Share

Bab 12 : Titik Terang

Baru saja aku tiba di anak tangga terakhir, aku dikejutkan dengan penampakan Mas Athar. Wajahnya kusut dan rambutnya berantakan. Tatapan matanya terlihat tajam dan merah. Seperti orang yang sedang marah.

Aku membalas tatapannya. Tak ada rasa takut lagi dalam diriku ketika melihat Mas Athar. Aku bersedekah lalu bertanya, “Kamu kok bisa di sini? Harusnya kamu belum bebas.”

Dia menyeringai. Kemudian dia menjawab, “Kamu pikir, mudah penjarain aku? Aku punya channel dimana-mana. Mereka bisa bantu aku. Jadi, jangan berbangga diri dulu kamu, Ziva. Penyiksaan aku bakal terus berlanjut setelah ini. Kamu nggak akan pernah bisa berada di atasku. Kamu harus tetap di bawahku.”

“Oh, itu nggak akan bisa lagi, Mas. Aku bukan Ziva yang dulu. Ziva yang sekarang jauh lebih pintar dibanding kamu,” ucapku dengan santai.

“Jangan sombong kamu!”

Daguku terangkat ke atas sambil berkata, “Aku sombong karena ulah kamu, Mas. Dulu, kamu yang sombong setelah ambil alih posisiku di perusahaan. Sekarang, aku ada di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status