiap malam Abi susah tidur. Makan pun tidak terasa enak dan rasanya sangat pahit. Abi tidak bisa membohongi perasaannya yang masih mencintai Ratih, namun Ratih tidak pantas mendapatkan cinta darinya lagi.Lagi pula, tidak ada patah hati yang sembuh dalam satu atau dua malam, bukan?Setiap hari Abi mencari-cari celah kekurangan dirinya sebagai suami. Perlakuan romantis dan perhatian tiada batas selalu Abi curahkan. Tidak perduli sesibuk apapun Abi, Ratih tetap Abi perhatikan.Kemewahan? Jangan ditanyakan seperti apa Abi meratukan Ratih.Semuanya yang terbaik. Namun tampaknya, menjadi suami penyayang adalah kesalahannya. Rati

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   64

    Setelah kejadian itu, hari-hari Ega dan Ratih seperti neraka. Jangankan bisa melalui hari seperti biasa, sehari tidak disambangi anak buah Abi saja Ega sangat-sangat bersyukur.Apa itu ketenangan? Apa itu kedamaian?Dua kata sederhana tetapi apalah daya, Ega tidak bisa mewujudkannya barang sedetik.Prang!Bugh!‘’Hentikan!’’ Ratih berteriak memohon anak buah Abi berhenti menghancurkan barang-barang dan memukuli Ega. ‘’Berhenti atau saya laporkan ke polisi!’’Akan tetapi ancaman Ratih tidak digubris sama sekali. Mereka seperti tidak mendengar wan

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   63

    ‘’Mas menyesal.’’Ucapan itu terdengar sungguh-sungguh, tetapi percuma saja tidak bisa meruntuhkan keteguhanku yang sangat kokoh.‘’Mas?’’Benar-benar menjijikkan mendengar sebutan itu. Tidak pernah terkira akan memiliki perasaan itu. Dulu sangat mencintainya namun dimanfaatkan dengan begitu kejam.Aku merasa menjadi wanita paling bodoh karena pernah menjadi istrinya.‘’Andai saja mas tidak mengikuti kemauan Rosdiana, mungkin kita tidak seperti ini.’’ Ega menyesali perbuatannya, namun apa yang ditanam itulah yang ia tuai.

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   62

    Tiada hari tanpa penyesalan dan rasa bersalah. Aku yang terikat pernikahan pula tidak bisa membantu banyak.Anggap saja aku kacang yang lupa akan kulitnya. Karena yang terlihat aku seperti itu sebenarnya sudah bersusah payah membujuk Abi.Namun pendirian Abi itu ternyata bukan dikarenakan yang selama ini ku pikirkan. Melainkan, karena, Rosdiana adalah mantan istri Abi.Aku masih diam di tempat, tidak ada kata dan hal yang bisa dilakukan saat ini.Semuanya benar-benar mencengangkan, bagai kejutan luar biasa yang tidak aku harapkan sama sekali.‘’Sayang. Kamu jangan salah paham. Mas bisa jelaskan.’’ Abi sampai mengguncang t

  • Istri yang Dijajakan Oleh Suami   61

    Memikirkan jika Rosdiana begitu putus asa sampai-sampai meminta tolong pada Abi, aku masih bisa memakluminya.Apalagi karena obat yang Abi tebuskan. Rela antri demi menebus dan membayar.Tetapi, sejauh manakah Abi mengikhlaskan menolong Rosdiana? Aku pun terus membuntuti dalam senyap.‘’...kau memilihnya dan meninggalkan aku…’’Aku termangu seketika.Memilih dan meninggalkan?Siapa yang dimaksud Abi memilihnya?Dan… Rosdiana dan Abi ternyata pernah bersama?

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status